Anda di halaman 1dari 38

TATALAKSANA

SIFILIS
PADA KEHAMILAN

Hanny Nilasari
Div IMS Dept DV, FKUI-RSCM
Panel Ahli Bidang Advokasi, Promosi,dan Pencegahan HIV dan
Penyakit Infeksi Menular Seksual
SIFILIS
• Penyakit sistemik
• Penyebab: bakteri Treponema pallidum
• Jika tidak diobati
• penyakit berkembang dalam stadium dengan gambaran klinis
yang bervariasi dan tidak khas
• komplikasi serius
• Jika diobati dini
• komplikasi sedikit
• Dapat mempermudah penularan HIV

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 2


Penularan SIFILIS
• Terutama ditularkan melalui
• kontak seksual (genito-genital, ano-genital, oro-genital) atau
• dari ibu hamil kepada janin dalam kandungan
• Paling menular kepada pasangan seksual dalam stadium
primer dan sekunder
• Perkiraan: 3-10% tertular dalam satu kali hubungan
seksual dengan pasangan yang terinfeksi

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 3


Perjalanan penyakit SIFILIS
• Masa inkubasi: umumnya 21 hari, kisaran 10-90 hari
• Memperbanyak diri pada tempat inokulasi dan
membentuk luka / chancre  SIFILIS PRIMER
• Menyebar ke kelenjar getah bening setempat, kemudian
ke pembuluh darah  SIFILIS SEKUNDER
• Dapat mengenai banyak organ tubuh  SIFILIS
SEKUNDER & LATEN
• SIFILIS TERTIER  infeksi /inflamasi pembuluh darah
dalam susunan saraf pusat dan sistem kardiovaskular atau
membentuk lesi gumma

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 4


Perjalanan penyakit SIFILIS

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 5


Perjalanan penyakit SIFILIS

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 6


Klasifikasi SIFILIS (WHO)

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 7


SIFILIS pada ibu hamil
• Dapat tertular dari pasangan seksual
• Manifestasi klinis sama dengan pada orang tidak hamil
• Stadium PRIMER
• Stadium SEKUNDER
• Stadium LATEN
• Stadium TERSIER
• Risiko penularan pada janin / bayi dalam kandungan
• Sifilis KONGENITAL

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 8


SIFILIS Std PRIMER (S-1)
• Di lokasi inokulasi
• Ulkus durum/chancre:
• Berkembang dari makula – papul – ulkus
• KHAS: tidak nyeri, berindurasi, dasar bersih
• Sangat infeksius
• Dapat hilang spontan dalam 3-6 minggu
• Dapat terjadi lesi multipel
• Limfadenopati regional: kenyal, tidak nyeri, bilateral
• Tes serologi sifilis dapat non-reaktif pada sifilis primer
dini

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 9


SIFILIS Std PRIMER (S-1)

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 10


SIFILIS Std SEKUNDER (S-2)
• Lesi muncul beberapa minggu setelah lesi primer
muncul
• Dapat menetap sampai beberapa bulan
• Lesi S-1 dan S-2 dapat terlihat dalam waktu yang sama
• Paling sering  lesi mukokutan
• Tes serologi paling tinggi dalam stadium ini

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 11


SIFILIS Std SEKUNDER (S-2)

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 12


SIFILIS Std SEKUNDER (S-2)

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 13


SIFILIS Std LATEN (S-laten)
• Kategori:
• Laten dini (kurang dari 1 tahun)
• Laten lanjut (lebih atau sama dengan 1 tahun)
• Jika tidak diketahui awitan infeksi – dianggap S-laten lanjut
• Tidak tampak lesi  bukti: tes serologi reaktif
• Dapat terjadi:
• Di antara S-primer dan S-sekunder
• Sesudah S-sekunder
• 60-85% tetap asimtomatik selama bertahun-tahun tanpa
terapi

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 14


SIFILIS KONGENITAL
• Akibat infeksi transplasenta
• Manifestasi dari asimtomatik sampai fatal
• Manifestasi dini: abortus spontan, lahir mati, ensefalitis,
lesi kulit generalisata, rhinitis (snuffles nose), disfungsi
hepar, kegagalan multi organ
• Manifestasi lanjut: umumnya tidak tampak saat lahir,
termasuk osteitis tulang panjang, malformasi gigi (trias
Hutchinson) dan maksilofasial, keratitis, tuli
neurosensorik, gangguan neuropsikologis

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 15


SIFILIS KONGENITAL
Organ tubuh
janin yang
terkena sifilis:

Hepar
Paru-paru
Tr. Gastrointestinal
Ginjal
Pankreas
Susunan syaraf
pusat
Sistem tulang

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 16


SIFILIS KONGENITAL
• Definisi WHO:
• Lahir mati, lahir hidup atau janin mati pada usia
kehamilan lebih dari 20 minggu atau lebih dari
500 g, dari seorang ibu seropositif sifilis tanpa
pengobatan yang adekuat.
• Lahir mati, lahir hidup, atau anak usia kurang
dari 2 tahun dengan bukti terinfeksi sifilis
secara klinis atau mikrobiologik

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 17


SIFILIS KONGENITAL
• Definisi WHO:
• Sifilis kongenital dengan bukti secara
mikrobiologis:
• Mikroskop lapangan gelap: pada preparat tali pusat,
plasenta, cairan hidung atau lesi kulit  tampak
T.pallidum
• IgM spesifik T.pallidum reaktif
• Titer serologi non treponema reaktif 4 kali lipat
lebih tinggi dibandingkan titer ibu.

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016


Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 18
Diagnosis SIFILIS
• Secara KLINIS
• Sebagian besar tanpa keluhan dan gejala
• Lesi dini cepat hilang
• Lesi tidak tampak
• Infeksi laten
• Biasanya digunakan TES SEROLOGI

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 19


Tes SEROLOGI SIFILIS (TSS)
Tes NONTREPONEMA
• Antibodi ini dapat timbul Tes TREPONEMA
• Tes ini jarang memberikan hasil
sebagai reaksi terhadap positif palsu.
infeksi sifilis, namun juga • Tes ini dapat memberi hasil
bisa memberikan banyak positif/reaktif seumur hidup
hasil positif palsu. walaupun terapi sifilis telah berhasil
• Contoh: RPR (Rapid • Contoh: TPHA (Treponema Pallidum
Plasma Reagin) dan Haemagglutination Assay), TP-PA
VDRL (Venereal Disease (Treponema Pallidum Particle
Research Laboratory) Agglutination Assay), FTA-ABS
(Fluorescent Treponemal Antibody
Absorption).

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 20


Peeling et al. Bulletin of the WHO, 2004:82(6)
Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 21
TSS VDRL & TPHA
• KEUNTUNGAN
• Mudah dilakukan
• Dapat membedakan infeksi aktif dan infeksi masa lampau yang
sudah diobati
• KERUGIAN
• Memerlukan peralatan listrik untuk lemari es (menyimpan reagen),
rotator dan sentrifuge
• Tidak bisa menggunakan whole blood
• Hasil negatif palsu bisa terjadi karena antibodi berlebihan
(fenomena prozone)

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 22


Rapid Test for Syphilis (TP
Rapid)
• Dapat menggunakan whole blood, serum atau plasma
• Dapat digunakan di layanan kesehatan sehingga pasien
dapat langsung diobati
• Mudah dilakukan, tidak memerlukan tempat
penyimpanan khusus atau transport - pada suhu <30o
• Mudah diinterpretasi, selesai dalam waktu sekitar 30
menit
• Tidak ada efek prozone
• Tidak dapat membedakan infeksi aktif dan infeksi masa
lampau yang sudah diobati

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 23


Alur Tes
Serologis
Sifilis bila
TERSEDIA
Tes Non
Treponema
dan
Treponema

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 24


Alur Tes Serologis Sifilis Pada Ibu
Hamil Bila Hanya Tersedia TP
Rapid

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 25


Interpretasi Tes Serologi Sifilis
TPHA
RPR atau atau INTERPRETASI
VDRL TP Rapid
Reaktif Non Tes skrining
reaktif nontreponema positif
palsu

Reaktif Reaktif  Sifilis yang belum diobati;


 Sifilis lanjut yang pernah
diobati
 Frambusia

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 26


Interpretasi Tes Serologi Sifilis

RPR atau TPHA atau


VDRL TP Rapid INTERPRETASI
Non reaktif Reaktif  Sifilis sangat dini yang belum
diobati;
 Sifilis dini yang pernah diobati
 Frambusia

Non reaktif Non reaktif  Bukan sifilis;


 Sifilis masa inkubasi;
 Sifilis sangat lanjut;
 Sifilis bersamaan dengan infeksi HIV
dan imunosupresi

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 27


Tatalaksana SIFILIS pada ibu hamil

• Sifilis DINI (S-1 dan S-2):


• Benzathin penicillin G 2,4 juta unit dosis tunggal injeksi
intramuskular ATAU
• Procaine penicillin G 1,2 juta unit injeksi intramuskular sekali
sehari selama 10 hari
• Bila alergi penisilin dan tidak memungkinkan untuk
desensitisasi, atau tidak tersedia:
• Eritromisin 4X500 mg per oral selama 14 hari ATAU
• Seftriakson injeksi intramuscular 1 g sekali sehari, selama 14 hari, ATAU
• Azitromisin 2g per oral dosis tunggal
• Catatan: ketiga obat dapat mengobati ibu hamil, namun tidak dapat melewati
sawar plasenta, sehingga tidak dapat mengobati janinnya

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum


Pertemuan (syphilis).
Diskusi 2016 Ahli
Kasus dan Konsultasi 28
Tatalaksana SIFILIS pada ibu hamil

• Sifilis LANJUT (termasuk S laten):


• Benzathin penicillin G 2,4 juta unit injeksi intramuskular sekali
seminggu selama 3 minggu berturut-turut (interval jangan
melebihi 14 hari) ATAU
• Procaine penicillin 1,2 juta unit injeksi intramuskular sekali sehari
selama 20 hari
• Bila alergi penisilin dan tidak memungkinkan untuk desensitisasi,
atau tidak tersedia:
• Eritromisin 4X500 mg per oral selama 30 hari
• Catatan: obat dapat mengobati ibu hamil, namun tidak dapat melewati sawar
plasenta, sehingga tidak dapat mengobati janinnya

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 29


Reaksi Jarisch-Herxheimer
• Reaksi demam akut, seringkali disertai nyeri kepala,
mialgia, dan keluhan lain
• Biasanya terjadi dalam 24 jam pertama setelah
pemberian terapi awal apapun untuk sifilis dan
seringkali terjadi pada pasien sifilis dini, kemungkinan
karena bakteri masih sangat banyak dalam stadium dini

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 30


Reaksi Jarisch-Herxheimer
• Pasien harus diberi tahu
• Dapat diberikan antipiretik untuk mengurangi simtom,
namun tetap tidak dapat mencegah reaksi
• Reaksi Jarisch-Herxheimer dapat menginduksi partus
atau menyebabkan fetal distress pada perempuan hamil,
namun hal ini tidak menjadi alasan untuk tidak mengobati
atau menunda pengobatan

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 31


Rekomendasi

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 32


PMK No. 23 tahun 2022

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 33


Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 34
Evaluation Of Treatment Efficacy

• Kriteria pasti untuk keberhasilan atau kegagalan pengobatan


belum ditetapkan, dan menilai respons terhadap pengobatan
seringkali sulit

• Kegagalan pengobatan tidak dapat dibedakan vs infeksi ulang

• Umumnya, efektivitas terapi dipantau oleh remisi gejala dan


penurunan titer antibodi yang diukur dengan tes
nontreponemal

• Titer antibodi serial harus diukur menggunakan tes yang


sama di laboratorium yang sama

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 35


• Penurunan titer ---menunjukkan respon perbaikan, dan peningkatan titer
menunjukkan kegagalan pengobatan atau infeksi ulang.

• Titer antibodi fosfolipid menurun empat kali lipat setelah tiga bulan
(misalnya, dari 1:32  1:8) dan delapan kali lipat setelah enam bulan
(misalnya, dari 1:32 -1:4) dengan terapi standar.

• Ada 15% pasien yang diobati utk sifilis dini tidak menunjukkan
penurunan titer—4 kali lipat pada satu tahun pasca pengobatan

• Waktu untuk penurunan titer antibody--- lebih lambat dengan tes RPR
vs VDRL

• Kondisi infeksi HIV dapat menunda penurunan titer baik pada sifilis primer
maupun sekunder

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 36


Penutup
•Sifilis pada perempuan hamil:
• Didiagnosis lebih dini
• Diobati lebih dini
Dapat mencegah sifilis kongenital

Rekomendasi :
Pemeriksaan 3 jenis pemeriksaan : Sifilis,
HIV, dan Hepatitis B– trimester pertama,
dual HIV-Sifilis RDT– dapat digunakan
Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 37
TERIMA KASIH

Pertemuan Diskusi Kasus dan Konsultasi Ahli 38

Anda mungkin juga menyukai