Disusun Oleh :
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 ISI
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.3 Daftar Pustaka
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana dasar pemikiran Teori Kebidanan menurut Ramona T. Mercer?
1.2.2 Bagaimana pengunaan Teori Kebidanan Ramona T. Mercer dalam Model Praktik
Kebidanan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Dasar pemikiran Teori Kebidanan menurut Ramona T.Mercer
1.3.2 Untuk Mengetahui penggunaan Teori Kebidanan Ramona T Mercer dalam Model
Praktik Kebidanan
4
BAB 2
ISI
5
Untuk pencapaian peran ibu, Mercer (1981, 1986an, 1995) menetapkan beberapa
asumsi:
a. Inti diri yang relatif stabil diperoleh melalui sosialisasi seumur hidup,
menentukan bagaimana ibu mendefinisikan dan merasakan momen-
momen sebagai seorang ibu, persepsinya terhadap bayinya dan tanggapan
lain terhadap ibunya, dengan situasi hidupnya yang mana dia berespon
(Mercer,1986an).
b. Di samping pada sosialisasi ibu, tingkat perkembangan dan karakteristik
kepribadian bawaan juga mempengaruhi respon perilakunya (Mercer,
1986an).
c. Partner peran ibu, bayinya akan mencerminkan kemampuan ibu dalam
berperan sebagai ibu melalui proses pertumbuhan dan perkembangan
(Mercer,1986an).
d. Bayi (infant) dianggap sebagai partner aktif dalam proses pengambilan
peran sebagai ibu, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perannya
(Mercer, 1981).
e. Ayah dan partner ibu lainnya yang dekat dapat menyumbangkan
pencapaian peran dalam cara yang tidak dapat diduplikasikan dengan
pendukung lainnya (Mercer, 1995).
Teori ini lebih menekankan pada stress antepartum dalam pencapaianperan ibu. Mercer
membagi teorinya menjadi 2 topik :
1. Efek Stress Antepartum
6
Keluarga digambarkan sebagai satu sistem yang dinamis meliputi subsistem-individu
(bapak, ibu, janin/bayi) dan pasangan (ibu-bapak, ibu-janin/bayi, dan bapak-janin/bayi)
dalam system keluarga secara keseluruhan. Mercer menjelaskan tentang efek stress
antepartum terhadap fungsi keluarga sebagai satu keutuhan, fungsi pasangan individual
(hubungan timbal balik ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan status
kesehatan sebagai variable dependen/bebas.
Status kesehatan adalah persepsi ayah dan ibu terhadap kesehatan mereka sebelumnya,
kesehatan sekarang, harapan sehat, ketahanan-kerentanan terhadap penyakit, keprihatinan
terhadap kesehatan, orientasi penyakit, dan penolakan akan peran sakit. Status kesehatan
bayi didefinikasikan sebagai pengembangan patologi kombinasi dengan pandangan orangtua
terhadap kesehatan bayi secara umum.
Stres antepartum dapat ditekan/diminimalisasi oleh karakteristik individual dalam
keluarga dan dukungan sosial yang ada. Tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya
tentang efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga, bahwa variabel-variabel
mempunyai efek negative dan positif terhadap fungsi keluarga.
Efek yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut : stress, peristiwa kehidupan yang
negatif dan risiko/komplikasi kehamilan, harga diri, dan status kesehatan. Harga diri, status
7
kesehatan, dan dukungan sosial diprediksi mempunyai efek positif langsung terhadap rasa
memiliki (sense of mastery). Sense of mastery diperkirakan mempunyai efek negative langsung
terhadap kecemasan yang pada akhirnya mempunyai efek negative terhadap fungsi keluarga.
Mercer kemudian menguji cobakan model efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga
pada para wanita yang dirawat di RS dengan risiko/komplikasi kehamilan, kemudian
dibandingkan dengan wanita kehamilan risiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang
optimal daripada keluarga para wanita dengan kehamilan risiko rendah.
Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk
mengekspresikan kepuasaan dan penghargaan peran. Bila fungsi keluarganya positif
maka ibu hamil dapat mengatasi stress antepartum. Perubahan yang terjadi pada ibu
hamil selama kehamilan (trimester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang dialami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan
sterss antepartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu
dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal).
1) Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat
berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
2) Ibu memerlukan sosialisasi
3) Ibu cendrung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
4) Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa
menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
1) Anticipatory (Pendahuluan)
Fase pendahuluan adalah masa sebelum menjalani suatu peran. Dengan demikian,
seseorang mulai melakukan penyesuaian dengan mempelajari harapan dari peran
tersebut. Wanita mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis dengan
mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
8
2) Formal
Wanita memasuki peran ibu sebenarnya, Wanita memasuki peran ibu yang
sebenarnya sehingga bimbingan peran sangat dibutuhkan sesuai dengan
kondisi sistem.
3) Informal
Fase informal dimulai ketika individu tersebut telah mengembangkan caranya
sendiri dalam memainkan peran yang tidak termasuk dalam system social.
4) Final atau Personal
Final atau personal merupakan fase dalam pencapaian peran. Seseorang menentukan
gayanya sendiri dalam penampilan peran, sedangkan orang lain pada umumnya
menerima penampilan tersebut. Penyesuaian social dan psikologis terjadi selama
memodifikasi peran sehingga mengakibatkan individu tersebut merasa nyaman
dengan perannya (Mercer 1981).
Sebagai bahan perbandingan, menurut Mercer peran ibu adalah dimulai setelah 3-7 bulan
setelah bayi lahir. Sementara menurut Reva Rubin, peran ibu telah dimulai antara sejak masa
kehamilan dan enam bulan setelah melahirkan.
a. Faktor Ibu :
1) Umur ibu pada waktu melahirkan.
2) Persepsi ibu pada waktu melahirkan pertama kali.
3) Stres social.
4) Memisahkan ibu dengan anak secepatnya.
5) Dukungan social.
6) Konsep pribadi.
7) Sifat pribadi.
8) Sikap terhadap membesarkan anak.
9) Status kesehatan ibu.
9
b. Faktor Bayi :
1) Temperamen.
2) Kesehatan bayi.
c. Faktor-faktor Lainnya :
1) Latar belakang etnis.
2) Status perkawinan.
3) Status ekonomi.
Dari subfaktor dukungan sosial (faktor ibu), Mercer mengidentifikasikan 4 faktor pendukung:
a. Dukungan emosi (Emotional support), yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya
dan mengerti.
b. Dukungan informasi(Informational support), yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan ibu sehingga dapat membantu menolong dirinya sendiri.
c. Dukungan fisik(Physical support), misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan
tambahan dana.
d. Dukungan penilaian(Appraisal support), yaitu mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian
peran ibu.
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status
ekonomi, dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian
peran. Peran bidan yang diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantuwanita
dalam melaksanakan tugas adaptasi peran serta, mengidentifikasik factor-faktor yang
memengaruhi pencapaian peran, dan kontribusi dari stress antepartum.
Pada saat postpartum, Mercer mempresentasikan suatu model peran ibu selama
tahun pertama yang terdiri atas:
a. Fase pemulihan fisik (lahir – 1 bulan).
b. Fase pencapaian (2-4 atau 5 bulan).
c. Fase kekacauan (6-8 bulan).
d. Fase reorganisasi (8-12 bulan).
10
Fase-fase adaptasi diatas mencakup tiga level, yaitu level biologis, psikologis, dan sosial.
Level biologis meliputi pemulihan fisik dan adaptasinya terhadap tumbuh kembang bayi. Level
psikologis merupakan reaksi dan persepsi wanita tentang menjadi ibu. Level sosial meliputi
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial pada tahun pertama. Dalam kurun waktu
setahun, proses adaptasi terjadi dalam tingkatan yang bervariasi. Pada fase pemulihan fisik
adaptasi level biologis lebih menonjol. Sementara pada fase lebih lanjut, adaptasi level sosial
dan psikologis yang lebih menonjol.
Adaptasi pada fase lebih lanjut dapat terhambat jika ada problem yang tidak teratasi pada
fase lebih awal. Misal, kesehatan fisik yang buruk pada fase pencapaian akan menghambat
adaptasi psikologis dan sosial yang terjadi selanjutnya.
Adaptasi fase dan level tersebut mempunyai implikasi terhadap praktik. Menurut Mercer,
pemberian informasi dapat dimulai sebelum kelahiran, berupa informasi tentang apa saja
yang akan terjadi selama persalinan dan postpartum. Pada fase pencapaian misalnya, wanita
perlu mendapat nasihat untuk melakukan pemeriksaan jika mempunyai masalah fisik maupun
psikologis. Hal ini didasarkan pada penemuannya bahwa sebanyak 2/3 dari wanita pada empat
bulan postpartum mengeluhkan masalah kesehatan (flu, infeksi genital, penyakit kronis,
penyakit lambung, anemia, masalah payudara, dan kerontokan rambut). Tindakan
pencegahan terhadap beberapa masalah tersebut sebagian besar dapat dilakukan pada
antenatal.
11
2.5 MODEL PRAKTIK KEBIDANAN SESUAI TEORI RAMONA T. MERCER
Dengan mempelajari Teori Kebidanan Ramona T. Mercer, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
untuk membantu wanita mempersiapkan proses Pencapaian Peran Sebagai Ibu, Bidan sebagai
tenaga profesional dalam memberikan Praktik Asuhan Kebidanan dapat merencanakan
pemberian informasi lebih lengkap yaitu informasi tentang proses kehamilan,persalinan
dilengkapi dengan informasi proses pasca persalinan dan bagaimana wanita bertahan secara
fisik dan psikologis dalam pola pengasuhan di awal-awal masa kelahiran.
Informasi dari Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan yang diberikan tentunya tidak hanya
ditujukan kepada Ibu sebagai pusat layanan kebidanan namun berdasarkan teori Ramona T
Mercer perlunya informasi kepada pasangan dan keluarga tentang dukungan-dukungan
lingkungan sekitar dalam membantu Ibu mencapai perannya.
Selain itu bayi juga memegang PERANAN PENTING dalam pencapaian Peran Ibu pada Teori
RAMONA T MERCER, sehingga disarankan terdapat interaksi yang terjalin baik antara Ibu dan
Bayi sehinga BONDING & ATTATCHMENT dianggap penting dan sangat mendukung
keberhasilan asuhan ini.
Sehingga dalam pemberian Praktik Asuhan Kebidanan, Bidan dapat merencanakan dan
mengorganisasikan persiapan kebutuhan Ibu lebih baik seperti :
1. Memberikan kelas Persiapan perawatan bayi kepada calon Ibu dan Ayah ataupun keluarga
dilengkapi dengan kelas komplementer seperti kelas persiapan persalinan dan relaksasi
kehamilan agar mengurangi kondisi stress antepartum yang dialami wanita dalam masa
kehamilan.
2. Menjelaskan tentang kebutuhan Bayi baru lahir dan adaptasi bayi baru lahir agar calon ibu
dan ayah serta keluarga lebih siap akan kondisi yang akan ditemui.
3. Menjelaskan dan meminta dukungan pasangan dan keluarga untuk dapat menjadi
lingkungan yang positif dan mendukung Ibu secara Emosi, Fisik dan Penilaian Positif atau
Apresiasi akan niat dan setiap hal baik yang Ibun sudah coba lakukan dan lalui selama masa
pasca bersalin.
12
4. Bidan Dapat memberikan Konseling atau Visite lanjutkan ke rumah secara pribadi di masa-
masa sulit Ibu untuk dapat menemani dan mendukung Ibu sebagai bentuk dukungan
sesama wanita.
5. Diusahakan setelah masa persalinan, Ibu berada dekat dengan bayi dan tidak terpisah
mulai dari menjalankan proses IMD hingga Rooming In
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ramona T. Mercer dalam penelitiannya menemukan enam variabel yang terkait dengan
fungsi kesehatan yaitu stress antepartum, dukungan sosial, harga diri, perasaan menguasai,
kecemasan, dan depresi. Tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya lagi tentang efek
stress antepartum terhadap fungsi keluarga, bahwa variabel-variabel mempunyai efek
negative dan positif terhadap fungsi keluarga yaitu stress, peristiwa kehidupan yang negatif
dan risiko/komplikasi kehamilan, harga diri, dan status kesehatan.
Pada teori yang kedua Mercer Dalam penelitiannya, Mercer menemukan variabel-variabel
yang memengaruhi pencapaian peran. Wanita dalam mencapai peran Ibu dipengaruhi oleh
faktor Ibu, bayi, dan faktor lainnya seperti latar belakang etnis, status perkawinan, status
ekonomi.
Untuk Itulah dibutuhkan Peran Bidan dalam merencanakan Praktik Asuhan Kebidanan yang
tepat kepada Calon Ibu dan Calon Ayah agar Tujuan mendampingi Wanita mencapai Perannya
sebagai Ibu dapat dicapai dengan lebih baik.
3.2 SARAN
Dengan teori-teori ini diharapkan kepada mahasiswa bidan atau tenaga bidan dapat
mengenal kondisi wanita dalam setiap siklusnya, kemudian memahami bagaimana kebutuhan
wanita dalam melalui proses kehamilan hingga pasca persalinan agar dapat merencanakan
setiap tindakan seorang bidan kelak dalam memberikan konseling dan pengelolaan yang tepat
sasaran kepada kliennya. Diharapkan dengan pemberian Praktik Asuhan Kebidanan dengan
lebih tepat guna, Mutu Pelayanan Kebidanan dapat semakin baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
17