Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“KEPERAWATAN MATERNITAS”
Untuk memenuhi tugas METODOLOGI KEPERAWATAN
Dosen Pengampu :
Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep.,Sp.Kep.Mat.

Disusun oleh :

1. Mardiyana (P07220118082)
2. Marizka Nur Aisyah (P07220118085)
3. M. Akbar Naim (P07220118094)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN BALIKPAPAN
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“KEPERAWATAN MATERNITAS”tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.

Balikpapan, 17 juli 2019

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................. i


Daftar isi ........................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ..................................................................................... iii
B. Tujuan .................................................................................................. iii
BAB II Tinjauan Teori
A. Asumsi yang mendasari konseptual ..................................................... 1
B. Sumber teori ......................................................................................... 2
C. Definisi dan konsep utama ................................................................... 3
D. Paradigma Keperawatan ...................................................................... 6
E. Pencapaian Peran Ibu : Mercer’s Original Model ............................... 7
F. Model Revisi pada tahun 2003............................................................. 10
G. Asumsi Mayor terkait Paradigma keperawatan ................................... 11
H. Penerimaan dalam Keperawatan .......................................................... 12
I. Kelemahan Teori .................................................................................. 13
J. Pembahasan ......................................................................................... 14
BAB III Penutup
Kesimpulan ................................................................................................... 18
Daftar Pustaka .............................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ramona T. Marcer adalah profesor emeritus di departemen kesehatan
keperawatan keluarga di Universiti Of Calivornia San Vransisco karirnya sudah
termasuk posisi sebagai kepala perawat, staf di intrapartum. Penelitiannya
tentang pengasuhan anak dalam situasi rendah dan beresiko tinggi, dan transisi
keperan ibu telah berlangsung lebih dari 30 tahun.
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat maternitas
sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam berbagai tindakan
keperawatan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post partum, dan
perawatan bayi baru lahir. Sebagai perannya sebagai perawat perfesional,
perawat maternitas perlu mengembangkan ilmu dan kiat keperawatan yang
salah satunya adalah harus dapat mengintregasikan model konseptual khusus
nya dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas.
Konsep teori marcer ini dapat di aplikasikan dalam perawatan BBL
terutama pada kondisi psikososial dan TUJ emosional BBL masih sering
terabaikan. Model konseptual marcer memandang bahwa sifat bayi berdampak
pada identitas peran ibu. Respon perkembangan BBL yang berinteraksi dengan
perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi .

B. Tujuan
1. Untuk memahami teori Ramona T. Mercer
2. Untuk mengetahui apa itu keperawatan maternitas menurut Ramona T.
Mercer

iii
BAB II
TINJAUN TEORI

A. Asumsi yang Mendasari Model Konseptual

Maternal Role Attainment-Becoming A Mother adalah model


konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh Ramona T. Mercer. Model ini
tercipta setelah Mercer melakukan berbagai riset yang berkenaan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi parental attachment pada ibu post partum
dan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ibu tersebut adalah
emosional bayi baru lahir. Mercer mengidentifikasi bahwa komponen
emosional bayi yang mempengaruhi peran ibu tersebut adalah temperamen bayi,
kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik
umum, responsiveness dan kesehatan umum.

Asumsi Mercer berkaitan dengan pengembangan model maternal role


attainment, di antaranya adalah bayi baru lahir diyakini sebagai partner yang
aktif dalam proses pencapaian peran ibu, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
peran ibu serta peran pasangan dan bayinya akan merefleksikan kompetensi ibu
dalam menjalankan perannya sehingga dapat tumbush dan bekembang.

Perkembangan identitas peran ibu sangat terpengaruh oleh kondisi


psikologis dan perilaku ibu dan bayi. Pada bayi, respon perkembangan yang
berpengaruh terhadap interaksi dengan perkembangan identitas peran ibu
antara lain adanya kontak mata sebagai isyarat komunikasi, refleks
menggenggam, refleks tersenyum dan tingkah laku yang tenang sebagai respon
terhadap perawatan ibu, konsistensi tingkah laku interaksi dengan ibu serta
respon ibu terhadap bayinya dapat meningkatkan pergerakan bayi. Dengan
demikian kondisi bayi baru lahir sangat berpengaruh terhadap pencapaian dan

1
pengembangan peran ibu sehingga perawat bayi baru lahir adalah komponen
penting dalam penerapan model konseptual yang dikemukakan oleh mercer.

B. Sumber Teori
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan
menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu (dapat dilihat gambar
di bawah)

2
C. Definisi dan Konsep Utama (Mayor)
Mercer menggunakan konsep-konsep utama dalam mengembangkan model
konseptualnya. Konsep-konsep tersebut adalah:

3
1. Pencapaian peran ibu (maternal role attainment) adalah suatu proses
pengembangan dan interaksional dimana setiap saat ketika ibu menyentuh
bayinya akan menciptakan kemampuan mengasuh dan merawat termasuk
membentuk peran dan menunjukkan kepuasan dan kesenangan
menikmati perannya tersebut.
2. Maternal identity menunjukkan internalisasi diri dari ibu.
Persepsi terhadap kelahiran bayi adalah persepsi setiap wanita dalam
menunjukkan persepsi pengalamannya selama melahirkan bayinya.
3. Self esteem digambarkan sebagai persepsi individu dalam
menggambarkan dirinya sendiri.
4. Konsep diri adalah seluruh persepsi individu terhadap kepuasan diri,
penerimaan diri, harga diri dan kesesuaian antara diri dan ideal dirinya.
5. Fleksibilitas dikemukakan untuk menunjukkan bahwa peran tidaklah
kaku. Fleksibilitas perilaku pengasuhan anak meningkat seiring dengan
meningkatnya perkembangan. Ibu yang lebih tua berpotensi untuk
mengalami kekakuan pada bayinya dan untuk menyesuaikan pada setiap
situasi. Childrearing attitude adalah perilaku ibu atau kepercayaan
mengenai pengasuhan anak.
6. Status kesehatan didefinisikan sebagai persepsi orang tua terhadap
prioritas kesehatannya, pandangan terhadap kesehatan, kesehatan saat ini,
resistensi atau kemungkinan untuk sakit, hal yang dikhawatirkan dalam
kesehatan, orientasi sakit dan memutuskan peran sakit.
7. Kecemasan digambarkan sebagai persepsi individu tentang situasi yang
penuh stress seperti adanya bahaya atau ancaman.
8. Depresi ditunjukkan dengan adanya beberapa gejala tekanan yang
ditunjukkan dari perilaku ibu, Role strain-role conflict (konflik peran)
didefinisikan sebagai konflik dan kesulitan yang dirasakan oleh wanita
dalam penyesuaiannya terhadap tugas peran ibu.

4
9. Gratification-satisfaction digambarkan sebagai kepuasan, kenikmatan,
umpan balik dan kebanggaan yang diekspresikan oleh wanita dalam
berinteraksi dengan bayinya dan dalam memenuhi tugas rutinnya sebagai
seorang ibu.
10. Attachment adalah komponen dari peran orang tua dan identitas yang
digambarkan sebagai proses dalam mempertahankan komitmen sikap dan
emosi yang telah terbentuk.Infant temperament dikaitkan dengan apakah
bayi sulit mengirimkan untuk membaca isyarat, arahan pada perasaan
ketidakmampuan dan keputusasaan dari ibu.
11. Status kesehatan bayi (infant health status) adalah kesakitan yang
disebabkan oleh permisahan ibu dan bayi, mempengaruhi proses kasih
sayang (attachment).
12. Karaktersitik bayi (infant characterize) meliputi temperamen bayi,
penampilan dan status kesehatan.
13. Isyarat-isyarat bayi (infant cues) adalah perilaku bayi yang menunjukkan
respon terhadap ibunya.
14. Keluarga (family) didefinisikan sebagai sistem yang dinamis yang terdiri
atas subsistem-individu (ibu, ayah, janin/bayi) dan dyad (ibu-ayah, ibu-
janin/bayi, ayah-janin/bayi) yang bersama dalam satu sistem.
15. Fungsi keluarga (family functioning) adalah pandangan individu terhadap
aktivitas dan hubungan antara keluarga dan sub sistem serta unit sosial
yang tinggal dalam rumah.Ayah atau pasangan intim (father or intimate
partner) berkontribusi pada proses pencapaian peran ibu yang pada
pelaksanaannya tidak bisa digantikan oleh orang lain. Interaksi ayah
membantu mengurangi tekanan dan memfasilitasi pencapaian peran ibu.
Stress terbentuk dari persepsi positif atau negatif tentang hidup dan
lingkungan.
16. Dukungan sosial (social support) adalah sejumlah bantuan yang diterima,
puas dengan bantuan tersebut dan orang-orang disekitarnya selalu siap

5
untuk membantu. Terdapat empat area dukungan sosial yang mencakup
dukungan emosional, informasi, fisik dan penilaian.
17. Hubungan ibu-ayah (mother-father relationship) adalah persepsi tentang
hubungan pasangan yang mencakup nilai, tujuan antara keduanya dan
perjanjian. Kasih sayang ibu terhadap bayinya berkembang seiring
dengan lapangan emosional dari hubungan orangtuanya.

D. Paradigma keperawatan berdasarkan model konseptual Ramona T.


Mercer
1. Keperawatan
Mercer (2004) mengemukakan bahwa keperawatan adalah profesi
yang dinamis dengan tiga fokus utama yaitu promosi kesehatan,
mencegah kesakitan dan menyediakan layanan keperawatan bagi yang
memerlukan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian
untuk memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan.
Pengkajian selanjutnya pada klien dan lingkungan, perawat
mengidentifikasi tujuan klien, menyediakan layanan pada klien yang
meliputi dukungan, pendidikan dan pelayanan keperawatan pada klien
yang tidak mampu merawat dirinya sendiri.

2. Manusia
Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep
manusia namun mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri
sebagai bagian dari peran yang dimainkan. Wanita sebagai individu dapat
berperan menjadi orang tua jika telah melalui mother-infant dyad. Inti dari
manusia tersusun dari konteks budaya dan dapat mendefinisikan dan
membentuk situasi. Konsep kepercayaan diri dan harga diri sebagai
manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya dan ayah dari bayinya atau
orang lain yang berarti saling mempengaruhi.

6
3. Kesehatan
Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai
persepsi kesehatan mereka yang lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang
kesehatan, resiko terhadap penyakit, kekhawatirkan dan perhatian tentang
kesehatan, orientasi pada penyakit dan penyembuhannya, status
kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan status
kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh.
Kesehatan dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi.
Mercer mengemukakan bahwa stress suatu proses yang memerlukan
perhatian penting selama perawatan persalinan dan proses kelahiran.

4. Lingkungan
Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari
definisi Bronfenbrenner’stentang ekologi lingkungan dan berdasarkan
teori awalnya. Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat
menjadi bagian dari lingkungan, terdapat akomodasi mutual antara
perkembangan individu dan perubahan sifat dengan segera. Stress dan
dukungan sosial dalam lingkungan mempengaruhi untuk mencapai peran
maternal dan paternal serta perkembangan anak.

E. Pencapaian Peran Ibu : Mercer’s Original Model


Maternal Role Attainmen yang dikemukakan oleh Mercer merupakan
sekumpulan siklus mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Model ini
dikembangkan oleh Mercer sejalan pengertian yang
dikemukakan Bronfenbrenner’s, yaitu :
1. Mikrosistem adalah lingkungan segera dimana peran pencapaian ibu
terjadi. Komponen mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan

7
ibu-ayah, dukungan sosial, status ekonomi, kepercayaan keluarga dan
stressor bayi baru lahir yang dipandang sebagai individu yang melekat
dalam sistem keluarga. Mercer (1990) mengungkapkan bahwa keluarga
dipandang sebagai sistem semi tertutup yang memelihara batasan dan
pengawasan yang lebih antar perubahan sengan sistem keluarga dan
sistem lainnya.
2. Mesosistem meliputi, mempengaruhi dan berinteraksi dengan individu
di mikrosistem. Mesosistem mencakup perawatan sehari-hari, sekolah,
tempat kerja, tempat ibadah dan lingkungan yang umum berada dalam
masyarakat.
3. Makrosistem adalah budaya pada lingkungan individu. Makrosistem
terdiri atas sosial, politik. Lingkungan pelayanan kesehatan dan
kebijakan sistem kesehatan yang berdampak pada pencapaian peran ibu.

Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap


penguasaan peran, yaitu :
1. Antisipatori : tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup
data sosial, psikologi, penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap
peran, belajar untuk berperan, hubungan dengan janin dalam uterus dan
mulai memainkan peran.
2. Formal : tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses
pembelajaran dan pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku
menjadi petunjuk formal, harapan konseptual yang lain dalam sistem
sosial ibu.
3. Informal : merupakan tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan
atau cara khusus yang berhubungan dengan peran yang tidak terbawa
dari sistem sosial. Wanita membuat peran barunya dalam keberadaan
kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan ke
depan.

8
4. Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita
terhadap perannya. Pengalaman wanita yang dirasakan harmonis,
percaya diri, kemampuan dalam menampilkan perannya dan pencapaian
peran ibu.

Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan
dan perkembangan bayi baru lahir Respon perkembangan bayi sebagai
respon terhadap perkembangan peran ibu adalah:
1. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam
2. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu
3. Perilaku interaksi tang konsisten dengan ibu
4. Becoming a Mother Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan
aktifitas.

9
F. Model Revisi pada tahun 2003, Mercer merevisi model maternal role
attainment menjadi a becoming mother.
Pada model ini ditempatkan interaksi antara ibu, bayi dan ayah sebagai
sentral interaksi yang tinggal dalam satu lingkungan (dapat dilihat dalam
gambar di bawah)

10
Dalam model ini dijelaskan variabel lingkungan keluarga dan teman
meliputi dukungan sosial, nilai dari keluarga, budaya, fungsi keluarga dan
stressor. Lingkungan komunitas meliputi perawatan sehari-hari, tempat kerja,
sekolah, rumah sakit, fasilitas rekreasi dan pusat kebudayaan. Lingkungan
yang lebih besar dipengaruhi oleh hukum yang berhubungan dengan
perempuan dan anak-anak, termasuk ilmu tentang bayi baru lahir, kesehatan
reproduksi, budaya terapan dan program perawatan kesehatan
nasional (Tomey, 2006)

G. Asumsi Mayor terkait Paradigma keperawatan


1. Inti dari sebuah konsep peran diri yang stabil, diperoleh melalui proses
sosialisasi yang berlangsung seumur hidup seorang ibu, mempengaruhi
bagaimana seorang ibu mampu mengartikan dan mempersepsikan suatu
peristiwa, persepsi ibu tentang respon bayi dan orang lain mengenai
peran keibuannya, dengan kondisi lingkungannya yang ada, adalah
sebuah kenyataan yang direspon ibu.
2. Selain sosialisasi ibu, tingkat perkembangan dan karakteristik
kepribadian bawaan juga mempengaruhi respon perilaku ibu tersebut.
3. Peran mitra ibu, respon bayi, akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam
mencapai peran keibuannya melalui proses pertumbuhan dan
perkembangan.
4. Bayi dianggap sebagai mitra aktif dalam peran
ibu pada proses mengambil peran, mempengaruhi dan menjadi
terpengaruh oleh berlakunya peran.
5. Ayah atau pasangan intim ibu memberikan kontribusi untuk pencapaian
peran dengan cara yang tidak dapat diduplikasi oleh oranglain
(pendukung lainnya). Pengenalan diri ibu berkembang bersamaan
dengan pemahaman dan kemampuan ibu dan masing-masing tergantung
pada factor yang lain.

11
H. Penerimaan dalam Keperawatan
1. Penerimaan dalam Praktik keperawatan: konsep Maternal Role
Attainment - Becoming A Mother ini penting diaplikasikan dalam
melakukan pendekatan pada praktek keperawatan maternitas, baik
terutama keperawatan meternitas di komunitas. Mengingat bentuk
pendidikan, dukungan dan bimbingan yang dapat diberikan kepada ibu
dan keluarga dapat berlangsung lama dan berkesinambungan, sehingga
seorang perawat maternitas sebaiknya melanjutkan pendekatan ke ibu
dan keluarga di lingkup komunitas. Walaupun tidak menutup
kemungkinan dapat di aplikasikan dalam praktek diklinik maupun di
rumah sakit, namun keterbatasan waktu dalam melayani ibu di tempat
ini, akan mengurangi kelangsungan proses adaptasi ibu untuk mengadop
pendidikan “peran menjadi ibu” tersebut.

2. Penerimaan dalam Pendidikan: KonsepMaternal Role Attainment -


Becoming A Mother tersebut dapat diterima sebagai salah satu konsep
yang dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan. Situasi akademis
akan menjadikan lingkungan yang kondusif untuk dilakukan kritisi
terhadap konsep ini secara empiris. Sehingga muncul pengembangan
konsep yang lebih lengkap dan berorientasi pada customer need, yaitu
ibu dan keluarga.

3. Penerimaan dalam penelitian: konsepMaternal Role Attainment -


Becoming A Mother dapat dilakukan kajian dan analisis melalui kegiatan
riset dan pengembangan, sehingga melalui kegiatan ini manfaat dan
kefektifannya dapat dilihat secara nyata. Sehingga dengan penguatan
konsep melalui kegiatan penelitian maka praktek keperawatan
dikomunitas dapat terjaga kualitasnya. (Tomey, 2006)

12
I. Kelemahan Teori
Teori Mercer sangat aplikatif jika ditujukan untuk mengkaji kondisi
yang berkaitan dengan pencapaian peran namun teori ini belum aplikatif
dalam menggali data yang berhubungan dengan kebutuhan dasar terutama
pemenuhan kebutuhan fisik. Oleh karena itu penerapan konsep Mercer perlu
dimodifikasi dengan teori lain untuk melengkapi kekurangannya.

13
J. PEMBAHASAN
Pada awalnya model konseptual Mercer lebih lebih ditujukan pada
pengkajian ibu post partum karena model ini berfokus pada proses
pencapaian peran ibu dan bagaimana menjadi seorang ibu. Namun jika
meninjau konsep model yang dikemukakan oleh Mercer ini bayi adalah
bagian yang sangat penting dalam proses pencapaian peran tersebut, dimana
interaksi bayi dengan ibu yang terjalin utuh dan sistematis akan mempererat
kasih sayang antara keduanya.

Penerapan konsep model Mercer dalam praktek keperawatan


maternitas dikenal sebagai bonding attachment. Bonding attachment adalah
interaksi antara orang tua dengan bayinya yang dimulai sejak dalam
kandungan, dilanjutkan saat proses persalinan serta dipertahankan selama dan
setelah proses post partum. Pengertian bonding sendiri adalah dimulainya
interaksi emosi, fisik dan sensoris antara orang tua dan bayinya segera setelah
lahir ditampilkan melalui daya tarik satu arah oleh orang tua terhadap bayinya.
Sedangkan attachment adalah ikatan perasaan kasih sayang antara orang tua
dengan bayinya meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi,
fisik yang kuat berupa hubungan timbal balik yang saling menguntungkan
melalui sinyal antara pemberi asuhan utama dan bayi yang berkembang
secara berangsur-angsur. (Matterson, 2001).

Pengkajian terhadap bonding dapat dilakukan dengan melakukan


observasi terhadap perilaku orang tua dengan mengenali bayinya, memberi
nama dan mengakui adanya bayi sebagai anggota keluarga. Attachment
meliputi pengkajian verbal dan non verbal ibu dan keluarga saat berinteraksi
dengan bayinya, meliputi respon orang tua saat bayi menangis, apakah orang
tua menunda pekerjaan atau kebutuhan dan berjalan mendekat, menerima
tanggung jawab mengasuh bayinya dan melaksanakan perawatan pada bayi,
merubah panggilan orang tua dengan panggilan yang diharapkan anak.

14
(Mercer, 1995). Perilaku orang tua yang menunjukkan adanya bonding
attachment adalah adanya sentuhan fisik dengan menyusui, sentuhan kulit,
adanya kontak mata saat menyusui dan saat bayi terbangun, berbicara serta
memeriksa tubuh bayi. Peran ayah yang aktif dalam proses persalinan
maupun merawat bayi akan menunjukkan keterikatan yang lebih kuat dari
pada ayah yang tidak terlibat dalam proses persalinan dan perawatan bayi
(Reeder, 1997). Hal-hal tersebut sejalan dengan bagaimana Mercer
menggambarkan bagaimana pencapaian peran menjadi ibu.

Mercer menegaskan pada teorinya bahwa proses pencapaian peran ibu


yang dilalui dengan empat fase akan selalu berhubungan dengan respon bayi.
Pada fase anticipatory yang dimulai sejak kehamilan, bayi juga dilibatkan
untuk berinteraksi, lalu fase kedua yang dimulai saat kelahiran bayi yang juga
memerlukan peran perawat dalam melakukan pengkajian fisik secara umum,
model Mercer ini juga mendukung dengan pengkajian yang lebih difokuskan
pada psikososial. Pada fase ketiga informal, peran ibu dalam proses interaksi
dengan bayinya menjadikan ibu lebih matang di dalam menjalankan perannya.
Fase keempat personal, ibu telah menginternalisasi perannya sehingga ibu
mulai merasa percaya diri,merasa mampu dalam menjalankan tugasnya.

Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak


pada identitas peran ibu yang meliputi : temperamen, kemampuan
memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan
kesehatan umum. Mercer juga mengembangkan teorinya pada bayi baru lahir
yang lebih spesifik dengan mengkaji kontak mata antara bayi dengan ibunya
sebagai isyarat pembicaraan, adanya refleks menggenggam, refleks
tersenyum dan tingkah laku yang tenang sebagai respon terhadap perawatan
yang dilakukan ibu. Konsistensi tingkah laku interaksi dengan ibu dan respon
yang datang dari ibu akan meningkatkan pergerakan. Sejalan dengan asumsi

15
Mercer ini, May (1990) membedakan perilaku bayi khususnya temperamen
bayi kedalam 2 (dua) ketegori:

1. Tipe ”easy infant” dimana bayi menunjukkan fungsi tubuh yang teratur,
perasaan yang positif dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap
perubahan lingkungan.
2. Tipe ”difficult infant” dimana bayi menunjukkan irama tubuh yang tidak
beraturan serta berespon lambat terhadap rangsangan atau situasi yang
baru.

Proses pencapaian identitas peran ibu ini menurut model konseptual Mercer
dapat memakan waktu sebulan atau beberapa bulan (Mercer, 1995).
Sedangkan masa bayi baru lahir atau neonatus berlangsung selama 40 hari
bahkan di klinik bersalin atau rumah sakit pengaplikasian pada bayi baru
kurang dari 24 jam. Perawatan bayi selanjutkan menjadi tanggung jawab
perawat yang ada di komunitas dan perawat anak.

Meighan (2001), mengemukakan bahwa teori Mercer sangat relevan


digunakan pada berbagai setting praktek keperawatan maternitas dan anak.
Hal ini didasarkan pada hasil penelitiannya yang selalu dapat diaplikasikan
dalam tatanan pelayanan keperawatan. Penerapan konsep Mercer ini lebih
banyak terfokus pada kondisi psikologis dan fisik sedangkan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia tidak terkaji. Oleh karena itu agar dapat menggali
data yang komprehensif konsep model Mercer ini harus dikombinasi dengan
teori lain yang mencakup kebutuhan dasar manusia.

Peran ayah yang terlibat dalam proses persalinan dan perawatan bayi
akan meningkatkan pencapaian ikatan kasih sayang secara utuh. Selain itu
kondisi ibu dan bayi yang sehat dan sangat diharapkan oleh ibu akan
mempercepat pencapaian peran menjadi ibu. Hal ini sangat menguntungkan
mengingat dampak pelaksanaan bonding attachment pada bayi adalah bayi

16
akan merasa dihargai, diperhatikan, menumbuhkan sikap percaya, aman,
berani bereksplorasi, bertambah pengertian, menumbuhkan sikap social dan
merupakan fase awal terciptanya dasar kepribadian yang positif. (Klaus,
1990).

Selain itu, jika dalam yang penulis kemukakan tersebut terjadi


sebaliknya, bahwa dalam pengkajian seorang ibu belum mampu mencapai
perannya sebagai ibu ataupun calon ibu, seperti halnya belum mampu
memberikan rasa empati, sensitif dan kasih sayangnya kepada bayi sejak dini
maka perawat maternitaslah yang dapat memberikan peranan dalam
membantu ibu mencapai peran tersebut, melalui pendidikan, dukungan dan
bimbingan berkesinambungan pada ibu dan keluarga, mulai dari saat masih
mengandung sampai dengan setelah melahirkan sampai sekitar usia 4 bulan
setelah kelahiran bayi. Kategori peran tersebut termasuk instruksi untuk
pengasuhan bayi, membangun kesadaran dan tanggap terhadap kemampuan
interaktif bayi, mempromosikan intervensi untuk mempererat hubungan ibu-
bayi, ibu / persiapan peran sosial, dan interaktif terapeutik perawat-klien
hubungan. Terbukti dalam penelitian bahwa Interaktif terapeutik perawat-
klien dan persiapan hubungan peran ibu / sosial memiliki dampak yang lebih
besar pada variabel-variabel yang menunjukkan kemajuan dalam peran
menjadi ibu dari ajaran formal. Bukti terbatas pada bagaimana menumbuhkan
perasaan ibu tentang dirinya menjadi seorang ibu dan keterikatan pada
bayinya (Mercer RT, dkk, 2006).

Teori Mercer sangat aplikatif jika ditujukan untuk mengkaji kondisi


yang berkaitan dengan pencapaian peran namun teori ini belum aplikatif
dalam menggali data yang berhubungan dengan kebutuhan dasar terutama
pemenuhan kebutuhan fisik. Oleh karena itu penerapan konsep Mercer perlu
dimodifikasi dengan teori lain untuk melengkapi kekurangannya.

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Maternal Role Attainment-Becoming A Mother adalah model konseptual


keperawatan yang dikemukakan oleh Ramona T. Mercer. Model ini tercipta
setelah Mercer melakukan berbagai riset yang berkenaan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi parental attachment pada ibu post partum dan salah satu
faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ibu tersebut adalah emosional bayi
baru lahir. Mercer mengidentifikasi bahwa komponen emosional bayi yang
mempengaruhi peran ibu tersebut adalah temperamen bayi, kemampuan
memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness dan
kesehatan umum.

Asuhan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat maternitas sangat


mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam berbagai tindakan
keperawatan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post partum, dan
perawatan bayi baru lahir. Sebagai perannya sebagai perawat perfesional,
perawat maternitas perlu mengembangkan ilmu dan kiat keperawatan yang salah
satunya adalah harus dapat mengintregasikan model konseptual khusus nya
dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas.

18
DAFTAR PUSTAKA

George J.B. 2000. Nursing Theories. Toronto : Appleton & Lange.

Hidayat A.A.A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi Pertama.


Jakarta :Salemba Medika.

19

Anda mungkin juga menyukai