Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU PSIKOLOGI KEBIDANAN

MAKALAH TEORI RAMONA T. MERCER

Dosen pengampu:
Indriani, SKM., MSc

Disusun Oleh:

Noktahur Radiah

1710104304

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘ AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan sejak dahulu kala telah ada untuk mengurusi wanita yang
melahirkan, tetapi upaya untuk mengatur pelatihan dan praktik kebidanan
baru dibuat pada tahun 1881. Bagi banyak bidan, transisi dari penolong biasa
menjadi bidan yang professional secara akademik tidak mudah. Banyak bidan
mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa seni kebidanan akan dibatasi
dengan apa yang dianggap oleh obsesi terkini sebagai ilmu pengetahuan.
Kebidanan sudah ada sejak lama. Ilmu tersebut berkembang dari yang
berupa keahlian dan keterampilan tangan yang diturunkan dari generasi ke
generasi. Sampai menjadi suatu seni dan profesi yang berkembang
berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Semua pendidikan untuk menjadi seorang
bidan, berada pada tingkat diploma, dengan lebih banyak pendidikan untuk
menjadi seorang bidan yang ahli dalam bidang tertentu. Sebagai seorang
bidan, tidak hanya ilmu kebidanan yang harus diketahui tapi juga tentang
psikologi seorang calon ibu.
Secara umum psikologi itu banyak teori-teori yang mendukung. segala
perilaku dan permasalahan pasti ada teorinya. teori itu harus dibaca,
dihapalkan, dimengerti, dianalisis, dan diterapkan dalam lingkungan kita.
Psikologi dapat diartikan pula dengan “Ilmu yang mempelajari prilaku
manusia atau tingkah laku manusia”. Setelah Psikologi berkembang luas dan
dituntut mempunyai ciri-ciri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, maka
“Jiwa” dipandang terlalu abstrak. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya
bisa diamati, dan dicatat dan diukur. Dan ternyata perilaku dianggap lebih
mudah diamati, dicatat dan diukur. Meskipun demikian, arti perilaku ini
diperluas tidak hanya mencakup perilaku “kasat mata” seperti : makan,
membunuh, menangis dan lain-lain, tetapi juga mencakup perilaku “tidak
kasat mata” seperti : fantasi, motivasi, contoh (mengapa membunuh?), atau
proses yang terjadi pada waktu seseorang tidak bergerak (tidur) dan lain-lain.
Ramona Thieme Mercer adalah penulis dari teori keperawatan mid-
range yang dikenal sebagai pencapaian peran ibu. Mercer telah bekerja

2
banyak penyempurnaan dari teori ini dan dikreditkan sebagai teoretikus
perawat. Dia adalah Dosen Nahm 1984 di University of California. Ramona
T. Mercer, PhD, RN, FAAN adalah profesor emeritus di departemen
kesehatan keperawatan keluarga di University of California, San Francisco.
Karirnya sudah termasuk posisi sebagai kepala perawat di pediatri perawat
dan staf di intrapartum, postpartum, dan unit pembibitan yang baru lahir.
Penelitiannya tentang pengasuhan anak dalam situasi rendah dan berisiko
tinggi, dan transisi ke peran ibu telah berlangsung lebih dari 30 tahun.
Kegiatan saat nya meliputi kuliah, konsultasi, dan menulis. Dia adalah
penerima 1990 Kontribusi Distinguished American Nurses Foundation untuk
Penghargaan Ilmu Keperawatan. Dia adalah penulis Perspektif Kesehatan
Remaja, Transisi dalam kehidupan seorang wanita, dan Orangtua di Risiko.
Pencapaian perannya diformulasikan untuk melayani sebagai
kerangka kerja bagi perawat untuk memberikan intervensi perawatan
kesehatan untuk ibu nontradisional sehingga mereka dapat berhasil mencapai
identitas ibu yang kuat (Informasi dari Nursingtheory.net).

B. Tujuan Penulisan
Setiap Makalah yang dibuat mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini pada dasarnya adalah :
1. Untuk memberikan informasi lebih lanjut pada pembaca mengenai Teori
Ramona Mercer.
2. Sebagai tugas yang harus diselesaikan untuk mata kuliah Psikologi dalam
Kebidanan.

C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan

3
BAB II PEMBAHASAN
A. Efek Stres Antepartum
B. Pencapaian Peran Ibu
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Efek Stres Antepartum ( Sebelum Melahirkan )


Stres antepartum dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan atau
kondisi beresiko tinggi dan peristiwa /pengalaman /pandangan negatif
tentang peristiwa kehidupan. Keluarga digambarkan sebagai satu sistem yang
dinamik yang meliputi subsistem individu (bapak, ibu, janin/bayi) dan
pasangan (ibu-bapak, ibu-janin/bayi, dan bapak janin/bayi) dalam sistem
keluarga secara keseluruhan.
Riset Mercer dkk menjelaskan tentang efek stress antepartum
terhadap fungsi keluarga sebagai satu keutuhan, fungsi pasangan individual
(hubungan timbal balik ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan
status kesehatan sebagai variabel dependen/bebas.
Ramona mengindentifikasi 6 variabel independen yang berhubungan
dengan status kesehatan. Hubungan pasangan ibu dan anak dan fungsi
keluarga yaitu:
1. Stress antepartum (stress sebelum melahirkan)
2. Dukungan sosial (memberi dukungan selama hamil untuk mengurangi
ketidakpercayaan diri seorang wanita)
3. Self esteem (melawan rasa takut dalam menghadapi persalinan)
4. Perasaan mengguasai (rasa takut yang menguasai)
5. Kecemasan akan proses persalinan yang tidak lancar
6. Depresi (perasaan sedih dan rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas
rutin yang biasa)
Mercer kemudian mempresentasikan tiga model yang mendukung
hubungan antara variable dependen dengan variabel independen diatas, yaitu:
1) Hubungan stress antepartum dengan individu,
2) Hubungan stress antepartum dengan pasangan individual.
3) Hubungan stress antepartum dengan fungsi keluarga.

5
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat
menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan
kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis
(normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian
sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan
perkembangan bayinya.
b. Ibu memerlukan sosialisasi
c. Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima
kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima
bayinya.
Status kesehatan adalah persepsi ayah dan ibu dari kesehatan mereka
sebelumnya, kesehatan sekarang, harapan sehat, ketahanan-kerentanan
terhadap penyakit, keprihatinan terhadap kesehatan, orientasi penyakit, dan
penolakan akan peran sakit. Status kesehatan bayi didefinisikan sebagai
pengembangan pathologi kombinasi dengan pandangan orang tua akan
kesehatan bayi secara umum.
Stres antepartum dapat ditekan/diminimalkan oleh karakteristik
individual dalam keluarga dan support sosial yang ada. Tahun 1988 Mercer
mengemukakan hasil risetnya tentang efek stres antepartum terhadap fungsi
keluarga yaitu bahwa variable-variabel mempunyai efek negatif atau positif
terhadap fungsi keluarga, yang dapat diuraikan sebagai berikut: stress dari
peristiwa kehidupan yang negatif dan resiko/komplikasi kehamilan diprediksi
harga diri dan status kesehatan. Harga diri dan status kesehatan, dan support
sosial diprediksi mempunyai efek positif langsung terhadap rasa penguasaan
(sense of mastery). Sense of mastery diperkirakan mempunyai efek negatif
langsung terhadap kecemasan, yang pada akhirnya mempunyai efek negatif
terhadap fungsi mempunyai efek negatif langsung terhadap keluarga.
Mercer kemudian mengujicobakan model efek stress antepartum
terhadap fungsi keluarga pada para wanita yang dirawat di RS dengan
resiko/komplikasi kehamilan, kemudian dibandingkan dengan wanita dengan

6
kehamilan resiko rendah. Hasilnya ternyata bahwa wanita dengan kehamilan
resiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal daripada
keluarga para wanita dengan kehamilan resiko rendah.

B. Pencapaian Peran Ibu


Salah satu penekanan dari karya Mercer adalah pencapaian peran ibu
”menjadi seorang ibu berarti mengambil suatu identitas baru mencakup suatu
pemikiran kembali secara menyeluruh dan mendefinisikan kembali mengenai
dirinya sendiri.” Bidan di Amerika menaruh perhatian pada pencapaian peran
ibu karena menurut Mercer minat peran ini adalah penting karena beberapa
orang mengalami kesulitan datang memikul peran ini dimana menurut Mercer
ada konsekuensinya intuk anak-anak mereka. “ sementara kebanyakan wanita
mencapai peran ini dengan sukses , ada sekitar 1-2 juta ibu (di Amerika)
mengalami kesulitan dengan peran ini dengan sukses yang terbukti dengan
sejumlah penganiayaan dengan menelantarkan anak-anak. “(Mercer, 1981).
Mercer seperti Rubin mengambil pendekatan saling mempengaruhi
(interactionist) dalam memahami proses dimana seseorang mengambil suatu
peran baru. Pandangan dari interactionist adalah bahwa cara seseorang
berperan dan bertindak dalam suatu peran tergantung dari reaksi dan interaksi
yang mereka alami dengan orang-orang disekitarnya, misalnya suaminya,
keluarganya, dan orang lain. Pencapaian peran seorang ibu adalah suatu
proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu,
sementara itu akan terjalin ikatan kasih dengan bayinya. Membutuhkan
kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam peran
tersebut. Pengambilan peran melibatkan interaksi aktif dari pengambil peran
dan patner si peran, setiap respon terhadap isyarat dari orang lain dan
merubah perilaku tergantung dari respon orang lain (Mercer, 1986).
Penampilan peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa
lalunya dan pandangan dari diri mereka sendiri. Mercer menggambarkan
dasar teori dari penelitian dalam teori pencapaian yang mengedentifikasikan
empat tahap dalam pencapaian peran, yaitu : pendahuluan (anticipatory),
formal informal dan tahap personal. Fase pendahuluan adalah masa sebelum

7
memangku jabatan bila seseorang memulai penyesuaian sosial dan
pesikologis terhadap peran dengan mempelajari harapan dari peran tersebut.
Phase formal adalah mulai dengan masa jabatan yang sesungguhnya dimana
perilaku peran terutama diarahkan oleh harapan formal, konsensus dari oenga
lain dalam sosial sistem individu tersebut. Phase informal mulai ketika
individu tersebut mengembangkan caranya sendiri dalam memainkan peran
itu yang tidak termasuk dalam sistem sosialnya. Selama phase final atau
personal, phase dalam pencapaian peran, seseorang menentukan gayanya
sendiri dalam penampilan perannya dan orang lain pada umumnya menerima
pernyataan itu. Penyesuaian sosial terjadi selama modivikasi peran dan
penyesuaian psikologis mengakibatkan individu tersebut merasa kesesuaian
dirinya dengan peran itu. (Mercer,1981).
Sebagai perbandingan, rubin menyebutkan peran ibu sudah dimulai
sejak ibu mulai hamil sampai 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut
Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir (3-7 bulan setelah
melahirkan). Dalam penelitiannya Mercer menemukan variabel-variabel yang
mempengaruhi pencapaian peran ini:
Wanita dalam mencapai peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. Faktor ibu :
1) Umur ibu pada waktu melahirkan
Banyak wanita yang hamil di usia 30-an atau 40-an dianggap memiliki
resiko tinggi. Di atas usia 35 tahun, memang ada beberapa resiko yang
meningkat baik untuk sang ibu (seperti tekanan darah tinggi) dan juga
untuk sang bayi (seperti resiko Down Syndrome) meningkat tiap
tahunnya.
2) Persepsi ibu pada waktu melahirkan pertama kali
Perasaan sakit, takut, dan bahagia yang dialami ibu saat pertama kali
akan mempengaruhi semangat ibu untuk menjalankan perannya.
3) Stress sosial
Perasaan takut dan cemas dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan.

8
4) Memisahkan ibu dengan anak secepatnya
Jika ibu telah mengasuh dan memberikan kasih sayang sepenuhnya
pada anak, maka tercapailah peran dari seorang ibu. Sedangkan
apabila ibu dan anaknya dipisahkan ibu akan mengalami stress, karena
tujuan dari kehamilan itu sendiri adalah memiliki seorang anak.
5) Dukungan sosial
Dukungan dari suami, keluarga, dan kerabat terdekat sangat
mendukung peran seorang ibu untuk mencapai perannya.
6) Konsep diri
Persiapan fisik dan mental seorang ibu dari masa prakonsepsi,
kehamilan, dan persalinan mempengaruhi peran ibu.
7) Sifat pribadi
Sifat ibu yang dulunya manja sekarang harus bisa menyesuaikan
dengan keadaan ibu yang akan memiliki seorang anak.
8) Sikap terhadap membesarkan anak
Sikap yang sedikit keras dimaksudkan untuk mendidik dalam artian
mengarahkan kearah yang baik dan sikap yang lembut untuk
memberikan kasih sayang.
9) Status kesehatan ibu
Ibu yang sehat akan menjalankan perannya dengan baik, sebaliknya
ibu dengan kondisi kurang sehat akan menghambat proses pencapaian
peran.
b. Faktor bayi
1) Tempramen
Perasaan tidak nyaman yang dirasakan bayi sehingga menangis
mendorong ibu menjalankan perannya untuk menenangkan bayi.
2) Kesehatan bayi
Pentingnya kesehatan bayi membuat seorang ibu menjadi terdorong
untuk menjaga dan memelihara kesehatan pada bayi.

9
c. Faktor-faktor lainnya
1) Latar belakang etnik
Suku yang dianut oleh ibu mempengaruhi tindakan yang dilakukan
untuk mencapai peran ibu.
2) Status perkawinan
Latar belakang pernikahan yang disebabkan karena paksaan orangtua
ataupun karena hamil diluar nikah sangat berpengaruh dalam
mencapai peran ibu.
3) Status ekonomi
Tingkat ekonomi yang baik akan mempengaruhi tindakan pemenuhan
kesehatan dan gizi pada bayi, adalah salahsatu penentu pencapaian
peran ibu.
Dari factor social support, Mercer mengidentifikasi adanya 4 faktor
pendukung yaitu:
a. Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya
dan mengerti.
b. Information support, yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya
sendiri.
c. Physical support, misalnya dengan membantu merawat bayi dan
memberikan tambahan dana.
d. Appraisal support, ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi
dirinya sendiri dalam pencapaian peran ibu.
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status
perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang
sangat berpengaruh dalam pencapaian peran. Peran bidan diharapkan oleh
Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita yang dalam melaksanakan
tugas dalam adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian ini dan kotribusi dari stress antepartum.
Pada masa post partum, Mercer mempresentasikan suatu model
peran ibu selama tahun pertama yang terdiri dari :

10
a. Physical recovery phase (lahir-1 bulan)
Tahap adaptasi terhadap fungsi tubuh. Selain pemulihan diri sendiri juga
termasuk didalamnya perkembangan bayi. Masa pemulihan sangat
penting karena bila fungsi tubuh tidak kembali seperti semula maka akan
menimbulkan keluhan psikologi dan sosiologi yang berkepanjangan bagi
ibu.
b. Achievement phase (2-4 atau 5 bulan)
Wanita perlu mendapat nasihat untuk melakukan pemeriksaan jika
mempunyai masalah fisik maupun psikologis.
c. Disruption phase (6-8 bulan)
Tahap wanita dalam melindungi anak dari bahaya yang ada disekitarnya,
karena pada masa ini bayi mulai tumbuh dan berkembang seperti
merangkak.
d. Reorganization (8-12 bulan)
Tahap wanita mengatur, melindungi, dan mengorganisir tindakan yang
dilakukan anak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ramona T. Mercer, PhD, RN, FAAN adalah profesor emeritus di
departemen kesehatan keperawatan keluarga di University of California, San
Francisco. Karirnya sudah termasuk posisi sebagai kepala perawat di pediatri
perawat dan staf di intrapartum, postpartum, dan unit pembibitan yang baru
lahir.
Ada dua pokok pembahasan dalam teori Mercer yaitu :
a. Efek Stress Antepartum, merupakan komplikasi dari kehamilan atau
kondisi beresiko tinggi dan peristiwa /penggalaman /pandangan negatif
tentang peristiwa kehidupan.
b. Pencapaian Peran Ibu, merupakan suatu proses interaksi dan
perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu, sementara itu akan
terjalin ikatan kasih dengan bayinya. Membutuhkan kompetensi dalam
mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam peran tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan
dalam penulisan Makalah ini oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan penyusunan dikemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Asri dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia


http://kafeilmu.com/tema/teori-ramona-t-mercer-dalam-konsep-
kebidanan.html diakses pada 26 Februari 2018

13
PEMBAHASAN PERTANYAAN DISKUSI

Pertanyaan:
1. Apakah ibu multigravida proses pencapaian perannya sama dengan seorang
ibu primigravida?
2. Bagaimana cara mendeteksi ketidaknormalan? Dan bagaimana asuhannya
pada post partum?

Jawaban:
1.
2. Empat model peran ibu pada post partum berdasarkan teori Mercer
a. Physical recovery phase (lahir-1 bulan)
Tahap adaptasi terhadap fungsi tubuh. Selain pemulihan diri sendiri juga
termasuk didalamnya perkembangan bayi. Masa pemulihan sangat
penting karena bila fungsi tubuh tidak kembali seperti semula maka akan
menimbulkan keluhan psikologi dan sosiologi yang berkepanjangan bagi
ibu.
b. Achievement phase (2-4 atau 5 bulan)
Wanita perlu mendapat nasihat untuk melakukan pemeriksaan jika
mempunyai masalah fisik maupun psikologis.
c. Disruption phase (6-8 bulan)
Tahap wanita dalam melindungi anak dari bahaya yang ada disekitarnya,
karena pada masa ini bayi mulai tumbuh dan berkembang seperti
merangkak.
d. Reorganization (8-12 bulan)
Tahap wanita mengatur, melindungi, dan mengorganisir tindakan yang
dilakukan anak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

14

Anda mungkin juga menyukai