Anda di halaman 1dari 7

TEORI RAMON MERCER

Disusun : Kelompok 2
Gusti Deviana
Andgella Zulbaini

DOSEN PEMBIMBING

FITRIA.S,ST.,MKM.,M.Keb

FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI D4 KEBIDANAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
T.A 2020 -2021
Teori Ramona Mercer

Terori Ramona Mercer lebih menekankan pada    stress antepartum dalam pencapaian peran
ibu.Mercer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan, yaitu sebagai berikut.

1.      Efek stress antepartum.

Stress antepartum adalah komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negative dalam
kehidupan seorang wanita. Tujuan asuhan yang diberikan adalah dukungan selama hamil untuk
mengurangi ketidakpercayaan diri ibu. Riset Mercer menjelaskan tentang efek stress antepartum
terhadap fungsi keluarga sebagai suatu keutuhan, fungsi pasangan individual (hubungan timbal balik
ayah-ibu, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan status kesehatan sebagai variable
dependen/bebas.

 Penelitian Mercer menunjukan ada enam faktor yang terhubung dengan status kesehatan, yaitu
sebagai berikut:

a.       Hubungan interpersonal.

b.      Peran keluarga.

c.       Stres antepartum.

d.      Dukungan social.

e.       Rasa percaya diri

f.       Penguasaan rasa takut, ragu, dan depresi.

Mercer kemudian mempresentasikan 3 model yang mendukung hubungan antara variable


independen dengan variable dependen diatas yaitu :

a.       10 hubungan stress antepartum dengan individu.

b.      Hubungan stress antepartum dengan pasangan individual.


c.       Hubungan stress antepartum dengan fungsi keluarga.

Stres antepartum dapat ditekan / diminimalkan oleh karakteristik individual dalam keluarga dan
support sosial yang ada. Tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya tentang efek stress
antepartum terhadap fungsi keluarga yaitu bahwa variable-variabel mempunyai efek negative atau
positif terhadap fungsi keluarga, yang dapat diuraikan sebagai berikut : “stress dari peristiwa
kehidupan yang negative dan resiko/komplikasi kehamilan dipredikp harga diri dan status kesehatan.
Harga diri dan status kesehatan, dan support sosial diprediksi mempunyai efek positif langsung
terhadap rasa penguasaan (sense of mastery). Sense of mastery diperkirakan mempunyai efek
negative langsung terhadap kecemasan, yang pada akhirnya mempunyai efek negative terhadap
fungsi keluarga.

Mercer kemudian mengujicobakan model efek stress antepartum terhadap fungsi keluar pada para
wanita yang di rawat di RS dengan resiko/komplikasi kehamilan, kemudian dibandingkan wanita
dengan kehamilan resiko rendah. Hasilnya ternyata “wanita dengan kehamilan resiko tinggi
mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal daripada keluarga para wanita dengan kehamilan
resiko rendah”

Maternal Role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu memperoleh identitas baru yang
membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap tentang dirinya sendiri.

2.       Pencapaian peran ibu.

Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan
dan penghargaan peran. Lebih lanjut Mercer menyebut tentang stress antepartum terhadap fungsi
keluarga baik yang positif maupun negative. Stres antepartum karena resiko kehamilan akan
memengaruhi persepsi diri terhadap status kessehatan.

Bidan diamerika menaruh perhatian pada pencapaian ibu karena menurut Mercer minta peran ini
penting karena beberapa orang mengalami kesulitan dating memikul peran ini dimana menurut
Mercer ada konsekuensinya untuk anak-anak mereka. “sementara kebanyakan wanita mencapai
wanita ini dengan sukses, ada sekitar 1-2 juta ibu (di Amerika) mengalami kesulitan dengan peran ini
dengan sukses yang terbukti dengan sejumlah penganiayaan dan menelantarkan anak-anak”.
(Mercer, 1981)

Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan pengembangan yang terjadi dalam suatu
kurun waktu tertentu, dimana selama periode itu ibu menjadi dekat/lekat dengan bayinya,
mempunyai kemampuan melaksanakan tugas-tugas perawatan yang tercangkup didalam peran,
serta mengekspresikan kesenangan dan kepuasan dalam peran. Penerimaan terhadap suatu peran
melibatkan interaksi aktif dari si penerima  peran dan pasangannya, masing-masing saling merespon
dan mengubah perilaku sesuai dengan respon yang ditunjukan. (Mercer, 1986).

Penampilan peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya dan pandangan dari
diri mereka sendiri. Mercer menggambarkan dasr teori dari penelitian dalam teori pencapaian peran
yang mengidentifikasikan  empat tahapan dalam pelaksanaan peran ibu adalah sebagai berikut.

a.      Anticipatory.

Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyusuaian sosial dan
psikososial dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu

b.      Formal.

Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai dengan kondisi
sistem sosial.

c.       Informa.

Di mana wanita sudah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya

d.      Personal

Merupakan tahapan terakhir, di mana wanita sudah mahir melakukan perannya sebagai ibu..

            Sebagai perbandingan, Rubin menyebutkan peran ibu sudah dimulai sejak ibu mulai hamil
sampai 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi
lahir (3-7 bulan setelah melahirkan). Wanita dalam mencapai peran ibu dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut ini.
1.      Faktor ibu.

a.       Umur ibu pada waktu melahirkan.

b.      Persepsi ibu pada waktu melahirkan pertama kali.

c.       Stres sosial.

d.      Memisahkan ibu dengan anak secepatnya.

e.       Dukungan sosial.

f.       Konsep diri.

g.      Sifat pribadi.

h.      Sikap terhadap membesarkan anak.

i.        Setatus kesehatan ibu.

2.      Faktor bayi.

a.       Temparemen.

b.      Kesehatan bayi.

3.      Faktor-faktor lainnya.

a.       Latar belakang etnik.


b.      Status perkawinan.

c.       Status ekonomi.

Berdasarkan faktor dukungan sosial, Mercer mengidentifikasikan adanya empat faktor pendukung
yaitu sebagai berikut.

1.      Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya, dan mengerti.

2.      Informational support, yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu


sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri.

3.      Physical support, misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan dana.

4.      Appraisal support, ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dalam


pencapaian peran ibu.

              Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status
ekonomi, dan konsep diri adalah faktor-faktor yang  sangat berpengaruh dalam pencapaian peran.
Peran bidan diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan
tugas dalam adaptasi peran dan mengidentifikasi  faktor-faktor yang  mempengaruhi pencapaian
peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.

            Peran bidan diharapkan oleh mercer dalam teori nya adalah membantu wanita dalam
melaksanakan tugas dalam adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaian peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.

            Pada masa post partum,mercer mempresentasikan suatu model peran ibu selama tahun
pertama yang terdiri dari :

            a.Physical recovery phase (lahir-1 bulan)

            b.Achievement phase (2-4 atau 5 bulan)


            c.Disruption  phase (6-8bulan)

            d.Reorganization phase (8-12 bulan)

            fase-fase adaptasi diatas mencakup tiga level yaitu level biologis,psikologis,dan sosial.level
biologis meliputi pemulihan fisik dan adaptasi nya terhadap tumbuh kembang bayi.level psikologis
merupakan reaksi dan persepsi wanita tentang menjadi ibu.level sosial meliputi perubahan –
perubahan dalam hubungan sosial pada tahun pertama .menurut mercer pemberian informasi dapat
dimulai sebelum kelahiran,berupa informasi tentang apa yang akan terjadi selam persalinan dan
post partum.pada fase achievement misalnya wanita perlu mendapat nasihat untuk melakukan
pemeriksaan jika mempunyai masalah fisik maupun psikologis.

Anda mungkin juga menyukai