Anda di halaman 1dari 45

Materi Inti- 2

Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rapid HIV dan Sifilis

LOKAKARYA LAYANAN KOMPREHENSIF HIV AIDS DAN


IMS
PEMERIKSAAN HIV
Berdasarkan Tujuan Pemeriksaan:
• Diagnosis
o Rapid test
o EIA
o Western Blot
o NAT
• Pemeriksaan Dini pada Bayi
o NAT (PCR DNA)
• Pemantauan Terapi
o Viral load
o CD4
PEMERIKSAAN SEROLOGIS HIV

Tujuan:
• Keamanan Transfusi/Transplantasi
Strategi I
• Surveilans Strategi II
• Diagnosis Strategi III

Permenkes No. 15 Tahun 2015 tentang Pelayanan


Laboratorium Pemeriksa HIV dan Infeksi
Oportunistik
(sedang proses revisi)
Strategi I
• Menggunakan satu pemeriksaan rapid test atau EIA
dengan sensitivitas ≥99%
• Untuk keamanan transfusi/transplantasi
• Tidak untuk diagnosis
Strategi II
Strategi III
Interpretasi Hasil
Hasil Reaktif :
• Bila A1, A2, A3 reaktif

Hasil Non reaktif :


• Bila hasil A1 non reaktif
• Bila hasil A1 reaktif, tetapi pada pengulangan A1 dan A2
non reaktif
• Bila salah satu reaktif, tetapi pasien tidak berisiko

Hasil Indeterminate:
• Bila dua hasil tes reaktif
• Bila 1 tes reaktif, pasien berisiko
Tindak Lanjut Pemeriksaan
Hasil Reaktif:
• Lanjutkan ke pengobatan HIV

Hasil Indeterminate:
• Tes diulang dengan sample baru, minimal 14 hari
kemudian
• Bila hasil sama PCR/NAT (bila tersedia)
• Bila tidak ada PCR/NAT : ulang 3, 6, 12 bulan bila
tetap indeterminate : dinyatakan non reaktif
• Hasil indeterminate bisa disebabkan oleh window period,
penyakit autoimun (SLE), kasus terminal, keganasan,
kehamilan multipara, dll.
Strategi III
Draft Permenkes Baru
Interpretasi Hasil (1)
(Strategi III – Draft Permenkes Baru)

• Sampel yang memberikan hasil nonreaktif pada


pemeriksaan pertama (A1) dilaporkan nonreaktif.
• Sampel yang memberikan hasil reaktif pada
pemeriksaan pertama (A1) dan nonreaktif pada
pemeriksaan kedua (A2) harus diperiksa ulang dengan
tiga reagensia sekaligus (A1, A2, dan A3), dengan
sampel yang sama pada waktu yang sama (paralel).
Bila menggunakan sampel kapiler, maka diperlukan
pengambilan sampel baru.
Interpretasi Hasil (2)
(Strategi III – Draft Permenkes Baru)

R1 R2 Ulangi pemeriksaan R1 dan R2 + R3


Reaktif Nonreaktif (pada saat yang sama/parallel)

• Pada pemeriksaan ulang, bila ketiga reagen (R1, R2, R3)


memberikan hasil reaktif, maka kesimpulan hasil tes reaktif.
• Pada pemeriksaan ulang, bila hanya dua reagen yang memberikan
hasil reaktif, maka kesimpulan hasil tes inkonklusif.
• Pada pemeriksaan ulang, bila salah satu atau tidak ada dari ketiga
reagen memberikan hasil yang reaktif, maka kesimpulan hasil tes
nonreaktif.
Pemilihan Reagen Strategi
Pemeriksaan HIV
• Reagensia pertama harus memiliki sensitivitas
tertinggi, ≥99 %.
• Reagensia kedua memiliki sensitivitas ≥98%
• Reagensia ketiga memiliki spesifisitas ≥99%
• Kombinasi reagensia yang benar adalah bila hasil
indeterminate/inkonklusif ≤5%.
Contoh
Pemeriksaan HIV dengan Rapid Test
SD Bioline HIV 1/2 3.0
Prinsip Pemeriksaan
• Antigen HIV dilekatkan
pada absorbent
• Antibodi dari serum akan
terikat
• Kompleks antigen-antibodi
akan divisualisasi dengan
penambahan konjugat
berwarna
Hal-hal yang Harus Diperhatikan sebelum
Melakukan Pemeriksaan HIV dengan Rapid Test
1. Cek Masa Kedaluwarsa
• Lihat masa kedaluwarsa
reagensia di balik kemasan.
• Jangan gunakan bila reagensia
sudah kedaluwarsa.

2. Cek Warna Silika Gel


• Bila silika gel dalam kemasan
berubah menjadi warna hijau.
• Ganti reagen dengan kemasan
yang baru.
Pemeriksaan Rapid Test HIV
SD BIOLINE HIV-1/2 3.0

Alat dan Bahan Pemeriksaan


1. Strip test SD HIV 1/2 3.0
2. Buffer SD HIV 1/2 3.0
3. Adjustable micropipette ukuran 5-50 µl atau pipet kapiler
yang disediakan dalam kemasan
4. Lancet
5. Alkohol swab
6. Sarung tangan
7. Timer
Pemeriksaan Rapid Test HIV
SD BIOLINE HIV-1/2 3.0

Prosedur
1. Biarkan reagen pada suhu kamar;
2. Pakai sarung tangan;
3. Buka kemasan lalu beri identitas sampel pada membran;
4. Gunakan adjustable micropipette ukuran 5-50 µl atau pipet
kapiler;
5. Ambil serum/plasma dengan menggunakan mikropipet
sebanyak 10 µL, atau whole blood 20 µL lalu teteskan ke lubang
sampel;
6. Tunggu dan biarkan menyerap;
7. Lalu teteskan 4 (empat) tetes buffer (± 110 µL);
8. Baca hasil dalam waktu 10-20 menit (jangan melebihi 30
menit);
9. Catat hasil pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium.
Pakai sarung tangan

INGAT GUNAKAN SARUNG TANGAN YANG BARU UNTUK TIAP PASIEN


Buka kemasan, dan keluarkan reagensia
Tuliskan ID pasien di atas membran
Buka Alkohol Swab dan
Bersihkan Daerah yang Akan Ditusuk dengan Alkohol

INGAT BIARKAN ALKOHOL KERING SEBELUM PENUSUKAN

JANGAN DITIUP UNTUK MENGERINGKAN LOKASI PENUSUKAN


Lakukan penusukan, gunakan lancet
baru untuk setiap penusukan
Buang lancet yang sudah digunakan segera
ke dalam wadah tahan tusukan
Volume darah yang diambil harus sesuai

√ TEPAT 20 µl

X TERLALU
SEDIKIT

X TERLALU
BANYAK
Teteskan 4 tetes buffer ke dalam
lubang sampel
Nyalakan timer, biarkan buffer
menyerap
Baca hasil dalam 10-20 menit

JANGAN BACA HASIL LEBIH DARI 20 MENIT


MEMBACA MELEBIHI WAKTU BISA
MENYEBABKAN HASIL YANG PALSU
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM SIFILIS
Pendahuluan

SIFILIS
o Disebabkan oleh Treponema
pallidum
o Umumnya ditularkan melalui
hubungan seksual atau dari
ibu ke janin.
o Masa inkubasi 10-90 hari
o Bakteri masuk ke aliran
darah segera setelah infeksi
terjadi
Pola Antibodi pada Infeksi Treponema
ALUR DIAGNOSIS SIFILIS
Alur Tes Serologis Sifilis Pada Ibu Hamil Bila Hanya Tersedia TP
Rapid
PEMERIKSAAN LABORATORIUM SIFILIS

TES SEROLOGI SIFILIS


o ANTIGEN NON-TREPONEMA
• VDRL
• RPR
o ANTIGEN TREPONEMA
• TPHA
• FTA-Abs
• TP Rapid
Pemeriksaan Serologis Sifilis
Nontreponema Treponema
Antibodi ini dapat timbul sebagai reaksi Tes ini jarang memberikan hasil positif palsu.
terhadap infeksi sifilis, namun juga bisa
memberikan banyak hasil positif palsu.
Tes ini dapat memberi hasil positif/reaktif
seumur hidup walaupun terapi sifilis telah
berhasil
Contoh: RPR (Rapid Plasma Reagin) dan Contoh: TPHA (Treponema Pallidum
VDRL (Venereal Disease Research Haemagglutination Assay), TP-PA
Laboratory) (Treponema Pallidum Particle Agglutination
Assay), FTA-ABS (Fluorescent Treponemal
Antibody Absorption), TP Rapid.
Non spesifik Spesifik
Titer berhubungan dengan aktivitas penyakit Titer tidak berhubungan dengan aktivitas
penyakit
Setelah terapi dapat non reaktif/serofast Menetap seumur hidup (85%)
Kegunaan: Kegunaan:
- Penapisan - Konfirmasi
- Respon terapi
Biological false positive
TES NONTREPONEMA TES TREPONEMA
• Usia tua • Usia tua
• Chancroid • Sirosis hepar
• Adiksi obat • Adiksi obat
• Hepatitis • Herpes genitalis
• Lepra • Lepra
• Keganasan • Kehamilan
• Rheumatoid arthritis • Skleroderma
• Vaskulitis • Sistemik lupus eritematosus
• Sistemik lupus eritematosus • Tiroiditis
Interpretasi Pemeriksaan
Serologis Treponema
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SEDERHANA UNTUK DIAGNOSIS SIFILIS

• Pemeriksaan TP Rapid
• Pemeriksaan RPR
Rapid Test Sifilis (TP Rapid)
• Dapat menggunakan whole blood, serum atau
plasma.
• Dapat digunakan di layanan kesehatan sehingga pasien
dapat langsung diobati.
• Mudah dilakukan, tidak memerlukan tempat
penyimpanan khusus.
• Mudah diinterpretasi, selesai dalam waktu sekitar 30
menit.
• Tidak ada efek prozone.
• Tidak dapat membedakan infeksi aktif dan infeksi
masa lampau yang sudah diobati.
Pemeriksaan TP Rapid (1)

o Prinsip pemeriksaan sama dengan rapid


test lain.
o Strip/device lateral immuno-flow.
o Bisa dipakai untuk penyaring sifilis pada
ibu hamil.
o Hati-hati dalam interpretasi, karena anti
treponema bisa menetap seumur hidup.
Pemeriksaan TP Rapid (2)
Ada beberapa macam reagensia komersil sifilis
Rapid yang beredar di Indonesia yang dapat
memberikan hasil dalam waktu cepat (kurang dari 30
menit) dan dilakukan dengan 3-4 langkah saja
sebagai berikut:
1. Buka kemasan dan tempatkan kaset pada permukaan
yang rata.
2. Tambahkan spesimen pasien (wholeblood, serum
atau plasma) sejumlah tertentu pada lubang/sumur
spesimen (S).
3. Tambahkan larutan buffer sejumlah tertentu pada
lubang/sumur spesimen (S).
4. Baca hasil setelah waktu tertentu (sesuai dengan kit
insert produk yang digunakan).
Contoh Pembacaan Hasil TP Rapid

Interpretasi Hasil:

Negatif = Jika terdapat 1 garis


pada jendela C (Kontrol)

Positif = Jika terdapat 2 garis


pada jendela C (Kontrol) dan T
(Tes)

Invalid = Jika tidak muncul garis


di jendela C (Kontrol) walaupun
muncul garis pada T (Tes)
Contoh
Prosedur Pemeriksaan RPR (1)
1. Keluarkan reagensia RPR dari kotak penyimpanan
dan biarkan pada suhu ruangan selama ± 30 menit.
2. Isi antigen ke dalam botol penetesnya dengan cara
menghisapnya langsung dari botol antigen, lalu pasang
tutup/jarum dispensernya.
3. Siapkan test card.
4. Beri kode/tulisan pada tiap lingkaran test card (kontrol
positif, kontrol negatif, spesimen 1:1 sampai dengan
1:128).
5. Ambil kontrol positif dan kontrol negatif masing-masing
satu tetes (50 µl) dan teteskan pada lingkaran sesuai
dengan kode.
6. Teteskan larutan NaCl 0,9% masing-masing 50 µl
pada lingkaran dengan kode 1:2 sampai 1:128.
Contoh
Prosedur Pemeriksaan RPR (1)
1. Pada lingkaran kode 1:2, campurkan larutan NaCl 0,9% dan spesimen
dengan cara menghisap dan mengeluarkannya 5-10x dengan
menggunakan pipet mikro. Lalu ambil 50 µl dan masukkan ke lingkaran
1:4. Lakukan hal yang sama sampai lingkaran 1:128. Pada lingkaran
1:128, ambil 50 µl campuran (spesimen dan larutan NaCl 0,9%) dan
buang.
2. Dengan menggunakan pengaduk, lebarkan kontrol dan semua spesimen
sampai memenuhi seluruh lingkaran.
3. Kocok antigen, kemudian teteskan antigen (1 tetes) dengan
menggunakan dispenser & jarum di atas spesimen (posisi vertikal). Tidak
perlu mengocok antigen dengan spesimen.
4. Letakkan di atas rotator kemudian putar rotator selama 8 menit dengan
kecepatan 100 ± 2 rpm.
5. Baca hasilnya dan tuliskan pada formulir hasil dan lembar hasil
pemeriksaan laboratorium.
6. Hasil titer untuk RPR Positif harus dituliskan pada catatan medis dan
register laboratorium.
Prosedur Pemeriksaan RPR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai