IMUNOSEROLOGI DASAR
PEMERIKSAAN RAPID PLASMA REAGIN (RPR)
Tugas Mata Kuliah Imunoserologi Dasar
Dosen Pengampu: Bapak Roni Afriansya, S.T.,M.Si
Disusun Oleh :
Ikhsan Agung Saputro
P1337434319035
B. Kuantitatif
1. Encerkan spesimen serum yang dengan hasil tidak reaktif (sedikit butiran)
pada pemeriksaan kualitatif. Periksa setiap spesimen dengan pengenceran 1:1,
1:2, 1:4, 1:8, dan 1:16 (gambar 3.4).
2. 50 µl salin 0,9% diteteskan diatas lingkaran no 2-5.
3. 50 µl serum diteteskan diatas lingkaran 1 dan 50 µl serum di lingkaran 2.
4. Homogenkan saline dengan serum pada lingkaran 2.
5. Ambil 50 µl dari lingkaran 2 (1:2), diteteskan diatas lingkaran 3.
6. Ambil 50 µl dari lingkaran 3 (1:4), diteteskan diatas lingkaran 4.
7. Ambil 50 µl dari lingkaran 4 (1:8), diteteskan ke lingkaran 5 (1:16),
homogenkan, kemudian dibuang 50 µl dari lingkaran 5.
8. 17 µL suspensi antigen diteteskan ke setiap lingkaran.
9. RPR test card diletakkan di atas rotator, kemudian dipusing selama 8 menit
pada 100 ± 2 rpm.
Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada sampel nomor 146 adalah positif pada
titer ¼. Sedangkan pada sampel nomor 147 adalah positif pada titer 1/32.
X. Pembahasan
Uji non-treponema adalah uji yang mendeteksi antibodi-nontreponema atau
antibodi antikardiolipin (IgG, IgA dan IgM) atau reagin di dalam serum seseorang.
Antigen yang digunakan adalah lipoid yang diekstrak dari jaringan mamalia normal,
biasanya menggunakan kardiolipin jantung sapi. Zat ini memerlukan tambahan lesitin
dan kolesterol lainnya untuk bereaksi dengan “reagin” sifilis. Tes ini didasarkan
bahwa lipoid tetap tersebar dalam serum normal tetapi terlihat menggumpal bila
bergabung dengan reagin. Karena uji ini tidak langsung mendeteksi terhadap
keberadaan Treponema pallidum itu sendiri, maka uji ini bersifat non-spesifik. Yang
termasuk uji non-treponema diantaranya adalah RPR (Rapid Plasma Reagin) dan
VDRL(Veneral Disease Research Laboratories). Tes VDRL selain digunakan untuk
skrining penyakit sifilis juga dapat digunakan untuk monitoring respon terapi, deteksi
kelainan saraf dan membantu diagnosis pada sifilis kongenital.
Ada sedikit perbedaan mengenai antigen pada reagen VDRL dan RPR.
Antigen pada tes VDRL terdiri atas campuran kardiolipin, fosfatidil kolin dan
kolesterol. Tes RPR memakai antigen kardiolipin yang disertai mikro-partikel karbon.
Pemeriksaan RPR merupakan suatu pemeriksaan skrining cepat terhadap sifilis
sebagai suatu pemeriksaan antibodi non-treponema serupa dengan VDRL.
Pemeriksaan RPR mendeteksi reagin antibodi dalam serum dan lebih sensitif tetapi
kurang spesifik daripada VDRL. Seringkali digunakan pada darah donor untuk
mendeteksi sifilis.Sebaiknya hasil RPR positif dikonfirmasikan dengan pemeriksaan
VDRL dan atau FTA-ABS. Pemeriksaan VDRL juga merupakan pemeriksaan
penyaring atau skrining test, dimana apabila VDRL positif maka akan dilanjutkan
dengan pemeriksaan TPHA(Treponema Phalidum Heamaglutinasi). Hasil uji
serologi tergantung pada stadium penyakit misalnya pada infeksi primer hasil
pemeriksaan serologi biasanya menunjukkan hasil non reaktif. Treponema palidum
dapat ditemukan pada chancre. Hasil serologi akan menunjukan positif 1-4 minggu
setelah timbulnya chancre, dan pada infeksi sekunder hasil serologi akan selalu positif
dengan titer yang terus meningkat. Tes VDRL atau RPR yang positif akan menjadi
negatif dalam 6-18 bulan setelah pengobatan sifilis yang efektif.
XI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan RPR yang telah dilakukan, pada nomor
sampel 146 didapatkan hasil positif pada titer ¼, dan nomor sampel 147 didapatkan
hasil positif pada titer 1/32 yang ditandai dengan terjadinya flokulasi. Hasil reaksi
positif palsu bisa disebabkan oleh kesalahan laboratorium dan serum antibodi yang
tidak ada hubungannya dengan sifilis. Sedangkan hasil non reaktif, tetapi menunjukan
gejala klinis sifilis, dapat berarti sifilis primer dini, reaksi prozone pada sifilis
sekunder. Inkubasi dari infeksi sifilis tidak dapat disingkirkan dari hasil RPR
nonreaktif.
XII. Daftar Pustaka
Efrida, Elvinawaty,2014. “Imunopatogenesis Treponema pallidum dan Pemeriksaan
Serologi”. (Jurnal). Jurnal Kesehatan Andalas, 2014 3(3). Fakultas Kedokteran,
Universitas Andalas
Efrida, Elvinawaty. 2013. Imunopatogenesis Treponema pallidum dan Pemeriksaan
Serologi. Jurnal Kesehatan Andalas, 2014; 3(3). Diakses pada 1 September
2020 pukul 19.32 retrieved from http://jurnal.fk.unand.ac.id/
https://dokumen.tips/documents/rpr-kelompok-2docx.html