Anda di halaman 1dari 16

INFEKSI SALURAN CERNA

OLEH
SALMONELLA

KELOMPOK 4 :

ALYA APRILANI PURNAMA 1511C1005


FERI DWI WIJI LESTARI 1511C1011
NITA SUSANTI 1511C1019
LATAR BELAKANG

Infeksi saluran cerna adalah infeksi yang Sebagian


besar disebabkan oleh virus dan sebagian lagi disebabkan
oleh bakteri atau organisme lain. Bakteri Salmonella
berkembang pada saluran pencernaan binatang seperti babi,
sapi, dan ayam. Bakteri tersebut kemudian menyebar
melalui makanan hingga menginfeksi manusia. Salmonella
merupakan kuman berbentuk batang, tidak berspora, dan
pada pewarnaan gram bersifat gram negative. Mempunyai
ukuran 1-3.5µm x 0.5-0.8µm. Salmonella banyak ditemui
pada makanan-makanan yang tidak dibuat atau diproduksi
secara higiens. Seseorang yang terinfeksi bakteri
Salmonella, akan menunjukkan gejala berupa diare, kram
perut, demam dan sakit kepala, mual, bahkan muntah-
muntah.
INFEKSI SALURAN CERNA

Penyebab sifilis adalah treponema pallidium, yang ditularkan ketika


hubungan seksual dengan cara kontak langsung dari luka yang
mengandung treponema.

Treponema dapat melewati selaput lendir yang normal atau luka pada
kulit. 10-90 hari sesudah treponema memasuki tubuh, terjadilah luka
pada kulitprimer (chancre atau ulkus durum).
• Chancre ini kelihatan selama 1-5 minggu
• kemudian sembuh secara spontan.
• Tes serologik untuk sifilis biasanya nonreaktif pada waktu mulai timbulnya chancre

• Akan menjadi reaktif sesudah 1-4 minggu.


• 2-6 minggu sesudah tampak luka primer
• Timbulah erupsi kulit sebagai gejala sifilis sekunder.

• Erupsi pada kulit dapat terjadi spontan dalam waktu 2-6 minggu.
• Pada daerah anogenital ditemukan kondilomata lata.
• Tes serologik hampir seluruh positif selama fase
• Dapat terjadi sifilis laten yang dapat berlangsung seumur hidup,
• Atau dapat menjadi sifilis tersier.
STADIUM PENYAKIT SIFILIS

Stadium Primer Stadium Stadium Stadium


(Dini) Sekunder Laten Primer
CARA PENGOBATAN

Sifilis stadium sekunder, Jika penderita alergi terhadap penisilin,


Sifilis stadium primer,
biasanya diberikan Benzathine bisa diberikan doksisiklin atau
diberikan Procaine penicilin penicilin. Juga bisa diberikan tetrasiklin per-oral selama 2-4 minggu.
G sebanyak 1 kali suntikan . kepada sifilis tersier dengan
pengobatan lebih sering dan
lama.
PEMERIKSAAN RPR ( RAPID PLASMA
REAGIN)
Tes RPR (Rapid Plasma Reagin) adalah suatu tes untuk mengetahui
ada atau tidaknya antibodi terhadap kuman Treponema pallidum. 
Antibodi terhadap sifilis mulai terbentuk pada akhir stadium
pertama, tetapi kadarnya amat rendah dan seringkali memberi hasil
yang negative pada uji serologis. Biasanya IgM terbentuk lebih
dahulu, baru diikuti oleh IgG.

Titer antibodi ini terus meningkat dan mencapai puncaknya pada


stadium kedua untuk selanjutnya menurun sedikit demi sedikit pada
stadium laten dan menunjukkan titer yang agak rendah (tetapi masih
positif) pada sifilis stadium lanjut (laten sifilis). Pada stadium lanjut
ini, IgM telah menurun, bahkan kadangkala menghilang dan hanya
IgG yang masih terus bertahan.
Dari segi imunoassai, suatu infeksi dengan Treponema pallidum akan menimbulkan 2 jenis antibodi
sebagai berikut :

Antibodi ini baru terbentuk setelah penyakit


Antibodi non-treponemal
atau reagin menyebar ke kelenjar limfe regional dan
menyebabkan kerusakan jaringan.

Group Treponemal antibodi, yaitu antibodi


terhadap antigen somatic yang dimiliki oleh
Antibodi treponemal yang semua Treponemal.
bereaksi dengan Treponema
pallidum dan Strains lainnya
Antibodi terponemal yang spesifik, yaitu
antibodi terhadap antigen spesifik
dari Treponema pallidum.
KETERBATASAN UJI RPR
Hasil negatif palsu mungkin terjadi pada 20% - 30%
Secara serologi tidak dapat membedakan penyakit penderita syphilis laten, yang disebabkan karena pada
akibat infeksi treponema non-venereal : penderita syphilis laten, titer antibodi non-treponemal
frambusia yang disebabkan T. Pertenue seringkali rendah. Jadi jika secara klinis dugaan kuat
paktek yang disebabkan T. Carateum. syphilis laten hendaknya dilakukan uji treponemal
seperti TPHA, TPI, ataupun FTA-ABS.

Hasil reaktif palsu dapat dijumpai pada beberapa Hasil positif semu ini dapat juga terjadi pada orang
penyakit akut dan kronik, seperti lepra hamil, para penderita penyakit autoimmune, para
lepromatosa, malaria, mononukleosus infeksiosa pemakai narkotika dan para pemakai obat-obat anti
dan lupus eritematosus sistemik (SLE). hipertensi.

Uji serologic pada syphilis congenital seringkali sulit


ditafsirkan. Antibodi IgG yang terdapat dalam darah ibu
hamil penderita syphilis, baik non-treponemal, dapat
menembus plasenta, sehingga uji serologic pada neonatus
dapat berhasil reaktif. Pada umumnya antibodi yang berasal
dari ibu dapat menghilang dalam waktu 6 sampai 12 bulan.
PEMERIKSAAN RPR (RAPID PLASMA REAGIN)

1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan RPR terhadap sampel serum.


TUJUA 2. Untuk dapat mendeteksi adanya antibodi non-treponemal (reagin)
N pada sampel serum secara kualitatif dan semi kuantitatif.

Metode yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan RPR ini


METODE
adalah metode flokulasi secara kualitatif dan semi kuantitatif.

Reaksi flokulasi secara imunologis yang terjadi antara antibodi


PRINSIP non-treponemal ( reagin ) pada serum dengan antigen spesifik
terhadap sifilis pada reagen RPR Carbon.
Bahan :
• Alat : 1. Serum
RPR Test Kit merk a Shield suhu penyimpanan : 2 – 8
• Slide aglutinasi (background putih) °C), terdiri atas :
• Reagen RPR Carbon
• Mikropipet 50 ml • Control positive Syphilitic
• Control negative Syphilitic
• Stand mikropipet • Needle
• Dispersing vial
• Ependorf 2. Yellow tip
3. Buffer saline
Metode Kualitatif
CARA KERJA

Reagen RPR Carbon dan serum dihomogenkan


dengan bagian datar dari pipet pengaduk
Slide aglutinasi background
dispossible hingga batas daerah lingkaran pada putih digoyangkan selama 8
slide pemeriksaan. (Hal yang sama juga menit dan diamati flokulasi
dilakukan pada kontrol positive dan kontrol yang terbentuk.
negative).
Siapkan alat dan bahan
Hasil yang memberi hasil reaktif
Sebanyak 1 tetes (50 ml) serum diteteskan
atau reaktif lemah kemudian
pada daerah lingkaran dari slide aglutinasi
dilanjutkan ke pemeriksaan semi
background putih, dilakukan secara tegak
Dipindahkan reagen RPR kuantitatif.
lurus. (dilakukan pada control positive dan
Carbon ke dispersing vial control negative).

Needle dipasangkan pada ujung Sebanyak 1 tetes reagen RPR Carbon


dispersing vial yang telah berisi diteteskan pada masing-masing slide
reagen RPR Carbon. aglutinasi background putih.
Interpretasi Hasil
 REAKTIF : Bila tampak gumpalan/flokulasi sedang atau
besar
 REAKTIF LEMAH : Bila tampak gumpalan/flokulasi kecil-kecil
 NON REAKTIF : Bila tidak tampak gumpalan / flokulasi
Metode Semi – Kuantitatif

1. Larutan buffer saline diteteskan pada lingkaran 1 – 5 pada slide pemeriksaan menggunakan pipet penetes dispossible.
Tetesan larutan saline tidak diratakan terlebih dahulu.
2. Sampel serum diteteskan sebanyak 50 µL dengan mikropipet pada lingkaran slide aglutinasi pertama.
3. Alat, bahan dan reagen yang digunakan pada uji RPR disiapkan.
4. Penghomogenan dilakukan dengan menaik turunkan larutan sampel sebanyak 5 – 6 kali menggunakan mikropipet.
Diusahakan tidak menimbulkan gelembung/busa pada saat penghomogenan. Larutan dari lingkaran slide aglutinasi
pertama diambil sebanyak 50 µL lalu dipindahkan ke lingkaran slide aglutinasi kedua. Perlakuan ini diulang pada
lingkaran slide aglutinasi 3, 4, dan 5 sehingga terbentuk pengenceran :
Lingkaran uji 1 2 3 4 5

 
Pengenceran 1/2 1/4 1/8 1/16 1/32

 
5. 50 µL campuran pada lingkaran 5 ( pada pengenceran 1 : 32 ) diambil dengan
mikropipet lalu dibuang.
6. Sebanyak 1 tetes reagen RPR Carbon diteteskan pada masing-masing slide aglutinasi
yang telah ditetesi serum yang telah diencerkan.
7. Reagen RPR Carbon dan serum dihomogenkan dengan bagian datar dari pipet pengaduk
dispossible hingga batas daerah lingkaran pada slide aglutinasi.
8. Slide aglutinasi digoyangkan selama 8 menit dan diamati flokulasi yang terbentuk.

Interpretasi Hasil :
Pengenceran terakhir yang masih menunjukkan adanya flokulasi merupakan titer antibodi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai