Anda di halaman 1dari 8

Studi Pemeriksaan Rapid Plasma Reagin (RPR)

Pada Penderita Tuberkulosis Paru.

K a l m a.

Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Makassar

Abstrak

Rapid Plasma Reagin (RPR) adalah salah satu pemeriksaan non troponemal untuk sifilis untuk
mendeteksi non-spesifik antibodi (reagin) dalam darah pasien. Pemeriksaan Rapid Plasma Reagin
dilakukan dengan menggunakan metode immunoasai. Pada metode immunoasai ini dilakukan
secara aglutinasi yaitu ikatan antigen dan antibodi pada serum penderita. Pada penderita
tuberkulosis diprediksi memiliki antibodi non-spesifik (reagin) pada serumnya. Hal ini
dikarenakan respons imun yang ditimbulkan adalah reaksi hipersensitivitas tipe IV (lambat).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan Rapid Plasma Reagin pada penderita
tuberkulosis paru. Penelitian ini bersifat observasi laboratorium yang dilakukan pada 30 sampel
penderita tuberkulosis paru. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar pada tanggal 02 s/d 14 Juli 2012. Hasil penelitian
diperoleh dari pemeriksaan Rapid Plasma Reagin yang reaktif kuat sebanyak 5 spesimen
(16,67%), reaktif lemah sebanyak 25 spesimen (83,33%) dari 30 sampel serum penderita
tuberkulosis paru. Simpulan, RPR reaktif pada penderita tuberkulosis paru. Hal tersebut terjadi
karena adanya ikatan antibodi non-spesifik (reagin) pada serum penderita tuberkulosis paru dengan
antigen kardiolipin (buatan). Untuk menegakan diagnosis sifilis pada pasien, perlunya dilakukan
pemeriksaan konfirmasi yang lebih spesifik yaitu deteksi antibodi troponemal, untuk mengurangi
kemungkinan hasil positif palsu biologis.

Kata Kunci : RPR, Sifilis,Tuberkulosis

Pendahuluan membangkitkan pembentukan antibodi pada


Imunoasai untuk sifilis memegang tubuh penderita. Demikian pula halnya pada
peranan yang penting dalam diagnosis infeksi dengan T.pallidum. Pembentukan
laboratoris dari penyakit sifilis, sebab antibodi pada tubuh penderita penyakit
perjalanan penyakit ini sudah lama dan tersebut, yaitu dimulai pada akhir stadium
sampai dewasa ini Treponema pallidum pertama atau permulaan stadium kedua.
(T.pallidum) belum berhasil untuk dikultur
pada suatu media pembenihan, sedangkan Hal ini terutama disebabkan oleh
pemeriksaan secara langsung (mikroskopis) karena kuman ini diliputi oleh suatu selaput
hanya dapat dikerjakan pada bahan atau mucoid yang menyebabkan kuman ini
specimen tertentu misalnya yang diambil menjadi kebal terhadap fagositosis. Baru
dari lesi lues ulcus durum yang sering kali setelah kuman ini agak lama berada dalam
hanya muncul dalam waktu yang relatif tubuh atau telah menyebar ke kelenjar limfe
singkat dan sering memberikan hasil negatif ragional (akhhir stadium pertama),
semu (Handojo, 2004). pembentukan antibodi humoral yang nyata
dimulai terjadi ( Handojo, 2004).
Suatu infeksi oleh suatu
mikroorganisme, umumnya akan

Media Analis Kesehatan Vol. V No.2 November 2014 Page 12


Karena T. pallidum tidak dapat dapat menyebabkan positif palsu ialah
ditumbuhkan pada medium biakan artifisial, infeksi Mycobacterium tuberculosis
maka cara laboratorium dapat membantu (M.tuberculosis)
mendiagnosis sifilis adalah dengan melihat
organisme dengan mikroskop lapangan Respons imun terhadap bakteri
gelap atau dengan mendeteksi antibodi penyebab tuberkulosis dan sifilis berbeda.
fluoresen langsung serta dengan mendeteksi T.pallidum membentuk antibodi kardiolipin
antibodi dalam serum dan cairan yang dapat merusak jaringan sel endotel,
serebrospinalis. Dua kategori antibodi yang yang dapat dideteksi sebagai reagin.
dapat diperiksa, yaitu antibodi Sedangkan M.tuberculosis dapat memicu
nontroponema (reagin), yang ditunjukan reaksi hipersensitivitas tipe lambat, yang
kepada antigen-antigen berisi lemak yang dapat merusak jaringan. Hasil kerusakan
berisi sel pejamu yang rusak (atau mungkin jaringan yang diakibatkan respons imun
treponema itu sendiri), dan antibodi terhadap bakteri M.tuberculosis ini diduga
treponema, yang ditunjukan kepada antigen- dapat juga terdeteksi sebagai antibodi
antigen permukaan T.pallidum. reagain.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
Pemeriksaan antibodi nontreponema
maka dapat dirumuskan permasalahan
yang paling sering digunakan saat ini adalah
sebagai berikut : Bagaimana Hasil
Rapid Plasma Reagin (RPR). Uji RPR
Pemeriksaan Rapid Plasma Reagin (RPR)
kualitatif adalah suatu pemeriksaan
pada penderita tuberkulosis paru ?
penapisan dengan serum pasien yang tidak
Sehubungan dengan hal tersebut, maka
diencerkan dengan partikel arang berlapis
tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
kardiolipin di kertas karton. Setelah rotasi
hasil pemeriksaan Rapid Plasma Reagin
mekanis selama waktu tertentu, sediaan
(RPR) pada penderita tuberkulosis paru.
diperiksa untuk melihat ada tidaknya
aglutinasi makroskopis partikel arang. Pada
pemeriksaan RPR kualitatif, disipakan Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk
pengenceran serial serum pasien, dan titik pengembangan ilmu, dapat digunakan sebagi
akhir pemeriksaan adalah pengenceran referensi bagi peneliti berikutnya dalam
tertinggi serum pasien yang masih rangka pengembangan perangkat diagnosis
menyebabkan penggumpalan partikel arang penyakit sifilis yang lebih baik.
(Sacher, 2004). Selain itu juga akan bermanfaat bagi
masyarakat, khususnya klinisi dan tenaga
Uji antibodi treponema yang
laboratorium medik sebagai informasi
digunakan secara luas saat ini adalah
dalam memilih metode diagnosis, khususnya
fluorescent treponemal antibody-absorbed
penyakit sifilis.
double stain test (FTA-ABS DS), uji
mikrohemaglutinasi-T.pallidum (MHA-TP), Sifilis adalah infeksi menular
dan uji treponema hemaglutinasi untuk seksual yang disebabkan oleh bakteri
sifilis (HATTS). Pemakaian uji-uji ini spiroheta Treponema pallidum sub-spesies
biasanya terbatas untuk konfirmasi hasil pallidum. Rute utama penularannya melalui
positif uji antibodi nontroponema kontak seksual; infeksi ini juga dapat
(RPR/VDRL). ditularkan dari ibu ke janin selama
kehamilan atau saat kelahiran, yang
Uji antibodi nontreponema
menyebabkan terjadinya sifilis kongenital.
digunakan terutama untuk menapis atau
menyaring pasien untuk sifilis dan untuk Treponema pallidum merupakan
memantau respons terhadap pengobatan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini
sifilis. Uji RPR yang positif pada seseorang berbentuk spiral. Terdapat empat subspecies
pasien yang tidak sedang diterapi untuk yang sudah ditemukan, yaitu Treponema
sifilis harus dikonfirmasi dengan uji untuk pallidum pertenue, Treponema pallidum
antibodi treponema karena banyak keadaan carateum, dan Treponema pallidum
yang dapat menyebabkan hasil uji antibodi endemicum. Treponema pallidum
nontroponema yg “positif palsu biologis” merupakan spirochaeta yang bersifat motile
(Sacher,McPherson, 2004). Salah satu yang

Media Analis Kesehatan Vol. V No.2 November 2014 Page 13


yang umumnya menginfeksi melalui kontak penyakit jaringan ikat, dan lain lain. Tes
seksual langsung, masuk ke dalam tubuh antibodi treponemal biasanya menjadi positif
inang melalui celah di antara sel epitel. dua sampai lima minggu setelah infeksi
Organisme ini juga dapat ditularkan kepada awal.
janin melalui jalur transplaental selama
Uji Rapid Plasma Reagin (RPR)
masa-masa akhir kehamilan. Struktur
adalah uji skrining cepat terhadap sifilis. Uji
tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan
RPR juga mendeteksi antibodi reagin di
Treponema pallidum bergerak dengan pola
dalam serum, dan uji ini bersifat lebih
gerakan yang khas untuk bergerak di dalam
sensitif, tetapi kurang spesifik dibandingkan
medium kental seperti lender (mucus).
VDRL. Sering kali uji ini diaplikasikan pada
Dengan demikian organisme ini dapat
darah donor sebagai uji pendeteksi sifilis
mengakses sampai ke sistem peredaran
(Handojo.2004).
darah dan getah bening inang melalui
jaringan dan membran mucosa (Julyani, Rapid Plasma Reagin (RPR)
2009). mengacu pada jenis tes yang mencari non-
spesifik antibodi dalam darah pasien yang
Treponema pallidum belum bisa mungkin menunjukkan bahwa organisme
dibiakkan secatra invitro, maka pengetahuan ( T.pallidum ) yang
tentang struktur antigen dari kuman tersebut menyebabkan sifilis hadir. Istilah "reagin"
sangat sedikit sekali. Telah diketahi bahwa berarti bahwa tes ini tidak mencari antibodi
bakteri tersebut mengandung protein, terhadap bakteri yang sebenarnya,
polisakarida dan dua macam lipid. melainkan untuk antibodi terhadap zat yang
Pada penderita sifilis dalam dikeluarkan oleh sel-sel ketika mereka rusak
serumnya dapat ditunjukkan adanya oleh T.pallidum.
antbodi. Antibodi spesifik akan muncul
dalam serum pada awal infeksi yang akan Selain skrining sifilis, tingkat RPR
menghalangi spirocaeta merusak sel, dan Ig ( titer RPR ) dapat digunakan untuk
G dengan bantuan komplemen akan dapat mengikuti perkembangan penyakit dari
membunuh T. pallidum serta meningkatkan waktu ke waktu dan responnya terhadap
kemampuan netrofil dan makrofag terapi.
memfagosit treponema tersebut. Antibodi
Tes RPR adalah efektif tes skrining,
berperanan dalam menghancurkan protein
karena sangat baik dalam mendeteksi orang
membran luar yang tipis dari T.pallidum.
tanpa gejala yang terkena sifilis. Namun tes
mungkin menunjukkan bahwa seorang
Pemeriksaan darah adalah cara menderita sifilis yang dalam kenyataannya
yang umum digunakan, untuk diagnosis tidak (misalnya, jika menghasilkan positif
sifilis karena lebih mudah palsu ). Positif falsu dapat terjadi pada
dilakukan. Deteksi antibodi dibagi infeksi virus tertentu (Epstein Barr, hepatitis,
menjadi tres antibodi nontreponema dan tes varisela, campak), tuberkulosis, malaria,
antibodi treponema. Tes nontreponemal endokarditis, penyakit jaringan ikat,
digunakan pada mulanya, untuk riset penyakit autoimun, atau kontaminasi.
laboratorium penyakit kelamin diantaranya Sehubungan hal tersebut, tes skrining ini
Veneral Disease Rsearch Laboratory harus selalu diikuti dengan tes treponemal
(VDRL) dan Rapid Plasma Reagin (RPR). yang lebih spesifik. Pengujian didasarkan
Metode pemeriksaan tersebut dapat pada antibodi monoklonal
menghasilkan positif palsu, untuk itu perlu dan immunofluorescence,
konfirmasi dengan tes Treponemal yang termasuk Treponema pallidum
lebih spesifik, misalnya Treponemal hemaglutination (TPHA) dan fluorescent
Pallidum Hemaglutination (TPHA) treponemal antibodi penyerapan ( FTA-
atau fluorescent treponemal antibody ABS ) yang lebih spesifik namun relatif
absorption test (FTA-Abs). lebih mahal. Pengujian didasarkan pada
immunoassay enzim-linked juga digunakan
Positif palsu pada tes untuk mengkonfirmasi hasil tes skrining
nontreponemal dapat terjadi pada beberapa sifilis (Sacher, 2004).
infeksi seperti campak, tuberkulosis,

Media Analis Kesehatan Vol. V No.2 November 2014 Page 14


Uji antibodi nontroponema RPR
digunakan terutama untuk menapis pasien
untuk sifilis dan untuk memantau respons
terhadap pengobatan sifilis.
Bahan dan Instrumentasi Penelitian :
Pemeriksaan RPR merupakan Bahan Penelitian meliputi serum
pemeriksaan antibodi nontroponema yang penderita tuberkulosis paru, KIT RPR test
sering dilakukan pada saat ini untuk PLASMATEC (antigen RPR siap
mendeteksi dini sifilis pada seorang pasien. duganakan, PC(control serum
Pemeriksaan RPR ini ditujukan kepada positif)/NC(control serum negatif) siap
antibodi reagin yang terbentuk dari sel pakai.
pejamu yang rusak atau mungkin dari Instrumen Penelitian yang digunakan pada
treponema itu sendiri. Pada penderita penelitian ini adalah
tuberkulosis diprediksikan dapat membentuk
reagin akibat dari reaksi hipersensitivitas lempeng/slide, pipet stirrer, well, tabung
tipe lambat yang menimbulkan kerusakan reaksi, micropipet, rak tabung, sentrifuge,
pada jaringan tertentu. Akibatnya jika timer.
seseorang penderita mengalami infeksi
ganda atau memperlihatkan gejala awal dari Prosedur Kerja Laboratorium :
infeksi T. pallidum penyebab sifilis, sedang
pasien tersebut telah terinfeksi dengan Reagen, serum control positif, serum control
M.tuberkulosis, maka kemungkinan pada negatif dan spesimen serum disesuaikan
pemeriksaan RPR untuk mendeteksi sifilis dengan suhu ruangan dan dihomogenkan.
penderita menghasilkan positif sejati atau Kemudian spesimen serum penderita
positif palsu. tuberculosis paru, control positif, control
negatif diteteskan masing-masing 50 ul pada
lingkaran slide/lempeng. Reagen yang telah
Metode homogen kemudian diteteskan sebanyak 1
Penelitian ini termasuk dalam penelitian tetes pada masing-masing lingkaran slide
observasi laboratorik yang bersifat deskriptif yang sudah terisi spesimen serum, serum
yakni melakukan pemeriksaan Rapid Plasma control positif, dan serum control negatif
Reagin (RPR) pada penderita tuberkulosis dengan menggunakan pipet tetes yang
paru. tersedia pada KIT RPR. Masing-masing
Penderita tuberkulosis paru adalah seseorang campuran dihomogenkan dengan pipet
yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis pengaduk kemudian slide dimiringkan
yang dibuktikan dgn hasil pemeriksaan secara perlahan-lahan selama 8 menit.
mikroskopik dahak basil tahan asam (BTA) Selanjutnya hasil reaksi diamati dan
positif. dicatat.
Pemeriksaan RPR adalah salah satu tes non
troponema untuk sifilis yang mendeteksi
non-spesifik antibodi (reagin) dalam darah
pasien. Dengan kata lain bahwa tes ini tidak
mendeteksi antibodi imun khusus terhadap Pembacaan :
bakteri, melainkan untuk mendeteksi
antibodi terhadap zat yang dikeluarkan oleh Reaktif kuat, bila tampak gumpalan sedang
sel-sel atau jaringan yang rusak akibat atau besar di tengah dan di pinggir
infeksi bakteri, diantaranya T.pallidum. lingkaran.
Reagin adalah Antibodi nontreponemal Reaktif lemah, bila tampak gumpalan kecil-
berupa antibodi terhadap zat yang dihasilkan kecil halus pada pinggir lingkaran.
oleh sel-sel atau jaringan yang rusak oleh
bakteri misalnya T.pallidum atau pada Non reaktif, bila tidak tampak gumpalan
penyakit infeksi yang lain.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 02 s/d


14 Juli 2012

Media Analis Kesehatan Vol. V No.2 November 2014 Page 15


Penyajian dan Analisis Data : Reaktif
12 L Positif (+)
Lemah
Data dalam penelitian ini disajikan Reaktif
13 M Positif (+)
secara deskriptif dalam bentuk tabel, Lemah
kemudian dipersentasekan. Rumus yang Reaktif
digunakan adalah sebagai berikut : 14 N Positif (+)
Lemah
Reaktif
% 15 O Positif (+)
Lemah
=
A B C D
Di mana : X = % hasil reaksi / pemeriksaan Reaktif
N = Jumlah sampel 16 P Positif (+)
Lemah
positif(reaktif) / negatif Reaktif
n = jumlah keseluruhan sampel 17 Q Positif (+)
Lemah
Reaktif
18 R Positif (++)
Lemah
Hasil Reaktif
Dari hasil penelitian yang telah 19 S Positif (+)
Lemah
dilaksanakan untuk mengetahui hasil
Reaktif
pemeriksaan Rapid Plasma Reagin (RPR) 20 T Positif (++)
Lemah
pada penderita tuberkulosis paru, maka dari
Reaktif
30 penderita tuberkulosis didapatkan hasil 21 U Positif (++)
Lemah
sebagaimana tertera pada table berikut :
Reaktif
Tabel 1. Data hasil pemeriksaan Rapid Plasma 22 V Positif (+)
Lemah
Reagin (RPR) pada 30 sampel
penderita tuberkulosis Reaktif
23 W Positif (+)
Lemah
Sampel
Positif Reaktif
Kode Hasil 24 X Positif (+)
N Tuberkulosi Lemah
Sampe Pemeriksaa Positif Reaktif
O s 25 Y
l n RPR (+++) Kuat
(Mikroskopi
k BTA) Reaktif
26 Z Positif (++)
A B C D Lemah
Reaktif Reaktif
1 A Positif (+) 27 A1 Positif (+)
Lemah Kuat
Reaktif Reaktif
2 B Positif (+) 28 A2 Positif (++)
Lemah Kuat
Reaktif Reaktif
3 C Positif (++) 29 A3 Positif (+)
Kuat Lemah
Reaktif Reaktif
4 D Positif (+) 30 A4 Positif (+)
Lemah Lemah
Reaktif Sumber : Data Primer, Juli 2012
5 E Positif (+) Pada tabel 1 menunjukan hasil pemeriksaan
Lemah
Reaktif RPR dari 30 spesimen serum penderita
6 F Positif (+) tuberkulosis paru, ternyata seluruhnya
Lemah
menghasilkan reaksi reaktif, ada reaktif kuat
Reaktif
7 G Positif (+) dan ada reaktif lemah.
Lemah
Reaktif
8 H Positif (+) Tabel 2. Persentase hasil pemeriksaan Rapid
Lemah
Plasma Reagin (RPR) pada 30
Positif Reaktif
9 I sampel penderita tuberkulosis
(+++) Kuat
paru:
Reaktif
10 J Positif (+) Hasil Jumlah Persentase
Lemah
pemeriksaan (n) (%)
Reaktif
11 K Positif (+) Reaktif Kuat 5 16,67%
Lemah
Reaktf Lemah 25 83,33%

Media Analis Kesehatan Vol. V No.2 November 2014 Page 16


Jumlah 30 100% dan menyebabkan kerusakan jaringan.
Antibodi ini memberikan reaksi silang
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa penderita dengan beberapa antigen dari jaringan lain
tuberkulosis paru 100% RPR reaktif, seperti misalnya dengan antigen lipoid dari
16,67% reaktif kuat dan 83,33% reaktif ekstrak otot jantung.
lemah.
Pembahasan Selain skrining sifilis, tingkat RPR
(juga disebut " titer ") dapat digunakan untuk
Penelitian ini dilakukan untuk melacak perkembangan penyakit dari waktu
mengetahui sejauh mana hasil pemeriksaan ke waktu dan responnya terhadap terapi. Tes
Rapid Plasma Reagin (RPR) pada penderita RPR adalah efektif tes skrining , karena
tuberkulosis. Pemeriksaan Rapid Plasma sangat baik dalam mendeteksi orang tanpa
Reagin (RPR) merupakan salah satu gejala yang terkena sifilis. Namun tes
pemeriksaan non troponemal untuk sifilis mungkin menunjukkan bahwa orang
yang mencari non-spesifik antibodi (reagin) memiliki sifilis yang dalam kenyataannya
dalam darah pasien. Istilah “non-spesifik" tidak (misalnya, mungkin
berarti bahwa tes ini tidak mencari antibodi menghasilkan positif palsu), karena banyak
terhadap bakteri yang sebenarnya, keadaan yang dapat menyebabkan hasil uji
melainkan untuk antibodi yang terhadap “positif-palsu biologis”. Maka uji RPR yang
pada zat yang dikeluarkan oleh sel-sel ketika positif pada seorang pasien yang tidak
mereka rusak oleh T.pallidum. sedang diterapi untuk sifilis harus
Uji RPR kualitatif adalah suatu dikonfirmpasi dengan uji untuk antibodi
pemeriksaan penapisan dengan serum pasien treponema. Salah satu hasil positif dapat
yang tidak diencerkan kelmudian dicampur dilihat pada infeksi bakteri M. tuberculosis
dengan partikel arang (karbon) berlapis (tuberkulosis).
kardiolipin di kertas karbon. Setelah rotasi
mekanis selama waktu tertentu, sediaan M. tuberculosis merupakan bakteri
diperiksa untuk melihat ada tidaknya penyebab penyakit tuberkulosis pada
aglutinasi makroskopik partikel arang manusia. Infeksian bakteri ini dapat
(karbon). menimbulkan reaksi imun hipersensitivitas
tipe IV (lambat) yang dapat menimbulkan
Prinsip daripada tes Rapid Plasma kerusakan pada jaringan yang terinfeksi.
Regin (RPR) adalah yang dimana sebuah tes Reaksi tersebut dapat terjadi bila jumlah
yang berdasarkan atas reaksi flokasi non antigen yang masuk relatif banyak kemudian
treponemal yang digunakan untuk berinteraksi antara antigen dengan reseptor
mendeteksi antibodi reagin yang timbul pada yang terdapat pada permukaan limfosit T
penyakit sifilis. Antigen RPR yang dan mengaktiifkannya, pengaktifan limfosit
digunakan dalam kit ini adalah modifikasi T terjadi apabila antigen tertangkap oleh
dari antigen VDRL dimana mengandung makrofag tetapi tidak dapat dihilangkan atau
partikel karbon khusus untuk memperbesar disingkirkan. Hal ini merangsang sel T
perbedaan antara hasil positif dengan negatif untuk memproduksi sitokin yang
secara visual. menyebabkan berbagai reaksi imflamasi.
Reaksi hipersensitivitas tipe IV (lambat)
Antibodi terhadap sifilis mulai termasuk reaksi selular.
terbentuk pada akhir stadium pertama, tetapi
kadar amat rendah dan seringkali Pemeriksaan RPR pada penderita
memberikan hasil negatif pada uji serologis. tuberkulosis seringkali memberikan hasil
Titer antibodi ini terus meningkat dan pemeriksaan positif. Hal ini dikarenakan
mencapai puncak pada stadium kedua untuk berikatannya antibodi reagin (yang tidak
selanjutnya menurun sedikit demi sedikit sengaja dihasilkan dari reaksi
pada stadium laten dan menunjukan titer hipersensitivitas tipe IV) dengan antigen
yang agak rendah (tetapi masih positif). kardiolipin (antigen buatan yang menyerupai
Antibodi non treponemal atau reagin sebagai antigen lipid pada Treponema pallidum.
akibat dari sifilis atau penyakit infeksi yang Kemungkinan terbentuknya reagin dari
lain. Antibodi ini baru terbentuk setelah reaksi hipersensitivitas tipe IV pada
penyakit menyebar kekelenjar limfe regional penderita tuberkulosis terjadi karena adanya

Media Analis Kesehatan Vol. V No.2 November 2014 Page 17


antigen-antigen lipid pada dinding sel (16,67%) spesimen serum RPR reaktif kuat,
M.tuberculosis yang bereaksi dengan sel-sel dan 25 (83,33%) spesimen serum
pejamu yang rusak. Menurut Sacher dan menunjukan RPR reaktif lemah.
McPherson, antibodi reagin ditujukan Simpulan dari penelitian ini adalah
kepada antigen-antigen berisi lemak yang RPR reaktif pada penderita tuberculosis
terbentuk dari sel pejamu yang rusak atau paru.
mungkin dari troponema itu sendiri. Terkait dengan hal tersebut, kepada klinisi
atau petugas medis yang bersangkutan
Berdasarkan data hasil penelitian, untuk penegakan diagnosis sifilis pada
pemeriksaan RPR pada tuberkulosis dari pasien, agar melakukan pemeriksaan
total 30 sampel serum yang menunjukan konfirmasi yang lebih spesifik untuk
semuanya reaktif atau terjadi meminimalkan hasil positif palsu biologis.
flokulasi/aglutinasi pada pemeriksaannya. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian untuk
Tetapi diantara 30 sampel tersebut ada 5 menentukan i sensitivitas dan spesifisitas
diantaranya reaktif kuat dan selebihnya reagen atau perangkat diagnostik untuk
reaktif lemah. Sampel yang dikodekan “C, I, Rapid Plasma Reagin (RPR).
Y, A1, dan A2” merupakan “Reaktif Kuat”
yang dimana sampel C dan A2 adalah positif
++ tuberkolosis, sampel I dan Y adalah
Daftar Pustaka
positif +++ tuberkulosis, serta A1 positif +
tuberkulosis pada pemeriksaan mikroskopik
BTA. Selebihnya dari 5 kode sampel Anonim, 2008, Pedoman Nasional
menunjukan reaktif lemah adalah positif + Penanggulangan Tuberkulosis (ed.2).
tuberkulosis (mikroskopik BTA). Dari Jakarta : Depkes RI.
pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi diagnosa mikroskopik BTA Dwi Murtiastutik, Dr., SpKK. 2008. Buku
semakin tinggi (kuat) pula gumpal yang Ajar Infeksi Menular Seksual.
ditimbulkan. Flokulasi/gumpalan yang Surabaya : Airlangga University
lemah atau tinggi/kuat menunjukan Press.
banyaknya antibodi reagin yang terkandung
dalam serum penderita. Semakin kuat reaktif Julyani Sri. 2009. ASPEK IMUNOLOGI
yang ditimbulkan semakin banyak pula PENYAKIT SIFILIS. Makassar:
antibodi yang terkandung dalam serum Jurnal Kesehatan Masyarakat Madani
penderita.
Handojo Indro. 2004. Imunoasay Terapan
Banyaknya antibodi yang
Pada Beberapa Penyakit Infeksi.
terkandung dalam serum penderita
Surabaya : Airlangga University
menunjukan tingkatan infeksi bakteri pada
Press.
tubuh penderita. Hal ini dikarenakan
banyaknya antibodi yang terbentuk dari
reaksi imum yang ditimbukan oleh setiap Handojo Indro. 2003. Pengantar Imunoasai
antigen-antigen lipid bakteri yang Dasar. Surabaya : Airlangga
menginfeksi. University Press

Dari uraian data hasil penelitian Kresno Siti Boedina. 2010. Imunologi :
tersebut dapat dinyatakan bahwa Diagnosis dan Prosedur
pemeriksaan Rapid Plasma Reagin (RPR) Laboratorium (ed.5). Jakarta : Badan
kurang spesifik untuk mendiagnosa sifilis Penerbit Fakultas Kedokteran
terhadap pasien yang dicurigai. Hal ini Universitas Indonesia
dikarenakan menimbulkan reaktif (positif)
pada penderita tuberkulosis, yang dimana Sacher Ronald A., McPherson Richard A.
hasil pemeriksaannya memungkinkan hasil 2004. Tinjauan Klinis Hasil
positif palsu/semu biologis. Pemeriksaan Laboratorium (ed.11).
Jakarta : EGC.
Hasil penelitian ini adalah dari 30 sampel
serum penderita tuberkulosis paru ternyata 5

Media Analis Kesehatan Vol. V No.2 November 2014 Page 18


Media Analis Kesehatan Vol. V No.2 November 2014 Page 19

Anda mungkin juga menyukai