Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM HUBUNGAN

INTERPROFESSIONAL COLABORATION UNTUK KESELAMATAN


PASIEN
THERESIA ICHI YOHANA SITEPU / 181101134

ichisitepu@gmail.com

ABSTRAK
Rumah Sakit yang bermutu adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan melalui
penyelenggaraan pelayanan secara paripurna pada unit unit gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,
ruang tindakan dan ruang perawatan khusus. Rumah sakit adalah organisasi dalam bidang jasa
pelayanan kesehatan .Dalam penyelenggaraan upaya pelayanan pada pasien rumah sakit didukung
oleh banyak jenis ketrampilan SDM baik yang berbentuk profesi maupun non profesi.
Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan oleh berbagai kelompok profesi. Para profesional utama
yang memberikan asuhan kepada pasien di rumah sakit adalah staf medis baik dokter maupun dokter
spesialis, staf klinis keperawatan (perawat dan bidan), nutrisionis dan farmasis yang rutin dan pasti
selalu berkontak dengan pasien, akan tetapi tidak kalah pentingnya profesional lain yang berfungsi
melakukan asuhan penunjang berupa analis laboratorium, penata rontgen, fisioterapis. Dalam hal ini
sangat dibutuhkan komunikasi yang efektif

Kata Kunci : Komunikasi Efektif, Kolaborasi Interprofesi, Keselamatan Pasien

LATAR BELAKANG untuk berkomunikasi dalam berbagai


format dan di semua bidang praktek.
Kolaborasi interprofesional Komunikasi dapat efektif apabila pesan
merupakan merupakan strategi untuk diterima dan dimengerti sebagaimana
mencapai kualitas hasil yang dinginkan dimaksud oleh pengirim pesan, pesan
secara efektif dan efisien dalam pelayanan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan
kesehatan. Komunikasi dalam kolaborasi oleh penerima pesan dan tidak ada
merupakan unsur penting untuk hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
meningkatkan kualitas perawatan dan Komunikasi yang efektif terjadi bila
keselamatan pasien (Reni,A al,2010). pendengar (penerima berita) menangkap
Kemampuan untuk bekerja dengan dan menginterpretasikan ide yang
profesional dari disiplin lain untuk disampaikan dengan tepat seperti apa yang
memberikan kolaboratif, patient centred dimaksud oleh pembicara (pengirim
care dianggap sebagai elemen penting dari berita). Pelayanan yang ada di rumah sakit
praktek profesional yang membutuhkan merupakan pelayanan yang multidisilpin
spesifik perangkat kompetensi. The sehinga bisa berpotensi terjadinya
American Nurses Association (ANA, pelayanan yang tumpang tindih, terjadinya
2010) menggambarkan komunikasi efektif konflik interprofesional dan juga
sebagai standar praktik keperawatan keterlambatan pemeriksaan dan tindakan
profesional. Kompetensi profesional dalam (Susilaningsih, 2016). Dalam pelayanan
praktek keperawatan tidak hanya kesehatan terjadi kesalahan (error) 70-80
psikomotor dan keterampilan diagnostik % yang disebabkan oleh buruknya
klinis, tetapi juga kemampuan dalam komunikasi dan pemahaman dalam tim,
keterampilan interpersonal dan kerjasama tim yang baik dapat membantu
komunikasi. Perawat terdaftar diharapkan mengurangi masalah patient safety.
Upaya peningkatan kualitas bersifat sensitif. Umpan balik
pelayanan tersebut diperlukan keselarasan menjadikan komunikasi lebih
langkah yang dinamis antar berbagai efektif karena dapat memberikan
klinisi dan disiplin keilmuan untuk kepastian mengenai sejauh mana
membangun tim pelayanan dengan tatanan komunikasi yang diadakan oleh
dan kultur pendekatan interdisiplin atau seseorang sumber (source) dapat
interprofesional. Pasien yang ditangani diterima oleh komunikan
secara interdisiplin baik di ruang rawat (receiver).
inap maupun pelayanan kesehatan primer, d. Komunikasi tatap muka
meningkatkan kesinambungan asuhan, Komunikasi semacam ini
kepuasan pasien serta mengurangi memungkinkan kita untuk melihat
hospitalisasi dan angka kematian. dengan baik lawan bicara kita,
melihat body language, melihat
Terdapat beberapa faktor yang perlu mimik lawan bicara, serta
diperhatikan untuk mengupayakan proses menghilangkan panjangnya rantai
komunikasi yang efektif, yaitu antara lain: komunikasi yang memungkinkan
a. Sensitifitas kepada penerima terjadinya mis komunikasi.
komunikasi Sensitivitas ini
sangatlah penting dalam penentuan TUJUAN
cara komunikasi serta pemilihan
untuk mengetahui komunikasi
media komunikasi. Hal-hal yang
efektif dalam praktik kolaborasi
bersifat penting dan pribadi paling
interprofesi akan meningkatkan kualitas
baik dibicarakan secara langsung
pelayanan
atau tatap muka, dan dengan
demikian mengurangi adanya
kecanggungan serta kemungkinan
adanya miskomunikasi. METODE
b. Komunikasi efektif Komunikasi
Metode berupa literature review
efektif diharapkan dapat mengatasi
dengan batasan kriteria Inklusi sebagai
kendala yang ditimbulkan oleh berikut berikut: Pendekatan praktek
beberapa pihak, pasien, dokter, kolaborasi interprofesi, Melakukan
perawat maupun tenaga kesehatan komunikasi efektif,Journal of Health
lainnya. Dokter dapat mengetahui Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 65-71
dengan balk kondisi pasien dan Noor Ariyani Rokhmah dan Anggorowati,
keluarganya dan pasien pun Komunikasi Efektif yang dilakukan di
rumah sakit atau pelayanan kesehatan.
percaya sepenuhnya kepada dokter.
Kondisi ini amat berpengaruh pada
proses penyembuhan pasien HASIL DAN
selanjutnya. PEMBAHASAN
c. Penentuan waktu yang tepat dan
umpan balik Hal ini sangatlah Kolaborasi antara penyedia layanan
penting terutama dalam kesehatan yang diperlukan dalam
mengkomunikasikan keadaan yang pengaturan perawatan kesehatan apapun,
karena tidak ada profesi tunggal yang
dapat memenuhi kebutuhan semua pasien. pertukaran informasi yang tepat dan
Akibatnya, kualitas layanan yang baik koordinasi perawatan
tergantung pada profesional yang bekerja Keterampilan komunikasi yang
sama dalam tim interprofessional. penting lain yang disebutkan adalah
komunikasi yang efektif antara profesional kemampuan untuk menyesuaikan bahasa
kesehatan juga penting untuk memberikan untuk target klien. Sementara peran
pengobatan yang efisien dan pasien- pemahaman dan komunikasi yang efektif
berorientasi komprehensif .Selain itu, ada jelas muncul sebagai kompetensi yang
semakin banyak bukti yang menunjukkan dominan untuk praktek kolaboratif yang
bahwa komunikasi yang buruk antara efektif akan meningkatkan kualitas.
profesional kesehatan merugikan pasien. Meningkatkan pengetahuan
Kolaborasi Interprofessional di lingkungan perawat dan dokter tentang pendekatan
kerja profesional telah diakui oleh yang berbeda dan persepsi tentang
keperawatan, kedokteran gigi, kedokteran, komunikasi perawat-dokter dan kolaborasi
dokter, farmasi, dan kesehatan masyarakat dapat menyebabkan saling pengertian yang
organisasi profesional sebagai komponen lebih baik dan hubungan yang lebih efektif
penting untuk aman, tinggi, kualitas, kolaboratif. Perawat juga harus mampu
diakses, perawatan pasien berpusat membangun keterampilan komunikasi dan
( interprofessional Pendidikan keterampilan dalam prakteknya sehingga
Collaborative Panel Ahli, 2011). dapat berfungsi secara efektif dalam
kolaborasi interprofessional bekerja di melakukan keperawatan dengan tim
profesi kesehatan untuk bekerja sama, interprofessional lainnya, mendorong
berkolaborasi, berkomunikasi, dan komunikasi terbuka, serta menunjukkan
mengintegrasikan pelayanan dalam tim rasa saling menghormati serta dapat
untuk memastikan perawatan yang terus dilibatkan dalam pengambilan keputusan
menerus dan dapat diandalkan. bersama untuk mencapai perawatan yang
Komunikasi mencakup berbagai berkualitas
strategi dan tujuan. Baik komunikasi Kerja tim dan kolaborasi
formal dan informal antara penyedia serta mengharuskan perawat mampu
antara penyedia dan pasien dengan berkomunikasi secara efektif dengan tim
keluarga mereka adalah kunci untuk kesehatan, pasien, dan perawat untuk
perawatan pasien kolaboratif. Ada mengintegrasikan perawatan yang aman
kebutuhan yang dirasakan untuk lebih jelas dan efektif dalam dan di pengaturan
dalam menanggapi bagaimana setiap (AACN, 2008; ANA, 2010). profesional
memberikan kontribusi profesional untuk kesehatan dan sistem perawatan kesehatan
tim dan untuk lebih efektif juga harus secara aktif berkolaborasi dan
mendelegasikan pekerjaan dan anggota tim berkomunikasi untuk memastikan
langsung. Lain disebutkan bahwa di daerah pertukaran informasi yang tepat dan
kerja mereka, ada kurangnya komunikasi koordinasi perawatan
akan menghambat dalam pendelegasian. Kualitas pelayanan yang diberikan
kerja tim dan kolaborasi oleh pihak rumah sakit cenderung dilihat
mengharuskan perawat mampu atau dinilai oleh pasien atau masyarakat
berkomunikasi secara efektif dengan tim pengguna fasilitas kesehatan tersebut dari
kesehatan, pasien, dan perawat untuk bentuk pelayanan yang diberikan oleh
mengintegrasikan perawatan yang aman perawat dan dokter terutama di ruang
dan efektif dalam dan di pengaturan rawat inap. Hal ini karena mereka lama
(AACN, 2008; ANA, 2010). profesional berhubungan dengan rumah sakit dimulai
kesehatan dan sistem perawatan kesehatan berinteraksi pertama ke bagian poli atau
juga harus secara aktif berkolaborasi dan UGD yang kemudian dilanjutkan di ruang
berkomunikasi untuk memastikan perawatan untuk beberapa hari. Pasien
merasa puas bila perawat dan dokter - Diane Morris, Mscfn, RD, CDE,
melakukan hubungan atau kerjasama yang Matthews, Phd, RD, Phec. 2014.
baik atau berkualitas karena semakin Communication, Respect, and
berkualitas jasa yang diberikan maka Leadership: Interpro-fessional
kepuasan yang dirasakan oleh pasien Collaboration in Hospitals of Rural
semakin tinggi. Ontario. Canadian Journal of
Untuk itu, perlu adanya Dietetic Practice and Research.
komunikasi yang efektif dalam paktik Vol 75, No 4.
kolaborasi interprofesi guna meningkatkan - Esther Suter, Julia Arndt, Nancy
kualitas pelayan dan keselamatan pasien Arthur, John Parboosingh,
Elizabeth Taylor, & Siegrid
Deutschlander. 2009. Role
Understanding and Effective
PENUTUP Communication as Core
Komunikasi efektif dalam Competencies For Collaborative
Interprofesi Collaboration sebagai upaya Practice. Journal of
meningkatkan kualitas pelayan. Oleh Interprofessional Care, Informa
karena itu, komunikasi yang efektif dan Healthcare. Vol (no) : 23(1): pp
kolaborasi perlu diberi penekanan yang 41–51. January 2009.
kuat di semua program perawatan - Ferwerda, J., Freese, C., 2011.
kesehatan profesional untuk menjamin Perceptions of organizational
kepuasan dan keamanan pasien. change and the psychological
contract: A study on the influence
of educational level.
DAFTAR PUSTAKA - Gibson, J.L., Ivancevich, J.M.,
- Anita Davis Boykins. 2014. DNSc, Donnelly, J.H., Konopaske, R.,
FNP-BC, PMHNP BC, Core 2012. Organizations: Behavior,
Communication Competencies in Structure, Processes. Fourteenth
Patient-Centered Care. The ABNF Edition. New York: McGraw-Hill.
Journal/Spring. - Kirom, B., 2015. Mengukur
- Anggarawati, Tuti, Wulan Sari, N, Kinerja Pelayanan dan Kepuasan
2016. Kepentingan Bersama Konsumen. Bandung: PustakaReka
Perawat - Dokter dengan Kualitas Cipta.
Pelayanan Ke-perawatan. Jurnal - Matziou1, V, Vlahioti, E, Pantelis
Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Perdikaris, Theodora Matziou,
Vol. 12, No. 1. Februari 2016 Efstathia Megapanou and
- Arya Reni, Kurniawan Yudianto, Konstantinos Petsios. 2014.
Irman Somantri. 2010. Efektifitas Physician and nursing percep-tions
Pelaksanaan Komu-nikasi dalam concerning interprofessi-onal
Kolaborasi Antara Perawat dan Communication and collaboration.
Dokter di Ruang Rawat Inap Journal of Inter-professional Care.
Rumah Sakit Umum Sumedang. Vol (no) : 28(6): pp 526–533.
Jurnal unpad.ac.id/mku/article. - Nasution, S., 2014. Metode
Vol. 12, No. 1 Maret 2010– Research (Penelitian Ilmiah).
September 2010 Hal 36, Jakarta: PT Bumi Aksara.
- Arikunto, Suharsimi. 2013. - R.H. Simamora. 2019. Buku Ajar
Prosedur Penelitian : Suatu Pelaksanaan Identifikasi Pasien
Pendekatan Praktek. Jakarta : Uwais Inspirasi Indonesia.
Rineka Cipta.
- R.H. Simamora. 2019. The
Influence Of Training Handover
Based SBAR Communication For
Improving Patients Safety. Indian
Journal Of Public Health Research
& Development
- R.H. Simamora. 2019.
Documentation of Patient
Identification Into the Electronic
System to Improve the quality of
nursing services. International
journal of scientific & technology
research.
- Sugiyono. 2010. Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
- Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung : Alfabeta.
- Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Manajemen. Bandung: Penerbit
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai