Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN IMUNOLOGI

(PEMERIKSAAN VDRL- SIFILIS)

Tujuan: untuk mendeteksi Antibodi non-spesifik guna membantu menegakkan diagnosis sifilis.

Dasar reaksi = Flokulasi/ Aglutinasi


Dasar reaksi tes Rapid Plasma Regin (RPR) adalah tes yang berdasarkan atas reaksi
aglutinasi/ flokasi non treponemal yang digunakan untuk mendeteksi antibodi reagin yang timbul
pada penyakit sifilis (Kalma, 2014).

Prinsip pemeriksaan RPR:


Reaksi flokulasi/ aglutinasi secara imunologis yang terjadi antara antibodi-non
treponemal (reagin) yang terdapat dalam serum/plasma pasien dengan antigen lipoid yang
terdapat pada reagen RPR. Antigen RPR yang digunakan merupakan modifikasi dari antigen
VDRL yang mengandung mikro partikel karbon (Aprianti, 2003).

Dasar teori
Uji rapid plasma reagin (RPR) 18-mm circle card merupakan pemeriksaan makroskopis,
menggunakan kartu flocculation nontreponemal. Antigen dibuat dari modifikasi suspensi antigen
VDRL yang terdiri dari choline chloride, EDTA dan partikel charcoal. Antigen RPR dicampur
dengan serum yang dipanaskan atau tidak dipanaskan atau plasma yang tidak dipanaskan diatas
kartu yang dilapisi plastic (Ratnam S, 2005)..
Pemeriksaan RPR mengukur antibodi IgM dan IgG terhadap materi lipoidal, dihasilkan
dari kerusakan sel host sama seperti lipoprotein, dan mungkin kardiolipin dihasilkan dari
treponema. Antibodi antilipoidal merupakan antibodi yang diproduksi tidak hanya dari pasien
sifilis dan penyakit treponemal lainya, tetapi juga sebagai respons terhadap penyakit
nontreponemal akut dan kronik yang menyebabkan kehancuran jaringan. Jika di dalam sampel
ditemukan antibodi, maka akan berikatan dengan partikel lipid dari antigen membentuk
gumpalan. Partikel charcoal beraglutinasi dengan antibodi dan kelihatan seperti gumpalan di atas
kartu putih. Apabila antibodi tidak ditemukan didalam sampel, maka akan kelihatan campuran
berwarna abu-abu (Ratnam S, 2005)..

Alat dan bahan:


 Alat: mikro-pipet, tip mikro-pipet, kartu uji RPR, pengaduk, rotator.
 Bahan: serum darah, dan reagen RPR, kontrol +, kontrol -

Langkah kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan 5. Homogenkan menggunakan rotator


2. Reagen RPR dihomogenkan (100rpm/ 8 menit)
3. Teteskan 0,04ml serum pada sumuran kertas uji 6. Baca menggunakan mikroskop
4. Tambahkan 1 tetes reagen RPR 7. Catat hasil (aglutinasi +/ aglutinasi -)
LAPORAN IMUNOLOGI
(PEMERIKSAAN VDRL- SIFILIS)

Pembahasan/diskusi
 Reaktif Kuat: Bila tampak gumpalan sedang atau besar di tengah , dan di pinggir lingkaran.
 Reaktif Lemah : Bila tampak gumpalan kecil-kecil halus pada pinggir lingkaran.
 Non Reaktif : Bila tidak tampak flokulasi/gumpalan

 Mendiagnosis sifilis, hasil pemeriksaan RPR harus ditunjang


dengan gejala klinis, pemeriksaan serologi yang lain, mikroskop
lapangan gelap dan faktor risiko. Tanpa gabungan tersebut, hasil
RPR tidak berhubungan dengan infeksi Treponema pallidum.
 Hasil RPR reaktif dapat bermakna infeksi baru atau lama dengan
treponema patogen, meskipun hasil reaksi positif palsu dapat juga
terjadi. Hasil reaksi positif palsu dapat disebabkan oleh kesalahan
laboratorium dan serum antibodi yang tidak ada hubungannya dengan sifilis.
 Hasil RPR nonreaktif tanpa gejala klinik sifilis dapat berarti tidak terinfeksi sifilis atau
pengobatan yang tidak efektif. Apabila hasil RPR nonreaktif disertai dengan gejala klinik
sifilis, dapat berarti sifilis primer dini, reaksi prozone pada sifilis sekunder. Inkubasi dari
infeksi sifilis tidak dapat disingkirkan dari hasil RPR nonreaktif.

Simpulan

Uji RPR, adalah salah satu Uji nontreponemal yang paling sering dilakukan untuk membantu
diagnosis sifilis. Dasar reaksinya adalah Flokulasi, dengan prinsip pemeriksaan: Reaksi
flokulasi secara imunologis yang terjadi antara antibodi-non treponemal (reagin) yang terdapat
dalam serum/plasma pasien dengan antigen lipoid yang terdapat pada reagen RPR. Antigen RPR
yang digunakan merupakan modifikasi dari antigen VDRL yang mengandung mikro partikel
karbon, Dan interpretasi hasilnya sebagai berikut:

 Reaktif Kuat: Bila tampak gumpalan sedang atau besar di tengah , dan di pinggir lingkaran.
 Reaktif Lemah : Bila tampak gumpalan kecil-kecil halus pada pinggir lingkaran.
 Non Reaktif : Bila tidak tampak flokulasi/gumpalan

Referensi/daftar pustaka

Aprianti, S dan Pakasi R, Hardjoeno. 2003. Tes Sifilis dan Gonorrhoe dalam
Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Makassar : LEPHAS Unhas.

Larsen SA, Steiner BM, Rudolph AH. Laboratory diagnosis and interpretation of tests for
syphilis. Clinical Microbiology Reviews. 1995

Ratnam S. The laboratory diagnosis of syphilis. Can J Infect Dis Med Microbiol, Canadian
STI Best Practice Laboratory Guidelines. 2005

Anda mungkin juga menyukai