Anda di halaman 1dari 33

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

SIFILIS

Wiwik Dwi Irawati


Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
PENDAHULUAN
SIFILIS
 Disebabkan oleh T.pallidum
 Umumnya ditularkan melalui
hubungan seksual atau
transplasenta dari ibu ke
janin.
 Masa inkubasi 9-90 
multiplikasi bakteri di tempat
infeksi
 Bakteri masuk ke aliran
darah segera setelah infeksi
terjadi
 the great imitator”
PATOFISIOLOGI
Treponema Treponema dapat

Stadium Lanjut
Stadium Laten
pallidum masuk ke mencapai sistem
dalam kulit melalui kardiovaskuler dan
mikrolesi atau sistem saraf dalam
Stadium Dini

selaput lendir. Tidak tampak waktu dini, namun


Kuman tersebut gejala, namun kerusakan yang terjadi
akan membiak, infeksi masih secara perlahan-lahan
jaringan bereaksi aktif sehingga memerlukan
dengan membentuk waktu bertahun-tahun
infiltrat yang terdiri untuk dapat
dari sel limfosit dan menimbulkan gejala
sel plasma. klinis.
TUJUAN SKRINING SIFILIS
 Mengontrol penyebaran penyakit
 Mencegah transmisi sifilis
kongenital
 Mencegah kerusakan permanen

pada individu yang terinfeksi


 Menurunkan transmisi HIV
SIAPA YANG HARUS DISKRINING SIFILIS?
• Donor darah
• Wanita hamil
• Pasien di klinik penyakit menular seksual
DIAGNOSIS?
 Treponema pallidum tidak
dapat dikultur in vitro
 Metode diagnostik direk dan
indirek
 Metode direk:
pem. mikroskopik pada apus
cairan atau lesi, pem.
histologis jaringan dan PCR
 Metode Indirek:
Pem. serologis utk deteksi
antibodi
 FTA-Abs untuk konfirmasi
PEMERIKSAAN SEROLOGIS
Klasifikasi 2 grup:
1. Non-treponemal tests:
non-specific antibodies, memakai antigen lipoidal
 the Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)
 rapid plasma reagin (RPR)
 the unheated serum reagin (USR)
 the toluidine red unheated serum test (TRUST)

2. Treponemal tests:
specific treponemal antibody
 Treponema pallidum hemagglutination assay (TPHA)
 the fluorescent treponemal antibody-
absorbed (FTA-abs)
 Pemeriksaan Enzyme Immunoassay
 Imunochromatography
PEMERIKSAAN NON TREPONEMAL
 Antibodi IgG & IgM antiphospholipid  respons thd
materi lipoidal yang keluar dari sel yang rusak pada
infeksi awal dan lipid dari permukaan sel Treponema
 Cepat, sederhana, murah
 Dipakai sebagai pemeriksaan penyaring
 Memonitor perjalanan penyakit dan mendeteksi
reinfeksi
 Limitasi:
sensitivitas rendah pada sifilis primer dan
laten/akhir
positif palsu karena reaksi silang
negatif palsu karena reaksi prozone dan HIV (+)
PEMERIKSAAN NON-TREPONEMAL

VDRL USR RPR TRUST


antigen =RPR
Antigen Antigen
suspensi Toluidine
stabil stabil
segar/hari red
Simplifikas
Dapat CSF
i VDRL

Mikroflokulasi Makroskopis flokulasi


mikroskop tanpa mikroskop

Semikuantitatif  titrasi
PROSEDUR
PEMERIKSAAN SEROLOGIS NON-
TREPONEMAL

Teteskan 50 ul Ratakan Campur reagen


sampel/kontrol sample ke partikel karbon
ke tiap seluruh secara merata
lingkaran lingkaran

Teteskan 1 Tgoyang kartu Segera baca hasil


tetes reagen ke pemeriksaan pemeriksaan dg
setiap selama 8 menit penerangan yang
lingkaran 100rpm baik
PRINSIP RPR
PROSEDUR RPR
PROSEDUR TITRASI

1
1 2 3 4 5 6 7

Lingkaran 1 2 3 4 5 6 7
Pengencera 1/2 1/4 1/8 1/16 1/32 1/64
n
NaCl 0,9% 50 50 50 50 50 50
(μL)
Serum (μL) 50 50
Pindahkan 50 50 50 50 50 50
Antigen 1 1 1 1 1 1 1
(tetes)
INTERPRETASI HASIL

Kualitatif

Semi Kuantitatif
INTERPRETASI
 Tidak ada efek prozone sampai 1/128
 Positif palsu seringkali titer < 1:4.

 Eksklusi hasil positif palsu:

sampel hasil reaktif dengan pemeriksaan non-


treponemal konfirmasi dengan
pem. treponemal
INTERPRETASI
PEMERIKSAAN SEROLOGIS NON-TREPONEMAL
INTERPRETASI
 Eksudat dari lesi atau jaringan tersedia pemeriksaan
langsung
 Diikuti pem non-treponemal
 Hasil reaktif  konfirmasi pem treponemal
 Hasil konfirmasiindikasi adanya antibodi treponema
tetapi tidak mengindikasikan:
tahap penyakit
infeksi lampau atau saat ini
 Sampai titer 1/164000 tidak ditemukan efek prozone
 Hasil positif atau positif lemah (+/- sampai +4) harus
diperiksa secara kuantitatif
PEMERIKSAAN TREPONEMAL
 Antigen T. pallidum atau komponennya
 Reaktif bertahun-tahun, dengan/ tanpa
terapi
 Tidak dapat dipakai mengevaluasi respon
terapi atau relaps atau reinfeksi
 Tidak bisa membedakan sifilis venereal
dengan sifilis endemik  treponemal
nonpatologis dan komensal
 Pemeriksaan konfirmasi
PEMERIKSAAN SEROLOGIS TREPONEMAL

FTA-Abs (Fluoresent
Treponemal absorption
test
 Dianggap gold standard
Treponemal test
 Memerlukan mikroskop
fluoresensi
 False sering disebabkan
oleh subyektifitas
pembaca
PRINSIP TPHA
PENYEBAB REAKSI SILANG

Treponema Trepanemal
pallidum lain nonpatologis/
komensal
yaws (T. pallidum T. denticola
pertenue
bejel (T. pallidum T. phagedenis
endemicum)
pinta (T. carateum) T. Refringens
T. vincentii
INTERPRETASI HASIL TPHA
HASIL TPHA
RAPID TEST
 point of care
 Aglutinasi lateks, antigen treponemal
 Immunochromatographic (Strip/device lateral
immuno-flow)
 Suhu kamar, sederhana, pelatihan sederhana,
tanpa alat dan cepat (<30 mnt)
 Bisa dipakai untuk penyaring sifilis pada ibu
hamil
 Darah lengkap, serum atau plasma
 Hati-hati dalam interpretasi, karena anti
treponema bisa menetap seumur hidup
INTERPRETASI
PEMERIKSAAN SEROLOGIS TREPONEMAL
ENZYME IMMUNOASSAY (EIA)

 Terstandarisasi
 Otomasi

 Relatif cepat (2 jam) pada sampel jumlah besar

 Campuran antigen rekombinan utk deteksi


antibodi spesifik IgG, IgM dan IgA T. pallidum
 Sampel serum atau plasma

 Seluruh tahapan infeksi kecuali sifilis dini

 Pemeriksaan treponemal  positif seumur hidup


INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SEROLOGIS
INTERPRETASI
PEMERIKSAAN SEROLOGIS TREPONEMAL
REAKSI SEROLOGIS:
POSITIF PALSU & NEGATIF PALSU

Positif palsu Negatif palsu


Antibodi antifosfolipid Fenomena prozone
bukan sifilis
1-2% 1-2%
Tinggi pada ibu hamil & Tinggi pada ibu hamil
IDU &HIV
Titer <1:8
>6 bulan: peny otoimun &
kronik
Pem. Treponemal lebih
jarang
KONTROL KUALITAS

 Reliabilitas: pem. reprodusibilitas intra- &


interlaboratorium
 Kontrol kualitas:

1. praktek laboratorium yang baik


2. reagen, kontrol dan tenik yang terstandarisasi
3. mengikuti profisiensi test
 Program kontrol kualitas diawasi untuk

mengenali permasalahan dan dilakukan


tindakan koreksi
ALUR PEMERIKSAAN SIFILIS
KESIMPULAN
 Pemeriksaan saringan dengan RPR
 Pemeriksaan TP rapid dilakukan apabila RPR
Reaktif
 Pemeriksaan RPR Titer dikerjakan bila TP rapid
Reaktif
 Follow-up untuk pasien yang seronegatif pada
pasien dengan risiko baru PMS harus dilakukan
untuk menghindari periode jendela pada sifilis
primer
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai