Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SARA YUNITA (15334013)

Defisiensi imun merupakan keadaan saat fungsi sistem imun menurun


atau tidak berfungsi dengan baik yang muncul ketika satu atau lebih
komponen sistem imun tidak aktif dan kemampuan sistem imun untuk
merespon patogen berkurang baik pada anak-anak maupun dewasa
karena respon imun dapat berkurang pada usia 50 tahun.
Penyakit defisiensi imun adalah sekumpulan dari berbagai
penyakit yang karena memiliki satu atau lebih ketidaknormalan
sistem imun, sehingga terjadi peningkatan kerentanan terhadap
infeksi.
 Defisiensi imun primer tidak berhubungan dengan penyakit lain
yang mengganggu sistem imun, dan kebanyakan merupakan akibat
kelainan genetik dengan pola bawaan khusus.
 Defisiensi imun sekunder terjadi sebagai akibat dari penyakit
lain, umur, trauma, atau pengobatan.
 Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan jenis
infeksinya tergantung dari komponen sistem imun yang
defektif;
 Penderita dengan defisiensi imun juga rentan terhadap
jenis kanker tertentu;
 Defisiensi imun dapat terjadi akibat defek pematangan
limfosit atau aktivitas atau dalam mekanisme efektor
imunitas non-spesifik dan spesifik;
 Yang merupakan paradoks adalah bahwa
imunodefisiensi tertentu berhubungan dengan
peningkatan insidens autoimunitas
Gangguan
fungsi sitem Penyakit yang menyertai
imun

Defisiensi
Sel B Infeksi bakteri rekuren (otitis media, pneumonia rekuren)
Sel T Rentan terhadap virus, jamur, protozoa
Fagosit Infeksi sitemik bakteri, dalam keadaan biasa virulensi
rendah, infeksi bakteri piogenik
komplemen Infeksi bakteri, autoimunitas

Disfungsi
Sel B Gamopati monoklonal
Sel T Peningkatan sel Ts timbulkan infeksi & penyakit
Fagosit limfoproliferatif
komplemen Hipersensitivitas, beberapa penyakit autoimun
Edem angioneurotik krn tanpa inhibitor esterasi C1
Defisiensi imun non spesifik Defisiensi imun spesifik
Defisiensi komplemen Defisiensi kongenital/ primer
Defisiensi komplemen
kongenital
Defisiensi komplemen fisiologik
Defisiensi komplemen didapat
Defisiensi interferon/lisozim Defisiensi imun fisiologik
Defisiensi interferon kongenital Kehamilan
Defisiensi interferon/lisozim Usia tahun Pertama
didapat Usia lanjut
Defisiensi sel NK Defisiensi di dapat/ skunder
Defisiensi kongenital Malnutrisi
Defisiensi didapat Infeksi
Penyinaran
Penyakit berat
Stres
Agamaglubulinemia
Obat, trauma. Tindakan katerisasi/bedah
Defisiensi sistem fagosit Defisiensi AIDS
Defisiensi kuantitatif
Defisiensi kualitatif
faktor yang dapat menimbulkan defisiensi imun sekunder
Faktor Komponen yang Terkena
Proses penuaan Infeksi meningkat, pe`nurunanrespon terhadap vaksinasi, penurunan respon terhadap sel T dan
B serta perubahan dalam kualitas respon imun.
Malnutrisi Malnutrisi protein – kalori dan kekurangan elemen gizi tertentu (Besi, seng/ Zn); sebab
tersering defisiensi imun sekunder.
Mikroba Contohnya : Malaria, virus, campak, terutama HIV; mekanismenya melibatkan penurunan
imunosupresif fungsi sel T dan APC.
Obat Steroid
imunosupresif
Obat sitotoksik/ Obat yang banyak digunakan terhadap tumor, juga membunuh sel penting dari system imun
Iradiasi termasuk sel induk, progenitor neutrofil dan limfosit yang cepat membelah dalam organ
limfoid.
Tumor Efek direk dari tumor terhadap sistem imun melalui penglepasan molekul imunoregulator
imunosupresif (TNF – β).
Trauma Infeksi meningkat, diduga berhubungan dengan penglepasan molekul imunosupresif seperti
glukokortikoid.
Penyakit lain Diabetes sering berhubungan dengan infeksi.
seperti Diabetes
Lain-lain Depresi, penyakit Alzheimer, penyakit celiac, sarkoidosis, penyakit limpoproliferatif,
contoh virus yang meninfeksi sel sistem imun
Sel Virus Akibat
Transformasi dan
Sel B Virus Epstein - Barr aktivasi sel B
poliklonal.
Replikasi sel T yang
Campak
diaktifkan
Sel T Virus – 1 sel leukemi Limfoma sel T atau
manusia leukemi
HIV AIDS
Dengue
Virus demam
Makrofag Lassa
berdarah
Marburg – Ebola
Beberapa jenis penyakit yang berkaitan dengan defisiensi imun

Penyakit Sel yang berkaitan

Acquired ImmunoDeficiency sel T


Syndrome (AIDS)
Selective IgA sel B dan sel T
immunodeficiency
Common variable sel B dan sel T
hypogammaglobulinemia
Reticular dysgenesis sel B, sel T, dan sel batang (stem cell)

Severe combined sel B, sel T, dan sel batang (stem cell)


immunodeficiency
Thymic aplasia (DiGeorge sel T
syndrome)
Wiskott-Aldrich syndrome sel B dan sel T

X-linked infantile (Bruton’s) sel B


agammaglobulinemia
Gejala Yang Biasanya Dijumpai
Infeksi saluran napas atas berulang; Infeksi bakteri yang berat; Penyembuhan
inkomplit antar episode infeksi atau respons pengobatan inkomplit.

Gejala Yang Sering Dijumpai


Gagal tumbuh atau retardasi tumbuh; Jarang ditemukan kelenjar atau tonsil
yang membesar; Infeksi oleh mikroorganisme yang tidak lazim; Lesi kulit (rash,
ketombe, pioderma, abses nekrotik atau noma, alopesia, eksim, teleangiektasi,
warts yang hebat).

Gejala Yang Ensefalitis kronik Reaksi simpang terhadap


Jarang Dijumpai Meningitis berulang vaksinasi
Limfadenopati Pioderma gangrenosa Bronkiektasis
Hepatosplenomegali Kolangitis sklerosis Infeksi saluran kemih
Penyakit virus yang berat Hepatitis kronik (virus
Artritis atau artralgia atau autoimun)
Pemeriksaan penunjang merupakan sarana yang sangat penting untuk
mengetahui penyakit defisiensi imun. Karena banyaknya pemeriksaan
yang harus dilakukan (sesuai dengan kelainan klinis dan mekanisme
dasarnya) maka pada tahap pertama dapat dilakukan pemeriksaan
penyaring dahulu, yaitu
Pemeriksaan darah tepi
Hemoglobin
Leukosit total
Hitung jenis leukosit (persentasi)
Morfologi limfosit
Hitung trombosit
Pemeriksaan imunoglobulin kuantitatif (IgG, IgA, IgM, IgE)
Kadar antibodi terhadap imunisasi sebelumnya ( fungsi IgG)
Titer antibodi Tetatus, Difteri
Titer antibodi H.influenzae
Penilaian komplemen (komplemen hemolisis total = CH50)
Evaluasi infeksi (Laju endap darah atau CRP, kultur dan pencitraan
yang sesuai)

Anda mungkin juga menyukai