Anda di halaman 1dari 13

Penyakit Sifilis

 Penyakit Sifilis atau Raja Singa merupakan Penyakit Menular Seksual


(PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dengan gejala :
Demam, pilek, nyeri, luka pada alat genital, untuk pipis sakit.
 Pada tahap awal penyakit /diagnosis secara dini dapat disembuhkan
dengan antibiotic
 Tanpa pengobatan penyakit bisa berkembang menjadi sistemik dan
kronis, bakteri dapat menuju jantung, otak dan organ lain
 neurotoksin yang dihasilkan menyebabkan neurosifilis dan kecacatan
tubuh
 Pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi tdk normal
(infeksi neonates, abortus dan lahir mati)
 Pada tahun 2020, ada sebanyak 133.945 kasus baru akibat
infeksi sifilis. Kasus sifilis terus meningkat dalam
Besaran Masalah beberapa tahun terakhir.
 Data awal tahun 2021 menunjukkan lebih dari 2.100
kasus sifilis kongenital

Grafik prevalensi sifilis dari Pedoman Tatalaksana Sifilis


Prevalensi sifilis di Indonesia di Layanan Kesehatan Dasar Kemenkes RI 2013.

Lembaga Survey Terpadu Biologi dan Perilaku


(STBP) Tahun 2011

Waria : 25%
Wanita penjaja seks langsung :10%
Lelaki Suka Lelaki (LSL) : 9%
Ref. Setiawan, 2019
Penularan
 Kontak fisik langsung dengan lesi atau luka yang
terinfeksi (seperti berciuman, hubungan sexual)
 Congenital (Maternal-fetal)
 Tranfusi darah atau donor organ
 Pemakaian jarum suntik, alat cukur bersama

Prosesnya : Bakteri masuk melalui luka


menuju
ke getah bening kemudian masuk kealiran
darah dan menyebar keseluruh tubuh.

Setaiawan, A. 2019. Edukasi dokter pada pasien sifilis sebagai upaya pencegahan dan pengobatan. Surakarta: Fakultas
kedokteran UNS
Morfologi Treponema pallidum
 Bakteri gram negatif berbentuk spiral
 Ukuran : Panjang ± 5-15 nm dan diameter 0,1-0,2 nm (< bakteri)
 Bersifat mikroaerofilik dan obligat selluler
 Tubuh diselubungi oleh outer membrane (OM), ruang periplasmik
dengan endoflagella, lapisan peptidoglikan, dan inner membrane (IM),
yang mengelilingi silinder sitoplasma.
 Mempunyai 3-6 flagella berbentuk helix
 Tidak dapat dibiakan dimedia buatan, namun dapat di inokulasikan pada
hewan percobaan
 Stadium aktif berlangsung selama 30-33 jam
 Tidak dapat bertahan pada udara kering, suhu panas, desinfektan
 Sifilis mampu menembus selaput lendir dan plasenta
https://www.agefotostock.com/age/en/details-
photo/treponema-pallidum-bacterium/X3L-
1092786/1. diakses 9/10/2022
DIAGNOSIS SIFILIS
1. Gold Standar : Menemukan agen penyebabnya.
2. Respon imun
Respon imun alamiah: epitel mukosa,
selaput lender, cilia
 Respon adaptif : Pembentukan antibody oleh
sel limfosit B.
3. Diagnosis dengan metode Indirect ELISA, yaitu
sebagai analit adalah antibody dan sebagai
penguji adalah antigen.
4. Pem Laboratorium Rutin : Skrining dan
Konfirmasi
Diagnosis Sifilis
Skrining Konfirmasi
Tujuan :
1. Penegakan diagnosis
1. Parameter skrining untuk penyakit sifilis dengan
metode serologi yaitu mendeteksi anti Treponema
pallidum (antibody) didalam darah penderita
2. Precition medicine
2. Melakukan analisis penyebab penyakit secara
murah, mudah dan cepat
3. Mampu membedakan kasus infeksi dan reinfeksi
4. Monitoring terapi
Alat Diagnosis Sifilis
Skrining : Non treponemal Konfirmasi : Treponemal
1. Rapid Plasma Reagin (RPR) test 1. Mikroskopi medan gelap
2. Venereal Disease Research Laboratory
(VDRL) 2. Pemeriksaan pewarnaan histology
3. Uji Serum Reagen (USR) tanpa pemanasan
3. Polymerase Chain Reaction
4. Test Serum Tidak Dipanaskan Toluidine (TRUST)
(PCR).
5. HA-TP ( Micro Hemagglutination Assay )
6. Test TP-PA ( Treponema Pallidum Particle Agglutination)
7. Enzim Imuno Assay (EIA)
8. Fluoresent Treponemal Antibody-Absorption FTA-ABS
 Reagin adalah campuran IgG, IgM dan IgA
terhadap beberapa antigen yang merusak
Pemeriksaan jaringan.
Skrining Sifilis  Reagin ditemukan setelah 2-3 minggu infeksi
yang tidak diobati.
 Skrining sifilis dilakukan dengan  Kekurangan Skrining : Kurang spesifik
diagnosis secara tidak langsung
karena adanya reagin pada penyakit malaria,
 Yaitu berdasarkan terbentuknya
antibody IgM dan IgG dalam serum.
Lepra, campak, hepatitis dan infeksi virus,
penyakit autoimun, kardiovaskuler akan
 Antibody reagin terbentuk karena memberikan hasil postif palsu.
respon terhadap infeksi awal bakteri
pada inang terhadap permukaan lipid  Jika uji skrining menunjukkan hasil reaktif,
bakteri T. pallidum yang hancur. selanjutnya dilakukan tes spesifik treponema.
Pemeriksaan Sifilis
metode RPR
( Rapid Plasma Reagin) Cara kerja :
1. Campurkan 1 tetes serum dengan reagen
Reagen : Reagin antigen RPR
2. Slide diletakan pada rotator dengan
Tujuan : Mendeteksi adanya antibody
kecepatan 100 rpm selama 8 menit.
non treponemal atau reagin
3. Amati adanya flokulasi
 Reagen : Suspensi antigen VDRL
Pemeriksaan Sifilis  Antigen non treponemal ini berisi
metode VDRL kardiolipin, lesitin, dan kolesterol
(Venereal Disease Research Laboratory ) kemudian disuspensikan cairan bufer
salin.
Tujuan : mendeteksi adanya antibodi
IgM dan IgG terhadap materi lipoidal  Prinsip Kerja :
(bahan yang dihasilkan dari sel host yang Reagen antigen non Treponemal yang
rusak)
ditambahkan dengan antibodi IgM dan
Antibodi anti lipoidal adalah antibodi
yang tidak hanya berasal dari sifilis atau IgG lipoprotein pada serum akan
penyakit yang disebabkan oleh membentuk flokulasi
treponema lainnya berasal dari
treponema.
Positif palsu pada uji skrining Sifilis dapat
Cara Kerja : terjadi pada :

Ikuti sop pada insert kit 1. Penyakit Hepatitis dan Tuberkolosis


Interpretasi hasil : 2. Lepra
1. Non reaktif 3. Malaria
2. Reaktif lemah 4. penyakit auto imun
3. Reaktif kuat
Treponema Pallidum Hemagglutination Assay (TPHA) merupakan
suatu pemeriksaan serologi untuk sifilis
TPHA kurang sensitif bila digunakan sebagai skrining (tahap awal atau
primer) sifilis.

Manfaat pemeriksaan TPHA sebagai pemeriksaan konfirmasi untuk


penyakit sifilis dan mendeteksi respon serologis spesifik untuk
Treponema pallidum pada tahap lanjut atau akhir sifilis.

Untuk skirining penyakit sifilis biasanya menggunakan pemeriksaan


VDRL atau RPR apabila hasil reaktif kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan TPHA sebagai konfirmasi (Vanilla, 2011).
Contoh reagen kit pem Sifilis metode ICT

Anda mungkin juga menyukai