Anda di halaman 1dari 40

LOGAM BERAT

NITA SUSANTI
1511C1019
Logam toksik adalah sekelompok logam berat yang sampai sekarang
belum diketahui keguna-annya bagi tubuh mahluk hidup. Walaupun
secara normal logam tersebut ditemukan dalam jumlah yang sedikit
sekali didalam tubuh, tetapi logam tersebut tidak mempengaruhi sistem
fisiologi dari makhluk yang bersangkutan. Tetapi, pada kondisi keracunan
baik karena polusi lingkungan maupun karena keracunan makanan,
logam tersebut kandungannya akan melebihi kandungan normaldlam
tubuh. Pada kondisi tersebut logam akan merusak jaringan, sehingga
menimbulkan gejala keracunan. Logam berat tersebut adalah arsenic
(As), timbal (Pb), kadmium (Cd) dan merkuri (Hg), walaupun
logam lain seperti krom (Cr), aluminium (Al) dan beberapa logam lain
pernah dilaporkan menyebabkan keracunan, tetapi frekuensi kejadiannya
sangat jarang (Darmono,2009).
Jenis jenis logam berat

■ toksisitas Timbal (Pb).


■ toksisitas Merkuri (Hg).
■ toksisitas Arsen (As).
■ toksisitas Kadmium (Cd).
■ toksisitas Tembaga(Cu)
Toksisitas Timbal (Pb).

Timbal (Pb) adalah satu unsur logam berat yang lebih tersebar
luas dibanding logam toksik lainnya (Chadha, 1995). Kadarnya
dalam lingkungan meningkat karena penambangan, peleburan dan
berbagai penggunaannya dalam industri. Keracunan timbale dapat
terjadi melalui absorbsi terhadap kulit, peroral, maupun inhalasi.
Sebanyak 5-15 % keracunan timbale berasal dari penyerapan usus.
Keracunan dapat berjalan akut, subakut, maupuin kronis (Homan
dan Brogan, 1993).
Sifat-Sifat Logam Timbal
(Pb)


Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap.
Lunak sehingga sangat mudah ditempa.
■ Tahan asam, karat dan bereaksi dengan basa kuat.
■ Daya hantar listrik kurang baik. (Konduktor yang buruk)
■ Massa atom relative 207,2
■ Memiliki Valensi 2 dan 4.
■ Tahan Radiasi
■ Sifat Fisika
■ ·         Fasa pada suhu kamar              : padatan
■ ·         Densitas                                   : 11,34 g/cm3
■ ·         Titik leleh                                  : 327,5 0C
■ ·         Titik didih                                 : 17490C
■ ·         Panas Fusi                                : 4,77 kJ/mol
■ ·         Panas Penguapan                      : 179,5 kJ/mol
■ ·         Kalor jenis                                : 26,650 J/molK
■ Sifat Kimia
■ ·         Bilangan oksidasi                      : 4,2,-4
■ ·         Elektronegativitas                      : 2,33 (skala pauli)
■ ·         Energi ionisasi 1                        : 715,6 kJ/mol
■ ·         Energi ionisasi 2                        : 1450,5 kJ/mol
■ ·         Energi ionisasi 3                        : 3081,5 kJ/mol
■ ·         Jari-jari atom                            : 175 pm
■ ·         Radius ikatan kovalen               : 146 pm
■ ·         Jari-jari Van Der Waals            : 202 pm
■ ·         Struktur Krista  l                       : kubik berpusat muka
■ ·         Sifat kemagnetan                      : diamagnetik
■ ·         Resistifitas termal                      : 208 nohm.m
■ ·         Konduktifitas termal                  : 35,3 W/mK
■ ·         Timbal larut dalam beberapa asam
■ ·         Bereaksi secara cepat dengan halogen
■ ·         Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali panas menghasilkan
plumbit
Sumber Keracunan Timbal

■ Pabrik
■ makanan dipinggir jalan
■ cat rumah, baterai, bensin, dan kosmetik
■ Mainan anak-anak.
■ Makanan kaleng.
■ Tanah.
■ Debu pada peralatan rumah tangga.
■ Keramik
Lethal Dosis Timbal.

■ Konsentrasi normal timbal dalam darah  10 – 25 µg/dL   ( WHO,


1995).

■ Kadar timbal dalam darah merupakan indikator yang paling baik


untuk menunjukkan  current exposure (pemaparan sekarang).
Hal ini hanya berlaku pada steady state conditions yaitu bila
seseorang terpapar timbal secara terus menerus. Untuk mencapai
kondisi  steady state tersebut diperlukan waktu pemaparan
selama 2 bulan secara terus menerus. Setelah pemaparan
berhenti, kadar timbal akan turun secara perlahan-lahan.
■ Gejala Keracunan Timbal
■ Gejala keracunan timbal umumnya terjadi secara perlahan dan tidak
disadari atau terdeteksi hingga kadar timbal yang mengendap sudah cukup
tinggi. Beberapa gejala yang dapat dialami anak-anak, antara lain:
■ Gangguan perkembangan.
■ Gangguan atau kerusakan otak.
■ Gangguan saraf.
■ Sulit berkonsentrasi.
■ Merasa gelisah.
■ Perilaku menjadi lebih agresif.
■ Nafsu makan dan berat badan menurun.
■ Mudah merasa lelah dan lesu akibat anemia.
■ Nyeri perut dan kram.
■ Muntah.
■ Konstipasi.
■ Kejang.
■ Kehilangan kemampuan mendengar.
■ Bagi penderita dewasa, berikut adalah gejala yang dapat dialami:
■ Hipertensi.
■ Nyeri otot dan sendi.
■ Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan.
■ Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
■ Sakit kepala.
■ Sulit tidur.
■ Nyeri perut.
■ Suasana hati tidak terkendali.
■ Penurunan atau gangguan produksi sperma.
■ Segera temui dokter jika terjadi gejala keracunan yang bersifat serius, seperti
nyeri perut hebat disertai kram, muntah, otot terus melemah, sulit berjalan,
kejang, ensefalopati, atau koma.
Diagnosis & analisis Keracunan Timbal

■ Tes darah menjadi pilihan utama untuk mendiagnosis keracunan timbal


di dalam tubuh. Jika sudah melebihi 45 μg/dL, pengobatan harus segera
dilakukan.Jika diperlukan, dapat dilakukan tes penunjang lainnya,
seperti pemeriksaan kadar besi dalam darah, foto Rontgen, dan biopsi
sumsum tulang.
■ Analisis kualitatif : Na2S jenuh=(+) endapan hitam
Analisis kuanitatif : spektrofotometri metode dithizon
toksisitas Merkuri (Hg).

Keracunan raksa atau keracunan merkuri adalah keracunan yang


terjadi apabila seseorang terpapar dengan raksa.[3]Gejala-gejalanya
tergantung pada dosis, metode, dan durasi kontak dengan raksa.[
Sifat-Sifat Logam Merkuri
(Hg)
■ 1. Sifat Fisik
 Berkilau seperti warna keperakan
 Mempunyai titik leleh yang rendah 234.32 K (-38.83 °C, -37.89 °F)
 Berujud cair pada suhu kamar (25oC) dengan titik beku paling rendah sekitar
-39oC.
 Masih berujud cair pada suhu 396oC. Pada temperatur 396oC ini telah terjadi
pemuaian secara menyeluruh.
2. Sifat Kimia
 Daya hantar listrik yang tinggi
 Bersifat diagmanetik
 Memberikan uap monoatom dan mempunyai tekanan uap (1,3 x 10-3 mm)
pada suhu 20oC.
 Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid.
 Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan
logam-logam yang
■  Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hidrogen bromida dan
hidrogen iodide
Sumber keracunan logam Hg
■ Pencemaran air,
■ pabrik
■ ikan yang tercemar merkuri.
■ asap gunung meletus atau kebakaran hutan.
■ udara yang tercemar akibat proses industri, seperti asap pembakaran
batubara, pembakaran bahan bakar minyak, dan pembakaran kayu
■ Tambalan gigi yang mengandung amalgam .
■ uap merkuri saat lampu neon pecah.
■ uap merkuri saat termometer raksa pecah a
■ uap merkuri saat pemanasan bijih emas di pertambangan emas.
krim pencerah kulit yang mengandung merkuri.
Lethal dosis
Nilai ambang batas pajanan
uap merkuri elemental secara kontinyu selama 8 jam perhari atau 40
jam perminggu menurut American Conference of Governmental
Industrial Hygienists (ACGIH) adalah 0.05 mg/m3
. Keracunan
akumulatif dapat terjadi melalui pajanan jangka panjang melebihi
0.05 mg/m3
udara.
■ Gejala Keracunan Merkuri
■ Gejala keracunan merkuri dapat nampak sangat bahaya, ringan, atau bahkan
tidak timbul sama sekali. Semua itu tergantung dari bentuk dari merkuri yang
masuk ke dalam tubuh, cara masuknya, banyaknya merkuri yang masuk,
lamanya paparan, usia seseorang, dan kondisi kesehatan orang tersebut secara
umum. Gejala-gejala yang ditimbulkan dapat menyerang sistem saraf, ginjal,
jantung, paru-paru, dan sistem kekebalan tubuh. Berikut gejala yang dapat
ditimbulkan berdasarkan sistem organ tubuh, antara lain:
■ Sistem saraf. Sistem saraf dapat dipengaruhi oleh merkuri, sehingga
menimbulkan gejala, antara lain:
– Sakit kepala.
– Tremor
– Kesemutan, terutama di sekitar tangan dan kaki, serta mulut.
– Gangguan penglihatan.
– Gangguan bicara dan mendengar.
– Kelemahan otot.
– Sulit berjalan.
– Hilang ingatan.
■ Ginjal. Keracunan merkuri dapat menyebabkan gagal ginjal.
■ Jantung. Keracunan merkuri dapat mengakibatkan nyeri dada, serta
penumpukan merkuri di jantung akan menimbulkan kardiomiopati, yaitu
kelainan pada otot jantung.
■ Saluran pernapasan. Menghirup uap merkuri dapat menyebabkan
radang tenggorokan sampai mengakibatkan gagal napas, bila terpapar
dalam jumlah besar.
■ Kulit. Merkuri yang terpapar pada kulit dapat menimbulkan ruam dan
peradangan.
Diagnosis & analisis
Keracunan hg
■ pasien akan menjalani pemeriksaan fisik, dan cek darah atau
urin untuk mengukur kadar merkuri dalam tubuh.
■ Analisis kualitatif : KI 0,5 N =(+) endapan merah oren
Analisis kuanitatif : spektrofotometri serapan atom (AAS)
toksisitas Arsen (As).

Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel


periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah
bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk
alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik
digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam
berbagai aloy.
■ Sifat-sifat fisika Arsen :
■ 1. Massa jenis (sekitar suhu kamar) 5,727 g/cm³
■ 2. Massa jenis cair pada titik lebur 5,22 g/cm³
■ 3. Titik lebur 1090 K  (817 °C, 1503 °F)
4. Titik didih sublimasi  887 K (614 °C, 1137 °F)
5. Kalor peleburan 24,44 kJ/mol
■ 6. Kalor penguapan   34,76 kJ/mol
■ 7. Kapasitas kalor (25 °C) 24,64 J/(mol·K)
■  Sifat-sifat kimia Arsen :
1. Logam ini bewarna abu-abu
■ 2. Sangat rapuh, kristal dan semi-metal benda padat.
■ 3. Ia berubah warna dalam udara,
■ 3. Dan ketika dipanaskan teroksida sangat cepat
menjadi arsen oksida dengan bau     
■     bawang.
■ 4. Arsen dan senyawa-senyawanya sangat beracun.
Sumber Keracunan arsen

Pembakaran kayu
Alam
Bahan-bahan industri
Bahan obat-obatan dan herbal
Lethal dosis

Batasan nilai toksik  arsen dalam berbagai  jaringan adalah sbb:


dalam darah 0,6–9,3 mg/L, dalam hepar 2– 20 mg/kg, dalam ginjal
0,2–70 mg/kg, dalam otak 0,2-4 mg/kg, dalam rambut atau kuku
lebih dari 1 µg/gram berat kering.
■ Keracunan arsen akut. Gejala awal keracunan arsen akut ialah rasa
tidak enak dalam perut, bibir rasa terbakar, penyempitan tenggorokan,
dan susah menelan, disusul oleh nyeri lambung hebat, muntah proyektil,
dan diare berat. Gejala lain ialah oliguria, proteinuria (terdapat kelebihan
protein di dalam urin), hematuria, anuria (Gunawan, 2007).
■ Pasien sering mengeluh kejang otot rangka dan haus. Jika kehilangan
terus berlanjut, akan timbul syok. Kejang hipoksi dapat terjadi dalam fase
lanjut, berakhir dengan koma dan kematian (Gunawan, 2007).
■ Keracunan arsen kronik. Tanda dini keracunan arsen kronis yang aling
umum ialah kelemahan dan nyeri otot, pigmentasi kulit, hyperkeratosis,
dan edema. Gejala lain ialah napas dan keringat bau bawang putih,
hipersalivasi, hiperhidrolisis, stomatitis, coryza, lakrimasi, parestesia,
gatal, dermatitis, vitiligo, dan alopesia. Dpat pula terjadi hepatomegali,
obstruksi saluran empedu, gangguan fungsi ginjal, neuritis perifer,
ensafalopati, dan kerusakan sumsum tulang (Gunawan, 2007).
Diagnosis & analisis Keracunan
arsen
■ Untuk mendeteksi adanya racun dilakukan terhadap sampel urin, isi
lambung, darah perifer, dan rambut (dicabut dari pangkalnya). Untuk
korban keracunan yang meninggal bahan pemeriksaan  diambil juga dari 
jaringan otak dan hati, ginjal, cairan empedu serta humor vitreus. Selain
bahan-bahan tersebut, sebagai pembanding dapat juga dilakukan
pemeriksaan atas bahan makanan, minuman, obat-obatan yang dicurigai.
Pemeriksaan toksikologi terhadap arsen dilakukan dengan  metode
kolorimetrik maupun atomic absorption spectroscopy, yang  mendeteksi 
total arsen. Arsen biasanya  telah dapat terdeteksi dalam 2-4 jam  setelah
masuk secara per oral.

■ Kualitatif : met buziet

■ Kuantitatif : metode spektro dengan pereaksi (silver) perak dietil


dithio carbaminat, spektrofotometri serapan atom
toksisitas Kadmium (Cd)
Kadmium (nama latin cadmia) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik
yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48, berat atom 112,4, titik leleh
321oC, titik didih 767oC dan memiliki masa jenis 8,65 g/cm3(Widowati dkk,
2008). Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak
larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium Oksida bila
dipanaskan. Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor
(Cd Klorida) atau belerang (Cd Sulfit). Kadmium membentuk Cd 2+ yang
bersifat tidak stabil. Oleh karena sifat-sifatnya, Cd banyak dipakai sebagai
stabilizer dalam pembuatan (polyvini & clorida). Cd didapat pada limbah
berbagai jenis pertambangan logam yang tercampur Cd seperti Pb, dan Zn.
Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan logam
lain terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng (Darmono 1995).
Dengan demikian, Cd dapat 
■   Sifat Fisik
■ a. Logam berwarna putih keperakan
■ b. Mengkilat                                          
■ c. Lunak/Mudah ditempa dan ditarik
■ d. Titik lebur rendah
■ e. Akan kehilangan kilapnya jika berada dalam udara yang basah atau lembab dan akan mengalami
kerusakan bila terkena uap amonia dan sulfur hidroksida
■ 2.    Sifat Kimia
■ a. Cd tidak larut dalam basa
■ b. Larut dalam H2SO4 encer dan HCl encer Cd
■ c. Cd tidak menunjukkan sifat amfoter
■ d. Bereaksi dengan halogen dan nonlogam seperti S, Se, P
■ e. Cd adalah logam yang cukup aktif
■ f. Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat CdO
■ g. Memiliki ketahanan korosi yang tinggi
■ h. CdI2 larut dalam alcohol
Lethal dosis

Rekomendasi pemasukan Cd menurut gabungan FAO/WHO dengan


batas toleransi tiap minggunya adalah 420 mikron gram untuk orang
dewasa dengan berat badan 60 kg.pemasukan Cd rata-rata pada
tubuh manusia ialah 10-20% dari batas yang telah
direkomendasikan.
Gejala keracunan

■ gangguan saluran pernafasan, nausea, muntah,kepala pusing dan


sakit pinggang. Kematian disebabkan karena terjadinya oedema
paru-paru. Apabila pasien tetap bertahan hidup, akan terjadi
emfisema atau gangguan paru-paru dapat jelas terlihat.
■ Keracunan kronis terjadi bila inhalasi Cd dosis kecil dalam waktu
lama dan gejalanya juga berjalan kronis. Kadmium dapat
menyebabkan nefrotoksisitas(toksik ginjal) yaitu gejala
proteinuria,glikosuria dan aminoasiduria disertai dengan
penurunan laju filtrasi glumerulus ginjal. Kasus keracunan Cd
kronis juga menyebabkan gangguan kadrdivaskuler dan
hipertensi.
Diagnosis & analisis
Keracunan Cd
■ Analisis kuantitatif Cd menggunakan spektrofotometri serapan
atom
Toksisitas Cu
■ Tembaga adalah logam merah-muda yang lunak, dapat ditempa, liat. Ia melebur pada 1038.
Karena potensial electrode standarnya positif (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu 2+),ia tak larut
daalm asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa terlarut
sedikit. Dalam table periodik unsur – unsur kimia, tembaga menempati posisi dengan
nomor atom (NA)29 dan mempunyai bobot atau berat atom (BA)63,546. Unsur tembaga di
alam, dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan
dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral. 
■ Timbal merupakan logam berat yang toksisitasnya tinggi dan merupakan bahan kimia yang
■ tidak diperlukan oleh tubuh. Timbal memengaruhi hampir semua organ tubuh, terutama
ginjal dan
■ hati. Logam berat ini juga memengaruhi sintesis eritrosit sehingga dapat menimbulkan
anemia.
■ Timbal dapat tertimbun dalam tulang. Pada ibu hamil, timbal yang tertimbun dalam tulang
ini dapat
■ diremobilisasi dan masuk ke peredaran darah ibu, selanjutnya ke peredaran darah janin
(Athena,
■ 2004).
■ Pada penelitian sebelumnya mengenai kadar logam berat dalam air baku dan air minum isi
■ Sifat fisika
■ 1)      Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning kemerahan seperti emas
kuning.
■ 2)      Mudah ditempa (liat) dan bersifat elastis sehingga mudah dibentuk menjadi
pipa, lembaran tipis, dan kawat.
■ 3)      Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
■ 4)      Titik leleh : 1083  dan titik didih 2301 .
■ b.      Sifat kimia
■ 1)      Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, CuOH 2CO3.
■ 2)      Pada kondisi yang istimewa, yakni pada suhu sekitar 300  tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada
suhu yang lebih tinggi, yakni sekitar 1000  akan terbentuk tembaga (I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah.
■ 3)      Logam Cu dan beberapa bentuk persenyawaan, seperti CuO 3, Cu(OH)2, dan
Cu(CN)2, tidak dapat larut dalam air dingin atau air panas tetapi dapat dilarutkan
dengan asam.
■ 4)      Logam Cu itu sendiri dapat dilarutkan dalam senyawa asam sulfat (H 2SO4)
panas dalam larutan basa NH4OH.
sumber

■ tiram, kerang, kacang-kacangan, sereal, dan coklat. Air juga


mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa
yang digunakan sebagai sumber air.
sumber

■ 1) Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.


■ 2) Air bilasan dari elektroplating.
■ 3) Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang
menghasilkan abu dan uap serta air limbah dan endapan yang
mengandung kadmium.
■ 4) Seng yang digunakan untuk melapisi logam
■ 5) Pupuk phosfat dan endapan sampah
Lethal dosis

■ Tembaga dapat mengoksidasi protein dan lipid, mengikat asam


nukleat, dan meningkatkan
pembentukan radikal bebas. Bila kadar tembaga dalam tubuh melebihi
normal (sekitar 100 mg) akan
menimbulkan masalah kesehatan.
■ Keracunan akut
■ Gejala – gejala yang dapat dideteksi sebagai akibat keracunan akut tersebut
adalah :
■ a.       Adanya rasa logam pada pernapasan penderita.
■ b.      Adanya rasa terbakar pada epigastrum dan muntah yang terjadi secara
berulang – ulang.
■ 2.      Keracunan kronis
■ Pada manusia, keracunan Cu secara kronis dapat dilihat dengan timbulnya
penyakit Wilson dan Kinsky.gejala dari penyakit Wilson ini adalah
terjadi hepatic cirrhosis, kerusakan pada otak, dan demyelinas, serta
terjadinya penurunan kerja ginjal dan pengendapan Cu dalam kornea mata.
Penyakit Kinsky dapat diketahui dengan terbentuknya rambut yang kaku
dan berwarna kemerahan pada penderita. Sementara pada hewan seperti
kerang, bila didalam tubuhnya telah terakumulasi dalam jumlah tinggi,
maka bagian otot tubuhnya akan memperlihatkan warna kehijauan. Hal ini
dapat menjadi petunjuk apakah kerang tersebut masih bisa dikonsumsi
manusia atau tidak.
Diagnosis & analisis
Keracunan Cu
■ Analisis kuantitatif Cu menggunakan spektrofotometri serapan
atom
Pencegahan

 Hindari dan hilangkan tambalan amalgam (menggunakan dokter


gigi biologis yang mengerti prosedur yang benar untuk dihapus)
 Hindari perhiasan imitasi
 Hindari merokok dan perokok pasif
 Hindari produk pembersih konvensional
 Hindari kosmetik dengan basis aluminium, antiperspirant dengan
aluminium
 Hindari aluminium dan peralatan masak antilengket
 Hindari makanan laut yang mengandung logam
Penanggulangan dan
Pengobatan
 Konsumsi Makanan yang Membantu Tubuh Mengeluarkan Logam
Berat
■ Makanan terbaik untuk menghilangkan logam berat dari tubuh
adalahwheatgrass, chlorella, spirulina, ketumbar dan bawang
putih. Makanan kaya belerang, juga penting untuk membantu
mengurangi beban logam beracun .Kunyit yang membantu menjaga
kesehatan hati dan ginjal juga efektif mengusir racun dari tubuh.
Alpha asam -lipoic adalah antioksidan kuat yang penting untuk
metabolisme yang sehat. Hal ini juga mengikat logam berat dalam
tubuh dan membantu  membersihkan merkuri dan timbal dari
tubuh.Asam alpha lipoic dapat ditemukan dalam makanan seperti
Brewer ragi, bit, brokoli, wortel, kentang, bayam, daging merah,
daging organ, dan ubi jalar.
 Terapi khelasi
■ Terapi khelasi merupakan suatu metoda yang digunakan dalam mengatasi
keracunan logam berat seperti merkuri. Dalam metoda ini digunakan
senyawa organik tertentu yang dapat mengikat merkuri dan mengeluarkannya
dari dalam tubuh manusia. Senyawa tersebut  memiliki gugus atom dengan
pasangan elektron bebas, elektron tersebut akan digunakan dalam
pembentukan ikatan dengan merkuri. Beberapa senyawa organik yang bisa
digunakan sebagai khelator adalah dimercaprol, 2,3-
dimercaptosuccinic acid (DMSA). Senyawa organik yang dikenal juga dengan
nama dagang chemet ini merupakan khelator yang efektif dalam
penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen dan merkuri.
Serangkaian penelitian menunjukkan bahwa DMSA mampu mengeluarkan 65
% merkuri dari dalam tubuh manusia dalam selang waktu tiga jam (Patrick
: 2002). Dalam upaya mempercepat proses pengeluaran merkuri dalam
tubuh manusia, DMSA dapat digunakan bersamaan dengan khelator lain
seperti ALA (Alpha Lipoic Acid). DMSA juga dapat digunakan 
bersamaan  dengan anti oksidan, seperti vitamin E dan vitamin C, dalam upaya
mengurangi gangguan kesehatan sebagai akibat pembentukan radikal bebas
oleh merkuri (Patrick
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai