Anda di halaman 1dari 16

SIFILIS

DEFINISI
• SIFILIS MERUPAKAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR
SEKSUAL YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI
TREPONEMA PALALIDUM.
• “THEGREAT IMITATOR” >>INFEKSI INI DAPAT
MENYERANG SEMUA ORGAN TUBUH SERTA
MEMBERIKAN GAMBARAN KLINIS YANG
MENYERUPAI BANYAK PENYAKIT.
• SIFILIS DAPAT DITULARKAN MELALUI HUBUNGAN
SEKSUAL, TRANSFUSI DARAH SERTA DITULARKAN
DARI IBU KE JANIN (KONGENITAL)
Di Indonesia kejadian sifilis selama

EPIDEMIOLOGI
Secara epidemiologi WHO mengestimasi
kehamilan dilaporkan oleh
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Kementrian Kesehatan RI
kejadian sifilis diseluruh dunia yaitu 10 s/d 12 terdapat
juta kasus setiap tahunnya. 3.295 kasus yang terkonfirmasi dan 39.660
kasus terkonfirmasi sewaktu skrining ANC
pada
tahun 2017
KLASIFIKASI SIFILIS
MANIFESTASI KLINIS
PENEGAKKAN DIAGNOSA
Diagnosis sifilis didasarkan pada evaluasi klinis, deteksi organisme
penyebab, dan konfirmasi dari penyakit dengan pemeriksaan laboratorium.

Treponema pallidum tidak dapat dilakukan kultur di laboratorium, tetapi


dapat diidentifikasi pada lesi menggunakan pemeriksaan lapangan gelap
atau mikroskop fluoresensi atau dengan teknik molekuler.

Pada individu yang asimtomatis, dapat dilakukan tes serologi untuk


skrining terhadap infeksi. Serologi masih merupakan metode yang paling
reliabel untuk diagnosis laboratorium sifilis.
PENEGAKKAN DIAGNOSA
SECARA UMUM, TES SEROLOGI SIFILIS TERDIRI ATAS DUA JENIS, YAITU:
1. TES NON-TREPONEMA
TERMASUK DALAM KATEGORI INI ADALAH TES RPR (RAPID PLASMA
REAGIN) DAN VDRL (VENEREAL DISEASE RESEARCH LABORATORY)
2. TES SPESIFIK TREPONEMA
TERMASUK DALAM KATEGORI INI ADALAH TES TPHA (TREPONEMA
PALLIDUM HAEMAGGLUTINATION ASSAY), TP RAPID (TREPONEMA
PALLIDUM RAPID), TP-PA (TREPONEMA PALLIDUM PARTICLE
AGGLUTINATION ASSAY), FTA-ABS (FLUORESCENT
TREPONEMAL ANTIBODY ABSORPTION).
Semua pasangan seks pasien sifilis perlu diskrining sifilis

TATALAKSANA
Pasien dengan sifilis dini dan telah diterapi dengan adekuat
harus dievaluasi secara klinis dan serologis tiap 3 bulan
selama satu tahun pertama (bulan ke 3, 6, 9, 12) dan setiap
6 bulan di tahun kedua (bulan ke 18, dan 24).
KOMPLIKASI
Manifestasi yang akan muncul pengidap sifilis juga akan
akibat kerusakan di berbagai berisiko lebih besar terjadinya Penularan sifilis dari ibu ke bayi
organ tubuh terutama pada penularan HIV 2 – 5 kali Melalui saat kehamilan akan
stadium sifilis tersier dapat lesi sifilis yang berdarah meningkatkan terjadinya
berkomplikasi ke sehingga akan memudahkan keguguran dan kematian bayi
cardiovascular, neurosifilis, dan penularan virus HIV saat beberapa hari setelah kelahiran
gumma. melakukan hubungan seksual.
PENCEGAHAN
menghindari aktivitas seksual dan kontak secara langsung pada lesi aktif

Pada penderita yang manifestasi klinis asimtomatik diperlukan kontrasepsi seperti kondom sehingga
dapat meminimalisir transmisi infeksi yang akan menular secara seksual.

dilakukan konseling untuk memberikan pengetahuan tentang perlunya abstinesia sexual (pria tidak
ejakulasi selama 4 – 7 hari), tidak melakukan multi sexual partner, dan melakukan hubungan seksual
yang aman .

Pada penderita sifilis stadium primer, sekunder atau fase laten awal dianjurkan terapi pada kedua
partner seksual dan lakukan tes serologis untuk mendapatkan pengobatan secara maksimal dengan
pemberian benzathine penicilline 2,4 juta unit.

Pada sifilis ini dapat menular dari ibu ke anak sehingga harus dilakukan tes skrining secara rutin yang
merupakan hal penting pada setiap kehamilan

Anda mungkin juga menyukai