Anda di halaman 1dari 53

Oleh :

SIFILIS
MERUPAKAN PENYAKIT KELAMIN,
KRONIS & BERSIFAT SISTEMIK, YG
DISEBABKAN OLEH
Treponema pallidum
DITULARKAN DARI ORANG MELALUI
HUB KELAMIN ATAU MELALUI SENTUHAN
Thdp LUKA-LUKA KULIT PENDERITA &
DARI IBU KE JANINNYA
MORFOLOGI T pallidum
 Merupakan
mikroorganisme yg halus
P: 11um & D: 0.09 s/d
0.18um,
 Berbentuk spiral
(spirochaeta)
 Gram negatif spiral,
Famili : Spirochaetaceae,
Ordo : Spirochaetales
Bergerak dg 3 cara:
– Memanjang/memendek seperti untiran
(gerkan pembuka tutup botol),
– Rotasi cepat sepanjang aksis panjang heliks
– Fleksi sel trjadi mungkin karena
pembelahan sel secara transpersal &
longitudinal (umum).
Kuman ini segera mati jika

- Dikeringkan,
- Dipanaskan &
- Terkena antiseptik/disinfektan
Identifikasi sangat sulit dilakukan karena
Treponema tidak dapat
dibiakkan
secara invitro

Treponema pallidum memiliki 4 sub species


–T pallidum sub sp pallidum (sipilis)
–T pallidum sub sp pertenue (frambusia)
–T pallidum sub sp endemicum (bejel)
–T pallidum sub sp carateum (pinta)
Faktor-faktor yg mempengaruhi
timbulnya penyakit sifilis
 Pengetahuan
– Kurangnya pengetahuan ttng bahaya penyakit

 Ekonomi
– Alasan ekonomi segolongan msyarakat melacurkan diri

 Keturunan
– Diturunkan dari ibu yg sakit ke janin

 Urbanisasi
– Dari desa ke kota, mengarah sikap masyarakat mnjdi lebih
bebas, longgar akan batas-batas norma adat & agama shga trjdi
hub sex bebas
PERJALANAN ALAMIAH
SIFILIS YG TIDAK
DIOBATI
SIFILIS TINGKAT I
(Sifilis Primer)
– Gejala terlihat setelah 10-90hari kuman
masuk berupa koreng/lesi di tempat kuman
masuk, koreng tsb keras & akan mjd ulkus
berisi banyak spirochaeta & sangat infeksius.

– Kelenjar limpe meradang & terkadang


disusul infeksi umum sluruh tubuh.
Lesi awal biasanya berupa papul yg
mengalami erosi, teraba , bagian pinggir
meninggi & keras, ukuran bervariasi dari
mm s/d 1-2cm
– Bila tdk disertai infeksi kuman lain maka
akan berbentuk khas & hampir tdk ada
rasa nyeri.

– Pd pria selalu disertai pembesaran


kelenjar limfe
Pd wanita lesi jarang
terjadi pd genitalia
eksterna, lesi sering
trjdi pd vagina
interna & serviks.

Bila pd genital tdk


ditemukan lesi dpt
ditemukan pd bibir,
lidah, tonsil, putting
susu, jari & anus.
Tanpa diberi pengobatan,
lesi mungkin dapat sembuh
dengan sendirinya dlm waktu
4 – 6 minggu
(kecuali jika ada inveksi lain)
SIFILIS TINGKAT II
(Sifilis Sekunder)
– Bila sifilis tk I tdk diobati , bbrapa minggu
kemudian timbul gejala:
bercak-bercak pd kulit & slaput lendir
(mukosa) mulut & organ tubuh (kadang-
kadang jg menyerang tulang, saraf, & hati),
yg dpt disertai deman, malaise.

– Pd kulit kepala dijumpai alopesia yg dsbt


“moth-eaten alopecia”.
– Papul basal yg dijumpai dibagian lembab
disbt “kondilomata nata”

– Pd umumnya dijumpai pembesaran


kelenjar limfe multipel superfisial.
Bentuk kondiloma lata di daerAh penis (lembab),
skrotum & inguinalis pada Sifilis Stadium 2
SIFILIS LATEN (1)
– Dlm perjalanan penyakit sifilis slalu melalui
tingkat laten

– Merupakan stadium spilis tanpa gejala klinis


akan tetapi pemeriksaan lab (serologis)
reaktif (positif)
SIFILIS LATEN (2)
– Diagnosis sifilis laten ditegakkan stlh
diperoleh anamnesis yg jelas bwh pd
awalnya ada gejala sifilis (primer &/
sekunder) & hasil dx lab positif

– Infeksi yg telah berjalan > 4th sngt jrang


menular kecuali pd wanita hamil yg tdk
mndpt pengobatn akan menular ke janinnya
SIFILIS TINGKAT LANJUT (1)
– Bila sifilis tk II tdk diobati, gejala setelah
5-15th rusaknya :
Kulit (gumma),
Tulang (periostitis, osteiti gummatosa),
Hati, jantung & pembuluh nadi aorta
(kardiovaskuler) ,
Saraf otak (neurosifilis), &
Bola mata
SIFILIS TINGKAT LANJUT (2)

– Relatif tdk lagi menular melalui hub kelamin,


penderita dpt mengalami kelainan jantung,
mnjdi lumpuh , gila, dll.
– Pemeriksaan lab serologi selalu dalam titer
rendah, akan ada sedikit / tdk ada perubahan
setelh diberi pengobatan
PERHATIKAN !!!
Untuk lesi genital terutama bila tanda klinis & hasil
dx lab. u/ sifilis ternyata negatif, maka perlu
diperkirakan penyakit lain seperti:
 Ulkus mole (Haemophilus ducreyi)
 Herpes genital (Herpes simplex virus)
 Kondilomata akuminata (Papiloma humanus virus)
 Limfogranuloma venereum (Chlamydia trachomatis )
 Skabies (Sarkoptes scabies Var. Hominis)
 Infeksi jamur (Candida albicans)
 Erupsi obat-obatan
 Dll.
PEMERIKSAAN
FISIK
Pemeriksaan Fisik
 Stadium I
– Glans penis, korpus penis, labia mayora, labia
minora, klitoris, perineum.
 Stadium II
– Genetalia externa, sekitar anus, ketiak, sudut
mulut, bawah mamae
 Stadium laten
– Tanpa gejala klinis, tetapi dx lab serologis reaktif
 Stadium lanjut
– Gumma dapat timbul di seluruh tubuh &
kerusakan organ
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Untuk menegakkan diagnosis sifilis,
pemeriksaan klinis harus dikonfirmasi
dg pemeriksaan laboratorium berupa:
 Pemeriksaan Mikroskopis
– Pemeriksaan spesimen yg diambil dari bagian
dalam lesi/cairan limfe,
– Caranya:
 Ruam sifilis primer dibersihkan dg NaCl fisiologis
 Tekan lesi hingga serum keluar dri bagian dlmnya

 Buat preparat & priksa dg mikroskop medan gelap

 Hati2 kliru dg Treponema lain yg mirip yaitu


Treponema komensal di mulut shg smpel dari rongga
mulut tdk dpt digunakan
– Apabila bahan pemeriksaan lab. untuk
pemeriksaan mikroskopis (medan
gelap) Dari lesi tidak cukup / tdk memenuhi
syarat, maka

Bahan aspirasi dari kelenjar limfe


dapat digunakan
Treponema pallidum dg mikroskop medan gelap tampak
sebagai spirochaeta pendek berbentuk gulungan rapat
 Pemeriksaan Immunologi (antibodi dlm serum)
Pd saat trjd infeksi Treponema, tubuh akan
menghasilkan berbagai variasi antibodi
– Tes yg menentukan antibodi nonspesifik
 Tes Wasserman, Tes Khan, Tes VDRL (Venereal Diseases
Research Laboratory) Tes RPR (Rapid Plasma Reagin)
Tes Automated reagin)
– Tes yg menentukan antibodi thdp kelompok antigen
 Tes RPCF (Reiter Protein Complement Fixation)
– Tes yg menentukan antibodi spesifik
 Tes TPI (Treponema Pallidum Immobilization)
 Tes FTA-ABS (Fluorescent Treponema Absorbed)
 Tes TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination Assay)
 Tes Elisa (Enzyme linked immuno sorment assay)
 Pemeriksaan khusus

– Pemeriksaan cairan serebrospinal


 Khusus untuk mengetahui neurosifilis

(Mikroskopis)
– Pemeriksaan dgn sinar tembus
 Khusus untuk mengetahui sifilis
kardiovaskular (Radiologis)
PUSTAKA:
 E. Oswari. Penyakit dan Penanggulangannya. Petunjuk
Praktis Bagi Kaum Awam dan Paramedis. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama Jkt 1995
 J.M. Gibson, MD. Mikrobiologi dan Patologi Modern
Untuk Perawat, Penerbit EGC Cetakan I 1996
 R.S. Siregar, Prof, Dr, Sp.KK(K). Saripati Penyakit Kulit .
Penerbit EGC Edisi 2
 Sjaiful Fahmi Daili dkk. Infeksi Menular Seksual, FK UI
edisi ketiga, 2007
PEMERIKSAAN SIFILIS
STBP 2011
Peralatan
– Rotator
– Sentrifus
– Mikropipet 5 – 50 ul.
– Tip Kuning
– Semua peralatan sudah tersedia didalam kit
(Pipet, Stirer, dispenser & jarum antigen,
Test card, Kontrol Negatip, Kontrol Positip).
– Sarung tangan
Reagen & Bahan
Pemeriksaan
REAGEN :
 RPR Shield @ 500 test yang dilengkapi
dengan control negative, control positif
 Determine Syphilis
 NaCl 0,9 %
 Hipocloride 0.05%
BAHAN PEMERIKSAAN :
 Serum, Plasma (tidak boleh lisis dan
terkontaminasi bakteri) dan cairan CSF
Prosedur Kerja pemeriksaan RPR
I. PERSIAPAN
– Biarkan reagensia pada suhu kamar 30 menit
sebelum digunakan
– Pemeriksaan tapisan pertama menggunakan
reagensia RPR, bila didapatkan hasil yang
positif dilanjutkan dengan pemeriksaan
pengenceran RPR dan Determine.
– Lakukan pemeriksaan sesuai alur pemeriksaan
serologi sifilis.
II. PEMERIKSAAN RPR
KUALITATIF
1. Keluarkan reagensia RPR dari kotak
penyimpanan dan biarkan pada suhu
ruangan selama ± 30 menit
2. Siapkan Test Card.
3. Beri nomor dan tuliskan pada test card.
4. Isi antigen kedalam botol penetesnya
dengan cara menghisapnya langsung dari
botol antigen, lalu pasang tutup/jarum
dispensernya
5. Ambil sampel 1 tetes dengan
menggunakan pipet yang tersedia dalam
kit.
6. Dengan menggunakan stirer, lebarkan
II. PEMERIKSAAN RPR
7.
KUALITATIF
Kocok – kocok antigen teteskan antigen (1 tetes)
dengan menggunakan dispenser & jarum diatas
sampel (posisi vertikal). Tidak perlu mengocok
antigen dengan sampel.
8. Letakkan diatas rotator kemudian putar rotator
selama 8 menit dengan kecepatan 100 ± 2 rpm.
9. Sertakan kontrol negatip dan kontrol positip setiap
kali pemeriksaan dan perlakuan kontrol sama
dengan sampel.
10. Baca hasilnya dan tuliskan pada lembar hasil
pemeriksaan laboratorium.
11. Bila positip lakukan pengenceran RPR dan
pemeriksaan Determine Syphilis TP
Pemeriksaan Determine Sifilis
 Keluarkan reagen dari refrigerator, diamkan pada suhu
kamar 30‘
 Ambil reagan buka strip penutup
 Teteskan 50ul serum pada bantalan sampel
 Tunggu 15 menit s.d 1 jam
 Baca hasil, tulis hasil pada form hasil
 Interpretasi Hasil
Pengenceran RPR
– Lakukan serial dilution.
– Pipet kedalam 6 lingkaran pada kartu
pemeriksaan RPR masing-masing 50 ul Na Cl
0.9% dengan mikropipet mulai kolom 2 sampai
dengan 7
– Pipet 50 ul serum spesimen pada kolom 1 dan 2
– Campurkan dengan Na Cl 0.9% pada lingkaran
kedua dengan cara menghisap dan
mengeluarkannya 5 – 10x didalam lingkaran
pertama kartu pemeriksaan
– Kemudian pipet 50 ul campuran pada lingkaran
kedua, campurkan dengan Na Cl 0.9% pada
lingkaran ketiga dengan cara menghisap dan
mengeluarkannya 5 – 10 x didalam lingkaran
ketiga kartu pemeriksaan
Pengenceran RPR
(cont’d)
– Lakukan seterusnya sampai dengan
lingkaran ketujuh dan buang 50 ul campuran
pada lingkaran ketujuh
– Ratakan dengan batang pengaduk mulai dari
pengenceran tertinggi (lingkaran ke-tujuh)
– Kocok – kocok antigen teteskan antigen (1
tetes) dengan menggunakan dispenser &
jarum diatas sampel (posisi vertikal).
– Tidak perlu mengocok antigen dengan
sampel.
– Letakan diatas rotator kemudian putar
rotator selama 8 menit dengan kecepatan
Pengenceran RPR
(cont’d)
Lingkaran I II III IV V VI VII
Pengenceran 1/2 1/4 1/8 1/16 1/32 1/64
Nacl 0.9% 50 ul 50 ul 50 ul 50 ul 50 ul 50 ul
Serum 50 ul 50 ul

50 ul 50 ul 50 ul 50 ul 50 ul buang
50ul
Antigen 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes
Interpretasi Hasil
Determine

42
Keterangan
Test
Tempat menulis Nama / No. (ID) pasien
Sifilis TP Nama pemeriksaan (test)
No. (ID) pemeriksaan (test)

Tempat membaca Kontrol


Tempat membaca Hasil Pemeriksaan

Tempat menambahkan sampel


Keterangan
Test

Foil cover

Jendela kontrol

Sample pad

Jendela hasil

Conjugate pad
Determine: Persiapan
Lihat tgl
kadaluarsa

1. Kumpulkan alat dan bahan tes 2. Gunakan 1 strip per tes dan jaga nomor
yang diperlukan. seri tidak terobek di pembungkus strip.

3. Tandai strip dengan nomor 4. Lepaskan pelindungnya.


identitas klien
45
Determine: Pengumpulan
Spesimen

5. Kumpulkan 50 µl spesimen dengan menggunakan


pipet pengukur atau 1 tetes dengan pipet
pemindah dari plastik

46
Prosedur Kerja

7. Bila menggunakan darah saja


6. Teteskan 50 ul spesimen
tambahkan 1 tetes buffer ke alas
ke spesimen pad
spesimen.

47
Determine: Menunggu
Hasil

9. Baca dan catat hasil


8. Tunggu 15 menit (tidak boleh lebih dari
pemeriksaan ke lembar kerja
60 menit) sebelum membaca hasil
pemeriksaan.

48
Determine – Pembacaan
Hasil
REAKTIF Non Reaktif INVALID

49
Prosedur Kerja (Serum /
Plasma)
 4. Baca
Hasil
 tunggu

 15 menit

 (+) (-) INV


INV
 Pelaporan Hasil
– Reaktif (+)
– Non Reaktif (-)
Pelaporan Hasil

Anda mungkin juga menyukai