Anda di halaman 1dari 7

SIFILIS

Definisi
Infeksi sistemik yang disebabkan Treponema pallidum
kontak seksual
lesi yang terinfeksi dan cairan tubuh
transplacenta dari ibu ke janin
instrument tatto

Klasifikasi sifilis
1. Sifilis primer,
10 90 hari (rata-rata 3 minggu)
tukak (ulkus)awal makula, papula lalu papula erosif
Jumlah tukak biasanya hanya satu atau multipel
Pria pembesaran kelenjar limfe inguinal medial unilateral atau bilateral
Lesi primer tidak selalu ditemukan pada genitalia eksterna, tetapi juga dapat di luar
genitalia seperti pada bibir, lidah, tonsil, puting susu, jari dan anus
Tanpa diberi pengobatan, lesi primer akan sembuh spontan dalam waktu 3 sampai 6
minggu.
Dengan pengobatan, sembuh dalam 1-2 minggu

Diagnosa Banding Sifilis Primer

2. Sifilis sekunder
Timbul 6 minggu 6 bulan setelah stadium primer.
Kelainannya sistemik, maka selalu didahului gejala-gejala prodromal seperti sakit
pada sendi, suhu badan subfebril, sukar menelan (angina sifilitika), malaise,
anoreksia dan sefalgia.
Kelainan yang timbul dapat berupa kelainan kulit, selaput lendir, kelenjar dan
organ dalam.
Lesi sifilis sekunder dapat muncul pada waktu lesi sifilis primer masih ada.
Kelainan kulit biasanya simetris, dapat berupa makula, papula,
papuloskuamosa, dan pustula. Jarang dijumpai keluhan gatal.
Kulit kepala dijumpai alopesia yang disebut mouth-eaten alopecia yang dimulai
dari daerah oksipital.
Kelainan juga dapat mengenai kuku, mata dan tulang.
Kelainan pada selaput lendir berupa mucous patch, bentuknya bulat, kemerahan
dan dapat menjadi ulkus. Biasanya terdapat pada mukosa bibir, pipi, larings,
tonsil dan dapat juga pada mukosa genitalia.
Pembesaran kelenjar limfe multipel superfisial pada seluruh tubuh (limfadenopati
generalisata), dan sering terjadi pembesaran limpa (splenomegali) dan hepatitis
ringan (10%).

Diagnosa Banding

3. Sifilis laten
Tanpa gejala klinis
Pemeriksaan serologis memberikan hasil reaktif
Tingkat laten selama bertahun-tahun atau seumur hidup
Akan berlanjut terus menjadi sifilis lanjut berupa gumma, kelainan syaraf pusat
dan kardiovaskuler
Infeksi yang telah berjalan lebih dari 5 tahun sangat jarang menular kecuali pada
wanita hamil yang tidak diberi pengobatan kemungkinan dapat menularkan sifilis
ke janin yang dikandungnya.
4. Sifilis tertier
Timbul 2 40 tahun (rata-rata 15 tahun) sesudah stadium primer
Sangat jarang dijumpai
Disebut juga sifilis lanjut benigna oleh karena belum membahayakan kehidupan.
Kelainan kulit ada 3 tipe ; (1) granulomatous nodules
(2) psoriasiform granulomatous plaques (3) gumma
Lesi "Precocious timbul 2 tahun setelah penyembuhan sifilis sekunder
Lesi lambat timbul tiap saat setelah Lesi "Precocious, kebanyakan timbul 3- 7
tahun, tetapi gumma muncul setelah 60 tahun setelah infeksi awal
a. Gumma, merupakan kelainan kulit dan tulang
yang khas yaitu infiltrat
sirkumskrip kronis yang bertendensi untuk mengalami perkejuan (perlunakan)
dan bersifat destruktif. Bila melunak akan menghasilkan ulkus gumosum bersifat
serpiginosa. Gumma paling sering menyerang hepar. Patogenesis dari gumma
belum sepenuhnya diketahui, spirokheta sering tidak dijumpai pada lesi dan
diduga merupakan respon hipersensivitas terhadap antigen endogen dan
eksogen dari T. pallidum.
Bagian tubuh yang paling sering terkena ialah kulit (70%), mukosa (10,3%), dan
tulang (9,6%). Gumma bersifat multiple dan jika menyerang hepar akan
menyebabkan fibrosis dan retraksi membentuk lobus-lobus tak teratur yang
disebut hepar lobatum. Organ lain yang terserang adalah kelenjar parotis,
esophagus, lambung, limpa, pankreas, ginjal, jantung, kandung kemih, serviks
uteri, payudara dan testis. Gumma bersifat fatal bila menyerang organ seperti
hepar, jantung, dan otak.
b. Kardiovaskuler, biasanya menyerang organ jantung dan aorta setelah 20 30
tahun dari sifilis primer. Tanda-tanda sifilis kardiovaskuler adalah insufiensi aorta
dan aneurisma, berbentuk kantong pada aorta torakal. Bila ada insufiensi aorta
tanpa kelainan katup pada seseorang yang setengah umur disertai pemeriksaan
serologis darah dengan hasil yang reaktif, maka pada tahap pertama harus
dicurigai sifilis kardiovaskuler.
c. Neurosifilis, bisa timbul 5 -35 tahun setelah sifilis primer dan pada perjalanan
penyakit neurosifilis dapat asimtomatis dan sangat jarang terjadi dalam bentuk
murni. Pada semua jenis neurosifilis terjadi perubahan berupa endateritis
obliterans pada ujung pembuluh darah disertai degenerasi parenkhimatosa yang
mungkin sudah atau belum menunjukkan gejala pada saat pemeriksaan. Pada
sifilis meningitis, dapat ditemukan T. pallidum pada cairan serebrospinal dan
hasil yang reaktif pada pemeriksaan serologis.

Diagnosis Banding sifilis tertier

5. Sifilis kongenital
bayi yang lahir dari ibu yang menderita sifilis
Sifilis kongenital dibagi menjadi sifilis kongenital dini (muncul gejala sebelum
umur 2 tahun) dan sifilis kongenital lanjut (muncul gejala setelah umur 2
tahun). Kelainan pada sifilis kongenital dapat berupa lesi di kulit, mukosa, tulang,
hepar, limpa dan susunan saraf pusat
Stigmata sifilis kongenital, lesi sifilis kongenital dini dan lanjut dapat sembuh
serta meninggalkan parut dan kelainan yang khas. Parut dan kelainan demikian
merupakan stigmata sifilis kongenital, teapi hanya sebagian penderita yang
menunjukkan gambaran tersebut.
Stigmata lesi dini
o Gambaran wajah yang menunjukkan saddlenose
o Gigi menunjukkan gambaran gigi insisor Hutchinson dan gigi Mulberry
o Ragades
o Atrofi dan kelainan akibat peradangan
4

Koroidoretinitis membentuk daerah parut putih dikelilingi pigmentasi pada


retina
Stigmata lesi lanjut
o Lesi pada kornea, kekaburan kornea sebagai akibat ghost vessels
o Lesi tulang, sabre tibia akibat osteoeriostitis
o Atrofi optik, tersendiri tanpa iridoplegia
o Ketulian saraf
o

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakkan diagnosis sifilis, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa:
1. Mikroskop medan gelap (Dark field microscop) + minyak imersi T. pallidum berbentuk
ramping, gerakan lambat, dan angulasi
2. Tes antibody fluorosensi langsung
Bahan apusan dari lesi dioleskan pada gelas objek, difiksasi dengan aseton lalu diwarnai
dengan antibodi spesifik T. pallidum yang dilabel fluorescein kemudian diperiksa dengan
mikroskop fluoresensi. Pemeriksaan sensitif 90 %
3. Penentuan antibodi di dalam serum
Pada waktu terjadi infeksi T. pallidum, akan dihasilkan berbagai variasi antibodi. Beberapa
pemeriksaan yang dikenal sehari-hari yang mendeteksi antibodi nonspesifik, tetapi dapat
menunjukkan reaksi dengan IgM dan IgG yaitu:
Pemeriksaan untuk menentukkan antibodi nonspesifik
o Tes Wasserman
o Tes Kahn
o Tes VDRL (Venereal Disease research Laboratory)
o Tes RPR ( Rapip Plasma reagin)
o Tes automated reagin
Antibodi terhadap kelompok antigen yaitu tes RPCF (Reiter Protein Complement
Fixation)
Pemeriksaan untuk menentukan antibodi spesifik
o Tst TPI (Treponema Pallidum Immobolization)
o Tes FTA-ABS (Fluorescent Treponema Absorbed)
o Tes TPHA (Treponema Paliidum Haemaglutination Assay)
o Tes Elisa (Enzyme Link Immuno Sorbent assay)
CATATAN VDRL & TPHA
VDRL
+
+
-

TPHA
+
+

Ket
N, masa inkubasi 3 bln
False + biologic, lepra LL, ibu hamil
Infeksi aktif,rekuren, masa pengobatan
Riwayat sifilis atau sembuh

VDRL :
Titer (1:32) penyakit aktif
Titer (1:8) dapat tidak berubah bertahun-tahun setelah terapi pada sifilis lanjut
Setelah pengobatan titer harus berubah 4 kali lipat (titer 1:32 menurun to 1:8)
Sifilis primer & sekunder dalam jangka 6 bln
Sifilis laten dalam jangka 24 bln
Dalam masa pengobatan
5

sifilis primer, 4 12 bln dapat nonreaktif


sifilis sekunder, 12-24 bln dapat nonreaktif
sifilis laten, > 5 tahun atau lebih

Rekomendasi WHO/CDC untuk pengobatan sifilis


1. Pengobatan sifilis dini (sifilis primer, sekunder, dan laten dini)
a. Penisilin G benzatin 2,4 juta unit IM satu kali suntikan atau
b. Penisilin G prokain dalam aqua 600.000 unit IM selama 10 hari berturut-turut
c. Bila alergi terhadap penisilin dapat diberikan:
i. Tetrasiklin hidroklorida 4 x 500mg oral selama 30 hari atau
ii. Doksisiklin 2 x 100 mg oral selama 2 minggu atau
iii. Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 30 hari
2. Pengobatan sifilis lanjut (siflis laten lanjut, kardiovaskuler, sifilis lanjut benigna), kecuali
neurosifilis
a. Penisilin G benzatin 2,4 juta unit IM sekali setiap mingu selama 3 mingu berturutturut
b. Penisilin G prokain dalam aqua 600.000 unit IM setiap hari selama 21 hari
berturut-turut
c. Bila alergi terhadap penisilin dapat diberikan:
i. Tetrasiklin hidroklorida 4 x 500mg oral selama >30 hari atau
ii. Doksisiklin 2 x 200 mg oral semala >30 hari atau
iii. Eritromisin 4 x 500 mg oral selama >30 hari atau
3. Pengobatan neurosifilis
a. Diberikan Aquaous benzylpenicilin 12 -24 juta IU, intra vena, diberikan sebanyak
2 -4 juta IU setiap 4 jam dalam sehari selama 14 hari atau
b. Prokain benzilpenisilin 1,2 juta unit IM + probenesid 4 x 500mg/hari setiap hari
selama 10 -14 hari.
4. Pengobatan sifilis kongenital
Setiap bayi sebelum diberi pengobatan harus diperiksa cairan sumsum
tulang belakang (CSTB) untuk memperoleh pengobatan dasar.
a. Bayi yang menderita sifilis kongenital dini dengan kelainan CSTB
i. Penisilin G kristalin 50.000 u/kg BB, IM atau IV 2 x sehari selama 10 hari
atau
ii. Penisilin G prokain dalam aqua 50.000 u/kg BB, IM sekali suntik selama
10 hari
b. Bayi dengan CSTB normal
i. Penisilin G prokain dalam aqua 50.000 u/kg BB, IM sekali suntik selama
10 hari
ii. Penisilin G benzatin 50.000 u/kg BB, IM injeksi tunggal
c. Antibiotika selain penisilin tidak dianjurkan
d. Terhadap sifilis kongenital > 2 tahun, dosis tidak lebih dari sifilis lanjut yang
didapat.
e. Setelah masa neonatus, untuk yang alergi terhadap penisilin diberikan
eritromisin dengan dosis tidak lebih dari sifilis di dapat.

Anda mungkin juga menyukai