Penyakit Menular Seksual (DR - Cut Rika, SpOG)
Penyakit Menular Seksual (DR - Cut Rika, SpOG)
PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL
Dr. dr. Cut Meurah Yeni, SpOG (K)
dr. Cut Rika, SpOG
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
◦ Gejala klinis sangat bervariasi, dari gejala subklinis yang tak jelas
hingga gejala klinis nyata. Gejala umum bisa berupa :
◦ Keputihan
◦ Metrorhagia
◦ Perdarahan pasca sanggama
◦ Disuria
◦ Demam
◦ Mual-muntah
◦ Sampai gejala yang berat berupa gejala penyakit radang
panggul (PRP)
◦ Nyeri perut bawah
Diagnosis
W_Indriatmi
24
Gonore
Faktor Gejala Gejala
risiko pada Ddari lubang pada
pria kencing keluar wanit
wanita Keputihan,
Status lajang c
airan berwarna kental,
putih,kuning kekuningan.
kehijauan,rasa
gatal,panas dan
nyeri.
Prostitusi Muara lubang Nyeri pinggul
bawah
kencing
bengkak & agak
merah.
IMS
Tidak ada Nyeri saat haid
perawatan Sakit saat
pranatal kencing
Nyeri saat
kencing
Infeksi ibu hamil
Infeksi janin
dapat
memperburuk
kondisi
kehamilan
Infeksi
Persalinan Ketuban Chorioam
Postpartu
preterm pecah dini nionitis
Terdapat
m
hubungan
servicitis GO dan
abortus septik
• Dua tipe herpes simplek virus(HSV) yaitu HSV tipe 1 dan HSV
type 2. HSV type 1 berhubungan dengan infeksi herpes non
genital. HSV tipe 2 berhubungan dengan infeksi pada saluran
genital dan menyebar dengan kontak seksual.
• Lokasi :
* Pada pria banyak ditemui di Kepala Penis.
* Pada wanita banyak ditemui di vagina bagian luar dan mulut
rahim (serviks)
Gejala :
Infeksi berulang
=> terdapat
antibodi HSV 2
Infeksi neonatus terdapat tiga bentuk, yaitu:
Terlokalisasi: Infeksi terbatas
pada mata, mulut, sistem saraf,
kulit
asimtomatik
Diagnosis Manajemen
• Tes Tzanck smear • Antiviral seperti acyclovir,
• ELISA famcyclovir dan valacyclovir bisa
digunakan pada wanita hamil dan
• Pemeriksaan cepat dengan biokit
tidak hamil
HSV-2 rapid test dan sure vue HSV
2 rapid test • ACOG => menganjurkan terapi
antivirus pada atau setelah 36
minngu untuk wanita yang
mengalami kekambuhan selama
kehamilan
• ACOG => operasi ceksia sesarea
dianjurkan pada wanita hamil
dengan lesi yang aktif atau gejala
prodromal
Papiloma Virus
Manusia (HPV) Infeksi Neonatus
• Hpv tipe 6 dan 11 dapat menyebabkan
suara serak dan distres pernapasan
Menjadi salah satu IMS
tersering dengan lebih 30 pada anak
tipe menginfeksi daerah
genital. A Danish population- based study
indicated a neonatal transmission risk
of 7 per 1000 infected women
(Silverberg, 2003). Prolonged rupture of
Kutil genital meningkat membranes was associated with a
jumlah dan ukuran selama twofold increased risk, but risk was not
kehamilan
associated with delivery mode
Treatment
Trichloroacetic or bichloracetic acid, 80- to 90-percent solution,
applied topically once a week, is an efective regimen for external
warts. Some prefer cryotherapy, laser ablation, or sur-gical excision
(Arena, 2001; Centers for Disease Control and Prevention, 2010b).
Agents not recommended in pregnancy because of concerns for
maternal and fetal safety include podo-phyllin resin, podofilox 0.5-
percent solution or gel, imiquimod 5-percent cream, interferon
therapy, and sinecatechins.
TES PAP
Pengamatan sel-sel y a n g d i eksfoli a si da r i g en i ta li a
Respons terhadap
pengobatan selama Selama kehamilan kutil
kehamilan inkomplit, tetapi tidak selalu harus
Lesi umumnya membaik dieradikasikan
dan mengecil setelah
persalinan.
INFEKSI VIRUS
IMUNODEFISIENSI
MANUSIA (HIV)
DEFINISI
HIV (human
AIDS (Acquired
immunodeficiency
Immune Deficiency
virus) adalah
Syndrome) adl
sebuah retrovirus
kumpulan gejala
yang menginfeksi
penyakit akibat
sel sistem
menurunnya sistem
kekebalan tubuh
kekebalan tubuh yg
manusia - terutama
disebabkan oleh
sel T, CD4+, dan
infeksi virus HIV
makrofag.
tipe 1 dan 2
Epidemiologi
◦ Sejak kasus HIV pertama kali dilaporkan pada tahun 1981, infeksi
HIV terus berkembang dengan sangat cepat.
◦ Tahun 1999, WHO melaporkan terdapat 34,4 juta penderita HIV di
seluruh dunia, dimana 15,7 jutanya adalah perempuan, dan
setiap tahunnya 2,3 juta perempuan yang terinfeksi HIV
melahirkan bayi.
◦ Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat 70% infeksi HIV ini
ditularkan melalui transmisi heteroseksual dan lebih dari 90%
infeksi pada anak-anak terjadi akibat transmisi secara vertikal dari
ibu ke bayinya. Setiap tahunnya, hampir 600.000 anak-anak
tertular virus HIV dengan cara transmisi vertikal ini.
Patofisiologi
◦ Terdapat dua target utama HIV, yaitu sistem imun dan susunan
saraf pusat. Molekul CD4 merupakan reseptor yang memiliki
afinitas tinggi terhadap HIV. Langkah awal dari infeksi ini ialah
terikatnya selubung (envelope) glikoprotein gp120 pada molekul
CD4 yang berperan sebagai reseptor primer untuk HIV. Namun
jika hanya terikat pada molekul CD4 saja tidak cukup untuk
terjadinya infeksi HIV, oleh karena itu HIV harus terikat pada ko-
reseptor lainnya agar bisa masuk ke dalam sel. CXCR4 dan CCR5
sebagai ko-reseptor berperan dalam proses ini. Selanjutnya, HIV
harus terikat pada reseptor primernya yaitu CD4 dan ko-
reseptornya sebelum bersatu dengan membran sel dan
melakukan internalisasi.
◦ Setelah melakukan internalisasi, genom dari virus tersebut akan
mengalami proses reverse transcription, yang merupakan awal
pembentukan proviral DNA yang selanjutnya akan terintegrasi
pada genom host. Setelah proses ini, provirus akan terkunci
dalam kromosom selama jangka waktu bulanan hingga tahunan.
Pada masa tersebut, infeksi dikategorikan sebagai fase laten.
Setelah terjadi infeksi kronik, strain CXCR4 (virus X4) timbul pada
50% individu yang terinfeksi. Strain X4 tidak hanya menginfeksi
limfosit T, namun juga bereplikasi di sel T. Terdapatnya strain virus
X4 biasanya sebagai faktor prediktor penurunan cepat CD4 dan
mempercepat progresifitas HIV.
Tanda dan
Gejala
Demam
Menurunnya
Pusing/pening
berat badan
Modul 4, 33
WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV
DARI IBU KE ANAK
1% 4% 12% 8% 7% 3%
bln
Modul 4, 40
Mazami Enterprise © 2009
Diagnosis
◦ Pemeriksaan serologis yang dapat mendeteksi antibodi terhadap
virus atau dengan nucleic acid based assays yang dapat mengukur
jumlah kopi virus dalam plasma (RNA polymerase chain reaction)
atau jumlah virus dalam sel (DNA polymerase chain reaction)
◦ Tes HIV dinyatakan positif jika pemeriksaan ELISA berulang
menunjukkan hasil positif, demikian pula halnya dengan tes Western
blot.
◦ Tes menunjukkan hasil yang belum pasti jika hasil ELISA positif namun
hasil Western blot menunjukkan adanya satu pita (single band).
Ketidakpastian ini mungkin menunjukkan proses serokonversi yang
sedang berlangsung, namun lebih sering menunjukkan jumlah kasus
non-HIV seperti autoantibodi dari penyakit autoimun atau penyakit
kolagen, atau reaktivitas silang dengan alloantibodi pada
kehamilan, transfusi darah, dan transplantasi organ.
◦ Sensitivitas dan spesifisitas dari tes serologis ini cukup tinggi, yaitu lebih
dari 99%.
Alur Pemeriksaan rapid tes HIV
HASIL POSITIF
•A1, A2 dan A3 Reaktif
HASIL NEGATIF
•A1 non reaktif
•A1 reaktif, pengulangan A1
dan A2 non reaktif
•Salah satu reaktif tapi
resiko –
HASIL INDETERMINATE
•Dua hasil reaktif
•1 tes reaktif tapi berisiko
atau pasangan berisiko
◦ Hasil tes positif palsu dapat disebabkan oleh autoantibodi,
penerima vaksin HIV, kesalahan teknik pemeriksa.
◦ Hasil tes negatif dapat diperoleh pada masa jendela (window
period), serokonversi, dimana pada AIDS lanjut dapat terjadi
penurunan kekebalan tubuh yang tajam sehingga tubuh tidak
mampu membentuk antibodi, agammaglobulinemia, serta
kesalahan teknik pemeriksaan.