Anda di halaman 1dari 32

KEDARURATAN

DI BIDANG GINEKOLOGI
dr. H.Armyn A.Oesman, SpOG

1
Pendahuluan

• Pada dasarnya sama dengan kedaruratan


pada bidang lain.
• Tujuan utama adalah untuk mencari
penyebab dan memberikan penanganan
secara tepat.
• Terlebih dahulu kita selamatkan ibu (life
saving) dari kondisi kritis

2
Kedaruratan
Obstetri atau Ginekologi ??
• Setelah keadaan kritis teratasi
• Anamnesis mengenai riwayat kontak
seksual, terlambat haid, keluhan hamil
muda, dan lain-lain.
• Ditunjang dengan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang misalnya plano
test atau USG.

3
Cara penelusuran
penyebab dan penanganan

• Format catatan medis yang berorientasi


masalah
– Subjectif (S)
– Objectif (O)
– Assesment (A) / Penilaian
– Planning (P) / Rencana

4
Kasus-kasus ginekologi

• Perdarahan akibat kanker serviks


• Torsi dari tumor adneksa
• Perdarahan uterus disfungsional
• Infeksi pelvis
• Tumor adneksa permagna
• Leiomioma dengan degenerasi merah

5
Perdarahan akibat kanker
serviks
• Subjektif :
– perdarahan biasanya tanpa rasa nyeri, tidak
berhubungan dengan haid, tetapi
berhubungan dengan kontak serviks.
Perdarahan ini bisa diawali dengan keluhan
lekore yang tidak sembuh-sembuh. Perlu
ditanyakan riwayat terapi sebelumnya
misalnya kemoterapi yang tidak lanjut

6
Perdarahan akibat kanker
serviks
• Objektif :
– sebaiknya dengan inspekulo untuk melihat
gambaran patologis dari serviks yang dapat
berupa gambaran polipoid disertai lesi
ulserasi
• Penilaian :
– kanker serviks biasanya muncul dari
sambungan skuamokolumnar dan
selanjutnya menginvasi serviks dan organ
sekitarnya. Perdarahan yang timbul
merupakan ciri dari stadium lanjut 7
Perdarahan akibat kanker
serviks
• Rencana :
– Diagnosis pasti kanker serviks adalah
dengan biopsi namun apabila kondisi tidak
memungkinkan sebaiknya ditunda.
– Perdarahan akibat kanker serviks diatasi
dengan pemasangan tampon disertai
pemberian anti perdarahan dan tranfusi.
– Terapi definitif berupa operasi, radiasi, atau
kemoterapi amat ditentukan oleh hasil
biopsi
8
Torsi tumor adneksa

• Subjektif :
– Keluhan utama pasien adalah nyeri perut.
– Nyeri perut dapat terlokalisir pada salah satu
kuadran bagian bawah atau menyeluruh pada
abdomen bagian bawah.
– Defance muscular, anemia, mual-muntah
bahkan syok apabila telah terjadi ruptur.

9
Torsi tumor adneksa

• Objektif :
– Perubahan tanda vital yang terjadi dapat
berupa peningkatan nadi
– Perdarahan intraabdominal yang hebat dapat
berkembang menjadi syok hipovolemik
pemeriksaan lab kadar hemoglobin dan
hematokrit mencerminkan hilangnya darah
– Gejala yang muncul adalah peritonitis
abdominalis
10
Torsi tumor adneksa

• Penilaian :
– Diagnosis banding meliputi kehamilan ektopik,
infeksi pelvis, apendisitis akut, divertikulitis,
perforasi usus, dan obstruksi usus.
– Komplikasi yang perlu diantisipasi meliputi
perdarahan, infeksi, obstruksi usus akibat
perlengketan, dan nekrosis.

11
Torsi tumor adneksa
• Rencana :
– Foto abdomen dapat menunjukkan cairan
bebas intraperitoneum,. USG dapat
mengindentifikasi massa adneksa kistik
atau solid.
– Kuldosintesis dapat menguatkan adanya
perdarahan intraabdominal.
– Pada nyeri hebat dan kecurigaan adanya
perdarahan intraabdominal pilihan utama
adalah laparotomi.
12
Perdarahan uterus disfungsional
• Subjektif :
– Gambaran utama adalah perdarahan
pervaginam,
– Apabila dikaitkan dengan anovulasi
biasanya tidak beraturan, asiklik, dan tidak
nyeri.
– Kuantitas perdarahan bervariasi dari sedikit
sampai banyak.
– Kecurigaan PUD selain umur pasien perlu
ditanyakan pola haid dan riwayat
penggunaan kontrasepsi hormonal. 13
Perdarahan uterus disfungsional
• Objektif :
– Keadaan umum biasanya normal kecuali
terjadi perdarahan hebat dapat
memberikan gambaran hipovolemia atau
anemia.
– Petekiae atau ekimosis dapat merupakan
petunjuk pertama terhadap kemungkinan
kelainan koagulasi.
– Hitung darah lengkap dan apusan darah
tujuannya untuk evaluasi anemia, adanya
infeksi, dan trombositopenia. 14
Perdarahan uterus disfungsional

• Penilaian :
– Diagnosis banding adalah : tumor, kehamilan,
infeksi, terapi hormonal, alat kontrasepsi
dalam rahim, dan kelainan koagulasi.

15
Perdarahan uterus disfungsional
• Rencana :
– Diagnosis dipertegas dengan : USG
ginekologi, biopsi endometrium, kuret, dan
tes kehamilan.
– Terapi ditentukan oleh usia pasien,
gambaran perdarahan, kondisi patologik
organik, dan fungsi reproduksi.
– Terapi dapat berupa tranfusi darah, anti
perdarahan, terapi hormonal, bahkan
sampai histerektomi.
16
Infeksi pelvis
• Subjektif :
– Keluhan utama biasanya demam dan nyeri
abdomen.
– Gambaran lain dapat berupa perdarahan
dan sekret yang berbau.
– Riwayat adanya penyakit menular seksual,
abortus, persalinan, akseptor ADR perlu
ditelusuri

17
Infeksi pelvis

• Objektif :
– Suhu dan denyut nadi meningkat. Sedangkan
tekanan darah dan pernafasan biasanya
normal.
– Bising usus menurun dapat disertai massa di
abdomen.
– Inspekulo dapat terlihat cairan yang purulen
dari osteum uteri sekaligus menyingkirkan
kemungkinan adanya kelainan pada serviks.
18
Infeksi pelvis

• Objektif :
– Pada pemeriksaan bimanual yang menonjol
adanya nyeri goyang
– Terjadi peningkatan leukosit sampai 25.000
disertai peningkatan bentuk polimorf dan
batang.
– Nilai hemoglobin dan hematokrit dapat
meningkat karena adanya dehidrasi

19
Infeksi pelvis

• Penilaian :
– Diagnosis banding yang perlu dipikirkan
adalah kehamilan ektopik, apendisitis,
divertikulitis.

20
Infeksi pelvis

• Rencana :
– Melengkapi pemeriksaan penunjang dapat
berupa kultur bakteri, USG, foto abdomen,
dan kuldosintesis.
– Penanganan utama adalah pemberian
antibiotika spektrum luas.
– Tindakan laparotomi diindikasikan apabila
tidak respon terhadap antibiotika, diagnosis
tidak pasti, dan abses ruptur
21
Tumor adneksa permagna

• Subjektif :
– Keluhan utama pasien biasanya sesak.
– Sedangkan keluhan lain dapat berupa
gangguan BAB dan BAK, nyeri perut,
gambaran peritonitis, atau bahkan syok
hipovelemik.
– Perlu ditanyakan adanya riwayat terapi kanker
ovarium atau kanker lainnya.

22
Tumor adneksa permagna
• Objektif :
– Nampak massa tumor di abdomen dengan
ukuran besar, konsistensi umumnya kistik,
permukaan licin atau berbenjol-benjol, dan
sulit digerakkan.
– Pada pemeriksaan abdomen dapat disertai
ascites.
– Pemeriksaan pelvis sering memberikan
gambaran yang tidak khas akibat rongga
abdomen dan pelvis sudah dipenuhi massa
tumor.
23
Tumor adneksa permagna

• Penilaian :
– Diagnosis banding massa tumor dari organ
pencernaan dan ginjal.
– Pada keluhan sesak perlu dicari kemungkinan
adanya gangguan fungsi paru yang dapat
merupakan komplikasi dari massa tumor.
– Pemeriksaan USG untuk mencari sumber
tumor, jenis tumor, dan adanya ascites.

24
Tumor adneksa permagna

• Rencana :
– Terapi definitif dari tumor adneksa adalah
laparotomi.
– Namun untuk tahap awal dapat dilakukan
fungsi untuk mengurangi sesak, namun
pengeluran cairan harus dilakukan secara
bertahap untuk mencegah gangguan
hemodinamik.

25
Leiomioma dengan degenerasi merah

• Subjektif :
– Leiomioma adalah suatu tumor jinak yang
umumnya asimtomatik dan sering ditemukan.
– Pada masa kehamilan cenderung terjadi
degenerasi dan perdarahan dalam leiomioma.
Apabila hal ini terjadi maka keluhan utama
adalah nyeri abdomen

26
Leiomioma dengan degenerasi merah

• Objektif :
– Uterus cenderung membesar dengan
massa tumor yang noduler.
– Pada massa tumor yang berdegenerasi
cenderung akan lebih lunak (tergantung
derajat degenerasinya).
– Laboratorium yang diperlukan adalah :
darah rutin, apusan darah, dan plano tes.

27
Leiomioma dengan degenerasi merah
• Penilaian :
– Diagnosis banding yang dipikirkan adalah
kehamilan, kondisi patologik adneksa, dan
keadaan patologik abdomen.
– Komplikasi dari leiomioma adalah
degenerasi, torsi, dan perdarahan
intraperitoneal.
– Apabila dengan kehamilan dapat
memberikan dampak pada hasil konsepsi
berupa aborsi, persalinan prematur, dan
perdarahan intraperitoneal. 28
Leiomioma dengan degenerasi merah

• Rencana :
– Konfirmasi pemeriksaan fisik paling ideal
dengan USG.
– Pada pasien yang tidak hamil dengan
gangguan pola perdarahan kuretasi
endometrium dapat menyingkirkan keganasan
endometrium dan gangguan hormonal.
– Tindakan definitif adalah pembedahan dapat
berupa miomektomi atau histerektomi.
29
Leiomioma dengan degenerasi merah

• Pada leiomioma dengan kehamilan


– tindakan amat tergantung umur kehamilan,
apabila belum mencapai aterm tindakan
konservatif berupa : tirah baring, analgetik,
dan observasi.
– Tindakan konservatif gagal baru dilakukan
pembedahan.
– Cara persalinan dipilih seksio sesar apabila
menimbulkan kelainan letak janin, inersia
uteri, atau obstruksi mekanik.
30
Penutup
– Dalam menghadapi kedaruratan ginekologi
tetap diupayakan tindakan awal life saving
– Melengkapi pemeriksaan penunjang dasar
seperti darah lengkap, hapusan darah, dan
plano tes sambil mempersiapkan konsultasi
lanjutan ke Bagian Obstetri dan Ginekolog.
– Pemahaman terhadap kedaruratan ginekologi
membuat langkah awal yang dipilih akan lebih
terarah.

31
32

Anda mungkin juga menyukai