Definisi
Pendarahan Uterus Abnormal (PUA) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun lamanya.
Manifestasi klinisnya dapat berupa pendarahan dalam jumlah yang banyak atau
sedikit, dan haid yang memanjang atau tidak beraturan.
HAID NORMAL
Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik bertangkai maupun tidak , berupa
pertumbuhan berlebih dari stroma dan kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium.
Gejala :
Polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula menyebabkan PUA.
Hispatologi pertumbuhan eksesif local dari kelenjar dan stroma endometrium yang memiliki
vaskularisasi dan dilapisi oleh epitel endometrium.
2 Adenomiosis ( PUA-A )
Definisi :
Dijumpainya jaringan stroma dan kelenjar endometrium ektopik pada lapisan miometrium.
Gejala :
Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang atau sesudah haid, nyeri saat buang air besar, atau nyeri
pelvic kronik. Gejala nyeri tersebut di atas disertai dengan perdarahan uterus abnormal.
Diagnostik :
- Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman jaringan endometrium pada hasil hispatologi.
- Adenomiosis dimasukkan dalam system klasifikasi berdasarkan pemeriksaan MRI dan USG
- Mengingat terbatasnya fasilitas MRI, pemeriksaan USG cukup untuk mendiagnosis adenomiosis.
- Hasil USG menunjukkan jaringan endometrium heterotopik pada miometrium dan sebagian
berhubungan dengan adanya hipertrofi miometrium.
- Hasil hispatologi menunjukkan dijumpainya kelenjar dan stroma endometrium ektopik pada jaringan
miometrium.
3. Leimioma ( PUA-L )
Definisi :
Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan miometrium
Gejala :
- Perdarahan uterus abnormal
- Penekanan terhadap organ sekitar uterus , atau benjolan pada
dinding abdomen.
4. Malignancy and Hyperplasia ( PUA M )
Definisi :
Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan endometrium
Gejala :
Perdarahan uterus abnormal
Diagnostik :
- Meskipun jarang ditemukan, namun hyperplasia atipik dan keganasan merupakan
penyebab penting PUA
- Klasifikasi keganasan dan hyperplasia menggunakan system klasifikasi FIGO dan WHO
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan hispatologi.
COEIN
1. Coagulapthy ( PUA-C )
Definisi :
Diagnostik :
- Terminologi koagulapati digunakan untuk kelainan hemostatis sistemik yang terkait
dengan PUA
- 13% perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan hemostatis sistemik,
dan yang paling sering ditemukan adalah penyakit Van Willebrand.
2. Ovulatory Dysfunction ( PUA- O )
Definisi :
Kegagalan ovulasi yang menyebabkan kegagalan uterus
Gejala :
Perdarahan uterus abnormal
Diagnostik :
- Gejala bervariasi mulai dari : Amenorhea, perdarahan jarang dan ringan, hingga
perdarahan banyak.
- Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh : sindrom ovarium polikistik ( SOPK ),
hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas, penurunan berat badan, anoreksia
atau olahraga berat yang berlebihan.
3. Endometrial ( PUA-E )
Definisi :
Gangguan hemostatis local endometrium yang memiliki kaitan erat dengan terjadinya
perdarahan uterus .
Gejala :
Perdarahan uterus abnormal
Diagnostik :
- Perdarahan uterus abnormal pada perempuan yang siklus haidnya teratur
- Adanya penurunan factor yang terkait vasokonstriksi seperti endothelin-1 dan
prostaglandinF2 serta peningkatan aktivitas fibrinolisis.
- Diagnosis PUA-E dtigekkan setelah menyingkirkan gangguan lain pada siklus haid yang
berovulasi.
4. Iatrogenik (PUA-I)
Definisi :
Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi medis seperti
penggunaan estrogen , progestin atau AKDR
Gejala :
- Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen atau
progestin
- Perdarahan sela atau Breakthrough Bleeding ( BTB )
5. Not Yet Classified (PUA-N)
- Kategori ini dibuat untuk penyebab lainyang jarang atau sulit
dimasukkan ke dalam klasifikasi.
- Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis
kronik atau malformasi arteri-vena
Penegakkan Diagnosis
Anamnesis
Pada pasien yang mengalami PUA, anamnesis perlu dilakukan untuk menegakkan dan
menyingkirkan diagnosis banding.
Anamnesis dilakukan untuk menilai kemungkinan adanya kelainan uterus, faktor risiko
kelainan tiroid, penambahan dan penurunan BB yang drastis, serta riwayat kelainan
hemostatis pada pasien dan keluarganya. Perlu ditanyakan siklus haid sebelumnya serta waktu
mulai terjadinya perdarahan uterus abnormal.
Prevalensi penyakit von Willebrand pada perempuan pendarahan haid banyak rata-rata
meningkat 10% dibandingkan populasi normal. Karena itu perlu dilakukan pertanyaan untuk
mengidentifikasi penyakit von willebrand atau kemungkinan penyakit kelainan pembekuan
darah lainnya.
Anamnesis harus dilakukan pada pengguna kontrasepsi hormonal dengan keluhan
pendarahan untuk mengetahui kemungkinan penyebab.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk menilai stabilitas keadaan
hemodinamik.
Pastikan bahwa pendarahan berasal dari kanalis servikalis dan tidak berhubungan
dengan kehamilan.
Pemeriksaan IMT, tanda hiperandrogen, pembesaran kelenjar tiroid atau manifestasi
hipotiroid/hipertiroid, galaktorea (hiperprolaktinemia), gangguan lapang pandang
(adenoma hipofisis), purpura dan ekimosis wajib diperiksa.
Menyingkirkan kehamilan
Pemeriksaan ginekologi
Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk pemeriksaan Pap smear dan harus
disingkirkan kemungkinan adanya mioma uteri, polip, hiperplasia endometrium atau keganasan.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ultrasonografi
Prognosis
Single episodes
Prognosis baik
Repetitive episodes
Prognosis menurun akibat terjadi peningkatan resiko anemia
Prinsip
Penanganan
PUA Akut
Keterangan:
EEK: Estrogen Ekuin Konjugasi
PKK: Pil KB Kombinasi
Perdarahan Ireguler
Perdarahan ireguler dapat dalam bentuk metroragia,
menometroragia, oligomenorea, perdrahan memanjang yang
sudah terjadi dalam hitungan minggu atau bulan dan berbagai
bentuk pola perdarahan lainnya. Bentuk pola perdarahan diatas
digabungkan karena mempunyai penanganan yang relatif sama.
Perdarahan ireguler melibatkan banyak macam pola perdarahan
dan tentunya mempuyai berbagai macam penyebab. Metroragia,
menometroragia, oligomenorea, perdarahan yang bisa terjadi.
Sebelum memulai dengan terapi hormon sebaiknya penyebab
sistemik dievaluasi lebih dulu.
Lanjutan...
Periksa TSH: evaluasi penyakit hipotiroid dan hipertiroid sebaiknya
dilakukan sejak awal
Periksa prolaktin: bila ada oligomenorea dan hipomenorea
Lakukan PAP smear: bila didapatkan perdarahan pascasanggama
Bila curiga atau terdapat resiko keganasan endometrium lakukan
biopsi endometrium an pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
dengan USG transvagina.
Bila terdapat keterbatasan untuk melakukan evaluasi tersebut,
dapat segera dilakukan pengobatan, yaitu:
Asam mefenamat diberikan dengan dosis 250-500 mg 2-4 kali sehari. Ibuprofen diberikan dengan dosis 600-1200 mg per
hari. NSAID dapat memperbaiki hemostasis endometrium dan mampu menurunkan jumlah darah haid 20-50%. Efek
samping secara umum adalah dapat menimbulkan keluhan gastroinstestinal dan merupakan kontraindikasi pada
perempuan dengan ulkus peptikum.
Faktor utama yang mempengaruhi pilihan penanganan perdarahan uterus abnormal adalah apakah penderita telah
menggunakan pengobatan medikamentosa pilihan pertama dengan sedikit kesembuhan atau tidak ada perbaikan
keluhan sama sekali. Jika keadaan ini terjadi, penderita akan menolak untuk kembali ke pengobatan medikamentosa,
sehingga terapi bedah menjadi pilihan.
Histerektomi merupakan prosedur bedah utama yang dilakukan pada kegagalan erapi medikamentosa.
Beberapa prosedur bedah yang saat ini digunakan pada penanganan perdarahan uterus abnormal adalah ablasi
endometrium, reaksi transerviks, histeroskopi operatif, miomektomi, histerektomi dan oklusi atau emboli arteri uterina.
THANK YOU