Anda di halaman 1dari 40

PERDARAHAN UTERUS

ABNORMAL

KELOMPOK : F25

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
Definisi
Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan
haid baik dalam hal jumlah maupun lamanya.
Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan :
Banyak,
Sedikit,
Siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan.
Terminologi menoragia saat ini diganti dengan
perdarahan haid banyak atau heavy menstrual
bleeding (HMB)
Perdarahan uterus abnormal yang disebabkan faktor
koagulopati, gangguan hemostasis lokal endometrium
dan gangguan ovulasi merupakan kelainan yang
sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus
disfungsional (PUD)
Pembagian PUA

Klasifikasi Definisi penanganan


Perdarahan perdarahan haid yang Perdarahan uterus abnormal
uterus banyak sehingga perlu akut dapat terjadi pada
abnormal dilakukan penanganan kondisi PUA kronik atau
akut yang cepat untuk tanpa riwayat sebelumnya
mencegah kehilangan
darah.
Perdarahan perdarahan uterus Kondisi ini biasanya tidak
uterus abnormal yang telah memerlukan penanganan
abnormal terjadi lebih dari 3 yang cepat dibandingkan
kronik bulan. PUA akut
Perdarahan perdarahan haid yang Perdarahan dapat terjadi
tengah terjadi di antara 2 kapan saja atau dapat juga
(intermenstr siklus haid yang terjadi di waktu yang sama
ual bleeding) teratur setiap siklus. Istilah ini
ditujukan untuk
Klasifika
si
Polip (PUA-P)
Definisi :
Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik
bertangkai maupun tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma
dan kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium.

Gejala :
1. Polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula
menyebabkan PUA.
2. Lesi umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik atau ganas
Diagnostik :
1. Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG
dan atau histeroskopi, dengan atau tanpa hasil histopatologi.
2. Histopatologi pertumbuhan eksesif lokal dari kelenjar dan
stroma endometrium yang memiliki vaskularisasi dan di lapisi
oleh epitel endometrium.
Adenomiosis (PUA-A)

Definisi :
Dijumpainya jaringan stroma dan kelenjar
endometrium ektopik pada lapisan miometrium
Gejala :
1. Nyeri haid, nyeri saat sanggama, nyeri menjelang atau
sesudah haid, nyeri saat buang air besar, atau nyeri pelvik
kronik.
2. Gejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan
perdarahan uterus abnormal.
Adenomiosis (PUA-A)

Diagnostik
1. Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan
kedalaman jaringan endometrium pada hasil
histopatologi.
2. Adenomiosis dimasukkan dalam sistem klasifikasi
berdasarkan pemeriksaan MRI dan USG.
3. Mengingat terbatasnya fasilitas MRI, pemeriksaan
USG cukup untuk mendiagnosis adenomiosis.
4. Hasil USG menunjukkan jaringan endometrium
heterotopik pada miometrium dan sebagian
berhubungan dengan adanya hipertrofi miometrium.
5. Hasil histopatologi menunjukkan dijumpainya
kelenjar dan stroma endometrium ektopik pada jaringan
Leiomioma (PUA-L)
Definisi
Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan miometrium

Gejala
1. Perdarahan uterus abnormal
2. Penekanan terhadap organ sekitar uterus, atau benjolan pada
dinding abdomen
Diagnostik
1. Mioma uteri umumnya tidak memberikan gejala dan biasanya
bukan penyebab tunggal PUA.
2. klasifikasi mioma uteri :
Primer : ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri;
Sekunder : membedakan mioma uteri yang melibatkan
endometrium (mioma uteri submukosum) dengan jenis mioma
uteri lainnya;
Tersier : klasifikasi untuk mioma uteri submukosum,
Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Definisi
Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas
dari lapisan endometrium
Gejala
Perdarahan uterus abnormal

Diagnostik
1. Meskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia
atipik dan keganasan merupakan penyebab penting
PUA.
2. Klasifikasi keganasan dan hiperplasia menggunakan
sistem klasifikasi FIGO dan WHO.
3. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan histopatologi
Coagulopathy (PUA-C)
Definisi
Gangguan hemostasis sistemik yang berdampak
terhadap perdarahan uterus
Gejala
Perdarahan uterus abnormal

Diagnostik
1. Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan
hemostasis sistemik yang terkait dengan PUA.
2. Tiga belas persen perempuan dengan perdarahan
haid banyak memiliki kelainan hemostasis sistemik,
dan yang paling sering ditemukan adalah penyakit
von Willebrand.
Ovulatory dysfunction (PUA-O)
Definisi
Kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan
uterus

Gejala
Perdarahan uterus abnormal

Diagnostik
1. Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA
dengan manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dan
jumlah darah yang bervariasi.
2. Dahulu termasuk dalam kriteria perdarahan uterus
disfungsional (PUD).
3. Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan
jarang, hingga perdarahan haid banyak.
4. Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium
polikistik (SOPK), hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas,
penurunan berat badan, anoreksia atau olahraga berat yang
Endometrial (PUA-E)
Definisi
Gangguan hemostastis lokal endometrium yang memiliki kaitan
erat dengan terjadinya perdarahan uterus.

Gejala
Perdarahan uterus abnormal

Diagnostik
1. Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan
dengan siklus haid teratur.
2. Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan
hemostasis lokal endometrium.
3. Adanya penurunan produksi faktor yang terkait vasokonstriksi
seperti endothelin-1 dan prostaglandin F2alfa serta
peningkatan aktifitas fibrinolisis.
4. Gejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah atau
perdarahan yang berlanjut akibat gangguan hemostasis lokal
endometrium.
Iatrogenik (PUA-I)

Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan


dengan intervensi medis seperti penggunaan
estrogen, progestin, atau AKDR.
Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi akibat
penggunaan estrogen atau progestin dimasukkan
dalam istilah perdarahan sela atau breakthrough
bleeding (BTB).
Perdarahan sela terjadi karena rendahnya
konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang dapat
disebabkan oleh sebagai berikut :
Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi;

Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin;

Perdarahan haid banyak yang terjadi pada


perempuan pengguna anti koagulan (warfarin,
heparin, dan low molecular weight heparin)
dimasukkan ke dalam klasifikasi PUA-C.
Not yet classified (PUA-N)

Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab


lain yang jarang atau sulit dimasukkan dalam
klasifikasi.
Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini
adalah endometritis kronik atau malformasi arteri-
vena.
Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya
dengan kejadian PUA
Penulisan
Kemungkinan penyebab PUA pada individu bisa lebih dari
satu karena itu dibuat sistem penulisan.
Angka 0 : tidak ada kelainan pada pasien;
Angka 1 : terdapat kelainan pada pasien;
Tanda tanya (?) : belum dilakukan penilaian.
Contoh penulisan
pasien mengalami PUA karena
gangguan ovulasi dan mioma uteri
submukosum : PUA P0 A0 L1(SM)
M0 C0 O1 E0 I0 N0.
Pada praktek sehari-hari gangguan

di atas dapat ditulis PUA L(SM)


Anamnesis
menilai kemungkinan adanya kelainan uterus, faktor risiko
kelainan tiroid, penambahan dan penurunan BB yang drastis,
serta riwayat kelainan hemostasis pada pasien dan
keluarganya
siklus haid sebelumnya serta waktu mulai terjadinya
perdarahan uterus abnormal.
mengidentifikasi penyakit von Willebrand (Rekomendasi B).
Menanyakan tingkat kepatuhan mengkonsumksi pil
kontrasepesi bagi yang mengkonsumisi
Penilaian jumlah darah haid dapat dinilai menggunakan
piktograf (PBAC) atau skor perdarahan. Data ini juga dapat
digunakan untuk diagnosis dan menilai kemajuan pengobatan
PUA (Rekomendasi C).
Anamnesis
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk
menilai stabilitas keadaan hemodinamik.
Pastikan bahwa perdarahan berasal dari kanalis
servikalis dan tidak berhubungan dengan
kehamilan.
Pemeriksaan indeks massa tubuh, tanda tanda
hiperandrogen, pembesaran kelenjar tiroid atau
manifestasi hipotiroid/hipertiroid, galaktorea
(hiperprolaktinemia), gangguan lapang pandang
(adenoma hipofisis), purpura dan ekimosis wajib
diperiksa.
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan

termasuk pemeriksaan pap smear.


Harus disingkirkan kemungkinan adanya mioma uteri,

polip, hiperplasia endometrium atau keganasan.

Penilaian Ovulasi
Siklus haid yang berovulasi berkisar 22-35 hari.
Jenis perdarahan PUA-O bersifat ireguler dan sering
diselingi amenorea.
Konfirmasi ovulasi dapat dilakukan dengan
pemeriksaan progesteron serum fase luteal madya
atau USG transvaginal bila diperlukan
Penilaian Endometrium
Tidak harus dilakukan pada semua pasien PAU, pengambilan
sampel hanya dilakukan pada:
Perempuan umur > 45 tahun
Terdapat faktor risiko genetik
USG transvaginal penebalan endometrium kompleks yang
merupakan faktor risiko hiperplasia atipik/kanker endometrium
Faktor risiko : DM, hipertensi, obesitas, nulipara
Riwayat keluarga nonpolyposis colorectal cancer memiliki risiko
kanker endometrium sebesar 60% (rerata umur saat diagnosis
antara 48-50 tahun)
Pengambilan sampel endometrium perlu dilakukan pada
perdarahan uterus abnormal yang menetap (tidak respons
terhadap pengobatan)
Penilaian
Kavum Uteri
Teknik pegambilan samel D & K dan biopsi endometrium
Tujuan kemungkinan adanya polip endometrium /mioma
uteri submukosum.
USG transvaginal merupakan alat penapis yang tepat
Curiga polip endometrium /mioma uteri submukosum SIS
atau histeroskopi. Keuntungan histeroskopi adalah diagnosis
Penilaian Miometrium
menilai kemungkinan adanya mioma uteri /

adenomiosis.
Menggunakan USG (transvaginal, transrektal

dan abdominal), SIS, histeroskopi atau MRI.


Pemeriksaan adenomiosis menggunakan MRI

lebih unggul dibandingkan USGt ransvaginal.


Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Perbaiki ku
Hentikan perdarahan
Atur siklus/hamil
Pertimbangkan umur, fertilitas, berat,
jenis dan lamanya perdarahan
Perdarahan akut
Perdarahan kronik
Evalu
asi
uterus
Obat-obatan
Obat non hormonal:
Asam traneksamat
NSAID
Obat hormonal:
Esterogen
PPK
Progestin
Androgen
Agonis Gonadotropine Releasing Hormone
(GnRH)
Asam Traneksamat
Inhibitor kompetitif pada aktivasi plasminogen
Efek samping : gangguan pencernaan, diare dan sakit
kepala.
Dosis untuk perdarahan mens yang berat 1g
(2x500mg) dari awal perdarahan hingga 4 hari.
NSAID
Kadar prostaglandin pada
endometrium penderita gangguan
haid akan meningkat.
NSAID menghambat
siklooksigenase, dan akan
menurunkan sintesa prostaglandin
pada endometrium
Dapat mengurangi jumlah darah
haid 20-50 %.
Pemberiannya dimulai sejak
perdarahan hari
pertama/sebelumnya hingga
hingga perdarahan yang banyak
berhenti.
Efek samping : gangguan
pencernaan, diare, perburukan
Esterogen
Untuk perdarahan akut yang banyak.
Sediaan EEK, dengan dosis 2.5 mg/oral 4x1 dalam waktu
48 jam.
EEK dosis tinggi tersebut dapat disertai dengan pemberian
obat anti-emetik (promethazine 25 mg/ oral atau intra
muskular setiap 4-6 jam sesuai dengan kebutuhan.
Mekanisme kerja belum jelas, mungkin aktivitasnya tidak
terkait langsung dengan endometrium.
ES: perdarahan uterus, mastodinia dan retensi cairan.
PPK (Pil Kontrasepsi Kombinasi)
perdarahan akut adalah 4 x 1 tab selama 4 hari, dilanjutkan
3 x 1 tab selama 3 hari, dilanjutkan 2 x 1 tab selama 2
hari, dan selanjutnya 1 x 1 tab selama 3 minggu.
Selanjutnya pil selama 7 hari, kemudian dilanjutkan dengan
pemberian pil kontrasepsi kombinasi paling tidak selama 3
bulan.
Bila ditujukan untuk menghentikan haid, maka obat diberikan
secara kontinyu, namun dianjurkan setiap 3-4 bulan dapat
dibuat perdarahan lucut.
Progestin
Progestin dapat diberikan secara siklik maupun

kontinyu. Pemberian siklik diberikan selama 14 hari


kemudian stop selama 14 hari, begitu berulang-
ulang tanpa memperhatikan pola perdarahannya.
Bila perdarahan terjadi saat mengkonsumsi

progestin, maka dosis progestin dapat dinaikkan.


Selanjutnya hitung hari pertama perdarahan tadi
sebagai hari pertama, dan selanjutnya progestin
diminum sampai hari ke 14.
Progestin secara siklik dapat menggantikan

pemberian pil kontrasepsi kombinasi apabila


terdapat kontra-indikasi (misalkan :
hipersensitivitas, kelainan pembekuan darah,
riwayat stroke, riwayat penyakit jantung koroner
atau infark miokard kecurigaan keganasan
payudara ataupun genital, riwayat penyakit kuning
Progestin (CONTINUE)
Perdarahan saat kunjungan dosis progestin dinaikkan setiap
2 hari hingga perdarahan berhenti. Dilanjutkan untuk 14 hari
lalu berhenti selama 14 hari, demikian selanjutnya berganti-
ganti.
Progestin secara kontinyu dilakukan untuk membuat
amenorea. Terdapat beberapa pilihan pemberian progestin
oral : MPA 10-20 mg/hari, DMPA setiap 12 minggu, LNG IUS
ES: peningkatan berat badan, perdarahan bercak, rasa begah,
payudara tegang, sakit kepala, jerawat dan timbul perasaan
depresi
Androgen
Danazol adalah suatu sintetik isoxazol yang berasal dari
turunan 17a-etiniltestosteron.
Dosis tinggi 200 mg atau lebih per hari untuk mengobati
perdarahan menstrual hebat. menurunkan hilangnya darah
menstruasi kurang lebih 50% bergantung dari dosisnya dan
efektif dibanding dengan AINS /progestogen oral.
Dosis > 400mg per hari dapat menyebabkan amenorea.
ES 75% pasien : peningkatan berat badan, kulit berminyak,
jerawat, perubahan suara.`
Agonis Gonadotropine Releasing Hormone
(GnRH)
Ditujukan bagi wanita dengan kontraindikasi untuk

operasi.
Dapat diberikan leuprolide acetate 3.75 mg im

setiap 4 minggu, namun pemberiannya dianjurkan


tidak lebih dari 6 bulan karena terjadi percepatan
demineralisasi tulang. Bila melebihi 6 bulan, maka
dapat diberikan tambahan terapi estrogen dan
progestin dosis rendah (add back therapy).
ES penggunaan jangka panjang:

keluhan-keluhan mirip wanita menopause (misalkan hot flushes,


keringat yang bertambah, kekeringan vagina),
osteoporosis (terutama tulang-tulang trabekular apabila
penggunaan GnRH agonist lebih dari 6 bulan).
Terima kasih
Sumber :

Panduan tata laksana perdarahan uterus


abnormal. Hasil lokakarya himpunan
endokrinologi - reproduksi dan fertilitas
perkumpulan obstetri dan ginekologi
indonesia. Himpunan endokrinologi
reproduksi dan fertilitas indonesia
perkumpulan obstetri dan ginekologi
indonesia. 2011

Anda mungkin juga menyukai