A. Polip (PUA-P)
Definisi : pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik
bertangkai maupun tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma dan
kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium.
Gejala : polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula
menyebabkab PUA. Lesi umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik
atau ganas.
Diagnostik : Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USG
dan atau histeroskopi, dengan atau tanpa hasil histopatologi.
Histopatologi pertumbuhan eksesif lokal dari kelenjar dan struma
endometrium yang memiliki vaskularisasi dan di lapisi oleh epitel
endometrium.
B. Adenomiosis (PUA-A)
Definisi : dijumpai jaringan struma dan kelenjar endometrium ektopik
pada lapisan miometrium
Gejala : nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang atau sesudah
haid, nyeri saat buang air besar, atau nyeri pelvik kronik.
Gejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan PUA.
Diagnostik :
Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman jaringan
endometrium pada hasil histopatologi.
Adenomiosis dimasukkan kedalam sistem klasifikasi berdasarkan
pemeriksaan MRI dan USG.
Mengingat terbatasnya pemeriksaan MRI, pemeriksaan USG
cukup untuk mendiagnosis adenomiosis.
Hasil USG menunjukkan jaringan endometrium heterotopik pada
miometrium dan sebagian berhubungan dengan adanya hipertrofi
miometrium.
Hasil histopatologi menunjukkan dijumpainya kelenjar dan struma
endometrium ektopik pada jaringan miometrium.
C. Leiomioma (PUA-L)
Definisi : pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan miometrium
Gejala :
Perdarahan uterus abnormal
Penekanan pada organ sekitar uterus atau benjolan pada dinding
abdomen
Diagnostik
Mioma uteri umumnya tidak memberi gejala dan biasanya tidak menjadi
penyebab tunggal PUA.
Pertimbangkan dalam membuat sistem klasifikasi mioma uteri yakni
hubungan mioma uteri dengan endometrium dan serosa lokasi, ukuran,
serta jumlah mioma uteri.
Berikut adalah klasifikasi mioma uteri :
Primer : ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri
Sekunder : membedakan mioma uteri yang melibatkan
endometrium (mioma uteri submukosum) dengan jenis mioma uteri
lainnya;
Tersiter : klasifikasi untuk mioma uteri submukosum, intramural
dan subserosum.
2
E. Coagulopathy (PUA-C)
Definisi : gangguan hemostasis sistemik yang berdampak terhadap perdarahan
uterus
Gejala : Perdarahan uterus abnormal
Diagnostik : terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatik
sistemik yang terkait dengan PUA.
13 % perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan
hemostasis sistemik, dan yang paling sering ditemukan
adalah penyakit von Willebrand.
G. Endometrial (PUA-E)
Definisi : gangguan hemostatis lokal uterus yang memiliki kaitan erat dengan
terjadinya perdarahan uterus.
Gejala : PUA
Diagnostik : perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan
dengan siklus haid teratur.
Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan hemostatis lokal
endometrium.
Adanya penurunan produksi faktor yang terkait vasokontriksi seperti
endothelin-1 dan prostaglandin F2 serta peningkatan aktifitas fibrinolisis.
Gejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah dan perdarahan yang
berlanjut akibat gangguan hemostasis lokal endometrium.
Diagnosis PUA-E ditegakkan setelah menyingkirkan gangguan lain pada
siklus haid yang berovulasi.
H. Iatrogenik (PUA-I)
Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi medis
seperti penggunaan estrogen, progestin, atau AKDR.
Perdarahan haid diluar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen atau
progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau breakthrough
bleeding (BTB).
Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi
yang dapat disebabkan oleh sebagai berikut :
Pasien terlambat atau lupa minum pil kontrasepsi.
Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin
Perdarahan haid banyak yang terjadi para perempuan pengguna
antikoagulan (warfarin, heparin, dan low molecular weight heparin)
dimasukkan ke dalam klasifikasi PUA-C.
3
Pemeriksaan 1. Test Kehamilan
2. DL, BT/CT
Penunjang
3. PT, APTT, Fibirinogen, D-dimer
4. vWF, agregasi trombosit
5. SGOT/SGPT
6. FT4, TSH, FSH, LH, E2,SHGB, DHEAS
7. Ureum, Creatinin
8. GDS,
9. Pap smear
10. USG Transabdominal
11. USG Transvaginal
12. Progesteron serum
13. D & K atau biopsy untuk pengambilan sampel endometrium
14. SIS
15. Histeroskopi
16. Kolposkopi
Konsultasi Bagian Penyakit Dalam
Perawatan Rumah 1. Perawatan Poliklinis untuk pasien dengan hemodinamik yang stabil
2. Perawatan Rawat inap bangsal Ginekologis untuk pasien dengan
Sakit
hemodinamik tidak stabil.
Terapi / tindakan Tergantung dari penyebab perdarahan
Tempat Pelayanan Ruang IRD Kebidanan, ruang operasi, ruang pulih dan ruang
perawatan ginekologi.
Penyulit Syok hipovolemik, penyakit metabolik penyerta
Informed Consent Informed consent tertulis (prosedur pemeriksaan, pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan dan risiko tindakan lainnya).
Tenaga Standar Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi
Lama Perawatan Antara 2-3 hari tergantung jenis tindakan.
Masa Pemulihan Tergantung penyebab perdarahan
Hasil Hemodinamik stabil dan penegakan diagnostik penyebab perdarahan
Patologi Dilakukan untuk kecurigaan penyebab kelainan struktural
Otopsi Tidak diperlukan
Prognosis Dubius ad bonam.
Tindak Lanjut Kontrol poliklinik
Tingkat
Evidens &
Rekomendasi
Indikator Medis
Edukasi
Kepustakaan 1. Munro MG, Critchley HO, Broder MS, Fraser IS. FIGO classification system
(PALM-COEIN) for causes of abnormal uterine bleeding in nongravid
women of reproductive age. International journal of gynaecology and
obstetrics: the official organ of the International Federation of
Gynaecology and Obstetrics. 2011 Apr; 113(1): 3-13.
2. The Royal College of Obstetricians and Gynecologist. The management of
heavy menstrual bleeding ; Nice Guideline, 2007.
3. Marret H, Fauconnier A, Chabbert-Buffet N, Cravello L, Golfier F, Gondry J,
et al. Clinical practice guidelines onmenorrhagia: management of
abnormal uterine bleeding before menopause. European journal of
obstetrics, gynecology, and reproductive biology. 2008 Oct;152(2): 133-7.
4. Oehler MK, Rees MC. Menorrhagia: an update. Acta obstetricia et
gynecologica Scandinavica. 2003 May;82(5): 405-22.
4
Bagan Investigasi Perdarahan Uterus Abnormal akut dan banyak
5
Panduan Investigasi Perdarahan Uterus Abnormal Kronis