Anda di halaman 1dari 14

dr.

Pertiwi Febriana Chandrawati MSc, SpA


Urinary Tract Infection (UTI) /
Infeksi Saluran Kemih (ISK)/
 UTI bagian bawah (uretritis,sistitis, prostatitis)
 UTI bagian atas (pielonefritis akut)
 Batas atas dan bawah : vesicoureter
Pielonefritis
 inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang
disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri.
 Infeksi bakteri pada jaringan ginjal di mulai dari uretra
naik ke ginjal.
 Infeksi ini dapat mengenai parenchym maupun renal
pelvis
 Kuman yang sering : Escheria coli,Proteus, Klebsiella spp,
dan kokus gram positif.[2]
Penyebab Pielonefritis
 Bakteri E. Coli.
 Resisten terhadap antibiotik.
 Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis.
 Infeksi aktif.
 Penurunan fungsi ginjal.
 Uretra refluk.
 Bakteri menyebar ke daerah ginjal, darah, sistem
limfatik.
Patofisiologi Pielonefritis
 kuman masuk ke dalam pelvis ginjal dan terjadi inflamasi
→ pembengkakan
 dimulai dari papila dan menyebar ke daerah korteks.
 Infeksi terjadi setelah cystitis, prostatitis (asccending) atau
karena infeksi steptococcus, tuberkulosis yang berasal dari
darah (descending).
 Membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48 jam.
 Korteks dan medula mengembang dan multipel abses.
 Kalik dan pelvis ginjal juga akan berinvolusi.
 Resolusi dari inflamasi menghasilkan fibrosis dan scarring.
 Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari
pielonefritis akut.→ degeneratif dan atrophic →gagal ginjal.
Patogenesis
 Flora usus

 Muncul tipe uropatogenik

 Kolonisasi di perineal dan uretra anterior

 Barrier pertahanan mukosa normal

 Sistitis
 Virulensi bakteri host :
- memperkuat
perlekatan ke sel uroepitel
- Refluks vesiko ureter
- Refluks intrarenal
pielonefritis akut - Tersumbatnya saluran kemih
- Benda asing(kateter)
Pyelonefritis akut
 singkat dan sering terjadi infeksi berulang (selama 1
sampai 2 minggu)
 20 % dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua
minggu terapi selesai.
 abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada
taut kortikomedularis.
 Terjadi atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus.
Pielonefritis kronik
 Bakteri, obstruksi saluran kemih dan refluks urin.
 Merusak jaringan ginjal secara permanen akibat
inflamasi yang berulang kali dan timbul jaringan parut
dan dapat menyebabkan terjadinya renal faiure.
 Ginjal membentuk jaringan parut progresif,
berkontraksi dan tidak berfungsi.
 Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari
infeksi ginjal yang berulang –ulang berlangsung
beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat.
Gejala Klinis Pielonefritis
 Pembengkakan ginjal atau pelebaran penumpang ginjal.
 Demam tinggi, menggigil
 Nausea
 Nyeri pada pinggang sampai perut
 Sakit kepala
 Nyeri otot , kelemahan fisik.
 Disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.
 Nyeri ketok pada regio flank
 Pemeriksaan urin:urin berwarna keruh piuria, bakteriuria
dan hematuria dengan bau yang tajam, peningkatan sel
darah putih.
 Pemeriksaan darah : leukositosis disertai meningkatnya LED
 Penurunan fungsi ginjal
Pemeriksaan Penunjang Pielonefritis
 Radiologi : foto polos perut : kekaburan dari bayangan
otot psoas
 ultrasound
 Kultus urine dan tes sensitivitas
 Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP)
Cara penampungan Jumlah koloni Kemungkinan infeksi

Pungsi supra pubik Bakteri gram (-): ada > 99%


kuman
Bakteri gram (+) : beberapa
ribu

Kateterisasi kandung kemih 10 5 95%


10⁴- 10 5 Diperkirakan ISK
10³- 10⁴ Diragukan, ulangi
<10³ Tidak ada ISK (kontaminasi )

Urin pancar tengah 10⁴ Diperkirakan ISK


Laki-laki 3x biakan > 10 5 95%
 2x biakan > 10 5 90%
 1x biakan > 10 5 80%
 5x 10⁴- 10 5 Diragukan, ulangi
 5x 10⁴ :
Simptomatis Diperkirakan ISK, ulangi
Asimptomatis Tidak ada ISK
< 10⁴ Tidak ada ISK
Penatalaksanaan Pielonefritis
 parental diberikan selama 24 - 28 jam sampai pasien
afrebil
 Oral selama 10- 14 hari, sesudah 48 ulang biakan urin.
 Parenteral : ampicillin dan aminoglikosida atau
ampicillin dan cefotaxime selama 3 - 5 hari.
 Oral : amoxicillin, ampicillin, augmentin, sefalexsim,
cefixime, nitrofurantoin, sulfametoxazole.
Komplikasi
 Nekrosis papila ginjal : terganggunyaa aliran darah
pada area medula
 Fionefrosis : obstruksi total pada ureter yang dekat
dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan
sistem kaliks mengalami supurasi
 Abses perinefrik : infeksi mencapai kapsula ginjal, dan
meluas ke dalam jaringan perirenal.

Anda mungkin juga menyukai