Anda di halaman 1dari 36

Skrining Risiko Maternal dan

Janin Selama Kehamilan


Dr.Budi Ermanto, SpOG


Hak Reproduksi dan Seksual

Hubungan suami istri


harus didasari
penghargaan terhadap
pasangan masing-masing
dan dilakukan dalam
kondisi yang diinginkan
bersama tanpa unsur
pemaksaan, ancaman
dan
kekerasan.
Persiapan Pra Nikah

Persiapan Fisik:
- Pemeriksaan status kesehatan :
• tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah)
- Pemeriksaan Darah ruEn :
• Hb, Trombosit, Lekosit,
- Pemeriksaan Darah yang dianjurkan :
• Golongan Darah dan Rhesus
• Gula Darah Sewaktu (GDS)
• Thalasemia
• HepaEEs B dan C
• TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes
simpleks)
- Pemeriksaan Urin: Urin RuEn
Persiapan Gizi :
Peningkatan status gizi calon
penganEn terutama perempuan
melalui penanggulangan KEK
(Kekurangan Energi Kronis) dan
anemia gizi besi serta defisiensi
asam folat.

Status Imunisasi TT:
Pencegahan dan perlindungan
d i r i y a n g a m a n t e r h a d a p
penyakit tetanus dilakukan
dengan pemberian 5 dosis
imunisasi TT untuk mencapai
kekebalan penuh.
Status Imunisasi TT

Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi

• Pakaian dalam diganE minimal 2 kali sehari.
• Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat
• Handuk yang bersih, kering, Edak lembab/bau.
• Membersihkan organ reproduksi luar dari depan
ke belakang dengan menggunakan air bersih
• Khusus untuk perempuan:
-  Tidak boleh sering menggunakan cairan pembilas
vagina.
-  Jangan memakai pembalut dalam waktu lama.
Skrining Non Infeksi dan Infeksi
•  Kesehatan organ non reproduksi.
•  Kesehatan organ reproduksi
Penyakit Jantung dalam Kehamilan
Pembagian berdasarkan fungsi klinis :
I. Penderita penyakit jantung tanpa pembatasan aktivitas fisik
sehari-hari / tidak ada keluhan dalam melakukan kegiatan
biasa.
II. Penderita penyakit jantung dengan sedikit pembatasan
aktivitas fisik sehari-hari / lelah kalau melakukan aktivitas
biasa.
III. Penderita penyakit jantung dengan banyak pembatasan
aktivitas fisik / timbul keluhan sesak kalau melakukan aktivitas
fisik yang ringan
IV. Penderita penyakit jantung yang tidak mampu melakukan
aktivitas fisik apapun tanpa menimbulkan keluhan / dalam
keadaan istirahat juga sesak nafas.
Penanganan pada Kelainan Jantung

a.  Kerja sama antara bidan, dokter umum, dokter


kandungan dengan Bagian Kardiologi, Interna, dan
Anestesi.
b.  Kelas I dan II dapat meneruskan kehamilan sampai
aterm,
c.  Kelas III . Bila hamil :
1. Akhiri kehamilan ( konseling )
2. Teruskan ( monitoring ekstra ketat ) /
bed rest total dan posisi setengah duduk.
rawat di rumah sakit.
d. Kelas IV : Tidak boleh hamil.
Asma
•  Asma sewaktu kehamilan terutama asma yang
berat dan tidak terkontrol dapat menyebabkan
peningkatan resiko komplikasi perinatal seperti
preeklampsi, kematian perinatal, prematur dan
berat badan lahir rendah.
•  P a d a a s m a y a n g s a n g a t b e r a t d a p a t
mengakibatkan kematian ibu.
•  Pada saat tidak ada serangan asma, pasien
boleh persalinan pervaginam.
Asma
DM
•  Wanita hamil yang mengidap diabetes menghadapi
risiko bayi terlahir dalam kondisi cacat atau menderita
kelainan.
•  Kontrol kadar gula darah adalah kunci utama menjaga
kehamilan tetap sehat dan aman.
Diabetes pada kehamilan dibedakan dua kategori,
yaitu wanita yang sudah terkena diabetes sejak
sebelum hamil maupun diabetes yang disebabkan
kehamilan (diabetes gestasional).
•  KeEka hamil, gula darah memang cenderung
meningkat, tapi umumnya akan kembali normal
setelah melahirkan.

Diabetes Melitus Gestasional
TB paru
Kondisi Saat ini :
•  Masalah sosial, ekonomi, kesehatan

•  Skrining masih rendah

•  Datang dengan infeksi berat

•  Diperbolehkan melanjutkan terapi OAT/obat


anE TB seperE Rifampisisn, INH, Pirazinamid.
TB Paru
HepaEEs
Dikenal 5 jenis infeksi viral hepaEEs :
•  HepaEEs A
•  HepaEEs B
•  HepaEEs D
•  HepaEts C
•  HepaEEs E
Pada umumnya infeksi berlangsung subklinis dan
gejala klinik umumnya berupa :
•  Demam ringan, mual dan muntah, nyeri kepala, lesu,
Ikterus ( 1 – 2 minggu setelah gejala diatas)
HepaEEs B
HEPATITIS B
•  Endemik disejumlah daerah terutama di Asia dan
Afrika.
•  Sering terjadi pada penyalahgunaan obat intravena,
homoseksual, tenaga medis dan penerima transfusi.
•  Penularan dapat terjadi secara seksual melalui lendir
vagina, saliva dan cairan semen.
Dampak terhadap kehamilan :
•  Perjalanan klinis infeksi HepaEts B Edak dipengaruhi
oleh kehamilan.
•  Janin yang terinfeksi dengan virus HepaEEs B umumnya
asimptomaEk namun 85% akan menjadi kronis
Komplikasi Hepa;;s B pada Kehamilan

Semakin muda usia saat terinfeksi, maka semakin tinggi


risiko Hepatitis B kronik

Pemeriksaan Infeksi Khusus
Deteksi TORCH ((toksoplasma,other rubela, cytomegalovirus/CMV
dan herpes simplex) -> yang merencanakan untuk hamil atau ibu
hamil di trimester pertama.
Juga pada bayi baru lahir yang menunjukkan gejala-gejala terkena
infeksi TORCH, seperE :
•  Berat dan panjang badan yang lebih kecil dari bayi seusianya
•  Katarak
•  Trombositopenia
•  Kejang
•  Kelainan jantung
•  Tuli
•  Dll.
Toksoplasmosis
•  Merupakan penyakit yang disebabkan oleh
parasit Toxoplasma gondii.
•  Menginfeksi sistem saraf pusat dan mata.
•  Jika seorang ibu hamil menderita toksoplasmosis,
parasit dapat menular dari ibu ke janin melalui
plasenta -> kelainan pada janin.
•  Parasit ini menular melalui kontaminasi hewan
dan Edak mencuci tangan yang baik.
•  Langkah pencegahan sangat diperlukan untuk
memutus rantai penularan.
Other InfecEon
•  Kategori ini muncul karena ditemukan beberapa organisme
yang dapat menimbulkan komplikasi pada janin.
•  Sifilis, Varicella-zoster (cacar air), dan campak, merupakan
infeksi yang dapat menimbulkan masalah pada janin.

Infeksi kuman lain, yang dapat melewaE plasenta :


•  Virus coxsackie B.
•  Virus polio
•  Parvovirus B19
•  Virus zika
•  Listeria monocytogenes
Rubella
Jika seorang ibu hamil menderita infeksi virus rubella,
virus tersebut dapat menular ke janin dan menyebabkan :
•  kelainan jantung
•  tuli, gangguan penglihatan
•  infeksi paru
•  kelainan darah
•  keterlambatan pertumbuhan
•  gangguan saraf pusat
•  kelainan sistem imun
•  gangguan Eroid setelah bayi tersebut lahir dan
tumbuh.
Cytomegalo Virus
•  M er u p a k a n j e n i s v i r u s y a n g u m u m n y a
menginfeksi orang dewasa->jarang menyebabkan
gangguan kesehatan serius.
•  Akan tetapi jika seorang ibu hamil menderita
infeksi cytomegalovirus virus -> menular ke janin
dan menyebabkan gangguan pada janin.
•  Contoh kelainan yang dapat diderita oleh janin
maupun bayi baru lahir akibat tertular
cytomegalovirus dari ibunya adalah kehilangan
pendengaran, gangguan penglihatan, pneumonia,
kejang-kejang, dan kelainan mental.
Herpes simplex virus
•  Herpes simplex virus (HSV) disebabkan Virus
herpes Epe 1 dan 2.
•  Ini merupakan virus yang dapat menyebabkan
herpes, baik oral maupun genital, pada orang
dewasa.
•  Bayi dapat tertular virus herpes dari ibunya ->
selama proses persalinan, terutama jika ibunya
menderita herpes genital.
•  Infeksi virus herpes dapat merusak sistem saraf
pusat pada bayi.
HIV AIDS
•  HIV adalah Human Immuno Deficiency Virus, jenis virus
yang menjadi penyebab AIDS yang mengganggu
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
•  Sejumlah ahli menyebut seseorang bisa tertular HIV
jika memiliki kebiasaan yang "Edak sehat". SeperE
sering berganE-ganE pasangan atau melakukan
hubungan menggunakan organ selain alat reproduksi.
•  Risiko penularan HIV dari ibu hamil yang posiEf sekitar
2-10 persen. Penularan bisa terjadi bahkan sejak masa
awal kehamilan hingga proses persalinan dan
menyusui.
HIV AIDS
•  Penularan dapat terjadi lewat plasenta, juga saat
persalinan dan menyusui.
•  Saat bersalin, bayi dapat tertular darah atau cairan
milik ibu yang telah terinfeksi HIV. Biasanya cairan ini
mungkin telah terminum oleh bayi.
•  Pada wanita yang posiEf terinfeksi HIV, ditemukan
virus pada cairan yang keluar dari sekitar area
kewanitaannya, 21 % dari virus tersebut juga
ditemukan pada bayi yang dilahirkan.
•  Penularan lewat Air Susu Ibu (ASI) -> meningkat hingga
dua kali lipat.
Infeksi Traktus Urinarius

•  Infeksi traktus urinarius sering terjadi pada masa
kehamilan dan nifas dan merupakan komplikasi medik
paling sering dalam kehamilan.
•  Peningkatan kejadian ini disebabkan oleh faktor
hormonal (peningkatan kadar progesteron ) dan faktor
mekanis yang menyebabkan stasis urine.

•  Bakteriuria Asimptoma;k:
•  Ditemukan bakteri sebanyak > 100.000 per ml air seni
dari sediaan air seni “mid stream”
•  Angka kejadian Bakteriuria AsimptomaEk dalam
kehamilan sama seperE wanita usia reproduksi yang
seksual akEf dan non-pregnan sekitar 2 – 10%
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang salah satu
penularannya melalui hubungan seksual. Dulu -> Penyakit Kelamin.
Jika hubungan seks berisiko -> terkena penyakit kelamin atau infeksi
menular seksual.

Gejala Infeksi Menular Seksual pada Perempuan
• Keluar cairan dari vagina, penis atau anus yang berbeda dari biasanya.
• Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah.
• Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut.
• Ada semacam tumbuhan seperE jengger ayam/kuEl di sekitar
kemaluan.
• Terjadi pembengkakan pada lipatan paha.
• Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan
• Keluar darah setelah berhubungan seks.



Jenis- Jenis IMS
• GO dan Klamidia -> kemandulan bagi
penderitanya, jika Edak diobaE dengan
benar.
• Kondiloma akuminata (Jengger Ayam) dan
Herpes genitalis, kronis -> berulang seumur
hidup.
• Sifilis pada bayi yang dilahirkan dari
perempuan penderita sifilis seringkali cacat
atau lahir dalam keadaan sudah maE.
• HIV merupakan virus yang pada tahap
AIDS dapat memaEkan.
Gonorea Sifilis
Jika Terinfeksi IMS

1. Jangan mengobaE sendiri.


2. Segera periksakan diri kita ke dokter untuk
mengetahuinya secara tepat.
3. Minum obat sampai tuntas sesuai petunjuk dokter
4. Jangan berhubungan seks dulu hingga IMS
sembuh.
5. Minta segera pasangan kita juga memeriksakan
diri.

Anda mungkin juga menyukai