Infeksi
Infeksi vagina yang umum terjadi seperti vaginitis bakterial, Trichomonas vagi- nalis dan
kandidiasis vulvovaginalis dapat terjadi sepanjang kehidupan wanita. Infeksi klamidia
Chlamydia trachomatis, patogen bakteri yang palimg umum ditularkan melalui hubungan
seksual.Wanita dan pria yang memliki pasangan seksual lebih dari satu merupakan kelompok
berisiko tinggi. Gonore Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu bakteri jenis di-
polokokus. Meskipun gonore merupakan suatu PMS, penyakit ini juga ditular- kan melalui
kontak langsung dengan lesi terinfeksi dan secara tidak langsung melalui benda mati atau
fomites. Penularan sendiri sering terjadi melalui tan- gan yang terkontaminasi. Gonore seringkali
muncul hanya menimbulkan gejala ringan dan muncul secara tak terduga di traktus genitalia
bagian bawah. Periode inkubasi dua sampai lima hari.
Gejala infeksi pada traktus genitalia bagian bawah mencakup disuria, sering berkemih,
rabas purulen hijau kuning dalam jumlah banyak di os servikalis, nyeri tekan di servikal,
vulvovaginitis, bartolinitis, dispareunia dan perdarahan setelah koitus. Bengkak dan nyeri pada
kelenjar bartolin dan nyeri tekan pada kelenjar getah bening di lipat paha biasanya menyettai
infeksi. Wanita dan pria yang memliki pasangan seksual lebih dari satu merupakan kelompok
berisiko tinggi.Pengobatan ceftriakson dosis tunggal .Semua pa- sangan seksual harus diobati
dan penggunaan kondom dianjurkan saat mel- akukan hubungan seksual oral dan hubungan
seksual genital. Sifilis Sifilis disebabkan oleh spirokaeta Treponema pallidum dengan masa
inkubasi beberapa minggu. Beberapa metode pengkajian klinis sifilis , setiap pemeriksaan
antibodi dapat menjadi reaktif jika individu sedang terinfeksi
3 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas karena sistem tubuh memerlukan
waktu untuk membentuk antibodi untuk setiap antigen. Hasil pemeriksaan VDRL positif baru
dapat dilihat pada hari ke 10 sampai ke 90 setelah terinfeksi. Dengan demikian infeksi mungkin
sudah terjadi walaupun hasil tes VDRL negatif. Penisilin lebih dipilih untuk pengbatan sifilis .
Pada individu yang alergi terhadap penisilin, pilihan lain tertrasiklin atau tetrasisiklin, eritromisin
dan seftriakson. Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome
Tranmisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) suatu retrovirus, terjadi ter- utama pertukaran
cairan tubuh ( darah, semen ). Depresi berat pada sistem imun seluler menandai sindrom
imnudefisiensi didapat (AIDS).Begitu HIV me- masuki tubuh, serum HIV menjadi positif dalam
10 minggu pertama pema- paran. Walaupun perubahan serum secara total asimptomatik,
perubahan ini diertai viremia, respons tipe influenza terhadap infeksi HIV awal. Gejala meli- puti
demam, malaise, mialgia, mual, diare, nyeri tenggorokan, ruam dan dapat menetap selama dua
sampai tiga minggu. Hasil laboratorium menunjukkan leukopenia, trombositopenia, anemia dan
peningkatan laju endap darah.Pen- yalahgunaan alkohol atau obat – obatan lain menganggu
sitem imun tubuh dan meningkatkan resiko AIDS dan kondisi terkait : 1). Sistem imun tubuh
harus rusak dulu sebelum HIV dapat menimbulkan penyakit, 2). Alkohol dan obat – obat
menganggu banyak terapi medis dan terapi alternatif untuk AIDS, 3).alkohol dan obat – obatan
mempengaruhi per- timbangan pengguna yang menjadi lebih cenderung terlihat dalam aktivitas
yang membuatnya berisiko mengidap AIDS atau meningkatkan pemaparan- nya terhadap HIV.
4). Alkohol dan penyalahgunaan obat menyebabkan stres, termasuk masalah tidur yang
membahayakan fungsi sistem imun.Terapi far- makologi untuk infeksi HIV berkembang pesat
sejak awal virus ditemukan. Obat primer yang disetujui untuk terapi infeksi ialah azido - 3ꞌ -
deositimidin (zidovudin, AZT (Retrovir). Asuhan keperawatan Pengkajian : • Riwayat PMS •
Jumlah pasangan seksual
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas • Frekuensi hubungan seksual
dalam satu minggu • Penggunaan obat – obatan IV (pasangan) • Merokok • Mengkomsumsi
alkohol • Gizi buruk • Stress • Keletihan yang sangat tinggi • Riwayat infeksi saluran kemih
Pemeriksaan fisik : • Rabas vagina • Vesikel atau luka • Demam • Nyeri Pemeriksaan
laboratorim Infeksi bakteri dapat diketahui dengan mudah dari pemeriksaan traktus genitalia urin
dan darah. Hitung darah putih yang tinggi bisa membantu diag- nosis, pemeriksaan laboratorium
lainnya tergantung pada agens infeksi yang dicurigai. Diagnosa keperawatan Diagnosa
keperawatan diperoleh setelah menganalisis dengan seksama temuan pengkajian dan petunjuk
penatalaksanaan medis. Diagnosa keper- awatan untuk pasien berisiko infeksi sebagai berikut : •
Nyeri / kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan Pengaruh proses infeksi
Garukan pada daerah pruritis Kurang kebersihan diri
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas • Kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan Transmisi / pencegahan infeksi / infeksi ulang Prilaku seks yang aman
Penatalaksanaan dan penyebab infeksi • Kecemasan / harga diri rendah /gangguan citra diri
yang berhubungan dengan Efek yang dipersepsikan pada hubungan seksual dan proses
keluarga Akibat infeksi jangka panjang • Perubahan pola eliminasi urine yang berhubungan
dengan Adanya edema dan nyeri Gangguan fungsi urinarius Hasil yang diharapkan Suatu
rencana perawatan dirumuskan secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial
ibu. Tujuan perawatan disusun bersama. Hasil akhir perawatan yang diharapkan adalah sebagai
berikut : • Infeksi ibu akan sembuh • Penurunan nyeri atau nyeri hilang • Edema hilng • Daerah
yang terkelupas memulih • Fungsi kemih kembali normal • Pola eliminasi tanpa infeksi ulang •
Kecemasan berkurang • Pengetahuan bertambah tentang infeksi dan pencegahannya • Dukungan
keluarga positif
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 6
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Evaluasi keperawatan Evaluasi
keperawatan merupakan proses yang berkesinambungan. Agar efektif, evaluasi didasarkan pada
tujuan yang berpusat pada pasien, yang diidentifikasikan saat merencanakan tahapan asuhan
keperawatan. Perawat dapat cukup yakin bahwa perawatan yang diberikan efektif, dalam arti
dihasil yang diharapkan telah terpenuhi. b. Penyakit radang panggul Penyakit radang panggul
(pelvic inflammatory disease ) PID merupakan suatu infeksi umum pada organ pelvis dan
struktur penyokong vagina atau bahkan mengenai tuba falopii, yang pada kasus tertentu disebut
salpingi- tis. Salpingitis sinonim dengan PID akut dalam penggunaan istilah umum. PID paling
sering disebabkan oleh organisme yang ditrasmisi melalui hubungan seksual, yaitu Neisseria,
gonorrhoeae, Chlamydia dan Myco- plasma dan penyebab lain yang jarang ialah Escherichia
coli, Streptococ- cus, Haemophilus dan organisme lain. Patogen ini biasanya menyerang serviks
saat terjadi hubungan seksual, selama atau setelah ibu melahirkan anak, setelah suatu proses
aborsi. PID sering terjadi pada akhir periode menstruasi karena darah merupakan media yang
kaya untuk pertumbuhan bakteri. Kadangkala PID timbul akibat penyebaran infeksi sekunder
dari struktur yang terkait seperti perforasi apendiks atau abses intraabdomen, yang menyebabkan
peritonitis pelvis. Wanita yang banyak memiliki banyak pasangan seksual memiliki resiko tinggi
untuk mengalami PID. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita yang menggunakan IUD
daripada yang menggunakan metoda kontrasepsi lain.PID juga di- alami oleh wanita terinfeksi
yang terinfeksi HIV. Gejala akut PID meliputi nyeri dan nyeri tekan berat pada abdomen bagian
bawah. Juga bisa dite- mukan discharge vaginal purulen, demam dan disuria. Terapi terdiri dari
pemberian antibiotik spesifik dan analgesia, bergan- tung pada tingkat keparahan gejala. Apabila
di RS dapat diberikan antibio- tik selama 4 sampai 5 hari, diikuti pemberian terapi oral selama 7
sampai 10 hari. Upaya menghilangkan nyeri tanpa pemberian obat – obatan mela- lui rendam
duduk dan kompres panas pada abdomen bagian bawah atau punggung. Tirah baring dengan
posisi semi Fowler untuk meningkatkan drainase dan rasa nyaman. Beberapa wanita yang tidak
berespons terha-
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 7
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas dapterapi akan memerlukan
laparoskopi melalui insisi kecil subumbilikus untuk mengangkat abses atau masa pelvis. Asuhan
Keperawatan 1. Pengkajian • Riwayat aktivitas seksual • Penggunaan kontrasepsi • Penyakit
menular seksual (PMS) sebelumnya • Gejala yang timbul • Pemeriksaan fisik • Uji laboratorum •
Dukungan keluarga • Pengetahuan PID klein dan faktor resikonya 2. Tindakan keperawatan •
Pendidikan kesehatan tentang informasi tentang PID • Pendidikan kesehatan tentang resiko PID
pada yang berganti pasan- gan • Penggunaan IUD dapat terjadi PID, kontrol sangat diharapkan •
Mengganti pembalut pada waktu menstruasi sering • Membersihkan perineum , dari bagian
depan ke belakang untuk mencegah kontaminasi rektum pada vagina. • Bila terkena PID segera
mencari pertolongan medis • Klein dengan PID harus mencegah tidak terjadi PMS • Hindari
hubungan seksual selama menstruasi • Hindari kecemasan • Dukungan keluarga dan perawat
sangat dibutuhkan
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas • Informasi kesuburan sangat
berarti Hasil yang diharapkan Klein dapat menjelaskan pengetahuan tentang PID ( gejala,
tanda,terapi dan hasil akhir yang ingin dicapai). • Menunjukkan perhatian terhadap upaya
mengurangi resiko infeksi • Hidup sehat • Lebih nyaman dan rasa cemas berkurang • Mencari
informasi tentang kesuburan. c. Gangguan fertilitas Ketidakmampuan untuk hamil dan
melahirkan anak secara menge- jukan dialami oleh 15% sampai 20 % orang dewasa sehat.
Definisi tradi- sional gangguan fertilitas adalah ketidakmampuan untuk mengandung setelah
sekurang – kurangnya satu tahun melakukan hubungan sek- sual tanpa perlindungan. Suatu
definisi kontemporer tidak mempertim- bangkan batasan waktu. Definisi ini mengandung arti
suatu ketidak- mampuan untuk hamil atau mengandung anak sampai anak tersebut lahir hidup
pada saat pasangan memutuskan untuk memperoleh anak. Gangguan fertilitas bersifat primer
jika wanita tersebut belum pernah hamil atau jika pria belum pernah membuat seorang wanita
hamil. Gangguan bersifat sekunder jika wanita pernah mengandung sekurang – kurangnya satu
kali, tetapi tidak pernah berhasil hamil lagi atau tidak pernah berhasil mempertahankan
kandungan. Insiden gangguan fertilitas tampaknya meningkat, diperkirakan satu dari enam
pasangan . Sebab – sebab yang mungkin meliputi tren men- unda kehamilan sampai usia tertentu,
dimana pada usia tersebut fertili- sas telah menurun secara alamiah. Sebab – sebab lain ialah
peningkatan penyakit radang panggul dan peningkatan penyalahgunaan subtansi. Lingkungan
seperti pestisida dan timbal secara negatif mempengaruhi sistem reproduksi wanita dan
pria.Diagnosis dan terapi gangguan fertil- itas membutuhkan pemeriksaan fisik, emosi dan
finansial selama suatu periode yang panjang.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 9
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Sikap menghormati dan menjaga
privasi, sensitivitas dan kepedulian anggota tim kesehatan yang terlibat dalam pengkajian
gangguan fer- tilitas menjadi fondasi kemampuan pasien untuk menjalani terapi dan
penatalaksanaan berikutnya, Faktor terkait infertilitas Pasangan merupakan unit biologis
reproduksi, banyak faktor yang berkenaan dengan wanita atau pria mengontribusi pada suatu
fertili- tas normal.Rentang hidup sperma dan ovum pendek, walaupun sperma tetap hidup
didalam traktus reproduksi wanita selama 48 jam atau lebih, mungkin hanya beberapa yang
berpotensi melakukan fertilisasi selama 24 jam lebih. Ovum tetap hidup selama sekitar 24 jam,
tetapi waktu yang optimal untuk fertilisasi mungkin tidak lebih dari satu sampai dua jam. Sperma
yang hidup perlu berada di tuba uterina pada saat ovulasi supaya fertilisasi berlangsung optimal.
Perubahan satu atau lebih struktur, fungsi atau proses ini menyebab- kan gangguan fertilitas
dalam derajat tertentu. Sebab – sebab gang- guan fertilitas kadang sulit diketahui, baik wanita
maupun pria. Fak- tor pada pria mungkin hanya bertanggungjawab sebesar 30 % pada pasangan
yang tidak fertil. Faktor tuba diidentifikasi pada sekitar 25% pasangan infertil, gangguan ovulasi
pada sekitar 20 % pasangan inferti atau faktor serviks pada sekitar 15% pasangan infertil. Faktor
lain 5 % atau faktor yang tidak dapat dijelaskan 5 % bertanggungjawab sebagai penyebab
sisanya Asuhan keperawatan 1. Pengkajian Memperoleh data yang berhubungan dengan fertilitas
melalui wawancara dan pemeriksaan fisik, data dasar mencakup : • Mengidentifikasi infertilitas
primer atau sekunder • Data etnis, budaya dan agama • Tes dan pemeriksaan dapat menimbulkan
nyeri dan menggang- gu hubungan seksual tidak harmonis (berikan motivasi)
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 10
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas • Pengalaman mencari kesuburan •
Pengetahuan tentang kesuburan Diagnosa keperawatan 1. Ansietas yang berhubungan dengan
ketidaktahuan tentang hasil akhir proses diagnostik 2. Gangguan citra tubuh atau harga diri yang
berhubungan dengan gang- guan fertifilitas 3. Resiko tinggi gangguan koping individu / keluarga
yang berhubungan dengan metode yang digunakan dalam investigasi gangguan fertilitas 4.
Konflik pengambilan keputusan yang berhubungan dengan terapi un- tuk menangani gangguan
fertilitas atau alternatif untuk terapi hidup tanpa anak atau adopsi 5. Perubahan proses keluarga
yang berhubungan dengan harapan yang tidak terpenuhi hamil 6. Berduka antisipasi yang
berhubungan dengan prognosis yang buruk 7. Nyeri akut yang berhubungan dengan efek tes
diagnostik (atau pem- bedahan) 8. Ketidakberdayaan yang berhubungan kurang kontrol terhadap
prog- nosis 9. Perubahan pola seksulitas yang berhubungan dengan kehilangan libido akibat
restriksi medis yang diprogramkan. 10. Resiko tinggi isolasi sosial yang berhubungan dengan
gangguan fertili- sas, investigasinya dan penatalaksanaannya. Intervensi keperawatan
berdasarkan kesiapan wanita atau pasangan untuk belajar tentang gangguan fertilitas. Hasil yang
diharapkan : 1. Pasangan akan memahami anatomi dan fisiologi sistem reproduksi 2. Pasangan
akan mengungkapkan pemahaman tentang terapi untuk
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 11
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas setiap kelainan yang diidentifikasi
melalui berbagai tes dan pemerik- saan serta akan mampu membuat keputusan informal tentang
terapi 3. Pasangan akan mengungkapkan pemahaman tentang potensi mereka untuk hamil 4.
Pasangan akan menghilangkan rasa bersalah dan dan tidak akan perlu berfokus berfokus
menyalahkan diri 5. Pasangan akan menghasilkan kehamilan atau gagal menghasilkan ke-
hamilan, memutuskan suatu alternatif yang dapat mereka berdua terima 6. Pasangan akan
mendemonstrasikan metoda yang dapat diterima untuk mengatasi tekanan yang mereka rasakan
dari teman sejawat dan kera- bat tentang status tidak punya anak
BAB II
PEMBAHASAN
INTERIVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Kaji kemampuan untuk Lesi mulut, tenggorok dan
mengunyah, perasakan esophagus dapat menyebabkan
dan menelan. disfagia, penurunan kemampuan
pasien untuk mengolah makanan
dan mengurangi keinginan untuk
makan.
Auskultasi bising usus Hopermotilitas saluran intestinal
umum terjadi dan dihubungkan
dengan muntah dan diare, yang
dapat mempengaruhi pilihan diet
atau cara makan.
Rencanakan diet Melibatkan orang terdekat dalam
dengan orang terdekat, rencana member perasaan control
jika memungkinakan lingkungan dan mungkin
sarankan makanan dari meningkatkan pemasukan.
rumah. Sediakan Memenuhi kebutuhan akan
makanan yang sedikit makanan nonistitusional mungkin
tapi sering berupa juga meningkatkan pemasukan.
makanan padat nutrisi,
tidak bersifat asam dan
juga minuman dengan
pilihan yang disukai
pasien. Dorong
konsumsi makanan
berkalori tinggi yang
dapat merangsang
nafsu makan
Batasi makanan yang Rasa sakit pada mulut atau
menyebabkan mual ketakutan akan mengiritasi lesi
atau muntah. Hindari pada mulut mungkin akan
menghidangkan menyebabakan pasien enggan
makanan yang panas untuk makan. Tindakan ini akan
dan yang susah untuk berguna untuk meningkatakan
ditelan pemasukan makanan.
Tinjau ulang Mengindikasikan status nutrisi dan
pemerikasaan fungsi organ, dan mengidentifikasi
laboratorium, misal kebutuhan pengganti.
BUN, Glukosa, fungsi
hepar, elektrolit,
protein, dan albumin.
Berikan obat anti Mengurangi insiden muntah dan
emetic misalnya meningkatkan fungsi gaster
metoklopramid.
C Diagnosa keperawatan : resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d diare
berat
Hasil yang diharapkan : mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh
membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda-tanda vital baik,
keluaran urine adekuat secara pribadi.
Salah satu penyebab radang panggul adalah infeksi menular seksual, seperti penyakit
klamidia (chlamydia) yang kasusnya umum menimpa kalangan pria muda serta memiliki gejala
yang tidak terlihat. Infeksi ini dapat dihindari dengan menerapkan kebiasaan yang aman saat
berhubungan seksual. Kebiasaan ini dapat dimulai dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual
dan menggunakan alat kontrasepsi kondom, spiral, dan/atau spermisida tiap berhubungan seks.
Hindari alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim jika Anda melakukan hubungan seksual
dengan lebih dari satu pasangan. Selain memulai kebiasaan seksual yang sehat, Anda juga dapat
melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti berikut:
a. Pemeriksaan kesehatan rutin pada diri Anda dan pasangan, lakukan pemeriksaan ginekologi
maupun tes infeksi menular seksual untuk mendeteksi gejala penyakit radang panggul atau
penyakit lainnya. Makin cepat penyakit dapat terdiagnosis, maka makin besar pula tingkat
kesuksesan pengobatan.
b. Segera temui dokter jika Anda merasakan gejala radang panggul atau infeksi menular yang tidak
biasa, seperti sakit panggul berat atau perdarahan di antara periode menstruasi.
c. Saling terbuka mengenai sejarah infeksi menular seksual dengan pasangan Anda adalah salah
satu tindakan pencegahan yang dapat menyelamatkan kesehatan bersama.
d. Pertahankan kebiasaan kebersihan yang sehat, hindari mencuci vagina (vaginal douching) dan
bilaslah alat kelamin dari arah depan ke belakang seusai buang air untuk mencegah bakteri
masuk melalui vagina.
e. Hindari atau pantang berhubungan seksual beberapa saat khususnya setelah persalinan,
keguguran, aborsi, atau setelah melalui prosedur ginekologi lain untuk menjaga agar kondisi
rahim tetap aman dari infeksi bakteri.
Pencegahan radang panggul, atau pelvic inflammatory disease, akan lebih mudah dilakukan
bersama pasangan. Saling mengetahui sejarah infeksi menular seksual, informasi penyakit
menular seksual terkini, dan saling mendukung selama proses pengobatan dapat memperlancar
proses penyembuhan. Pemeriksaan dan konsultasi dokter yang rutin sangat disarankan jika Anda
sedang mengidap penyakit lain di saat bersamaan.
3.1 Pengkajian
A.Data Subyektif
1. Biodata :
. Umur : biasanyaa terjadi pada usia produktif yaitu pada usia dibawah 16 tahun
b. Pekerjaan : sering terjadi pada wanita yang berganti-ganti pasangan (PSK)
2. Keluhan Utama : Demam, mual muntah, perdarahan menstruasi yang tidak teratur, kram karena
menstruasi, nyeri BAK, nyeri saat hubungan, sakit pada perut bagian bawah, lelah, nyeri
punggung bagian bawah, nafsu makan berkurang.
3. Riwayat penyakit sekarang : Metroragia, Menoragia.Menderita penyakit kelamin, keputihan,
menggunakan alat kontrasepsi spiral.
4. Riwayat penyakit dahulu : KET, Abortus Septikus, Endometriosis.Pernah menderita penyakit
kelamin, abortus, pernah kuret, aktivitas seksual pada masa remaja, berganti-ganti pasangan
seksual, pernah mengunakan AKDR.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Riwayat menstruasi: Perdarahan menstruasi yang tidak teratur, Disminore, Fluor albus.
7. Riwayat obstetric dan KB: Pernah abortus, kuretase, keguguran,Pernah atau sedang
menggunakan AKDR
8. Riwayat menstruasi :Kaji menarche, siklus haid, jumlah darah yang keluar, dismenorea,dan
HPHT.
9. Riwayat Ginekologi: Kaji keluhan yang pernah dirasakan berkaitan dengan organ reproduksi,
berapa lama keluhan ibu rasakan, ada tidaknya upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
itu. Seperti menanyakan apakah ibu pernah mengalami keputihan yang berbau dan gatal, operasi
yang dialami.
10. Riwayat kesehatan: Kaji penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu, suami, dan keluarga baik
dari ibu maupun suami seperti : penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC, asma dll. Kaji apakah
ibu pernah kontak dengan penderita HIV/AIDS, TBC, hepatitis.
B. Pemeriksaan fisik
1. Suhu tinggi disertai takikardia
2. Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran atas abdomen. Rasa nyeri
biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya uniteral, diagnosis radang panggul akan sulit
dirtegakkan.
3. Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi reburn tenderness”, nyeri tekan dan
kekakuan otot sebelah bawah.
4. Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang panggul dapat pula disertai gejala ileus
paralitik.
5. Dapat disetai Manoragia, Metroragia.
6. Nyeri tekan dan nyeri goyang genitalia eksterna ( unilateral dan bilateral)
7. Daerah adneksa teraba kaku
8. Teraba massa dengan fluktuasi
B. Data Obyektif
Pemeriksaan sistematis dan Ginekologis
Didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa dan hasil
pemeriksaan dengan tehnik palpasi, inspeksi, auskultasi, dan perkusi . Pemeriksaan sistematis ini
meliputi:
1. Pemeriksaan Kepala dan Wajah
Kaji keadaan mata, hidung, mulut dan bibir ibu
2. Pemeriksaan pada leher
Periksa apakah ada pembesaran kelenjar pada leher seperti kelenjar limfe, tiroin atau
pelebaran pembluh vena.
3. Pemeriksaan Dada dan Payudara:
Inspeksi: lihat berntuk payudara (simetris/ asimetris), warna (kemerahan atau normal),
pengeluaran, puting susu (menonjol, datar, masuk), retraksi.
4. Pemeriksaan Abdomen:
Kaji adaya masa atau benjolan dan nyeri tekan pada abdomen, jaringan parut , bekas luka
operasi.
5. Pemeriksaan Anogenital
Kaji pengeluaran pervaginam : jumlah, warna, konsistensi dan bau kaji adanya tanda-
tanda infeksi pada daerah genital, perhatikan ada tidaknya varises dan oedema pada
genetalia, inspikulo, dinding vagina (rugae vagina less), karsinoma. Portio.Lakukan
pemeriksaan adneksa dengan menekan daerah shympisis , apakah terasa nyeri atau tidak .
6. Pemeriksaan Genitalia
1) Ada cairan flour albus yang berbau, dan berwarna kehijauan
2) Nyeri pada servik, uterus dan kedua adnexa saat pemeriksaan bimanual.
3) Terdapat masa iflamatoris daerah pelvis
C. Pemeriksaan penunjang
1. Periksa darah lengkap : Hb, Ht, dan jenisnya, LED.
2. Urinalisis
3. Tes kehamilan
4. USG panggul
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus,perubahan pada
reagulasi temperatur.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sepsis akibat infeksi.
c. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual.
d. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada pelvis.
e. Resiko terhadap infeksi (sepsis) b/d kontaak dengan mikroorganisme
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC.
Berdasarkan diagnoksa yang telah ditemukan berikut ini adalah Definisi, Batasan karakteristik
dan faktor yang berhubungan :
Hipertermia b/d efek langsung sirkulasi
Definisi : Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Batasan Karakteristik :
1) Kulit merah
2) Peningkatan suhu tubuh diatas normal
3) Konvulsi
4) Kejang
5) Takikardi
6) Kulit terasa hangat
7) Takipnea
Faktor-faktor yg berhubungan
1) Anastesia
2) Penurunan respirasi
3) Dehidrasi
4) penyakit
5) aktivitas berlebihan
6) trauma
Nyeri akut b/d proses infeksi
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yg tidak menyenangkan yg muncul akibat
kerusakan jaringan yg aktual/potensial
Batasan Karakteristik :
1) Perubahan TD
2) Perubahan frekwensi jantung dan pernafasan
3) Perilaku distraksi
4) Gangguan tidur
5) Dilatasi pupil
6) Melaporkan nyeri verbal
7) Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
8) Sikap tubh melindungi
Faktor yg berhubungan :
agen cidera
Disfungsi seksual b/d kesehatan seksua
Definisi : adalah suatu kondisi yang ditandaidengan individu mengalami perubahan fungsi
seksual selama fase respon seksual hasrat,terangsangdan atau orgasmeyang dipandanf tidak
memuaskan.
Batasan karakteristik:
1) Keterbatasan aktual akibat penyakit
2) Persepsi keterbatan akibat penyakit
3) Perubahan terhadap persepsi sek
Faktor yang berhubungan :
Perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit
Gangguan rasa nyaman b/d TIK meningkat
Definisi : merasa kurang senang,lega,dan sepurna dlm dimensi
fisik,psikososial,lingkungan,sosial
Batasan Karakteristik :
1) Ansietas
2) Menangis
3) Gangguan pola tidur
4) Takut
5) Iritabilitas
6) Melaporkan perasaan tidak nyaman
7) Gelisah
Faktor yg berhubngan :
1) Gejala terkait penyakit
2) Kurang privasi
3) Kurang kontrol situasi
4) Kurang pengendalian lingkungan
1. Klien dapat meningkatkan kesehatan di buktikan dengan bertambahnya kemampuan dan
pemahaman klien dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.
3. Klien memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam menigkatkan kemampuannya dalam
memelihara kesehatan.
http://etikdwiunipdu.blogspot.com/2017/04/makalahsistem-reproduksi.html
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Wanita hamil dan janinnya rentan terhadap banyak infeksi dan penyakit infeksi. Beberapa
penyakit ini mungkin cukup serius dan mengancam nyawa bagi ibu, sementara yang lain
menimbulkan dampak besar pada neonates karena besarnya kemungkin infeksi pada janin
(Obstetri William. 2005). Bakteri, virus dan parasit dapat memperoleh akses ke plasenta saat
tahap viremia, bakterimia, atau parasitemia infeksi pada ibu. Mikroorganisme juga dapat
menembus selaput ketuban yang utuh. Infeksi pada janin mungkin terjadi pada awal kehamilan
dan menyebabkan stigmata yang nyata saat lahir. Sebaliknya, organism mungkin mengolonisasi
dan menginfeksi janin saat persalinan dan kelahiran (Obstetri William. 2005). Efek infeksi virus
terhadap kehamilan bergantung pada apakah virus dapat melewati barier plasenta (Mochtam
rustam. 19