Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Variabel

1. Tunjangan

Tunjangan merupakan salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan

penilaian kinerja pegawai bertujuan memotivasi pegawai tersebut untuk dapat

meningkatkan kinerja pegawai. Pelaksanaan sistem Tunjangan dilakukan untuk

meningkatkan produktivitas Pegawai terhadap output yang dihasilkan. Kebijakan

Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam memberikan tambahan penghasilan

pegawai bagi Pegawai Negeri Sipil dasar hukumnya mengacu pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 39 ayat 1.

Pengaturan pemberian tunjangan kinerja kepada pegawai atau biasa disebut

remunerasi diatur dalam Peraturan MENPAN & RB Nomor 34 Tahun 2011 dan

Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2011. Dalam Peraturan ini menetapkan

besaran dasar (basic quantities) tunjangan serta berapa jumlah yang dapat diterima

pegawai sesuai kinerjanya. Jumlah yang akan diterima pegawai ditentukan oleh 4

indikator :

1. Capaian dan serapan sesuai ROK. Capaian dan serapan sesuai ROK

ini dimaksudkan menunjang kinerja Pemerintah Daerah dalam

melaksanakan pembangunan.

30
2. Kehadiran. Tingkat kehadiran ini dimaksudkan meningkatkan

disiplin kehadiran pegawai.

3. Pelaksanaan tupoksi. Pelaksanaan tupoksi ini dimaksudkan menilai

kinerja pegawai dalam bekerja.

4. Perilaku. Perilaku ini dimaksudkan agar dalam bekerja pegawai juga

harus memperhatikan etika dan prilakunya, mind-set dan culture-set

ini mendapatkan perhatian yang cukup banyak dalam Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN , Peraturan Pemerintah Nomor 46

Tahun 2013 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

2. Kinerja Pegawai Kelurahan Kecamatan Kemiling

Adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok dalam melaksanakan

tugas dan pekerjaannya yang dibebankan kepadanya dalam organisasi.

Indikator yang diukur dari variabel ini adalah :

a. Prestasi Kerja

b. Tanggung Jawab

c. Kesetiaan

d. Kerjasama

e. Prakarsa

f. Kejujuran

g. Ketaatan

3.2 Pengumpulan Data


3.2.1 Alat Pengumpulan Data

31
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner yang

disebarkan pada setiap Pegawai Kelurahan di Kecamatan Kemiling. Pegawai

Kelurahan yang bertugas di Sembilan (9) Kelurahan pada Kecamatan Kemiling

berjumlah 53 Orang. Pengukuran variabel menggunakan skala Likert yaitu sikap

persetujuan terhadap situasi dari subyek atau obyek yang dipaparkan dalam suatu

pernyataan dengan 3 (tiga) hingga 9 (sembilan) skala, umumnya 5 (lima) skala

(Agus Wahyudi, 2006:51).

Variabel motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan diukur dengan

cara pemberian score dari setiap jawaban responden pada kuesioner yang

diberikan, pemberian score dengan 5 (lima) alternatif jawaban dengan kriteria

sebagai berikut :

Nilai 1. Bila responden menjawab Sangat Tidak Setuju (STS)

Nilai 2. Bila responden menjawab Tidak Setuju (TS)

Nilai 3. Bila responden menjawab Cukup Setuju (CS)

Nilai 4. Bila responden menjawab Setuju (S)

Nilai 5. Bila responden menjawab Sangat Setuju (SS)

3.2.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2003:102). Berdasarkan

pengertian diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah

Pegawai Kelurahan yang bertugas di Sembilan (9) Kelurahan pada Kecamatan

Kemiling berjumlah 53 orang. Penentuan sampel harus memperhatikan sifat-sifat

dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-

benar mewakili populasi. Jadi, sampling adalah cara untuk menentukan sampel

dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini penentuan sampling dilakukan dengan

32
menggunakan teknik random sampling, dengan perhitungan Penentuan besar

N
sampel menggunakan rumus Slovin: n 
1  N d 2 

(Notoatmodjo, 2002)

Keterangan:

N = besar populasi

n = besar sampel

d = tingkat presisi yang diinginkan: 0,05

53
n
1  53  0,05 2 

53
n  = orang
1  53  0,0025

3.3 Analisa Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui kuesioner, langkah pertama yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah editing dan pengolahan data dalam bentuk

tabulasi hasil jawaban responden kemudian dilakukan analisis data menggunakan

metode Analisis Kualitatif dan Analisis Kuantitatif.

3.3.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah analisis yang menggambarkan secara rinci, dengan

interpretasi terhadap data diperoleh melalui pendekatan teoritis. Dalam hal ini

untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan melalui pendekatan teori, kemudian dideskripsikan atau

dijelaskan. Dimana data yang diperoleh dari efektivitas penelitian dianalisis

33
dengan menggunakan analisis statistik inferensial. Untuk menentukan kategori

dari masing-masing pernyataan digunakan interval sebagai berikut:

20-35% : Sangat Rendah

36-51% : Rendah

52-67% : Cukup

68-83% : Tinggi

84-100% : Sangat Tinggi

Dalam analisis data yang bersifat kualitatif dapat digambarkan dengan

menggunakan alat uji interval kelas, yaitu :

Keterangan :

I = Interval Kelas

NT = Nilai tertinggi

NR = Nilai Rendah

K = Kategori

3.3.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif untuk menguji hipotesis asosiatif (pengaruh antar variabel)

menggunakan pendekatan Analisis Regresi Linear Berganda yang dalam

perhitungannya menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS 18.00 for

Windows.
Analisis Regresi Linear Berganda

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + et

Keterangan :

Y = Kinerja

34
a = Konstanta

b = Koefisien Regresi Parsial

et = variabel error (error term)

X1 = Variabel Penjelas (insentif)

X2 = Variabel Penjelas (disiplin)

Analisis Regresi linier digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel

penjelas/independen dan variable dependen. Regresi linier dipilih karena dua

alasan berikut ini,

1. Penelitian ini hanya dimaksudkan untuk mencari kecenderungan dari

variabel independen terhadap variabel dependen sehingga memerlukan

semua variabel yang berpengaruh dalam penelitian ini.

2. Pemilihan variabel yang berpengaruh dapat digunakan dengan

menghilangkan variabel lain yang memiliki nilai sig-t yang melebihi

0,05. Hal ini masih dianggap memadai untuk penelitian ilmu-ilmu

sosial, karena dalam penelitian ilmu sosial ada faktor ketidakpastian

yang lebih besar dibandingkan dalam ilmu eksakta untuk tetap

dipertahankan dalam model.

Untuk menguji secara hipotesis secara parsial digunakan Uji t dengan

rumus, yaitu :

r n-2
t hitung 
1 - r2

(Riduwan, 2004 : 137)

Ho : r = 0; Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel

35
X dengan Y atau tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel X dengan Y.

Ha : r ≠ 0; Artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X,

dengan Y atau ada pengaruh yang signifikan antara X dengan

Y.

Kriteria pengujian signifikansi :

Jika thitung ≥ ttabel, maka signifikan, dengan kata lain tolak Ho terima Ha.

Jika thitung < ttabel, maka tidak signifikan, artinya terima Ho, tolak Ha.

Taraf signifikansi yang digunakan alfa = 0,005 atau 5%.

Kemudian untuk menguji hipotesis secara keseluruhan digunakan Uji F :

R 2 (n - k - 1)
Fhit 
k (1 - R 2 )

Keterangan :

Fh = Pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Untuk mengetahui tingkat signifikansi adalah sebagai berikut :

Ho : R = 0; artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X,

dan secara bersama-sama terhadap variabel Y.

Ha : R ≠ 0; Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X

secara bersama-sama terhadap variabel Y..

36
Kriteria pengujian signifikansi :

- Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka signifikan, dengan kata lain tolak Ho, terima

Ha.

- Jika Fhitung < Ftabel, maka tidak signifikan, artinya terima Ho, tolak Ha.

Taraf signifikansi yang dipergunakan  = 0,05 atau 5%.

37

Anda mungkin juga menyukai