Anda di halaman 1dari 15

OTITIS

MEDIA
AKUT
BY : RONAULI SELINA
DEFINISI
Otitis Media Akut adalah peradangan akut ada telinga bagian tengah
yang berlangsung selama 3 minggu atau lebih. (Donaldson, 2010)

Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
telinga tengah, tuba eustachii, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
Biasanya terjadi karena peradangan saluran napas atas dan sering
mengenai bayi dan anak-anak. Telinga tengah adalah organ yang
memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan steril. Bila terdapat
infeksi bakteri pada nasofaring dan faring, secara alamiah terdapat
mekanisme pencegahan penjalaran bakteri memasuki telinga tengah
oleh enzim pelindung dan bulu-bulu halus yang dimiliki oleh tuba
eustachii. OMA terjadi akibat tidak berfungsinya sistem pelindung tadi.
Sumbatan atau peradangan pada tuba eustachii merupakan faktor utama
terjadinya otitis media (Husni T.R, 2011).
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi Seluruh dunia terjadinya otitis media berusia 1 thn
sekitar 62%, sedangkan anak-anak berusia 3 thn sekitar 83%.
Resiko kekambuhan otitis media terjadi pada beberapa faktor,
antara lain usia <5 thn, otitis prone (pasien yang mengalami otitis
pertama kali pada usia <6 bln, 3 kali dalam 6 bln terakhir), infeksi
pernapasan, perokok, dan laki-laki.
ETIOLOGI
Etiologi Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya
bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah
steril. Bakteri yang umum ditemukan sebagai organisme
penyebab adalah Streptococcus peneumoniae, Hemophylus
influenzae, Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis.
TANDA DAN GEJALA
Secara umum gejala anak dengan Selain itu, keadaan ini biasanya unilateral pada orang
OMA, yaitu : dewasa, yaitu :
1. Otorrhea, bila terjadi ruptur membran timpani
1. Nyeri telinga
2. Keluhan nyeri telinga (otalgia)
2. Keluarnya cairan dari telinga
3. Demam
3. Berkurangnya pendengaran
4. Anoreksia
4. Demam
5. Limfadenopati servikal anterior
5. Sulit makan 6. Otitis media serosa
6. Mual dan muntah 7. Pasien mungkin mengeluh kehilangan pendengaran,
rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan
7. Riwayat menarik-narik daun
bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik,
telinga pada bayi yang terjadi ketika tuba Eustachius berusaha
membuka.
8. Membran timpani merah, atau tampak kusam (warna
kuning redup sampai abu-abu pada otoskopi
pneumatik) sering menggelembung tanpa tonjolan
tulang (dapat terlihat gelembung udara dalam telinga
tengah), dan tidak bergerak pada otoskopi pneumatik
(pemberian tekanan positif atau negatif pada telinga
tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke
otoskop), dan dapat mengalami perforasi.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI 3. Stadium Supurasi
Membran timpani menonjol ke arah
telinga luar akibat edema ynag hebat
1. Stadium Oklusi Tuba
pada mukosa telinga tengah dan
Eustachius
hancurnya sel epitel superfisial, serta
Terdapat gambaran retraksi membran terbentuknya eksudat purulen di kavum
timpani akibat tekanan negatif di dalam timpani.
telinga tengah. Kadang berwarna
normal atau keruh pucat. Efusi tidak
dapat dideteksi. Sukar dibedakan
dengan otitis media serosa akibat virus
atau alergi.

2. Stadium Hiperemis
(Presupurasi)
4. Stadium Perforasi
Tampak pembuluh darah yang melebar
di membran timpani atau seluruh Karena pemberian antibiotik yang
membran timpani tampak hiperemis terlambat atau virulensi kuman yang
dan edema. Sekret yang telah tinggi, dapat terjadi ruptur membran
terbentuk mungkin masih bersifat timpani dan nanah keluar mengalir dari
eksudat serosa sehingga sukar terlihat. telinga tengah ke telinga luar.
5. Stadium Resolusi

Bila membran timpani tetap utuh, maka


perlahan-lahan akan normal kembali.
Bila terjadi perforasi, maka sekret akan
berkurang dan mengering. Bila daya
tahan tubuh baik dan virulensi kuman
rendah, maka resolusi dapat terjadi
tanpa pengobatan.
(Mansjoer, 2001: 79-80)
FAKTOR RESIKO
Berikut factor resiko terjadinya Otitis Media Akut:
• Usia (Bayi dan Anak-anak)
• Konsumsi ASI yang menurun
• Alergi
• Kongenital
• Trauma atau cedera
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut Muscari 2005, h.220 ialah :
• Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan
membran timpani.
• Kultur dan uji sensitivitas hanya dapat dilakukan bila dilakukan
timpanosentesis (aspirasi jarum dari telinga tengah melalui
membran timpani). Uji sensitivitas dan kultur dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi organisme pada sekret telinga.
• Pengujian audiometrik menghasilkan data dasar atau
mendeteksi setiap kehilangan pendengaran sekunder akibat
infeksi berulang.
KOMPLIKASI
Komplikasi menurut Sowden dan Cecily 2002, h. 372 ialah :
• Ruptur membran timpani dengan otorea
• Tuli konduktif jangka pendek
• Tuli permanen atau jangka panjang
• Meningitis
• Mastoiditis
• Abses otak
• Kolesteatoma yang didapat (sakus telinga tengah terisi epitel
atau keratin)
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tanda-tanda vital : Suhu dan RR biasanya naik.
Pemeriksaan fisik fokus :
Hidung :
Inspeksi : biasanya adanya sekret yang menunjukkan klien
mengalami ISPA, hidung tampak kemerahan.
Palpasi : adanya pembengkakan mukosa hidung
Telinga :
Inspeksi : membran tympani dan daun telinga tampak kemerahan,
adanya sekret pada canalis auditorius eksterna.
Palpasi : telinga teraba hangat.
LANJUTAN...
Data yang muncul saat pengkajian:
1. Sakit telinga/nyeri
2. Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telinga
3. Tinitus
4. Perasaan penuh pada telinga
5. Suara bergema dari suara sendiri
6. Bunyi “letupan” sewaktu menguap atau menelan
7. Vertigo, pusing, gatal pada telinga
8. Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga
9. Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai 40o C), demam
10. Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat
11. Reflek kejut
12. Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras
13. Tipe warna 2 jumlah cairan
14. Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning
15. Dengan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram
16. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya, alergi.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan suhu tubuh pasien
meningkat (38oC).
2. Nyeri berhubungan dengan penarikan membran timpani karena tekanan dalam
telinga ditandai dengan pasien terlihat meringis.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penumpukan eksudat transudat dalam telinga
4. Gangguan persepsi sensori (pendengaran) berhubungan dengan penumpukan pus
sehingga Gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga
dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas ditandai
dengan pasien mengalami gangguan pendengaran.
5. Gangguan citra diri berhubungan dengan penurunan fungsi pendengaran ditandai
dengan penolakan terhadap berbagai perubahan aktual.
6. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya,
menyatakan masalahnya, dan tidak akurat dalam mengikuti instruksi/pencegahan
komplikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai