A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien diabetes mellitus dengan Konsep & Tipologi Pola
Kesehatan Fungsional menurut Gordon, yaitu :
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan Menggambarkan Persepsi,
pemeliharaan dan penanganan kesehatan Persepsi terhadap arti kesehatan,
dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan,
pengetahuan tentang praktek kesehatan
2. Pola Nutrisi – Metabolik
Hilang nafsu makan, mual, muntah, tidak mengikuti diet; peningkatan
masukan glukosa/ karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa
hari/ minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid).
Tanda: kulit kering/ bersisik, turgor jelek, kekakuan/ distensi abdomen,
muntah, hipertiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkatan gula darah), bau halitosis/ manis, bau buah (nafas aseton).
3. Pola Eliminasi
Perubahan pola kemih, poliuria, nokturia, rasa nyeri atau terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru tau berulang, nyeri tekan abdomen,
diare.
Tanda: urin encer, pucat, kuning: poliuri(dapat berkembang menjadi
oliguria/ anuria jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk
(infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun:
hiperaktif (diare).
4. Pola Latihan-Aktivitas
Kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulent (tergantung
adanya infeksi/ tidak), batuk, dengan/ sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan. Kulit kering, gatal, ulkus kulit. Demam, diaforesis, kulit
rusak, lesi/ ulserasi, menurun kekuatan umum/ rentang gerak, parastesia/
paralisis otot termasuk otot pernafasan (jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam).
12
Letih, lemah sulit berjalan/bergerak, tonus otot menurun, kram otot,
gangguan istirahat/ tidur. Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat
atau dengan aktifitas, letargi/ disorientasi, koma dan penurunan kekuatan
otot.
5. Pola Kognitif Perseptual
Riwayat hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi, kebas, kesemutan
pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama. Takikardi,
perubahan tekanan darah postural: hipertensi, nadi menurun/ tidak ada,
disritmia, kulit panas, kering dan kemerahan: bola mata cekung. Abdomen
yang tegang/ nyeri (sedang/ berat).
Tanda: Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati.
6. Pola Istirahat-Tidur
Pusing/ pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
gangguan penglihatan.
Tanda: disorientasi: mengantuk, letargi, stupor/ koma, gangguan memori
(baru, masa lalu),kacau mental, refleks tendon dalam menurun, aktivitas
kejang.
7. Konsep Diri-persepsi Diri
Stress, tergantung pada orang lain. Tanda: Ansietas, peka rangsang.
8. Pola Peran dan Hubungan
Ketidakmampuan menjalankan peran sebagaimana mestinya.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Raba vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita.
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Faktor resiko keluarga: DM, stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat,
penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid): dilantin dan fenobarbital
(dapat meningkatkan kadar glukosa darah), menggunakan obat
diabetik.
Tanda: Memerlukan bantuan dan pengaturan diet, pengobatan, perawatan
diri, pemantauan glukosa darah.
13
11. Pola Keyakinan Dan Nilai Menggambarkan dan Menjelaskan pola
nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan
klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti
melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan
pantangan dalam agama selama sakit
B. Diagnosa keperawatan
a. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
(dari hiperglikemia).
b. Gangguan keseimbangan nutrisi berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan
glokosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme
protein/lemak)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi dan
perubahan pada sirkulasi.
d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan penurunan energi metabolik.
e. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi.
C. Rencana Tindakan
a. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari
hiperglikemia).
Tujuan: memperbaiki cairan/elektrolit dan keseimbangan asam basa.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan hidrasi yang adekuat yang dibuktikan
oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor
kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat
secara individu, kadar elektrolir normal.
Tindakan/ intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
pantau tanda-tanda vital, catat adanya hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh
perubahan TD ortostatik. hipotensi dan takikardi.
14
pola napas seperti adanya pernapasan paru-paru mengeluarkan asam karbonat
Kussmaul atau pernapasan yang berbau melalui pernapasan yang menghasilkan
keton. kompensasi alkalosis respiratoris
terhadap keadaan ketoasidosis.
suhu, warna kulit dan kelembabannya. demam dengan kulit yang kemerahan,
kering mungkin sebagai cerminan dari
dehidrasi.
15
catat hal-hal yang dilaporkan seperti menghindari pemanasan yang berlebihan
mual, nyeri abdomen, muntah dan terhadap pasien lebih lanjut akan dapat
disertasi lambung menimbulkan kehilangan cairan
Kolaborasi Kolaborasi
berikan terapi sesuai dengan indikasi; tipe dan jumlah dari cairan tergantung
normal salin atau setengah normal salin pada derajat kekurangan cairan dan
dengan atau tanpa dektrosa. Albumin, respons pasien secara individual, plasma
plasma, atau dekstran. ekspander (pengganti) kadang
dibutuhkan jika kekurangan tersebut
mengancam kehidupan atau tekanan
darah sudah tidak dapat kembali normal
dengan usaha-usaha rehidrasi yang telah
dilakukan.
16
BUN/Kreatinin, osmolaritas darah,
Natrium, Kalium.
berikan kalium atau elektrolit yang lain kalium harus ditambahkan pada IV
melalui IV dan/atau melalui oral sesuai (segera aliran urine adekuat) untuk
indikasi. mencegah hipokalemia.
17
nyeri abdomen/perut kembung, mual, keseimbangan cairan dan elektrolit
muntahan makanan yang belum sempat dapat menurunkan motilitas/fungsi
dicerna, pertahankan keadaan puasa lambung (distensi atau ileus paralitik)
sesuai dengan indikasi.
Identifiikasi makanan yang disukai/ jika makanan yang disukai pasien dapat
dikehendaki termasuk kebutuhan dimasukkan dalam perencanaan makan,
etnik/kultural. kerjasama ini dapat diupayakan setelah
pulang.
18
kesadaran.
Kolaborasi Kolaborasi
lakukan pemeriksaan gula darah dengan analisa di tempat tidur terhadap gula
menggunakan “finger stick”. darah lebih akurat 9menunjukkan
keadaan saat dilakukan pemeriksaan).
19
tetrasiklin. gejala yang berhubungan dengan
neuropati otonom yang mempengaruhi
saluran cerna, yang selanjutnya
meningkatkan pemasukan melalui oral
dan absorps zat makanan.
20
sesuai indikasi.
21
Lakukan perubahan posisi dan Membantu dalam
anjurkan pasien untuk batuk efektif / memventilasikan semua daerah paru
napas dalam jika pasien sadar dan dan memobilisasi sekret. Mencegah
kooperatif. Lakukan penghisapan agar sekret tidak statis dengan
lendir pada jalan nafas dengan terjadinya peningkatan terhadap
menggunakan teknik steril sesuai resiko infeksi.
keperluannya.
22
Berikan obat antibiotik yang Penanganan awal dapat
sesuai. membantu mencegah timbulnya
sepsis.
23
dalam melakukan aktivitas sehari-hari diri/harga diri yang positif sesuai
sesuai dengan yang dapat ditoleransi. dengan aktivitas yang dapat
ditoleransi pasien.
24
itu dan bagaimana hal tersebut dimana pasien dapat membuat
dibandingkan dengan kadar gula pertimbangan dalam memilih gaya hidup.
darahpasien, tipe DM yang dialami
pasien, hubungan antara insulin
dengan kadar gula darah yang tinggi.
25
fruktasi kadar gula dalam darah, akan tetapi
dapat menyebabkan ketidak nyamanan pada
saluran cerna, flatus meningkat, dan
mempengaruhi absorpsi vitamin/mineral.
26
Diskusikan factor-faktor yang Informasi ini akan meningkatkan
memegang peranan dalam control DM pepengendalian terhadap DM dan dapat
tersebut, seperti latihan (aerobik sangat menurunkan berulangnya kejadian
versus isometric), stress, pembedahan ketoasidosis.
dan penyakit tertentu. Lihat kembali
aturan “sick day”
27
Instruksikan pentingnya Mencegah/mengurangi komplikasi
pemeriksaan secara rutin pada kaki yang berhubungan dengan neuropati perifer
dan perawatan kaki tersebut. dan/atau gangguan sirkulasi terutama
Demonstrasikan cara pemeriksaan selulitis, ganggren, dan amputasi.
kaki tersebut, inspeksi sepatu yang
ketat dan perawatan kuku, jaringan
kalus dan jaringan tanduk. Anjurkan
penggunaan stoking dengan bahan
serat alamiah.
28
lebih kecil pada keadaan darurat.
29
yang ada di masyarakat, bila ada. meningkatkan penerimaan atas diri sendiri.
D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai intervensi
E. Evaluasi
Diagnosa Evaluasi
Resiko kekurangan cairan S : klien sudah tidak mengeluh tidak
berhubungan dengan diuresis osmotik nyaman karena terlalu sering kencing
(dari hiperglikemia). (poliuria).
O : intake cairan klien adekuat
(1000cc/hari).
A : masalah teratasi.
P:-
Gangguan keseimbangan nutrisi S : klien mengatakan urinenya sudah tidak
berhubungan dengan ketidakcukupan keruh lagi.
insulin ( penurunan ambilan dan O : urine klien normal.
penggunaan glokosa oleh jaringan A : masalah teratasi
mengakibatkan peningkatan P : -
metabolisme protein/lemak).
Resiko infeksi berhubungan dengan S : klien sudah tidak mengeluh nyeri akibat
kadar glukosa tinggi dan perubahan luka infeksi.
pada sirkulasi. O : luka klien sudah mulai membaik.
A : masalah teratasi sebagaian
P : lanjutkan intervensi (rawat luka klien)
Intoleran aktivitas berhubungan S : klien sudah tidak mengeluh lemah lagi.
dengan penurunan energi metabolik. O : klien sudah dapat beraktivitas secara
normal.
A : masalah teratasi
P:-
30
Ansietas berhubungan dengan S : klien sudah tidak mengeluh sulit tidur.
kurangnya informasi O : klien sudah mulai dapat tidur dengan
tenang.
A : masalah teratasi.
P:-
Mengetahui, Menyetujui,
CI Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar CT Stikes Wira Medika PPNI Bali
31