Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien diabetes mellitus dengan Konsep & Tipologi Pola
Kesehatan Fungsional menurut Gordon, yaitu :
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan Menggambarkan Persepsi,
pemeliharaan dan penanganan kesehatan Persepsi terhadap arti kesehatan,
dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan,
pengetahuan tentang praktek kesehatan
2. Pola Nutrisi – Metabolik
Hilang nafsu makan, mual, muntah, tidak mengikuti diet; peningkatan
masukan glukosa/ karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa
hari/ minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid).
Tanda: kulit kering/ bersisik, turgor jelek, kekakuan/ distensi abdomen,
muntah, hipertiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkatan gula darah), bau halitosis/ manis, bau buah (nafas aseton).
3. Pola Eliminasi
Perubahan pola kemih, poliuria, nokturia, rasa nyeri atau terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru tau berulang, nyeri tekan abdomen,
diare.
Tanda: urin encer, pucat, kuning: poliuri(dapat berkembang menjadi
oliguria/ anuria jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk
(infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun:
hiperaktif (diare).
4. Pola Latihan-Aktivitas
Kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulent (tergantung
adanya infeksi/ tidak), batuk, dengan/ sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan. Kulit kering, gatal, ulkus kulit. Demam, diaforesis, kulit
rusak, lesi/ ulserasi, menurun kekuatan umum/ rentang gerak, parastesia/
paralisis otot termasuk otot pernafasan (jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam).

12
Letih, lemah sulit berjalan/bergerak, tonus otot menurun, kram otot,
gangguan istirahat/ tidur. Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat
atau dengan aktifitas, letargi/ disorientasi, koma dan penurunan kekuatan
otot.
5. Pola Kognitif Perseptual
Riwayat hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi, kebas, kesemutan
pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama. Takikardi,
perubahan tekanan darah postural: hipertensi, nadi menurun/ tidak ada,
disritmia, kulit panas, kering dan kemerahan: bola mata cekung. Abdomen
yang tegang/ nyeri (sedang/ berat).
Tanda: Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati.
6. Pola Istirahat-Tidur
Pusing/ pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
gangguan penglihatan.
Tanda: disorientasi: mengantuk, letargi, stupor/ koma, gangguan memori
(baru, masa lalu),kacau mental, refleks tendon dalam menurun, aktivitas
kejang.
7. Konsep Diri-persepsi Diri
Stress, tergantung pada orang lain. Tanda: Ansietas, peka rangsang.
8. Pola Peran dan Hubungan
Ketidakmampuan menjalankan peran sebagaimana mestinya.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Raba vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita.
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Faktor resiko keluarga: DM, stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat,
penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid): dilantin dan fenobarbital
(dapat meningkatkan kadar glukosa darah), menggunakan obat
diabetik.
Tanda: Memerlukan bantuan dan pengaturan diet, pengobatan, perawatan
diri, pemantauan glukosa darah.

13
11. Pola Keyakinan Dan Nilai Menggambarkan dan Menjelaskan pola
nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan
klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti
melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan
pantangan dalam agama selama sakit

B. Diagnosa keperawatan
a. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
(dari hiperglikemia).
b. Gangguan keseimbangan nutrisi berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan
glokosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme
protein/lemak)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi dan
perubahan pada sirkulasi.
d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan penurunan energi metabolik.
e. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. Rencana Tindakan
a. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari
hiperglikemia).
Tujuan: memperbaiki cairan/elektrolit dan keseimbangan asam basa.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan hidrasi yang adekuat yang dibuktikan
oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor
kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat
secara individu, kadar elektrolir normal.
Tindakan/ intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
pantau tanda-tanda vital, catat adanya hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh
perubahan TD ortostatik. hipotensi dan takikardi.

14
pola napas seperti adanya pernapasan paru-paru mengeluarkan asam karbonat
Kussmaul atau pernapasan yang berbau melalui pernapasan yang menghasilkan
keton. kompensasi alkalosis respiratoris
terhadap keadaan ketoasidosis.

frekuensi dan kualitas pernapasan, koreksi hiperglkemia dan asidosis akan


pengguanaan otot bantu napas, dan menyebabkan pola dan frekuensi
adanya periode apnea dan munculnya pernapasan akan mendekati normal.
sianosis

suhu, warna kulit dan kelembabannya. demam dengan kulit yang kemerahan,
kering mungkin sebagai cerminan dari
dehidrasi.

kaji nadi perifer, pengisian kapiler, merupakan indikator dari tingkat


turgor kulit, dan membran mukosa. dehidrasi, atau volume sirkulasi yang
adekuat.

pantau masukan dan pengeluaran, catat memberikan perkiraan kebutuhn akan


berat jenis urine. cairan pengganti, fungsi ginjal, dan
keefektifan dari terapi yang diberikan.

ukur berat badan setiap memberikan hasil pengkajian yang


hari/pertahankan untuk memberikan terbaik dari status cairan yang sedang
cairan paling sedikit 2500ml/hari dalam berlangsung dan selanjutnya dalam
batas yang dapat ditoleransi jantung memperbaiki cairan pengganti.
jika pemasukan cairan melalui oral
sudah dapat diberikan.

tingkatkan lingkungan yang dapat mempertahankan hidrasi/volume


menimbulkan rasa nyaman. sirkulasi.

15
catat hal-hal yang dilaporkan seperti menghindari pemanasan yang berlebihan
mual, nyeri abdomen, muntah dan terhadap pasien lebih lanjut akan dapat
disertasi lambung menimbulkan kehilangan cairan

observasi adanya perasaan kelelahan perubahan mental dapat berhubungan


yang meningkat, edema, peningkatana dengan glukosa yang tinggi atau yang
berat badan, nadi tidak teratur, dan rendah (hiperglikemia atau
adanya distensi pada vaskuler. hipoglikemia), elektrolit yang abnormal,
asidosis, penurunan perfusi serebral, dan
berkembangnya hipoksia.

Kolaborasi Kolaborasi
berikan terapi sesuai dengan indikasi; tipe dan jumlah dari cairan tergantung
normal salin atau setengah normal salin pada derajat kekurangan cairan dan
dengan atau tanpa dektrosa. Albumin, respons pasien secara individual, plasma
plasma, atau dekstran. ekspander (pengganti) kadang
dibutuhkan jika kekurangan tersebut
mengancam kehidupan atau tekanan
darah sudah tidak dapat kembali normal
dengan usaha-usaha rehidrasi yang telah
dilakukan.

pasang atau pertahankan kateter urine memberikan pengukuran yang


agar tetap terpasang. tepat/akurat terhadap pengukuran
haluaran urine terutama jika neuropati
otonom menimbulkan gangguan kantung
kemih (retensi urine/ inkontenensia)

pantau pemeriksaan laboratorium mengkaji tingkat hidrasi.


seperti Hematokrit (Ht),

16
BUN/Kreatinin, osmolaritas darah,
Natrium, Kalium.

berikan kalium atau elektrolit yang lain kalium harus ditambahkan pada IV
melalui IV dan/atau melalui oral sesuai (segera aliran urine adekuat) untuk
indikasi. mencegah hipokalemia.

berikan bikarbonat bila pH kurang dari diberikan dengan hati-hati untuk


7,0 membantu mempebaiki asidosis pada
adanya hipotensi atau syok.

pasang selang NGT dan lakukan menekompresi lambung dan dapat


penghisapan sesuai dengan indikasi. menghilangkan muntah.

b. Gangguan keseimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidakcukupan


insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan
mengakibatkan peningkatan metabolisme protein/lemak)
Tujuan: memperbaiki metabolisme abnormal.
Kriteria hasil : berat badan stabil atau penambahan kearah rentang biasa.
Tindakan/ intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
Timbang berat badan setiap hari atau mengkaji pemasukan makanan yang
sesuai dengan indikasi adekuat (termasuk absorpsi dan
utilasinya)

Tentukan program diet dan pola makan mengidentifikasi kekurangan dan


pasien dan bandingkan dengan penyimpangan dari kebutuhan
makanan yang dapat dihabiskan pasien. terapeutik.

Auskultasi bising usus, catat adanya hiperglikemia dan gangguan

17
nyeri abdomen/perut kembung, mual, keseimbangan cairan dan elektrolit
muntahan makanan yang belum sempat dapat menurunkan motilitas/fungsi
dicerna, pertahankan keadaan puasa lambung (distensi atau ileus paralitik)
sesuai dengan indikasi.

Berikan makanan cairan yang pemberian makanan melalui oral akan


mengandung zat makanan (nutrient) lebih baik jika pasien sadar an fungsi
dan elektrolit dengan segera jika pasien gastrointestinal baik.
sudah dapat mentoleransinya melalui
pemberian cairan melalui oral. Da
selanjutnya terus mengupayakan
pemberian makanan yang lebih padat
sesuai dengan yang dapat ditoleransi.

Identifiikasi makanan yang disukai/ jika makanan yang disukai pasien dapat
dikehendaki termasuk kebutuhan dimasukkan dalam perencanaan makan,
etnik/kultural. kerjasama ini dapat diupayakan setelah
pulang.

Libatkan keluarga pasien pada meningkatkan rasa keterlibatannya;


pencernaan makan ini sesuai indikasi. memberikan informasi kepada keluarga
untuk memahami kebutuhan nutrisi
pasien.

Observasi tanda-tanda hipoglikemia. karena metabolisme karbohidrat mulai


Seperti perubahan tingkat kesadaran, terjadi (gula darah akan berkurang dan
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat , sementara tetap diberikan insulin maka
lapar peka rangsang, cemas, sakit Hipoglikemi dapat terjadi. Jika pasien
kepala, pusing, sempoyongan. dalam keadaan koma, hipoglikemia
mungkin akan terjadi tanpa
memperlihatkan perubahan tingkat

18
kesadaran.

Kolaborasi Kolaborasi
lakukan pemeriksaan gula darah dengan analisa di tempat tidur terhadap gula
menggunakan “finger stick”. darah lebih akurat 9menunjukkan
keadaan saat dilakukan pemeriksaan).

pantau pemeriksaan laboratorium, gula darah menurun perlahan dengan


seperti glukosa darah, aseton, pH, dan penggantian cairan dan terapi insulin
HCO3. terkotrol.

berikan pengobatan insulin secara insulin reguler memiliki awitan cepat


teratur dengan metode IV secara dan karenanya dengan cepat pula dapat
intermiten atau secara kontinyu. membantu memindahkan glukosa
kedalam sel.

berikan larutan glukosa, misalnya larutan glukosa ditambahkan setelah


dekstrosa dan setengah salin normal. insulin dan cairan mebawa gula darah
kira0kira 250 mgg/dl.

lakukan konsultasi dengan ahli diet. sangat barmanfaat dalam perhitungan


dan penyesuaian diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisis pasien.

berikan diet kira-kira 60% karbohidrat, kompleks karbohidrat (seperti jagung,


20% protein dan 20% lemak dalam wortel, brokoli, buncis, gandum, dll)
penataan makan/pemberian makanan menurunkan kadar glukosa/ kebutuhan
tambahan. insulin, menurunkan kadar kolesterol
darah dan meningkatkan rasa kenyang.

berikan obat metaklopramid (reglan); dapat bermanfaat dalam mengatasi

19
tetrasiklin. gejala yang berhubungan dengan
neuropati otonom yang mempengaruhi
saluran cerna, yang selanjutnya
meningkatkan pemasukan melalui oral
dan absorps zat makanan.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi dan perubahan


pada sirkulasi.
Tujuan : Mencegah komplikasi
Kriteria Hasil : Dapat mencegah atau menurunkan risiko infeksi.
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mandiri

Observasi tanda-tanda infeksi dan Pasien mungkin masuk dengan


peradangan seperti demam, infeksi yang biasanya telah
kemerahan, adanya pus pada luka, mencetuskan keadaan ketoasidosis
sputum purulem, urine warna keruh atau dapat mengalami infeksi
atau berkabut. nosokomial.

Tingkatan upaya pencegahan Mencegah timbulnya infeksi


dengan melakukan cuci tangan yang silang (infeksi nosokomial).
baik pada semua orang yang
berhubungan dengan pasien termasuk
pasiennya sendiri.
Pertahankan teknik aseptik pada Kadar glukosa yang tinggi
prosedur invasive (seperti pemasangan dalam darah akan menjadi media
infus, kateter foley, dan sebagainya), terbaik bagi pertumbuhan kuman.
pemberian obat intravena dan
memberikan perawatan pemeliharaan.
Lakukan pengobatan melalui IV

20
sesuai indikasi.

Pasang kateter atau lakukan Mengurangi resiko terjadinya


perawatan parineal dengan baik. infeksi saluran kemih. Pasien koma
Ajarkan pasien wanita untuk mungkin memiliki resiko yang
membersihkan daerah perinealnya dari khusus jika terjadi retensi urin pada
depan kearah belakang setelah saat awal dirawat. Catatan: pasien
eliminasi. DM wanita lansia merupakan
kelompok utama yang paling
beresiko terjadi infeksi saluran
kemih/vagina.

Berikan perawatan kulit dengan Sirkulasi perifer bisa


teratur dan sungguh-sungguh, masase tgerganggu yang menempatkan
daerah tulang yang tertekan, jaga kulit pasien pada peningkatan resiko
tetap kering, linen kering dan tetap terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi
kencang (tidak berkerut). kulit dan infeksi.

Auskultasi bunyi nafas. Ronki mengindikasikan adanya


akumulasi sekret yang mungkin
berhubungan dengan pneumonia atau
bronkitis (mungkin sebagai pencetus
dari DKA). Edema baru (bunyi
krekels) mungkin sebagai akibat dari
pemberian cairan yang terlalu
cepat/berlebihan atau GJK.

Posisikan pasien pada posisi Memberikan kemudahan bagi


semi-Fowler. paru untuk berkembang; menurunkan
resiko terjadinya aspirasi.

21
Lakukan perubahan posisi dan Membantu dalam
anjurkan pasien untuk batuk efektif / memventilasikan semua daerah paru
napas dalam jika pasien sadar dan dan memobilisasi sekret. Mencegah
kooperatif. Lakukan penghisapan agar sekret tidak statis dengan
lendir pada jalan nafas dengan terjadinya peningkatan terhadap
menggunakan teknik steril sesuai resiko infeksi.
keperluannya.

Berikan tisu dan tempat sputum Mengurangi penyebaran


pada tempat yang mudah dijangkau infeksi.
untuk penampungan sputum atau
sekret yang lainnya.

Bantu pasien untuk melakukan Menurunkan risiko terjadinya


higiene oral. penyakit mulut/gusi.

Anjurkan untuk makan dan Menurunkan kemungkinan


minum adekuat (pemasukan makanan terjadinya infeksi. Meningkatkan
dan minuman) (kira-kira 3000 ml/hari aliran urine untuk mencegah urine
jika tidak ada kontraindikasi) yang statis dan membantu dalam
mempertahankan pH/keasaman
urine, yang menurunkan
pertumbuhan bakteri dan
pengeluaran organisme dari sistem
organ tersebut.
Kolaborasi
Lakukan pemeriksaan kultur Untuk mengidentifikasi
dan sensitivitas sesuai dengan organisme sehingga dapat
indikasi. memulih/memberikan terapi
antibiotik yang terbaik.

22
Berikan obat antibiotik yang Penanganan awal dapat
sesuai. membantu mencegah timbulnya
sepsis.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi metabolik.


Tujuan : Mengidentifikasi/ membantu penanganan terhadap penyebab/
penyakit yang mendasarinya.
Kriteria Hasil : Menunjukkan adanya perbaikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Diskusikan dengan pasien Pendidikan dapat memberikan
kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal motivasi untuk meningkatkan
perencanaan dengan pasien dan tingkat aktivitas meskipun pasien
identifikasi aktivitas yang mungkin sangat lemah.
menimbulkan kelelahan.

Berikan aktivitas alternatif Mencegah kelelahan yang


dengan periode istirahat yang cukup / berlebihan.
tanpa diganggu.

Pantau nadi, frekwensi Mengindikasikan tingkat


pernafasan dan tekanan darah aktivitas yang dapat ditoleransi
sebelum/sesudah melakukan aktivitas. secara fisiologis.
Diskusikan cara menghemat Pasien akan dapat melakukan
kalori selama mandi, berpindah tempat lebih banyak kegiatan dengan
dan sebagainya. penurunan kebutuhan akan energi
pada setiap kegiatan.

Tingkatkan partisipasi pasien Meningkatkan kepercayaan

23
dalam melakukan aktivitas sehari-hari diri/harga diri yang positif sesuai
sesuai dengan yang dapat ditoleransi. dengan aktivitas yang dapat
ditoleransi pasien.

e. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi


Tujuan : memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis,
perawatan diri, dan pengobatannya yang dapat dipahami.
Kriteria Hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit.
TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Ciptakan lingkungan saling Menanggapi dan memperhatikan
percaya dengan mendengarkan penuh perlu diciptakan sebelum pasien bersedia
perhatian, dan selalu ada untuk pasien. mengambil bagian dalam proses belajar.

Bekerja dengan pasien dalam Partisipasi dalam perencanaan


menata tujuan belajar yang meningkatkan antusias dan kerja sama
diharapkan. pasien dengan prinsip-prinsip yang
dipelajari.

Pilih berbagai strategi belajar, Penggunaan cara yang berbeda


seperti teknik demonstrasi yang tentang mengakses informasi meningkatkan
memerlukan keterampilan dan biarkan pencerapan pada individu yang belajar.
pasien mendemonstrasikan ulang,
gabungkan keterampilan baru ini
kedalam rutinitas rumah sakit sehari-
hari.

Diskusikan topik-topik utama


seperti :
-Apakah kadar glukosa normal Memberikan pengetahuan dasar

24
itu dan bagaimana hal tersebut dimana pasien dapat membuat
dibandingkan dengan kadar gula pertimbangan dalam memilih gaya hidup.
darahpasien, tipe DM yang dialami
pasien, hubungan antara insulin
dengan kadar gula darah yang tinggi.

-Rasional terjadinya serangan Pengetahuan tentang faktor pencetus


ketoasidosis. dapat membantu untuk menghindari
kambuhnya serangan tersebut.

-Komplikasi penyakit akut dan Kesadaran tentang apa yang terjadi


kronis meliputi gangguan penglihatan membantu pasien untuk lebih konsisten
(retinopati), perubahan dalam terhadap perawatannya dan
neurosensori dan kardiovaskuler, mencegah/mengurangi awatan komplikasi
perubahan fungsi ginjal/hipertensi. tersebut.

Demonstrasikan cara Melakukan pemeriksaan gula darah


pemeriksaan gula darah dengan diri sendiri 4 kali atau lebih pada setiap
mengunakan “finger stick” dan beri harinya memungkinkan fleksibilitas dalam
kesempatan pasien untuk perawatan diri, meningkatkan kontrol kadar
mendemonstrasikan kembali. gula darah dengan lebih ketat (mis 60-150)
Instruksikan pasien untuk pemeriksaan mg/dL) dan dapat mencegah / mengurangi
keton urinenya jika glukosa darah perkembangan komplikasi jangka panjang.
lebih tinggi dari 250 mg/dL.

Diskusikan tentang rencana diet, Kesadaran tentang pentingnya kontrol


penggunaan makanan tinggi serat dan diet akan membantu pasien dalam
cara untuk melakukan makan di luar merencanakan makan/mentaati program.
rumah. Serat dapat memperlambat absorpsi
makanan glukosa yang akan menurunkan

25
fruktasi kadar gula dalam darah, akan tetapi
dapat menyebabkan ketidak nyamanan pada
saluran cerna, flatus meningkat, dan
mempengaruhi absorpsi vitamin/mineral.

Tinjau ulang program Pemahaman tentang semua aspek


pengobatan meliputi awitan, puncak yang digunakan obat meningkatkan
dan lamanya dosis insulin yang penggunaan yang tepat. Algoritme dosis
diserapkan, bila disesuaikan dengan dibuat, yamg masuk dalam perhitungan
pasien atau keluarga. dosis yang dibuat selama evaluasi rawat
inap : jumlah dan jadwal aktivitas fisk
biasanya, perencanaan makan. Dengan
melibatkan orang terdekat/sumber untuk
pasien.

Tinjau kembali pemberian Mengidentifikasikan pemahaman dan


insulin oleh pasien sendiri dan kebenaran dari prosedur atau masalah
perawatan terhadap peralatan yang potensial dapat terjadi (seperti penglihatan,
digunakan. Berikan kesempatan pada daya ingat, dan sebagainya) sehingga solusi
pasien untuk mendemonstrasikan alternative dapat ditentukan untuk
prosedur tersebut (nis menentukan pemberian insulin tersebut.
daerah penyuntikan dan cara
menyuntik atau penggunaan alat suntik
pompa kontinu)

Tekankan pentingnya Membantu dalam menciptakan


mempertahankan pemeriksaan gula gambaran nyata keadaan pasien untuk
darah setiap hari, waktu dan dosis melakukan control penyakitnya dengan
obat, diet, aktivitas, perasaan/sensasi lebih baik dan meningkatkan perawatan
dan peristiwa dalam hidup. diri/kemandiriannya.

26
Diskusikan factor-faktor yang Informasi ini akan meningkatkan
memegang peranan dalam control DM pepengendalian terhadap DM dan dapat
tersebut, seperti latihan (aerobik sangat menurunkan berulangnya kejadian
versus isometric), stress, pembedahan ketoasidosis.
dan penyakit tertentu. Lihat kembali
aturan “sick day”

Tinjau ulang pengaruh rokok Nikotin mengkonstruksi pembuluh


pada penggunaan insulin. Anjurkan darah kecil dan absorpsi insulin diperlambat
pasien untuk menghentikan merokok. selama pembuluh darah ini mengalami
konstriksi .

Buat jadwal latihan/aktivitas Waktu latihan tidak boleh bersamaan


yang teratur dan identifikasi hubungan waktunya dengan kerja puncak insulin.
dengan penggunaan insulin yang perlu Makanan kudapan harus diberikan sebelum
menjadi perhatian. atau selama latihan sesuai kebutuhan dan
rotasi injeksi harus menghindari kelompok
otot yang akan digunakan untuk aktivitas
(mis, daerah abdomen lebih dipilih dari
pada paha atau lengan sebelum melakukan
jogging atau berenang) untuk mencegah
percepatan ambilan insulin.

Identifikasi gejala Dapat meningkatkan deteksi dan


hipogleukimia (mis, lemah, pusing, pengobatan lebih awal dan
letargi, lapar, peka rangsang, mencegah/mengurangi kejadiannya.
diaforesis pucat, taki kardia, tremor,
sakit kepala, dan perubahan mental)
dan jelaskan penyebabnya.

27
Instruksikan pentingnya Mencegah/mengurangi komplikasi
pemeriksaan secara rutin pada kaki yang berhubungan dengan neuropati perifer
dan perawatan kaki tersebut. dan/atau gangguan sirkulasi terutama
Demonstrasikan cara pemeriksaan selulitis, ganggren, dan amputasi.
kaki tersebut, inspeksi sepatu yang
ketat dan perawatan kuku, jaringan
kalus dan jaringan tanduk. Anjurkan
penggunaan stoking dengan bahan
serat alamiah.

Tekankan pentingnya Perubahan dalam penglihatan dapat


pemeriksaan matasecara teratur terjadi secara perlahan dan lebih sering pada
terutama kepada pasien yang telah pasien yang mengontrol DM. masalah yang
mengalami DM tipe 1 selama 5 tahun mungkin terjadi termasuk perubahan dalam
atau lebih. ketajaman penglihatan dan mungkin
berkembang kearah retinopati dan kebutaan.

Susun alat bantu penglihatan Alat Bantu adaptif telah


ketika diperlukan, mis memperbesar dikembangkan 5 tahun terakhir untuk
garis skala pada jarum insulin, membantu individu dengan gangguan
instruksi dengan cetakan besar, penglihatan DM-nya sendiri dengan lebih
pengukur glukosa darah sekali sentuh efektif.

Diskusikan mengenai fungsi Sering kali terjadi impoten (mungkin


seksual dan jawab semua pertanyaan gejala pertama dari serangan DM
pasien atau orang terdekat.

Tekankan pentingnya Dapat mempercepat masuk kedalam


penggunaan dari gelang bertanda pusat-pusat sistem kesehatan dan perawatan
khusus. yang sesuai dengan akibat komplikasi yang

28
lebih kecil pada keadaan darurat.

Rekomendasikan untuk tidak Produktivitas mungkin mengandung


menggunakan obat-obat yang dijual gula atau berinteraksi dengan obat-obatan
bebas tanpa konsultasi dengan tenaga yang digunakan/diresepkan.
kesehatan/dokter atau tidak boleh
menggunakan obat tanpa resep.

Diskusikan pentingnya untuk Membantu untuk mengontrol proses


melakukan evaluasi secara teratur dan penyakit dengan lebih ketat dan mencegah
jawab pertanyaan pasien atau orang eksaserbasi DM, menurunkan
terdekat. perkembangan komplikasi sistemik.

Lihat kembali tanda/gejala yang Intervensi segeral dapat mencegah


memerlikan evaluasi secara medis perkembangan komplikasiyang lebih serius
seperti demam, pilek, gejala flu, urine atau komplikasi yang mengancam
keruh/berwarna pekat, nyeri saluran kehidupan.
kemih, penyembuhan penyakit yang
lama, perubahan sensori
(nyeri/kesemutan) pada ekstremitas
bawah, pada perubahan kadar gula
darah, dan munculnya keton pada
urine.

Demonstrasikan teknik Mengendalikan relaksasi dan


penanganan stres, seperti latihan napas pengendalian terhadap respons stres yang
dalam, bimbingan imajinasi, dapat membantu untuk membatasi peristiwa
mengalihkan perhatian. ketidak seimbangan glukosa/insulin

Dukungan jontinu biasanya penting


Identifikasi sumber-sumber untuk menopang perubahan gaya hidup dan

29
yang ada di masyarakat, bila ada. meningkatkan penerimaan atas diri sendiri.

D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai intervensi

E. Evaluasi
Diagnosa Evaluasi
Resiko kekurangan cairan S : klien sudah tidak mengeluh tidak
berhubungan dengan diuresis osmotik nyaman karena terlalu sering kencing
(dari hiperglikemia). (poliuria).
O : intake cairan klien adekuat
(1000cc/hari).
A : masalah teratasi.
P:-
Gangguan keseimbangan nutrisi S : klien mengatakan urinenya sudah tidak
berhubungan dengan ketidakcukupan keruh lagi.
insulin ( penurunan ambilan dan O : urine klien normal.
penggunaan glokosa oleh jaringan A : masalah teratasi
mengakibatkan peningkatan P : -
metabolisme protein/lemak).
Resiko infeksi berhubungan dengan S : klien sudah tidak mengeluh nyeri akibat
kadar glukosa tinggi dan perubahan luka infeksi.
pada sirkulasi. O : luka klien sudah mulai membaik.
A : masalah teratasi sebagaian
P : lanjutkan intervensi (rawat luka klien)
Intoleran aktivitas berhubungan S : klien sudah tidak mengeluh lemah lagi.
dengan penurunan energi metabolik. O : klien sudah dapat beraktivitas secara
normal.
A : masalah teratasi
P:-

30
Ansietas berhubungan dengan S : klien sudah tidak mengeluh sulit tidur.
kurangnya informasi O : klien sudah mulai dapat tidur dengan
tenang.
A : masalah teratasi.
P:-

Mengetahui, Menyetujui,
CI Ruang Astina RSUD Sanjiwani Gianyar CT Stikes Wira Medika PPNI Bali

Ns I Wayan Cameng Puniawan.S.Kep Ns AA. Istri Dalem Hana Yundari ,M.Kep


NIP : 19680727 198903 1011 NIP :

31

Anda mungkin juga menyukai