Anda di halaman 1dari 7

PORTOFOLIO MAHASISWA KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DENGAN KASUS LIMFADENITIS TB

Dosen Pengampu :

Dr. Joko Suwito S.Kp., M.Kes

Penyusun :

KELOMPOK 03 REGULER A

1. Muhammad Jovinco P27820721022

2. Naily Inayah P27820721024

3. Nimas Dhalita Audria Hanun P27820721026

4. Putri Eka Nur Fadilah P27820721029

5. Saria Fifa Tiara P27820721032

TINGKAT 2 SEMESTER 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AJARAN 2022/2023


A. Etiologi

Limfadenitis TB disebabkan oleh M. Tuberkolosis secara mikrobiologi, M.


Tuberkolosis merupakan hasil tanam asaam yang dapat dilihat dengan pewarnaan ziehl-
neelsen atau kinyoun-gabbett. M. Tuberkolosis dapat tumbuh dengan energi yang diperoleh
dari oksidasi senyawa karbon yang sederhana. CO2 dapat merangsang pertumbuhan M.
Tuberkolosis merupakan mikroba kecil seperti batang yang tahan terhadap desinfektan lemah
dan bertahan hidup pada kondisi yang kering hingga berminggu-minggu. Tetapi hanya dapat
tumbuh didalam organisme hospeq. Kuman akan mati pada suhu 60℃ selama 15-20 menit,
pada suhu 30 atau 40 derajat sukar tumbuh bahkan tidak dapat tumbuh. Pengurangan oksigen
dapat menurunkan metabolisme kuman. Daya tahan kuman M. Tuberkolosis lebih besar
dibandingkan dengan kuman lainnya, karena sifat hidrofobik pada permukaan selnya. Kuman
ini tahan terhadap asam, alkali dan zat warna malakit. Pada spuntum yang melekat pada debu
dapat tahan hidup selama 8-10 hari. M. Tuberkolosis dapat dibunuh dengan pasteurisasi.

B. Data Psikososial

Secara umum klien dengan benjolan di kelenjar limfa pada leher bagian kiri,
mengakibatkan nyeri saat menelan dan membuat rasa tidak nyaman sehingga mengganggu
fungsi psikologis berupa kecemasan. Namun tetap perlu dilakukan mengenai kelima konsep
diri klien.

a. Status Emosi
Pengendalian emosi mood yang dominan, mood yang dirasakan saat ini,
pengaruh atas pembicaraan orang lain, dan kesetabilan emosi (Setiadi, 2012).
b. Konsep Diri
Dikaji pola konsep diri yang meliputi gambaran diri, ideal diri, identitas diri
dan peran. Konsep diri menggambarkan bagamana seseorang memandang dirinya
sendiri, kemampuan dan perasaan klien.
c. Gaya Komunikasi
Cara klien bicara, cara memberi informasi, penolakan untuk berespon,
komunikasi non verbal, kecocokan bahasa verbal dan nonverbal.
d. Pola Interaksi
Kepada siapa klien menceritakan tentang dirinya, hal yang menyebabkan klien
merespon pembicaraan, kecocokan ucapan dan perilaku, anggaran terhadap orang
lain, hubungan dengan lawan jenis.
Klien dengan limfadenitis Tb mengalami pembatasan berinteraksi karena
mengalami kecemasan sebab penularan penyakitnya melalui droplet pada seseorang
yang kontak erat dengan penderita.
e. Pola Koping
Pola koping umum dan keefektifan keterampilan dalam mentoleransi stress
dan apa yang dilakukan klien dalam mengatasi masalah, kepada siapa klien
mengadukan masalah.

C. Data Spiritual

Pada umumnya klien yang menjalani perawatan akan mengalami keterbatasan dalam
aktivitas, begitu juga dalam kegiatan ibadah. Data yang harus dikaji meliputi arti kehidupan
yang penting dalam kehidupan klien, keyakinan tentang penyakit dan kesembuhan, hubungan
kepercayaan dengan Tuhan, pelaksanaan ibadah, keyakinan bantuan Tuhan dalam proses
kesembuhan yang diyakini tentang kehidupan dan kematian (Setiadi, 2012).

D. Peta Konsep
E. Diagnosis Keperawatan

1. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera gisiologi neoplasma ditandai
dengan nyeri saat menelan.

2 . Bersihan jalan napas tidak efektif(D.0001) berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
ditandai dengan suara napas tambahan ronki.

3 . Defisit nutrisi (D.009) berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan ditanda


dengan berat badan dibawah rentang ideal.

F. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSIS TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


. KEPERAWATAN HASIL KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri
berhubungan Setelah dilakukan (I.08238)
dengan agen Tindakan keperawatan  Observasi - Untuk mengetahui
pencedera 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi, lokasi nyeri,
fisiologis tingkat nyeri menurum karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
neoplasma dengan kriteria hasil : frekuensi kualitas, frekuensi kualitas,
ditandai dengan intensitas nyeri intensitas nyeri saat
nyeri saat 1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri nyeri muncul
menelan (D.0077) menurun  Terapeutik - Untuk mengetahui
2. Gelisah menurun 1. Berikan tehnik non seberapa rasa nyeri
3. Meringis menurun farmakologis untuk yang dirasakan
mengurangi nyeri - Untuk mengurangi rasa
2. Kontrol lingkungan nyeri yang dirasakan
yang memperberat klien
nyeri - Untuk memberikan
3. Fasilitasi istirahat tidur rasa kenyamanan klien
 Edukasi - Untuk memberikan
1. Jelaskan strategi kenyamanan saat tidur
meredakan nyeri - Untuk memberikan
2. Ajarkan tehnik non pemahaman saat tidur
farmakologis untuk - Untuk mengajarkan
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi metode meredakan
1. Kolaborasi pemberian nyeri tanpa
analgesik menggunakan obat
- Untuk meredakan rasa
nyeri
2. Bersihan jalan Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas
nafas tidak efektif (L01001) (I.01011) - Mengetahui frekuensi,
berhubungan setelah dilakukan  Observasi kedalaman, irama
dengan Tindakan keperawatan 3 1. Monitor pola napas pernapasan
hipersekresi jalan x 24 jam diharapkan 2. Monitor bunyi napas - Mengetahui suara
napas ditandai bersihan jalan napas tambahan napas tambahan
dengan suara meningkat dengan 3. Monitor sputum - Mengetahui sputum
nafas tambahan kriteria hasil :  Terapeutik yang bertahan
ronkhi (D.0001) 1. Posisikan semi fowler - Untuk membuka jalan
1. Produksi sputum 2. Berikan oksigen napas
menurun  Edukasi - Untuk membantu
2. Batuk efektif 1. Ajarkan Teknik batuk suplai oksigen yang
meningkat efektif dibutuhkan klien
3. Dispnea menurun  Kolaborasi
4. Gelisah menurun 1. Kolaborasi pemberian - Membantu
5. Frekuensi napas bronchodilator, mengeluarkan dahak
membaik ekspetoran, mukolitik yang be rtahan
- Membantu
mengencerkan dahak
dan memperlebar jalan
napas
3. Defisit nutrisi Status Menelan  Observasi
berhubungan (L.06052) 1. Identifikasi perlunya - Untuk mengetahui
dengan setelah dilakukan penggunaan selang intake nutrisi apakah
ketidakmampuan Tindakan keperawatan 3 masogastrik perlu alat bantu makan
menelan makanan x 24 jam diharapkan 2. Monitor asupan - Untuk mengetahui
ditandai dengan status menelan membaik makanan jumlah asupan
berat badan dengan kriteria hasil : 3. Monitor berat badan makanan klien
dibawah rentang  Terapeutik - Untuk mengetahui
ideal (D.0019) 1. Mempertahankan 1. Sajikan makanan secara perkembangan berat
makanan dimulut menarik dan suhu yang badan
meningkat sesuai - Untuk menambah
2. Reflek menelan 2. Berikan mkananan nafsu makanan klien
meningkat tinggi kalori dan tinggi - Supaya klien tidak
3. Usaha menelan protein tersedak saat menelan
meningkat  Edukasi - Untuk menentukan
1. Anjurkan posisi duduk keubuthan yang
 Kolaborasi diperlukan tubuh klien
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang di
butuhkan
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai