Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTEK PROFESI

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (KGD)


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CORPUS ALIENUM HIDUNG

NAMA : FENI ABE BR PANGARIBUAN


NIM 201102046
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
STASE : Keperawatan Gawat Darurat
DOSEN PEMBIMBING : Ikhsanuddin A. Harahap, S. Kp, MNS

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
LAPORAN KASUS PASIEN DENGAN CORPUS ALIENUM HIDUNG

1. Identitas Pasien
Nama : An. M
Usia : 10 tahun

Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Alamat : Surabaya
No. Reg Med : 10038314
Diagnosa Medis : Corpus Alienum Hidung

2. Primary Survey
a. Airway

Terdapat secret dan terdapat benda asing dihidung.

b. Breathing

Pasien mengalami kesulitan nafas. Frekuensi RR 32x/menit, cepat dan dangkal

c. Circulation

Tekanan darah klien lemah, 110/80 mmHg, dengan nadi teraba kuat 110x/menit

d. Disability/disentegrity

Kesadaran klien apatis GCS 13.

e. Exposure/environment

Pasien tidak sengaja memasukkan manik-manik kalung didalam hidungnya dan tidak terdapat luka pada
bagian tubuh lain.

3. Pengkajikan Keperawatan

a. Alasan kunjungan ke rumah sakit:

Pasien ketika bermain bersama temannya tidak sengaja memasukkan manik-manik kalung didalam
hidungnya, Pasien mengeluh nyeri pada area hidung sampai kepala
P: Terdapat benda asing dan peradangan

Q: Terasa tertusuk-tusuk

R: Area hidung sampai kepala

S: Skala Nyeri 7

T: Menetap

b. Keluhan utama saat ini

Susah saat melakukan pernafasan , hidung tersumbat

c. Timbulnya keluhan

Bertahap dan semakain lama semakin tersumbat .

d. Faktor yang memperberat

Terdapat perdarahan sedikit dari lubang hidung.

e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi :

Melihat seberapa dalam dengan menggunakan alat

4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum dan kesadaran : Apatis (GCS 13)


TTV:
Nadi : 110x/menit
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Respirasi : 32x/menit
Suhu : 40oC
Kepala : Bentuk simetris, kulit kepala, rambut tidak rontok, tidak ada benjolan.
Mata : Letaknya simetris, reflex pupil dan fungsi penglihatan baik.
Hidung : terdapat lesi, bekas perdarahan (darah yag sudah mengering),
terdapat lendir yang kental
Mulut : Mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah dan tidak sianosis.
Telinga : Lesi (-), Serumen (-), nyeri tekan (-), fungsi pendengaran baik.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : tidak ada pembengkakan pada dada, menggunakan otot bantu saat
bernafas, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, palpasi (sonor).
Jantung : Reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Paru-paru : Vesikuler, Ronchi dan gurgling (+)

Abdomen : tidak ada lesi, tidak ada bekas luka operasi, nyeri pada perut bagian bawah.

Nyeri tekan (-) bising usus 5x/menit

5. Pemeriksaan Per Sistem


B1 (breathing): Tidak teratur, suara nafas ronkhi berhubugan dengan adanya secret
kental pada hidung
B2 (blood) : Normal

B3 (brain ) : Pasien Apatis


B4 (bladder) : Normal
B5 (bowel) : Nafsu makan menurun

B6 (bone) : Kelemahan otot dan malaise

6. Pemeriksaan Penunjang

Rontgen : menunjukkan letak manik manik di area bawah konka inferior


7. Analisa Masalah
No Data Etiologi Masalah
DS: Masuknya benda asing Nyeri Akut
1
Pasien mengeluh nyeri
pada area hidung sampai Menyebabkan luka
kepala
DO: Inflamasi pada hidung
 Skala nyeri 7
 Pasien tampak gelisah Peradangan
dan merengek sakit
Sekresi mediator nyeri histamin,
bradikin, protaglandin ke jaringan

Nyeri Akut
2 DS:
Bersihan jalan nafas tidak
Klien mengatakan didalam Masuknya benda asing
efektif
hidungnya terasa banyak
sekret dan sulit untuk Menyebabkan luka
dikeluarkan
DO: Inflamasi pada hidung
 RR 32 x/menit
 Terdengar suara ronchi Meningkatkan produksi mucus
 Terdapat secret kental
pada hidung Bersihan jalan nafas tidak efektif
3 DS:
Pola Nafas Tidak Efektif
Klien mengatakan sulit Masuknya benda asing
bernapas dan terasa sesak
napas. Menghambat saluran pernapasan
DO:
 RR 32 x/menit Pasien sulit bernapas
 Terdengar suara ronchi
 Pola napas tampak Pasien sesak (RR 32x/Menit)
ireguler
Pola napas tidak efektif
 Pasien tampak
kesulitan bernapas
DS : Masuknya benda asing Hipertemi
4 Klien merasa badannya
panas dan tidak nyaman Menyebabkan luka
DO:
 Pasien terlihat gelisah Inflamasi pada hidung
 Suhu 40C
Respon tubuh terhadap inflamasi

Hipertermi
8. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d adanya peradangan pada hidung
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sekret yang meningkat
3. Pola nafas tidak efektif b/d seak napas (Dypsnea) ditandai dengan RR 32x/Menit dan Irreguler
4. Hipertermi b/d reaksi tubuh terhadap infeksi/inflamasi
9. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Evaluasi
Keperawatan
Nyeri Akut b/d S : Pasien
Setelah dilakukan intervensi Pain Management
adanya  Lakukan pengkajian nyeri mengatakan nyeri
keperawatan, diharapkan nyeri
peradangan pada secara komprehensif termasuk berkurang/hilang
berkurang dengan kriteria hasil : lokasi, karakteristik, durasi
hidung frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi O: skala nyeri
 Mampu mengontrol nyeri  Observasi reaksi nonverbal
 Melaporkan bahwa nyeri dan ketidaknyamanan menurun, pasien
berkurang dengan  Kontrol lingkungan yang tidak tampak
menggunakan manajemen nyeri dapat mempengaruhi nyeri
 Mampu mengenali nyeri seperti suhu ruangan, meringis
(skala, intensitas, frekuensi dan pencahayaan dan kebisingan
tanda nyeri)  Kaji tipe dan sumber nyeri
 Menyatakan rasa untuk menentukan intervensi A: Masalah
nyaman setelah nyeri  Ajarkan tentang teknik non teratasi
berkurang farmakologi
 kolaborasikan dengan dokter
pemberian anaIgetik untuk P : Intervensi
mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol dihentikan
nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil

Analgesic Administration
 Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat sesuai
instruksi dokter
 Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala

Bersihan jalan Setelah dilakukan intervensi NIC :


Airway suction
nafas tidak keperawatan, diharapkan masalah
- Pastikan kebutuhan oral /
efektif b/d teratasi dengan kriteria hasil : tracheal suctioning S : Pasien
produksi sekret - Auskultasi suara nafas sebelum mengatakan bisa
dan sesudah suctioning.
Kriteria Hasil :
yang meningkat - Informasikan pada klien dan bernapas dengan
- Mendemonstrasikan batuk efektif
keluarga tentang suctioning
dan suara nafas yang bersih, baik tanpa terasa
- Berikan O2 dengan
tidak ada sianosis dan dyspneu
menggunakan nasal untuk sumbatan/sekret
(mampu mengeluarkan sputum,
memfasilitasi suksion nasotrakeal
mampu bernafas dengan mudah,
- Gunakan alat yang steril sitiap
tidak ada pursed lips)
melakukan tindakan O: tidak ada
- Menunjukkan jalan nafas yang
- Anjurkan pasien untuk istirahat
paten (klien tidak merasa ronchi,
dan napas dalam setelah kateter
tercekik, irama nafas, frekuensi
dikeluarkan dari nasotrakeal pernapasan
pernafasan dalam rentang
- Monitor status oksigen pasien
normal, tidak ada suara nafas normal
- Ajarkan keluarga bagaimana
abnormal)
cara melakukan suksion
- Mampu mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang dapat A: Masalah
Airway Management
menghambat jalan nafas
- Buka jalan nafas, guanakan teratasi
teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
- Posisikan pasien untuk P: Intervensi
memaksimalkan ventilasi
Dihentikan
- Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafasbuatan
- Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction, jika perlu
- Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
- Monitor respirasi dan status O2

Pola Napas Tidak Setelah dilakukan intervensi Airway Management S :


Efektif b/d seak
- Buka jalan nafas, guanakan Pasien
keperawatan, diharapkan masalah
teknik chin lift atau jaw thrust
napas (Dypsnea) teratasi dengan kriteria hasil : bila perlu mengatakan bisa

ditandai dengan - Posisikan pasien bernapas dengan baik


Kriteria Hasil : untuk memaksimalkan
dan tidak sesak lagi
RR 32x/Menit dan - Mendemonstrasikan batuk ventilasi
Irreguler - Identifikasi pasien
efektidan suara nafas perlunya pemasangan alat jalan O: RR normal,
yang bersih, tidak nafas buatan
reguler dan TTV
- Keluarkan sekret dengan batuk
ada sianosis dan dyspneu atau suction Normal
(mampu mengeluarkan - Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
sputum, mampu bernafas - Berikan bronkodilator bila A: Masalah
dengan mudah, tidak ada perlu teratasi
- Atur intake untuk
pursed lips) cairan mengoptimalkan
- Menunjukkan jalan nafas keseimbangan. P: Intervensi
- Monitor respirasi dan status O2 Dihentikan
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama Oxygen Therapy
- Bersihkan mulut, hidung dan
nafas, frekuensi pernafasan secret trakea
dalam rentang normal, tidak - Pertahankan jalan nafas yang
paten
ada suara nafas abnormal) - Atur peralatan oksigenasi
- Tanda Tanda vital dalam - Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi pasien
rentang normal (tekanan - Observasi adanya tanda
darah, nadi, pernafasan) tanda hipoventilasi
- Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring


- Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
- Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan
abnormal
- Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Hipertermi b/d Setelah dilakukan asuhan Fever treatment S : Pasien
reaksi tubuh keperawatan, diharapkan masalah  Monitor suhu sesering mengatakan
mungkin
terhadap teratasi dengan kriteria hasil:  Monitor warna dan suhu kulit badannya tidak
infeksi/inflamasi   Monitor tekanan darah, nadi panas lagi dan
Suhu tubuh dalam rentang
dan RR
normal merasa nyaman
 Monitor penurunan tingkat
 Nadi dan RR dalam rentang
kesadaran
normal
 Monitor WBC, Hb, dan Hct
 Tidak ada perubahan warna O: suhu tubuh
 Monitor intake dan output
kulit dan tidak ada pusing
 kolaborasikan pemberian anti dalam rentang
piretik
 Lakukan tapid sponge normal, pasien
 Kolaborasi pemberian cairan tidak terlihat
intravena
 Kompres pasien pada lipat gelisah
paha dan aksila
 Tingkatkan sirkulasi udara
A: Masalah
teratasi

P: Intervensi
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai