7. KONKA HIPERTROFI
1 Pengertian (Definisi) Konka Hipertrofi adalah membesarnya kelenjar limfa hidung yang
seharusnya berperan dalam melawan infeksi hingga menangkap
partikel asing.
2 Assesmen a. Riwayat Psikososial
Keperawatan Intra personal : perasaan yang dirasakan klien
Inter personal : hubungan dengan orang lain
Pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat (untuk mengurangi
flue biasanya klien mengkonsumsi obat tanpa memperhatikan
efek samping)
b. Pola Nutrisi an Metabolisme (biasanya nafsu makan klien
berkurang karena terjadi gangguan pada hidung)
c. Pola istirahat dan tidur (selama inditasi klien merasa tidak
dapat istirahat kaarena klien sering flue)
d. Pemeriksaan fisik
Data fokus hidung : rhinuskopi (mukosa merah dan mengkak)
Data subyektif
Hidung terasa tersumbat , susah bernafas, keluhan gangguan
penciuman, merasa banyak lendir, keluar darah, klien merasa
lesu, tidak nafsu makan, meras pusing
Data obyektif
Demam, drainage ada : serous mukppurulen ,purulen, polip
mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan
sinus yang mengalami radang, pucat, edema keluar dari hidung
atau mukosa sinus, kemerahan dan oedema membran mukosa,
3 Diagnosa a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
Keperawatan b. Nyeri akut (D. 0077)
c. Risiko perdarahan (D.0012)
4 Kriteria Evaluasi a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
Ekspektasi : Bersihan jalan nafas meningkat
Kriteria hasil :
□ Batuk efektif meningkat
□ Produksi sputum menurun
□ Weezing menurun
□ Dipsneu menurun
□ Gelisah menurun
□ Frekuensi nafas membaik
□ Pola nafas membaik
b. Nyeri akut (D. 0077)
□ Meringis menurun
□ Gelisah menurun
□ Kesulitan tidur menurun
□ Perasaan takut mengalami cidera berulang menurun
□ Ketegangan otot menurun
□ Pola nafas membaik
□ Tekanan darah membaik
□ Pola tidur membaik
□ Nafsu makan membaik
c. Risiko Perdarahan (D.0012)
Ekspektasi : perdarahan menurun
Kriteria Hasil :
□ Kelembapan membran mukosa meningkat
□ Kelembapan kulit meningkat
□ Koknitif meningkat
□ Hemoptisis menurun
□ Hematomesis menurun
□ Hematuria menurun
□ Pendarahan anus menurun
□ Distensi abdomen menurun
□ Hemoglobin meningkat
□ Hematokrit membaik
□ Tekan darah membaik
□ Denyut nadi apikal membaik
□ Suhu tubuh membaik
5 Intervensi a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
Keperawatan Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Tindakan :
1. Observasi
o Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
o Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi,
wheezing, ronchi kering)
o Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
2. Terapeutik
o Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head- tilt dan
chin-lift serta jowtrust jika curiga trauma servikal
o Posisikan semi fowler atau fowler
o Berikan minum hanagat
o Lakukan fisioterapi dada
3. Edukasi
o Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada
kontra indikasi
o Ajarkan batuk efektif
Kolaborasi pemberian bronkodilator ekspektoran, mukolitik
jika perlu
b. Nyeri Akut (D. 0077)
Managemen nyeri (I. 08238)
Tindakan :
1. Observasi
o Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
o Identifikasi skala nyeri
o Identifikasi respon non verbal
o Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
2. Terapeutik
o Berikan teknik nonfamakologis untuk mengurangi nyeri
o Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
o Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Edukasi
o Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
o Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri
o Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
o Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian analgetik
c. Risiko perdarahan (D.0012)
Pencegahan Perdarahan (I.02040)
Tindakan :
1. Observasi
o Identifikasi penyebab perdarahan
o Periksa adnya darah pada muntah, sputum, feses, urin,
pengeluaran NGT, dan drainase luka, jika perlu
o Periksa ukuran dan karakteristik hematoma jika ada
o Monitor terjadinya perdarahan (sifat dan jumlah)
o Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan
sesudah kehilangan darah
o Monitor tekanan darah dan parameter hemodinamik
8. TONSILITIS
1 Pengertian (Definisi) Tonsilitis diartikan sebagai peradangan pada tonsil palatina yang
ditandai dengan peradangan tonsil, sakit tenggorok, gangguan
menelan, dan pembesaran ringan kelenjar limfe di leher
2. Assesmen a. Pernapasan
keperawatan Kesulitan bernapas, batuk
Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
1. T0 : bila sudah dioperasi
2. T1 : ukuran yang normal ada
3. T2 : Pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
4. T3 : pembesaran mencapai garis tengah
5. T4 : pembesaran melewati garis tengah
b. Nutrisi
Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak
makanan
c. Aktivitas/istirahat
Kelemahan pada otot, nyeri pada otot, malaise
3. Diagnosa a. Hipertermi (D.0130)
Keperawatan b. Nyeri akut (D.0077)
c. Risiko defisit nutrisi (D.0032)
4. Kriteria Evaluasi a. Hipertermi (D.0130)
Ekspektasi : termoregulasi membaik
Kriteria Hasil :
□ Suhu tubuh membaik
□ Suhu kulit membaik
b. Nyeri akut (D.0077)
Ekspektasi : tingkat nyeri menurun
Kriteria Hasil :
□ Keluhan nyeri menurun
□ Meringis menurun
□ Gelisah menurun
10. SINUSITIS
1 Pengertian (Definisi) Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada selaput lendir
sinus parsial pada hidung yang dapat menyebabkan pembentukan
cairan atau kerusakan tulang di bawahnya
2 Assesmen a. Nyeri
keperawatan b. Pusing
c. Gangguan rasa nyaman
d. Gangguan pola tidur
e. Hidung tersumbat
3 Diagnosa a. Nyeri Kronis (D.0078)
Keperawatan b. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
d. Keletihan (D.0057)
Ekspektasi : menurun
Kriteria Hasil :
□ Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
□ Gangguan konsentrasi menurun
□ Sakit kepala menurun
□ Frekuensi nafas menurun
□ Selera makan membaik
□ Pola nafas membaik
□ Pola istirahat membaik
5 Intervensi a. Nyeri Kronis (D.0078)
Keperawatan Manajemen nyeri (I.08238)
2. Therapeutik
o Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
(misal : cahaya, suara, kunjungan)
o Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
o Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
o Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
13. KATARAK
1 Pengertian (Definisi) Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa atau akibat keduanya
2 Assesmen a. Penurunan tajam penglihatan, penglihatan tidak jelas
keperawatan b. Persepsi terhadap penglihatan ( berkabut, silau atau
penglihatan doble)
c. Managemen nyeri akut post operasi
3 Diagnosa a. Gangguang persepsi sensori (D.0085)
Keperawatan b. Resiko cidera ( D.0136)
c. Resiko tinggi infeksi ( D.0142)
d. Nyeri Akut (D. 0077)
e. Gangguan mobilitas fisik ( D.0054)
4 Kriteria Evaluasi a. Gangguan persepsi sensori (L.09083)
Ekspektasi : membaik
Kriteria hasil :
□ Verbalisasi melihat bayangan menurun
□ Verbalisasi merasakan sesuatu melalui indra perabaan
menurun
□ Distorsi sensori menurun
b. Resiko cidera (L. 14136)
Ekspektasi : Menurun
Kriteria hasil :
□ Toleransi aktivitas meningkat
□ Kejadian cidera menurun
c. Resiko Infeksi (L. 14137)
Ekspektasi : Menurun
Kriteria hasil :
□ Kebersihan tangan dan badan meningkat
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
d. Nyeri Akut (D. 0077)
Mengumpukan dan menganalisis data nyeri (I.08242)
Tindakan :
1. Observasi
o Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
o Monitor kwalitas nyeri
o Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
o Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
o Monitor durasi dan frekwensi nyeri
2. Terapeutik
o Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
o Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
o Informasikan hasil pemantauan jika perlu
e. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
Managemen Lingkungan (I. 14514)
Tindakan :
1. Observasi
o Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkungan
2. Terapeutik
o Atur posisi furniture dengan rapi dan terjangkau
o Sediakan ruang berjalan yang cukup dan aman
o Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan
nyaman
o Hindari paparan langsung dengan cahaya matahari atau
cahaya yang tidak perlu
3. Edukasi
1 Definisi
2 Asesmen
Keperawatan
3 Diagnosis
Keperawatan
4 Kriteria Evaluasi
5 Intervensi
Keperawatan
6 Informasi dan
Edukasi
7 Evaluasi
8 Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9 Unit Pengolah Bidang Keperawatan
10 Kepustakaan a. Riasmini, Ni Made (dkk), 2017. Panduan Asuhan
Keperawatan, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
b. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis
1 Definisi
2 Asesmen
Keperawatan
3 Diagnosis
Keperawatan
4 Kriteria Evaluasi
5 Intervensi
1 Definisi
2 Asesmen
Keperawatan
3 Diagnosis
Keperawatan
4 Kriteria Evaluasi
5 Intervensi
Keperawatan
6 Informasi dan
Edukasi
7 Evaluasi
8 Penelaah Kritis Komite Keperawatan
9 Unit Pengolah Bidang Keperawatan
10 Kepustakaan a. Riasmini, Ni Made (dkk), 2017. Panduan Asuhan
Keperawatan, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
b. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Jakarta Selatan: DPP PPNI.
c. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi l, Jakarta Selatan: DPP PPNI.
d. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi l, Jakarta Selatan: DPP PPNI.
e. Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan:
Konsep dan Praktik, Jakarta : Salemba Medika