Anda di halaman 1dari 19

dosen pengampu: M.

Luthfi
Adillah,Ns.,M.kep.,.Sp.Sp.Kep.mB
Otitis media adalah infeksi pada telinga tengah yang
menyebabkan peradangan (kemerahan dan pembengkakan) dan
penumpukan cairan di belakang gendang telinga (Haryono,
2019).
Otitis media (OM) memiliki banyak variasi dalam
manifestasinya. Otitis media dapat terjadi sementara sebagai
otitis media akut (OMA) dan OM dengan efusi, atau bersifat
persisten sebagai OMA berulang (rekuren) dan otitis media
supuratif kronis (OMSK).
Otitis media kronik
Disebabkan karena infeksi berulang otitis
media akut yang menyebabkan patologi
jaringan permanen (ireversibel) dan
perforasi persisten pada membrane
timpani.infeksi kronis pada telinga
tengah menyebabkan kerusakan
membrane timpani yang dapat
menghancurkan osikel,dan dapat
mengenai mastoid.
stadium oklusi 1)Stadium Hiperemis
Stadium ini ditandai dengan gambaran Pada stadium ini tampak pembuluh darah
retraksi membran timpani akibat tekanan yang melebar di sebagian atau seluruh
negatif telinga tengah. Membran timpani membran timpani, membran timpani
kadang tampak normal atau berwarna tampak hiperemis disertai edem.
suram.

Stadium Supurasi Stadium ini ditandai edem yang hebat


telinga tengah disertai hancurnya sel epitel superfisial serta
terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani sehingga
membran timpani tampak menonjol (bulging) ke arah liang
telinga luar.
Stadium Perforasi Stadium Resolusi
Stadium Resolusi Pada stadium ini membran
i Pada stadium ini terjadi ruptur membran
timpani berangsur normal, perforasi membran
timpani sehingga nanah keluar dari timpani kembali menutup dan sekret purulen tidak
telinga tengah ke liang telinga. ada lagi. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi
kuman rendah maka resolusi dapat terjadi
walaupun tanpa pengobatan.
Stadium hiperemis
a. Stadium oklusi tuba
1). Berikan antibiotik selama 10 – 14 hari
1). Berikan antibiotik selama 7 hari :
2). Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x
2). Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x
sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari
3). Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3
3). Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x
4). Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x
sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari
5). Obat tetes hidung nasal dekongestan
4). Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x
6). Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi
sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari
7). Antipiretik

c. Stadium supurasi
1). Segera rawat apabila ada fasilitas perawatan.
2). Berikan antibiotika ampisilin atau amoksisilin dosis tinggi
parenteral selama 3 hari. Apabila ada perbaikan dilanjutkan
dengan pemberian antibiotik peroral selama 14 hari.
3). Bila tidak ada fasilitas perawatan segera rujuk ke dokter
spesialis THT untuk dilakukan miringotomi.
Miringotomi
Timpanosintesis

a. Adenoidectomy
. Data yang komprehensif dan tervalidasi menentukan keputusan yang akurat dan akurat
dalam diagnosis keperawatan, yang kemudian dimasukkan ke dalam rencana keperawatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang komprehensif, termasuk
data biopsikologi dan psikiatri.(Wati, 2019). Meliputi Identitas Pasien ,keluhan nyeri pada
telinga pada pasien otitis, Riwayat {enyakit Sekarang Dan Penyakit Dahulu.
1.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : tampak lemah atau tidak
b. Kesadaran : compostitis kooperatif, apatis, somnolen, spoor,coma.
c. Tanda-tanda vital :tekanan darah, frekuensi nadi,suhu, pernafasan.
d. Tinggi badan dan berat badan pasien
e. Kepala : kesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, bentuk rambut, sakit kepala,
f. Mata : kesimetrisan, konjungtiva anemis, kondisi sklera, perdarahan subkonjungtiva,
pupil isokor/anisokor,refleks Cahaya.
g. Hidung : kesimetrisan, mukosa hidung, fungsi penciuman
h. Telinga : kesimetrisan, fungsi pendengaran

a.
. 1. Otoskopi
• Perhatikan adanya lesi pada telinga luar
• adanya oedema pada membran tympani Periksa adanya pus dan ruptur pada
membran tympani
• Amati perubahan warna yang mungkin terjadi pada membran tympani
2,tes Bisik
• Dengan menempatkan klien pada ruang yang sunyi, kemudian dilakukan tes
bisik, pada klien dengan OMA dapat terjadi penurunan pendengaran pada sisi
telinga yang sakit.
3. Tes garputala
• Tes Rinne : Pada uji rinne didapatkan hasil negative
• Tes Weber : Pada tes weber didapatkan lateralisasike arah telinga yang sakit
• Mulut : kesimetrisan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi
• Leher : kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran
tiroid, distensi vena jugurals
a.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi
sensori b.d gangguan
pendengaran
2. Nyeri akut b.d agen
pencedera fisiologi
(D.0077)
3. Hipertermi b.d proses
infeksi (D.0130)
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan kriteriahasil

Setelah dilakukan Manajemen halusinasi (L.09288):


Gangguan persepsi Tindakan keperawatan Observasi :
sensori b.d selama 3x24 jam • Monitor perilaku yang mengindikasi
gangguan diharapkan Gangguan halusinasi
persepsi sensori Monitor dan sesuaikan tingkat
pendengaranl •
b.d gangguan pendengaran
aktivitas dan stimulasi lingkungan
membaik Dengan kriteria
hasil: • Monitor isi halusinasi
• verbalisasi mendengar Terapeutik :
bisikan menurun • Pertahankan lingkungan yang aman
• Distorsi sensori • Lakukan Tindakan
menurun keselamatan Ketika tidak dapat .
• Perilaku halusinasi . Mengontrol perilaku dapat mengontrol .
menurun . perilaku
• Respon stimulus • Diskusikan perasaan dan respons
membaik terhadap halusinasi
• Konsentrasi membaik • Hindari perdebatan tentang validitas
• Orientasi membaik
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan kriteriahasil
Manajamen nyeri ( L.08238)
Setelah dilakukan Observasi
Nyeri akut Tindakan keperawatan • Identifikasi lokasi, karakteristik,
b.d agen pencedera selama 3x24 jam durasi, frekuensi, kualitas,intensitas . .
fisiologi diharapkan Nyeri akut b.d nyeri
(D.0077) agen pencedera fisiologi • Identifikasi skalanyeri
Menurun Dengan • Identifikasi respon nyeri non verbal
kriteria hasil: • Identifikasi factor yang
1. Keluhan nyeri . Memperberat dan memperingan
menurun . nyeri
2. Meringis menurun • Ientifikasi pengetahuan dan
3. Sikap protekif keyakinantentang nyeri
menurun • Identifikasi pengaruh buday terhadap
4. Gelisah menurun respon nyeri
5. kesulitan tidur • Identifikasi pengaruh nyeri pada
menurun frekuensi kualitashidup
6. Freuensi Nadi • Monitor keberhasilan terap
menurun • komplementer yang sudah diberikan
• monitor efek samping penggunaan analgetik
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan kriteriahasil
Terapeutik
Setelah dilakukan • · Berikan teknik non farmakologi untuk
Nyeri akut Tindakan keperawatan
mengurangi nyeri
b.d agen pencedera selama 3x24 jam
• Control lingkungan yang memerberat
fisiologi diharapkan Nyeri akut b.d
nyer
(D.0077) agen pencedera fisiologi
Menurun Dengan
• Fasiltasi istirahat dan tidur
kriteria hasil: • Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
1. Keluhan nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
menurun nyeri
2. Meringis menurun Edukasi:
3. Sikap protekif • Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
menurun nyeri
4. Gelisah menurun • Jelaskan strategimeerdakan nyeri
5. kesulitan tidur • Anjurkan memonitor nyeri secara
menurun frekuensi
mandiri
6. Freuensi Nadi
• Anjurkan teknik nonfarmakologi untuk
menurun
mengurangi rasa nyeri
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan kriteriahasil
Manajemen hipertermia (L.15506)
SSetelah dilakukan Observasi:
Hipertermi Tindakan keperawatan
• Identifikasi penyebab hipertermia
b.d proses selama 3x24 jam
(mis.dehidrasi,terpapar lingkungan
infeksi diharapkan Hipertermi
panas,penggunaan inkubator)
(D.0130) b.d proses infeksi (D.0130)
1.Membaik
• Monitor suhutubuh
• Monitor kadar elektrolit
• Monitor haluaran urine
• Monitor komplikasi akibat Hipertermia
Teraupetik:
• Sediakan lingkunganyang dingin
• Longgarkan ataulepaskan pakaian
• Berikan Cairan Oral
• Hindari Pmeberian Antipiretik atau
aspirin
Edukasi
• anjurkan tirah baring
evaluasi
IMPLEMENTASI
Evaluasi keperawatan adalah
perbandingan yang sistematik
mplementasi keperawatan
dan terencana tentang
merupakan serangkaian kesehatan klien dengan tujuan
kegiatan yang dilkaukan oleh yang telah ditetapkan,
perawat untuk membantu dilakukan secara
pasien dari masalah satatus berkesinambungan dengan
kesehatan yang dihadapi ke melibatkan klien dan tenaga
status kesehatan yang baik kesehatan lainnya (Krismonita,
yang menggambarkan kriteria 2021). Evaluasi keperawatan
hasil yang diharapkan bertujuan untuk mungukur
(Hidayat, 2021). keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai