Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan Otitis Media Akut

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4


DEFINISI KONSEP DASAR OTITIS MEDIA AKUT
(OMA)

Otitis Media Akut (OMA) adalah


peradangan akut sebagian atau seluruh
telinga tengah, tuba eustachii, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid.Biasanya
terjadi karena peradangan saluran napas
atas dan sering mengenai bayi dan anak-
anak.
ETIOLOGI Penyebab

01 02

Faktor pertahanan Obstruksi tuba


tubuh terganggu eusthachius

03 04

Infeksi saluran
Bakteri piogeik
pernafasan atas
MANIFESTASI Menurut Wong et al 2008, H.944
KLINIS
01 02 03 04

Terjadi setelah infeksi Rabas purulen


Otalgia (sakit telinga) Demam
pernafasan atas (otorea)
MANIFESTASI KLINIK PADA BAYI

Kecenderungan
Menangis Rewel, gelisah, memegang atau Menggeleng- Sulit untuk memberi
sensitive menarik telinga gelengkan kepala kenyamanan
yang sakit.
KLASIFIKASI

Stadium oklusi tuba Stadium hiperemis Stadium supuratif Stadium perforasi Stadium resolusi
Eustachius ditandai (stadium pre-supurasi) terjadinya edema yang terjadi ruptur membran dimana membran
dengan adanya dilihat adanya pelebaran hebat pada mukosa timpani timpani yang perforasi
gambaran retraksi pembuluh darah pada telinga tengah dapat kembali normal
membran timpani membran timpani tanpa pengobatan
PATOFISIOLOGI

Terjadinya otitis media akut akibat terganggunya faktor


pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga
tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba
eustachius sehingga pencegahan invasi kuman terganggu.
Pencetusnya adalah infeksi saluran pernapasan atas.
Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba
eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal
(Mansjoer, 2000).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Otoscope untuk Timpanogram untuk


melakukan auskultasi 1 2 mengukur kesesuaian
pada bagian telinga dan kekakuan
luar membran timpani

Kultur dan uji Pengujian audiometrik


sensitivitas hanya menghasilkan data dasar
dapat dilakukan bila 3 4 atau mendeteksi
dilakukan kehilangan pendengaran
timpanosentesis sekunder
PENATALAKSANA
AN
a. Stadium oklusituba
1. Berikan antibiotik selama 7 hari:
 Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25
mg/KgBB 4 x sehari atau
 Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10
mg/KgBB 3 x sehari atau
 Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10
mg/KgBB 4 x sehari
2. Obattetes hidung nasaldekongestan
3. Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi
4. Antipiretik, analgetik dan pengobatan simtomatis lainnya
b. Stadium hiperemis
1. Berikan antibiotik selama 10–14 hari:
• Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB
4 x sehari atau
• Amoksisilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10
mg/KgBB 3 x sehari atau
• Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10
mg/KgBB 4 x sehari
2. Obat tetes hidung nasal dekongestan maksimal 5 hari
3. Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi
4. Antipiretik, analgetik dan pengobatan simtomatis lainnya
Stadiumsupurasi

01 02 03

Berikan antibiotika Bila tidak ada fasilitas perawatan


Segera rawat
ampisilin atau amoksisilin segera rujuk kedokter spesialis
apabila ada fasilitas
dosis tinggi parenteral THT untuk dilakukan
perawatan
selama 3 hari miringotomi
Penatalaksanaan Keperawatan Menurut Muscari 2005, h.221

Kaji anak terhadap demam dan tingkat Turunkan demam dengan memberikan
nyeri antipiretik sesuai indikasi

Fasilitas drainase dengan


Redakan nyeri dengan memberikan membaringkan anak pada posisi
analgesik sesuai indikasi telinga yang sakit tergantung

Cegah kerusakan kulit dengan


Berikan penyuluhan pada pasien dan
menjaga telinga eksternal kering dan
keluarga
bersih
KOMPLIKASI

Ruptur membran timpani


dengan otorea Tuli konduktif jangka pendek

Tuli permanen atau jangka Meningitis


panjang

Absesotak
Mastoiditis
PENDIDIKAN KESEHATAN

Ketika memandikan anak,


Segera keringkan telinga anak ketika
usahakan telinga anak ditutup
selesai memandikan
dengan penutup telinga

Jangan membersihkan kotoran


telinga karena fungsinya untuk Liang telinga dan gendang telinga
melindungi telinga tengah adalah bagian yang sensitif
PENGKAJIAN
Berisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar
sinar matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran
kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai
identitas pasien.

Identitas/Data Klien

Pada pasien dengan otitis media biasanya mengeluhkan nyeri


telinga bagian dalam.

Keluhan Utama Saat Masuk RS


RIWAYAT
KESEHATAN Riwayat penyakit sekarang
01 Cairan yang keluar dari telinga atau gangguan
pendengaran, serta nyeri pada telinga demam.

Riwayat penyakit dahulu


02 Pasien mengatakan baru pertama kali
menderita sakit telinga.

Riwayat penyakit keluarga


03 Tidak ada keluarga yang mengalami
penyakit yang sama.

Riwayat alergi
04 Klien mengatakan tidak ada riwayat
alergi
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pola Nutrisi / Metabolik


Persepsi dan Pemeliharaan • Program diit RS memberikan
Kesehatan nasi bubur dan makanan yang
Klien mengatakan cemas terhadap lunak.
penyakitnya, klien mengatakan • Intake Makanan. Klien nampak
apakah penyakit dapat sembuh. tidak menghabiskan porsi
makanannya
• Intake Cairan. Klien nampak
minum 1800 cc
POLA ELIMINASI
01 02

Buang air besar : Klien Buang air kecil : Klien mengatakan


mengatakan BAB 1x sehari BAK 4x sehari, berwarna
konsistensi lunak kuning, bau amoniak.
POLA AKTIVITAS LATIHAN

Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4 Keterangan:


diri
0: Mandiri;
Makan/minum √ x x x x
1: Alat bantu;
Mandi √ x x x x
2:dibantu orang
Toileting √ x x x x lain;

Berpakaian √ x x x x 3:Dibantu
orang lain dan
Mobilitas di tempat tidur √ x x x x alat;

Berpindah √ x x x x 4:Ketergantung
an total
Ambulasi/ROM √ x x x x
PEMERIKSAAN FISIK

• Keluhan yang dirasakan saat ini: klien mengatakan nyeri bagian dalam telinga, klien mengatakan cemas mengeni
penyakitnya, klien mengatakan demam
• TD: 110/90 mmHg, P: 18 x/menit, N: 90 x/menit, S: 39oC
• BB / TB : 50 Kg / 160 cm
• Kepala : Mesocephal
• Leher : Nyeri bagian bawah telinga, klien nampak meringis
• Hidung :Biasanya adanya sekret yang menunjukkan klien mengalami ISPA, hidung tampak kemerahan, adanya
pembengkakan mukosa hidung.
• Telinga: Membran tympani dan daun telinga tampak kemerahan,adanya sekret pada canals auditorius eksterna, telinga
teraba hangat.
• Thoraks : tidak ada keluhan
• Abdomen : tidak ada keluhan
• Ingunal : tidak ada keluhan
• Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kakuatan) : tidak ada keluhan
• Penanganan Kasus (dimulai pada saat mahasiswa mengambil sebagai kasus kelolaan sampai akhir praktik): perawat
mengkaji secara komprehensif kepada klien untuk menyelesaikan masalah keadaan kesehatan klien.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Jenis
Nilai Normal Tanggal Pemeriksaan
Pemeriksaan

Darah Lengkap 2 Desember 2021

Hb L 13–18; P 12–16 gr/dL 15 gr/dL

LED L 0-15; P 0-20mm/jam 14 mm/jam

Leukosit 4,5-10,5x103 /Ul 17,9x103 /uL


DIAGNOSA
KEPERAWATAN

01 02 03 04 05

Gangguan komunikasi Gangguan Citra Tubuh


Nyeri Akut b.d agen Hipertermia b.d Ansietas b.d kurang
verbal b.d gangguan b.d perubahan fungsi
pencederaan fisiologi proses penyakit terpapar informasi
pendengaran tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI
Nyeri Akut b.d agen pencederaan fisiologi Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2x24 jam Manajemen Nyeri
(D.0077, Hal 172) diharapkan tingkat nyeri yang dirasakan menurun dengan ( I.08238,Hal 201)
  kriteria hasil sebagai berikut : Observasi:
1) Tingkat Nyeri 1. Identifikasi
( L.080066,Hal 145 ) lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri.
1. Keluhan Nyeri Menurun (5) 2. Identifikasi skala nyeri.
2. Meringis 3. Identifikasi respons nyeri non verbal.
Menurun (5) 4. Identifikasi nyeri pada kualitas hidup.
3. Gelisah 5. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
Menurun (5) nyeri.
4. Kesulitan tidur Terapeutik:
Menurun (5) 6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri(Mis.tens,hipnosis,akupresur,terapi musik dll)
7. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri(mis.suhu
ruangan,pencahayaan,kebisingan)
8. Fasilitas istirahat dan tidur
9. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi mereda nyeri
Edukasi:
10. Jelaskan penyebab , periode dan pemicu nyeri
11. Jelaskan strategi meredakan nyeri
12. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
13. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
14. Ajarkan teknik nonfarmakologi untukmengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
15. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
Promosi Komunikasi : Defisit Pendengaran
( I.13493,Hal 374)
Observasi:
Periksa kemampuan pendengaran.
Monitor akumulasi serumen berlebihan.
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2x24 jam Terapeutik:
diharapkan gangguan komunikasi verbal meningkat dengan 1. Gunakan bahasa sederhana.
kriteria hasil sebagai berikut: 2. Berhadapan dengan pasien secara langsung selama
Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan berkomunikasi.
1) Komunikasi Verbal
pendengaran (D.0119,Hal 264) 3. Hindari kebisingan saat berkomunikasi.
( L.13118,Hal 49 )
1. Kemampuan mendengar 4. Hindari berkomunikasi lebih dari satu meter dari pasie.
Meningkat (5) 5. pertahankan kebersihan telinga.
Edukasi:

6. Ajarkan cara membersihkan serumen dengan tepat.

 
Manajemen Hipertermia (I.15506,Hal 181)
Observasi:
1. Identifikasi penyebab hipetermia (misal. dehidrasi, terpapar
lingkungan panas, penggunaan inkubator).
2. Monitor suhu tubuh.
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
3. Monitor komplikasi akibat hipertermia.
diharapkan hipertermia membaik dengan kriteria hasil sebagai
Terapeutik:
berikut:
4. Sediakan lingkungan yang dingin.
Hipertermia b.d proses penyakit (D.0130,Hal 1) Termoregulasi
5. longgarkan atau lepaskan pakaian.
384 ) ( L.14134,Hal 129 )
6. basahi dan kipasi permukaan tubuh.
1. Kulit merah menurun (5)
7. Lakukan pendinginan eksternal (misal. selimut hipotermia,
2. suhu tubuh membaik (5)
atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
3. Suhu kulit membaik (5)
8. Edukasi:
9. Ajurkan tirah baring.
10. Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu.
Gangguan Citra Tubuh b.d Setelah diberikan tindakan keperawatan Promosi Citra Tubuh(I.09305,Hal 359)
perubahan fungsi tubuh selama 2x24 jam diharapkan gangguan Observasi:
(D.0083, Hal 186 ). citra tubuh kembali meningkat dengan 1. Identifikasi perubahan citra tubuh yang
kriteria hasil sebagai berikut : mengakibatkan isolasi sosial.
1. Citra tubuh (L.09067, hal 19). 2. Monitor apakah pasien dapat melihat
2. Melihat bagian tubuh meningkat (5) bagian tubuh yang berubah.
3. Verbalisasi perasaan negatif tentang Terapeutik:
perubahan tubuh menurun (5) 3. Diskusikan perubahan tubuh dan
4. Verbalisasi perubahan gaya hidup fungsinya.
menurun (5) 4. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
5. Edukasi:
1. Latih fungsi tubuh yang dimiliki.
 
Ansietas b.d kurang terpapar Setelah diberikan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas (I.09314, Hal 387)
informasi (D.0080, Hal 180). selama 2x24 jam diharapkan ansietas Observasi:
daoat menurun dengan kriteria hasil 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
sebagai berikut : berubah (misal. kondisi, waktu, stresor)
1. Tingkat Ansietas (L09093, hal 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
132) dan non verbal)
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi Terapeutik:
yang dihadapi menurun (5) 3. Temani pasien untuk mengurangi
3. perilaku gelisa menurun (5) kecemasan, jika perlu
4. perilaku tegang mrnurun (5) 4. Motifasi mengidentifikasi situasi yang
  memicu kecemasan.
5. Edukasi:
6. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan.
7. Latih teknik relaksasi.
8. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika
perlu.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai