Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PENYAKIT DAN

ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK
“SPINA BIFIDA”
KELOMPOK 6
1 . D E W I R AT I H
2 . I F TA H
S H O R AY YA
3 . N U R YAT I
4.QORINULHAKIM
DEFINISI
DEFINISI

Spina bifida

Suatu kelainan bawaan berupa defek pada arkus


posterior tulang belakang akibat kegagalan
penutupan elemen saraf dari kanalis pada
perkembangan awal dari embrio
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI

Spina bifida okulta Spina bifida aperta


PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Spina bifida disebabkan oleh kegagalan dari tabung saraf
untuk menutup selama bulan pertama embrio pembangunan
(sering sebelum ibu tahu dia hamil). Biasanya penutupan tabung
saraf terjadi pada sekitar 28 hari setelah pembuahan. Namun,
jika sesuatu yang mengganggu dan tabung gagal untuk menutup
dengan baik, cacat tabung saraf akan terjadi. Penelitian telah
menunjukkan bahwa kekurangan asam folat adalah faktor dalam
patogenesis cacat tabung saraf, termasuk spina bifida.
ETIOLOGI
ETIOLOGI

Genetik Lingkungan Kekurangan kadar vitamin


maternal

Kekurangan asam folat pada masa kehamilan


 
MANIFESTASIKLINIS
MANIFESTASI KLINIS

 Penonjolan seperti kantung di punggung tengah


sampai bawah pada bayi baru lahir.
 Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.
 Kelumpuhan / kelemahan pada pinggul, tungkai atau
kaki.
 Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian
belakang).
 Lekukan pada daerah sakrum
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI

Paralisis
Retardasi Atrofi Otot
Cerebri Osteoporosis Fraktur
Mental
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pre – operasi
PEMERIKSAANPENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas


dan lokasi kelainan.
2. USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya
kelainan pada korda spinalis maupun vertebra.
3. CT-Scan atau MRI tulang belakang kadang
dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya
kelainan.
ASUHANKEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan utama ( kelumpuhan, gangguan eliminasi, dsb )
3. Riwayat kesehatan keluarga.
Adakah yang menderita penyakit sejenis, bagaimana kondisi kehamilan ibu (demam
selama kehamilan, epilepsi, mengkonsumsi obat-obat tertentu, dsb), kaji kehamilan
sebelumnya (angka kejadian semakin meningkat jika pada kehamilan dua sebelumnya
menderita meningomielokel atau anencefali).
4. Riwayat kesehatan sekarang.
Apa keluhan utama (kelumpuhan, gangguan eliminasi, dsb), adakah penderita yang sama
di lingkungan penderita, sudah berapa lama menderita, kapan gejala terasa dan keluhan
lain apa yang mengikutinya.
Pengkajian fisik
1. Aktivitas/istirahat
Tanda : kelumpuhan tungkai tanpa terasa atau refleks pada bayi. Gejala :
dislokasi pinggul
2, Sirkulasi
Tanda : pelebaran kapiler dan pembuluh nadi halus, hipotensi, ekstremitas dingin
atau sianosis.
3. Eliminasi
Tanda : diurnal ataupun nocturnal, inkontinensia urin/alfi, konstipasi kronis
4. Nutrisi
Tanda : distensi abdomen, peristaltic usus lemah/hilang (ileus paralitik).
5. Neuromuskuler
Tanda : gangguan sensibilitas segmental dan gangguan trofik paralisis
kehilangan refleks asimetris termasuk tendon dalam, kehilangan tonus otot/vasomotor
; kelumpuhan lengan tungkai dan otot bawah.
6. Pernapasan
Tanda : pernapasan dangkal, periode apneu, penurunan bunyi napas. Gejala :
napas pendek, sulit bernapas.
7. Kenyamanan
Gejala : suhu yang berfluktuasi.
Pemeriksaan diagnostic
1. MRI, CT scan, X-ray
2. Tes serum alfa fetoprotein (AFP)
3. Ultrasound
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (proses pemebedahan)
2. Cemas berhubungan dengan akan dilaukan tindakan pembedahan
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif dan kurangnya
informasi tentang penyakit
Intervensi keperawatan
DX Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri 1. Mengevaluasi
injuri fisik (proses tindakan keperawatan skala nyeri dan
pembedahan) selama 1x24 jam menetapkan
masalah nyeri dapat intervensi
hilang selanjutnya.
Kriteria hasil : 2. Atur posisi klien yang 2. menurunkan
1. Anak tidak nyaman tegangan dan
menangis mengurani nyeri
2. Ttv normal 3. Lakukan teknik pijat 3. meningkatkan
bayi yang benar relaksasi
4. Lakukan pergantian 4. untuk
perban dan mengetahui akan
pengawasan pada luka terjadi infeksi
operasi 5. sebagai agen anti
5. kolaborasi dengan tim nyeri
medis dalam
pemberian obat
analgetik
Dx Tujuan Intervensi Rasional
2. Cemas b/d akan Setelah dilakukan 1. Bina hubungan 1. mempermudah
dilakukan tindakan tindakan keperawatan saling percaya intervensi
pembedahan selama 1x4 jam 2. Observsi TTV 2. mengetahui tekana
masalah cemas dapat darah dan denyut
teratasi nadi meningkat
3. mengurangi
Kriteria hasil: 3. Libatkan semua kecemasan
1. Eksepresi wajah anggota Keluarga 4. Dengan tindakan
ceria 4. Jelaskan bahwa operasi
2. Klien mengatakan penyakitnya bisa penyakinya bisa
tidak cemas di sembuhkan disembuhkan
5. Dukungan akan
5. Berikan memberikan
reinfocement keyakina terhadap
untuk pernyataan
menggunakan harapan untuk
Sumber Coping sembuh
yang efektif.
SEKIAN.....
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai