Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


DISPROPORSI KEPALA
PANGGUL
Kelompok 4:
Astri Tia Padriana (2920183283)
Atik Sang Dhamayanti (2920183284)
Stevani Putri Dermawan (2920183318)
Vivi Amalia Violeta (2920183319)
Definisi
Disproporsi kepala panggul (DKP) merupakan
ketidakseimbangan antara kepala janin dan panggul ibu
sehingga janin tidak bisa keluar melalui vagina. Disproporsi
kepala panggul disebabkan oleh panggul sempit, janin yang
besar atau keduanya.

Sumber : Pahlavi (2017)


Etiologi
1. Janin yang besar

2. Panggul ibu sempit

Berdasarkan pintu masuk panggul yaitu :


• Kesempitan pada pintu atas panggul
• Kesempitan panggul tengah
• Kesempitan pintu bawah panggul

Berdasarkan perubahan bentuk karena kelainan perubahan intrauterine:


• Panggul Naegele
• Panggul Robert
• Split pelvis

Sumber : Padila (2015)


Con’t
3. Malpresentasi
Macam-macam malpresentasi antara lain :
a. Presentasi puncak kepala
b. Presentasi dahi
c. Presentasi muka
d. Presentasi ganda
e. Presentasi bokong
f. Letak lintang
4. Malposisi
Malposisi ini terdapat dua macam, yaitu :
a. Posisi Oksipitalis Transversalis persisten
b. Posisi Oksipitalis Posterior Persisten

Sumber : Aspiani (2017)


Tanda dan Gejala
1. Persalinan terjadi dalam waktu lebih lama
2. Janin belum masuk pintu atas panggul pada usia kehamilan
kurang lebih 39 minggu
3. Ukuran distasia spinarum kurang dari 24-26 cm
4. Ukuran distasia kristarum kurang dari 28-30 cm
5. Ukuran konjungata eksterna diameter kurang dari 18-20 cm
6. Ukuran lingkar panggul kurang dari 80-90 cm
7. Pintu tengah panggul ukurannya distansia interpinarum
kurang dari 9,5 cm
8. Pintu bawah panggul bila distansia tuberum dengan diameter
sagitalis posterior kurang dari 10,5 cm.
Pathway
Pemeriksaan panggul luar
Pelvimetri rontgen
dan dalam

Pemeriksaan
Penunjang

1. Magnetik Resonance
Vaginal toucher
Imaging (MRI)
Penatalaksanaan medis
1. Persalinan percobaan
Persalinan percopaan dapat dilakukan setalah ibu hamil sudah dilakukan penilaian
ukuran panggul sebelumnya, serta hubungan antara kepala janin dengan panggul
ibu.

2. Sectio Caesaria
Dapat dilakukan jika kelahiran pervagina atau persalinan percobaan mungkin
dianggap gagal dan akan menyebabkan resiko lebih lanjut pada ibu maupun janin.

3. Simfisiotomi
tindakan ini dilakukan untuk memisahkan panggul kiri dan kanan pada simfisis
agar rongga panggul menjadi lebih luas.

Sumber : Pahlevi (2017)


Con’t

4. Kraniotomi
Suatu tindakan yang dilakukan untuk memperkecil ukuran kepala janin dengan
cara melubangi tengkorak janin dan mengeluarkan isi tengkorak.

5. Kleidotomi
Kleidotomi / memotong klavikula dilakukan jika ada indikasi distosia bahu atau
tersangkutnya bahu janin sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan setelah kepala
janin dapat dilahirkan, karena bahu janin yang terlalu lebar.

*Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau kleidotomi.
1. Pengkajian data utama klien
Pengkajian Identitas klien
Sttus kehamilan
Riwayat kehamilan
Riwayat kesehatan

2. Pengkajian fungsional
▪ Tinjauan ulang catatan prenatal dan intraoperatif serta
indikasi section caesarea.
▪ Sirkulasi : pucat, riwayat hipertensi, perdarahan (600 ±800
mL)
▪ Integritas ego : gembira, marah, takut, dan penagalaman
kelahiran.
▪ Eliminasi : urin, bising usus.
▪ Makanan atau cairan :
▪ Neurosensori : kerusakan gerakan, tingkat ansietas.
▪ Nyeri : trauma bedah, nyeri penyerta, ditensi vu, dan mulut
kering.
▪ Pernafasan : bunyi nafas.
▪ Keamanan : eritema, dan bengkak.
▪ Seksualitas : kontraksi fundus, letak dan lochea.
▪ Aktivitas : kelelahan, kelemahan, dan malas.
Diagnosa Keperawatan
01 Ansietas berhubungan dengan stressor (pembedahan)

02 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik, prosedur pembedahan/persalinan sectio caesar

03 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka post operasi sectio caesar

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan.


04
05 Risiko infeksi dengan faktor risiko prosedur invasif (trauma jaringan/luka post SC
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Pengajaran : Perioperatif (5610) 1. Harapan klien yang positif bisa membuat klien
stressor keperawatan diharapkan ansietas lebih percaya diri untuk dilakukan prosedur
1. Kaji harapan klien terhadap
berhubungan dengan stressor dapat pembedahan dan dapat membantu mengurangi
pembedahannya.
teratasi dengan kriteria hasil : rasa cemas,
2. Informasikan pada pasien dan 2. Menginformasikan pada pasien dan keluarga
Tingkat Kecemasan (1211)
keluarga perkiraan lama operasi. tentang perkiraan lama operasi untuk membuat
1. Gelisah pasien berkurang klien tidak bingung seberapa lama proses
3. Jelaskan kepada klien mengenai
2. Pasien mampu mengontrol dan pembedahan berlangsung.
prosedur persiapan pre-operasi
mengungkapkan cemas 3. Jelaskan kepada klien mengenai prosedur
3. Ekspresi wajah pasien tenang 4. Ajarkan klien mengenai teknik
persiapan pre-operasi karena klien berhak untuk
tidak menunjukan kecemasan relaksasi.
mengetahui Tindakan yang akan dilakukan
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuknya.
lain dalam persiapan tindakan 4. Teknik relaksasi dapat mengurangi kecemasan dan
pembedahan. diberikan saat pre operasi.
5. Kerjasama yang baik antar tenaga kesehatan
mampu membuat klien merasa lebih percaya.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400) 1. Mengetahui keadaan umum klien,
dengan agens cedera fisik, keprawatan diharapkan nyeri dapat peningkatan TD dan nadi menandakan adanya
prosedur pembedahan/ teratasi dengan kriteria hasil : nyeri
persalinan sectio caesar 1. Kaji tanda-tanda vital klien
Tingkat Nyeri (2102)
2. Tingkat intensitas nyeri dan frekuensi
1. Skala nyeri pasien berkurang. 2. Kaji tingkat intensitas dan frekuensi menunjukkan
2. Ekspresi wajah klien terlihat nyeri secara komprehensif. skala nyeri.
rileks tidak kesakitan
3. TTV dalam batas normal. 3. Berikan lingkungan yang tenang dan 3. Lingkungan yang nyaman dan tidak bising
4. Menyatakan perasaan nyaman nyaman meningkatkan rasa nyaman pasien dan
setelah nyeri berkurang. mengurangi rasa nyeri.
5. Klien mampu menggunakan 4. Ajarkan klien teknik relaksasi dan
teknik relaksasi/ distraksi distraksi 4. Teknik relaksasi dan distraksi membantu
dalam mengurangi rasa nyeri setiap kali rasa
5. Kolaborasi dengan dokter untuk nyeri itu muncul.
pemberian obat analgesik.
5. Pemberian analgetik dapat membantu
mengurangi rasa nyeri pasien dan
meningkatkan rasa nyaman pada pasien.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Terapi aktivitas 1. Monitor TTV untuk mengetahui keadaan umum
berhubungan dengan nyeri keperawatan diharapkan hambatan klien sebelum diberika tindakan keperawatan
luka post operasi Sectio mobilitas dapat teratasi dengan 1. Monitor tanda-tanda vital klien. lainnya.
Caesar kriteria hasil: 2. Mengetahui tingkat aktivitas yang mampu
2. Kaji kemampuan klien dalam dilakukan pasien sebagai dasar dalam menentukan
Ambulasi :
melakukan aktivitas. tindakan keperawatan selanjutnya.
Tingkat mobilisasi 3. Aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan klien
3. Bantu klien untuk memilih aktivitas membantu dalam proses penyembuhan klien dan
konsisten yang sesuai dengan meningkatkan aktivitas mandiri klien.
1. Mampu melakukan aktifitas
kemampuan fisik, psikologi dan 4. Istirahat yang cukup dapat meningkatkan energi
sehari-hari
sosial. klien sehingga kelemahan klien berkurang.
(ADLS) secara mandiri.
5. Kolaborasi dengan tenaga medis lainya membantu
2. Tanda-tanda vital normal
4. Anjurkan klien untuk istirahat/tidur klien dalam program latihan aktivitas mandiri
3. Mampu berpindah dengan atau
yang cukup. sehari-hari dan membantu mempercepat proses
tanpa bantuan
penyembuhan klien.
4. Kelemahan klien berkurang
5. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi
medik (ahli terapi fisik) dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Perawatan Luka (3660) 1. Memonitor karakteristik luka, termasuk
kulit berhubungan 3x24 jam diharapkankerusakan integritas kulit drainase, warna, ukuran, dan bau mencegah
1. Monitor karakteristik luka,
dengan prosedur menurun dengan kriteria hasil : adanya decubitus atau luka yang semakin
termasuk drainase, warna,
pembedahan. parah.
Penyembuhan luka : (1103) ukuran, dan bau.
2. Melakukan perawatan luka untuk mengetahui
2. Lakukan perawatan luka setiap
1. Integritas kulit yang baik dapat dipertahankan kondisi luka agar tetap bersih.
waktu yang telah ditentukan
(sensasi, elastistas, temperatur, hidrasi, dan 3. Mengganti balutan dengan Teknik steril
3. Ganti balutan dengan teknik steril
pigmentasi) mencegah adanya infeksi pada luka.
sesuai dengan jumlah eksudat
2. Tidak ada luka atau lesi pada kult. 4. Menganjurkan pasien dan anggota keluarga
dan drainase
3. Perfusi jaringan kulit baik. untuk mengeenal tanda dan gejala infeksi
4. Anjurkan pasien dan anggota
4. Menunjukan pemahaman dalam proses untuk mencegah resiko infeksi sejak dini
keluarga untuk mengeenal tanda
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sehingga tidak membuat luka semakin sulit
dan gejala infeksi
cedera berulang. disembuhkan.
5. Mampu melindungi kulit dan mepertahankan
kelembaban kulit dan perawatan alami.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Risiko infeksi dengan Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi (6540) 1. Monitor tanda gejala infeksi untuk
faktor risiko prosedur keperawatan diharapkan resiko mengetahui ada tidaknya indikasi tanda
invasif (trauma infeksi tidak terjadi dengan kriteria 1. Monitor tanda dan gejala infeksi gejala infeksi akibat prosedur
jaringan/luka post SC hasil Keparahan Infeksi: 0703 sistemik dan lokal pembedahan.
2. Gunakan sabun antimikroba untuk 2. Cuci tangan degan sabun antimikroba
cuci tangan setiap kali memberikan membunuh kuman dan bakteri sehingga
1. Pasien bebas dari tanda dan
tindakan pada klien mencegah risiko infeksi.
gejala
3. Berikan perawatan steril pada kulit 3. Memberikan perawatan steril dan ganti
2. Menunjukkan kemampuan
serta luka setiap ganti perban pada perban, untuk menjaga area sekitar luka
untuk mencegah timbulnya
area epidema tetap bersih, lembab dan pengeringan luka
infeksi.
4. Ganti letak IV perifer dan line central cepat baik dan mencegah resiko infeksi.
3. Menunjukkan perilaku hidup
dan dressing sesuai dengan petunjuk 4. Mengurangi risiko infeksi dan
sehat
umum meningkatkan rasa nyaman pada klien.
4. Luka bekas post operasi
5. Intruksikan pada keluarga, 5. Memberikan pemahaman kepada klien
bersih
pengunjung untuk mencuci tangan dan keluarga tentang mencegah adanya
saat berkunjung dan setelah infeksi lanjutan pada klien karena
berkunjung meninggalkan pasien pengunjung juga berisiko membawa
6. Kolaborasi pemberian antibiotik. kuman dan bakteri.
6. Pemberian antibiotik mencegah
perkembangan mikroorganisme patogen
dan dapat mencegah risiko infeksi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai