Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

S DENGAN MASALAH
GASTRITIS DI UMBULHARJO YOGYAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : Linda Widyarani, M. Kep

Disusun :

Lusi Ismayanti 2920183304

3B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2021
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................................iii

BAB I.............................................................................................................................1

Laporan Pendahuluan....................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

KONSEP DASAR MEDIS............................................................................................3

A. Definisi...............................................................................................................3

B. Etiologi...............................................................................................................3

C. Klasifikasi Klinik................................................................................................5

D. Manifestasi Klinik..............................................................................................6

E. Patofisiologi........................................................................................................7

F. Patways...............................................................................................................8

G. Komplikasi..........................................................................................................8

H. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................9

I. Penatalaksanaan................................................................................................10

J. Pengkajian........................................................................................................11

K. Pemeriksaan fisik..............................................................................................12

BAB III........................................................................................................................14

PENUTUP...................................................................................................................14

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan keperawatan pada an. S dengan masalah gastritis di Umbulharjo Yogyakarta.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik keperawatan anak pada
semester VI, pada :

Hari : Senin

Tanggal : 15 Maret 2021

Dosen Pembimbing

(Linda Widyarani, M. Kep)

Praktikan

(Lusi Ismayanti)

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini
dengan lancar.
Pada penyusunan laporan studi kasus ini, penulis mendapat bantuan dari pihak
lain secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bp. Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Direktur Akper Notokusumo
atas pengarahan dan bimbingan yang telah diberikan.
2. Fika Nur Indriasari, S. Kep.,Ns.,M.Kep selaku koodinator PKK klinik daring
atas pengarahan dan bimbingan yang telah diberikan.
3. Linda Widyarani, M.Kep selaku dosen pembimbing Stikes Notokusumo atas
pengarahan dan bimbingan yang telah diberikan. .
4. Seluruh teman-teman dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo
Yogyakarta.
Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan penyusulan laporan studi kasus ini, sehingga kritik dan saran yang
membangun senantiasa penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut.

Yogyakarta, 15 Maret 2021

Lusi Ismayanti

iv
BAB I
Laporan Pendahuluan
A. Latar Belakang
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa
yunani yaitu gastra yaitu berarti perut / lambung dan it is berarti
inflamasi / peradangan, Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal tetapi
terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemua itu mengakibatkan
peradangan pada lambung (Herdman, 2011).
Badan penelitian kesehatan dunia (World Health Organization)
WHO 2013, mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan
mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia,
diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan
Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,821 juta dari jumlah
penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya (Sani, et al., 2016).
Data Profil Kesehatan Indonesia tahun ( 2011), gastritis merupakan
10 besar penyakit dengan posisi peringkat ke 6 pasien rawat jalan dan
peringkat ke 5 rawat inap dan Environment Healt Country Profile World
Healt Organization (2012) mengatakan bahwa angka kejadian gastritis di
Indonesia 40,8% yang terjadi pada daerah-daerah di Indonesia dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Gastritis atau maag pada orang dewasa biasanya bisa sampai
mengakibatkan luka lambung. Sedangkan maag pada anak umumnya
hanya berupa iritasi lambung, dan ini pun jarang
terjadi.Penyebab iritasi umumnya karena anak mengonsumsi makanan
yang sebenarnya belum dapat diterima lambung, semisal makanan pedas.
Tidak semua anak tahan dengan makanan pedas. Bahkan selain bikin perut
perih, makanan pedas bisa berakibat lebih parah, yakni muntah-muntah
dan BAB berdarah (Nakita, 2016).

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan anak dengan gastritis
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui :
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar gastritis
(pengertian, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi)
b. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gastritis
c. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan
dengan intervensi pada klien dengan diagnosa gastritis

2
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Gastritis merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya asam
lambung yang berlebihan atau terjadi peningkatan. Hal tersebut
mengakibatkan terjadi peradangan di lambung, atau lambung teriris dan
menjadi nyeri yang biasanya terasa pada daerah ulu hati. Gejala lainnya
yaitu perut terasa perih dan mulas (Jusup, 2010).
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa
yunani yaitu gastra yaitu berarti perut / lambung dan it is berarti
inflamasi / peradangan, Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal tetapi
terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemua itu mengakibatkan
peradangan pada lambung (Herdman, 2011).
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronis (Bararah, T dan
Jauhar, 2013).
C. Etiologi
Menurut Endang (2010) adapun penyebab dari penyakit gastritis, yaitu:
1. Infeksi bakteri
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh
bakteri Helbakter Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa
yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya
di mengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri
ini. Infeksi H. Pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.
Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic
ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis.
Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada

3
lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah
atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil
asam lambung secara perlahan rusak.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung
dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi
dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali
maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding
lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam
lambung walaupun pada kondisi normal.
4. Penggunaan kokain
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan
gastritis.
5. Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta
pendarahan pada lambung.
6. Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung.
Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan
dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat
yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12,
akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi
serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem

4
dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada
orang tua.
7. Crohn’s disease
Penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada
dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan
peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit
ini, gejala-gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare
dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala
gastritis.
8. Radiasi and kemoterapi
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya
dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh
terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya
sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta
merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
9. Penyakit bile reflux
Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-
lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan,
empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus
kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk
seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik
ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar,
maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan
peradangan dan gastritis.
D. Klasifikasi Klinik
Menurut Hermawan dan Tutik (2011), Gastritis menurut jenisnya terbagi
menjadi 2, yaitu:
1. Gastritis akut

5
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut
dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
a. Gastritis Eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar, seperti bahan kimiamisal: lisol, alkohol,
merokok, kafein lada, steroid, mekanis iritasi bakterial, obat
analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
b. Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh
kelainan badan )
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter
pylory (H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe
yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu
menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari
kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi.
Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.  Gastritis kronik tipe
B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori
yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
E. Manifestasi Klinik
Menurut Padila (2012), adapun manifestasi klinis dari penderita gastritis,
yaitu:
1. Gastritis akut meliputi: ulserasi superficial yang dapat menimbulkan
hemoragi, ketidaknyamanan abdomen (sakit kepala, malaise, mual
dan anoreksia), muntah, cekukan, beberapa pasien asimtomatik, kolik
dan diare dapat terjadi bila makanan pengiritan tidak dimuntahkan
tapi mencapai usus besar. Pasien biasanya sembuh dalam sehari
walau nafsu makan mungkin menurun selama 2-3 hari.

6
2. Gastritis kronik meliputi: Tipe A (gastritis autoimun) biasanya
asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi B12 dan pada gastritis
Tipe B (gastritis H. pylori) pasien mengeluh anoreksia, sakit ulu hati
setelah makan, bersendawa, rasa pahit dalam mulut, atau mual dan
muntah.
F. Patofisiologi
Menurut Padila. (2012)patofisiologi dari gastritis berdasarkan dari
jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Gastritis Akut
Pada orang yang mengalami stres akan terjadi perangsangan
saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi
asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di
dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan
anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan
menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Lapisan mukosa
gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus)
dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan
produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa
nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan
mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi
mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa
gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel
mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang
terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti
sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam
waktu 24-48 jam setelah perdarahan.
2. Gastritis Kronik
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme
ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya
desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster

7
yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu
mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan
mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang
lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya
juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan
gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka
akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan
lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah
lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan
perdarahan.
G. Patways

8
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penderita gastritis menurut
Suratun. (2010), yaitu:
1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis
dan melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk
perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak
duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis Kronis
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B12, akibat kurang pencerapan, B12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah
antrum pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan dibiarkan tidak
terawat,gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan
pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat
meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan
secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-
sel di dinding lambung.
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada penderita gastritis
(Hermawan, D & Tutik Rahayuningsih, 2011) , yaitu:
1. Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya
berdarah dan letaknya tersebar.
2. Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena
erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.
3. Pemeriksaan radiology.
4. Pemeriksaan laboratorium.

9
5. Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL
menurun pada klien dengan gastritis kronik.
6. Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar
vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
7. Kadar hemaglobin, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
8. Gastroscopy untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)
mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk
biopsi.
9. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik
kunci untuk perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi
perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.
10. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat
disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi
kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
11. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah
diduga gastritis
J. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor
utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta
Obat-obatan (Rona, dkk, 2011). Namun secara spesifik dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Gastritis Akut
a. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
b. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan
dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,
antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
d. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.

10
e. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
f. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk
cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk
mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung
dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan
cepat.
g. Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi
mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan
merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau
famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang
diproduksi.
2. Gastritis Kronis
a. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b. Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk
melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus
kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan
misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena
suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-
obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah
bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
c. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau
amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi
H.Phylory.
d. Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam
mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah
kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton.
Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik
berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton
berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan
inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.

11
K. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas klien
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang
meliputi: nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat,
agama, dan tanggal pengkajian.
b. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah biasanya pasien mengeluh nyeri ulu hati.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien gastritis biasanya pasien mengeluh nyeri ulu
hati/lambung, mual dan muntah, sakit kepala disertai pusing.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah dirawat dengan gejala yang sama di
Rumah sakit atau di tempat lain.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang pernah menderita penyakit
seperti ini atau penyakit lain yang terkait.
L. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada penderita gastritis menurut Priharjono (2013) :
1. Aktivitas / istirahat
a. Gejala : kelemahan
b. Tanda : takikardia, takipnea/ hiperventilasi
2. Sirkulasi
Gejala: hipotensi, takikardia, distritmia (hipovolemia/ hipoksemia),
kelemahan/ nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat/ perlahan,
warna kulit pucat sianosisi (tergantung pada julmlah kehilangan
darah).
3. Integritas ego
a. Gejala  : factor stress akut atau kronik, perasaan tidak berdaya

12
b. Tanda : ansietas missal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
a. Gejala : perubahan pola defekasi / karakteristik feses
b. Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus, haluaran urin
menurun, pekat
5. Makanan
a. Gejala  : anoreksia, mual muntah, masalah menelan, cegukan
nyeri ulu hati sendawa bau asam mual muntah tidak toleran
terhadap makanan contoh: makanan pedas, penurunan bedah
b. Tanda : muntah, warna kopi gelap atau merah dengan atau tanpa
bekuan darah, membrane mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk ( pendarahan kronik ), berat jenis urin
meningkat
6. Neurosensori
Gejala : rasa berdenyut, pusing/sakit kepala karena sinar kelemahan
status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
7. Nyeri / Ketidaknyamanan
a. Gejala : nyeri digambarkan sebagai tajam, dangkal rasa terbakar
perih : nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai  perforasi . Rasa
ketidaknyamanan/ distress sama-sama setelah makan banyak dan
hilang dengan makan
b. Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat
berkeringat , perhatian menyempit.
8. Keamanan
a. Gejala  : alergi terhadap obat / sensitive
b. Tanda : peningkatan suhu. Spider angioma, eritema palmar
( menunjukkan sirosis / hipertensi portal)
9. Penyuluhan / pembelajaran

13
Gejala : adanya penggunaan obat dijual bebas yang mengandung
asam, alcohol, steroid NSAID menyebabkan pendarahan
gastrointestinal

14
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronis (Bararah, T dan
Jauhar, 2013). Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah
menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi
kecil dan sering, serta Obat-obatan (Rona, dkk, 2011). Diagnosa yang
dapat muncul pada anak dengan gastritis adalah nyeri akut mual muntah
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
B. Saran
1. Bagi perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan terhadap
anak dengan gastritis hendaknya melakukan pendidikan kesehatan
secara utuh, terencana dan sistematis.
2. Perawat yang membuat rencana keperawatan terhadap klien anak
dengan gastritis diharapkan tenaga kesehatan dapat
mengembangkan teori yang ada dan menyesuaikan dengan keadaan
yang nyata.

16
DAFTAR PUSTAKA

Endang, Lestari. 2010. “Gangguan Saluran Pencernaan”. Jakarta : Rineka Cipta.

Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. “Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi

Perawat Profesional”. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Herdman, Heather. 2011. “Diagnosis Keperawatan”. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran.

Hermawan, D & Tutik Rahayuningsih. 2011. “Keperawatan Medikal bedah Sistem

pencernaan”. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Jusup, L., 2010. “Makanan Sehat dan Lezat untuk Penderita Gastritis”. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka.
Nakita, 2016. “Sakit Maag Orang Dewasa Beda dengan Anak-anak, Kenali
Gejalanya”. [Online]http://www.tribunnews.com/kesehatan/2016/01/27/sakit-
maag-orang-dewasa-beda-dengan-anak-anak-kenali-gejalanya [Diakses Senin
15 Maret jam 11.00 WIB]
Padila. 2012. “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”. Jogjakarta: Nu Med

Priharjo. 2013. “Pengkajian Fisik Keperawatan”. Edisi 2. Jakarta: EGC

Rona, dkk. 2011. “”Hubungan Pola Makan dengan Timbulnya Gastritis pada Pasien

di Universitas Muhammadiyah Malang Medical Center (UMC)””. Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana

Tunggadewi, Malang.

Sani, W., Tina, L. & Jufri, N. N., 2016. “Analisis Faktor Kejadian Penyakit Gastritis
pada Petani Nilam di Wilayah Kerja PUskesmas Tiworo Selatan Kab. Muna
Barat Desa Kasimpa Jaya tahun 2016” . Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat , Volume 1, p. 2.

17
Suratun, Lusianah. 2010. “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Gastrointestinal”. Jakarta: Trans Info Media.

18

Anda mungkin juga menyukai