A. Defenisi
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani,
2009). Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian dari persalinan normal (eutosia)
adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm 37-42 minggu), pada janin letak
memanjang dan presentasi belakang kepala, yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh
proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan
buatan dan tanpa komplikasi.
B. Etiologi
Menurut Muchtar (2002) beberapa teori mengemukakan etiologi dari persalinan adalah
meliputi:
1. Teori penurunan hormon, pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan mulai terjadi penurunan
kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul kontraksi otot rahim
bila kadar progesterone menurun.
2. Teori placenta menjadi tua, dengan semakin tuanya plasenta akan menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim, rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim,sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter
4. Teori iritasi mekanik, di belakang serviks terletak ganglion servikal (fleksus frankenhauser), bila
ganglion ini di geser dan di tekan misalnya oleh kepala janin,akan timbul kontraksi rahim.
5. Induksi partus, dengan jalan gagang laminaria,aniotomi,oksitosin drip dan sexio caesarea.
C. klasifikasi
Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002);
1. Kala I : Pembukaan serviks.
2. Kala II : Kala pengeluaran janin.
3. Kala III : Kala pengeluaran plasenta.
4. Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir.
D. Patofisiologi
Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus. Pemeriksaan pH
dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban keluar dari kanatis serviks.
Pengaruh terhadap ibu karena jalan janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal. Ibu akan merasa
lelah, suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin lebih dahulu sebelum gejala pada ibu
dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah
tidak terjadi persalinan spontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.
E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
Berdasarkan Manuaba (2007) bahwa tanda menjelang persalinan sebagai berikut:
1. Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36 yang disebut lightening
2. Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
3. Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan menekan kandung kemih.
4. Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria
5. Pemeriksaan tinggi fundus uteri semakin turun; serviks uteri mulai lunak, sekalipun terdapat
pembukaan
6. Braxton Hicks semakin frekuen ditandai dengan:
a. Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam 10 menit
b. Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks dapat mulai muncul.
c. Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan.
d. Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his semakin frekuen dan persalinan
dapat dimulai.
G. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang
Berdasarkan (Saifuddin, 2002) bahwa cara menentukan persalinan sudah pada waktunya adalah :
1. Melakukan anamnesa dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut:
a. Permulaan timbulnya kontraksi
b. Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan ketuban
c. Riwayat kehamilan, riwayat medik, riwayat sosial, masalah kesehatan ibu dan kesehatan
reproduksi yang pernah dialami
2. Pemeriksaan Umum meliputi tanda vital, BB, TB, oedema, kondisi puting susu, kandung kemih
3. Pemeriksaan Abdomen meliputi bekas luka operasi, Tinggi Fundus Uteri (TFU), kontraksi,
penurunan kepala, letak janin, besar janin, denyut jantung janin (DJJ)
4. Pemeriksaan vagina meliputi pembukaan dan penipisan servik, selaput ketuban penurunan dan
molase, anggota tubuh janin yang sudah teraba
5. Pemeriksaan Penunjang berupa:
a. Urine : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain
b. Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain.
H. Penatalaksanaan
B. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
3) Resiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif
C. Intervensi
Dx. PERECANAAN
NO
Kep. TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri:
agen pencedera keperawatan selama 3x24 jam. 1.1 monitor lokasi nyeri dan
fisik Diharapkan klien dapat memenuhi intensitas nyeri.
kriteria hasil : 1.2 monitor TTV klien.
- Nyeri berkurang 3 menjadi 5 1.3 berikan posisi yang nyaman
- Skala nyeri 1 3 menjadi 3 untuk klien.
- tidak tampak meringis 3 menjadi 1.4 berikan teknik nonfarmakologis
5 untuk mengurangi rasa nyeri
Ket : (RND)
1 : meningkat 1.5 anjurkan memonitor nyeri
2 : cukup meningkat secara mandiri.
3 : sedang 1.6 anjurkan menggunakan obat
4 : cukup menurun analgetik secara tepat
5 : menurun
1.7 kolaborasi pemberian obat
analgetic
2 Deficit Setelah dilakukan asuhan Dukungan perawatan diri:
perawatan diri keperawatan selama 3x24 jam. 2. 1Monitor tingkat kemandirian
b.d kelemahan Diharapkan klien dapat memenuhi 2.2 Identifikasi kebutuhan alat
kriteria hasil : bantu kebersihan diri, berpakaian,
- Klien mampu melakukan berhias, dan makan
personal higene secara mandiri. 3 2.3 Siapkan keperluan pribadi
menjadi 5 2.4 Fasilitasi kemandirian, jika
Ket : perlu bantu melakukan
1 : menurun perawatan diri.
2 : cukup menurun 2.5 Jadwalkan rutinitas perawatan
3 : sedang diri
4 : cukup meningkat 2.6 Anjurkan melakukan perawatan
5 : meningkat diri secara konsisten sesuai
kemampuan.
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan Pencegahan infeksi:
d.d efek keperawatan selama 1x24 jam. 3.1 monitor tanda dan gejala
prosedur Diharapkan klien dapat memenuhi infeksi lokal
invasif kriteria hasil : 3.2 berikan perawatan kulit pada
- Tidak terjadi tanda – tanda area edema
infeksi (kalor, rubor, dolor, 3.3 jelaskan tanda dan gejala
tumor). 3 menjadi 5 infeksi
Ket : 3.3 ajarkan cara mencuci tangan
1: memburuk dengan benar
2: cukup memburuk 3.4 anjurkan meningkatkan asupan
3: sedang nutrisi dan cairan
4: cukup membaik 3.5 kolaborasi pemberian obat
5: membaik antibiotik sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: USAID