Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN POST PARTUM DI RUANG NIFAS

RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG

Di susun oleh :
Erwan hadi
017.01.3384

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MATARAM

2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hari :
Tanggal :

Mataram, .......................... 2018


Mahasiswa

( )

Mengetahui

Pembimbing akademik Pembimbing klinik

( ) ( )
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Masa nifas atau postpartum adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2018)
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (Mitayani, 2009)
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama  6 minggu (Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002).

B. Tanda dan Gejala


1. Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
2. Keluar darah segar terus menerus setelah ppersalinan
3. Nyeri yang hebat
4. Peningkatan suhu
5. Perasaan kandug kemih yang penuh dan ketidakmampuan mengosongkan
6. Perluasan hematoma
7. Muka pucat,dingin, kulit lembab,peningkatan HR ,chest pain,batuk.

C. Etiologi
Adaftasi Fisiologi

a. involusi rahim:terjadi karena masing2 sel menjadi lebih kecil,yang disebabkan


karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding rahim dipecah
diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.
b. inovasi tempat plasenta ; setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat
permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini
mengecil pada akhir minggu kedua,hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas 1-
2cm.
c. perubahan pada serviks dan vagina;pada serviks terbentuk sel2 otot
terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
d. perubahan pembuluh darah rahim;dalam kehamilan uterus mempunyai
pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan
bagi peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat
nifas.
e. dinding perut dan peritoneum;setelah persalinan dinding perut menjadi longgar
karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
f. saluran kencing;dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan pyelum kembali
normal dalam 2minggu.
g. laktasi;keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu
melainkan colostrum.colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak
protein dan garam.
Adaftasi Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3
tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang
romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan
hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
jawab terhadap bayi. Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang
dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka
sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan
post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum

D. Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama. Otot-
otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum
bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat
implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm
itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin
regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai
waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti
sedia kala.
Nifas dibagi dalam tiga periode :
1. Post partum daini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan-
jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi untuk
sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
E. Pathway

F. Penatalaksanaan
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

G. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam
persalinan atau sesudah persalinan.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian Fisik
1. Riwayat kesehatan sebelumnya
2. Tanda-tanda Vital
3. Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management
engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4. Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5. Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6. Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7. Rektum: hemoroid, dll.
8. Aktivitas sehari-hari.
Pengkajian Psikologis
1. Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
2. Spesifik: depresi postpartum.
3. Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.

2. Diagnose keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
b. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
c. Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan;
diuresis; keringat berlebihan.
d. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.
3. Intervensi keperwatan

Diagnosa Tujuan dan Rencana Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri akut b/d NOC : Pain Management
agen injuri fisik Pain Level, · Mengetahui tingkat
(peregangan v Pain control, § Lakukan pengkajian pengalaman nyeri
perineum; luka v Comfort level nyeri secara klien dan tindakan
episiotomi; Setelah dilakukan komprehensif keperawatan yang
termasuk lokasi,
involusi uteri; askep selama …x 24 karakteristik, durasi, akan dilakukan
hemoroid; jam, diharapkan frekuensi, kualitas dan untuk mengurangi
pembengkakan nyeri berkurang faktor presipitasi nyeri
payudara). Kriteria Hasil : (PQRST)
· Reaksi terhadap
v Mampu mengontrol § Observasi reaksi
nyeri biasanya
nyeri (tahu penyebab nonverbal dari
ditunjukkan dengan
nyeri, mampu ketidaknyamanan
reaksi non verbal
menggunakan tehnik§ Gunakan teknik
tanpa disengaja.
nonfarmakologi komunikasi terapeutik
untuk mengurangi untuk mengetahui · Mengetahui
nyeri, mencari pengalaman nyeri pengalaman nyeri
bantuan) pasien
v Melaporkan bahwa § Ajarkan tentang teknik
nyeri berkurang non farmakologi
dengan § Evaluasi keefektifan
· Penanganan nyeri
menggunakan kontrol nyeri
tidak selamanya
manajemen nyeri § Motivasi untuk
diberikan obat.
v Mampu mengenali meningkatkan asupan
Nafas dalam dapat
nyeri (skala, nutrisi yang bergizi.
membantu
intensitas, frekuensi § Tingkatkan istirahat
mengurangi tingkat
dan tanda nyeri) § Latih mobilisasi miring
nyeri
v Menyatakan rasa kanan miring kiri jika
nyaman setelah kondisi klien mulai · Mengetahui
nyeri berkurang membaik keefektifan control
v Tanda vital dalam · Kaji kontraksi uterus, nyeri
rentang normal proses involusi uteri.
· Mengurangi rasa
TD : 120-140 /80 – · Anjurkan pasien
nyeri Menentukan
90 mmHg untuk membasahi
intervensi
RR : 16 – 24 x/mnt perineum dengan air
keperawatan sesuai
N : 80- 100 x mnt hangat sebelum
skala nyeri.
T : 36,5o C – berkemih.
· Mengidentifikasi
37,5 o C · Anjurkan dan latih
penyimpangan dan
pasien cara merawat
kemajuan
payudara secara
berdasarkan involusi
teratur.
uteri.
· Jelaskan pada ibu
tetang teknik merawat · Mengurangi
luka perineum dan ketegangan pada
mengganti PAD secara luka perineum.
teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali
lochea keluar banyak. · Melatih ibu
· Kolaborasi dokter mengurangi
tentang pemberian bendungan ASI dan
analgesik memperlancar
pengeluaran ASI.
· Mencegah infeksi
dan kontrol nyeri
pada luka perineum.

· Mengurangi
intensitas nyeri
denagn menekan
rangsnag nyeri pada
nosiseptor.

Resiko defisit Fluid balance Fluid management · Mengidentifikasi


volume cairan Hydration · Obs Tanda-tanda vital penyimpangan
b/d pengeluaran Setelah dilakukan setiap 4 jam. indikasi kemajuan
yang berlebihan; askep selama …x 24 · Obs Warna urine. atau penyimpangan
perdarahan; jam, Pasien dapat · Status umum setiap 8 dari hasil yang
diuresis; mendemostrasikan jam. diharapkan.
keringat status cairan · Pertahankan catatan ·
berlebihan. membaik. intake dan output yang Memenuhi
Kriteria evaluasi: tak akurat kebutuhan cairan
ada manifestasi · Monitor status hidrasi tubuh klien
dehidrasi, resolusi ( kelembaban · Menjaga
oedema, haluaran membran mukosa, status balance cairan
urine di atas 30 nadi adekuat, tekanan klien
ml/jam, kulit darah ortostatik ), jika
kenyal/turgor kulit diperlukan
baik. · Monitor masukan
makanan / cairan dan ·
hitung intake kalori Memenuhi
harian kebutuhan cairan
· Lakukan terapi IV tubuh klien
· Berikan cairan ·
· Dorong masukan oral Memenuhi
· Beritahu dokter bila: kebutuhan cairan
haluaran urine < 30 tubuh klien
ml/jam, haus,
takikardia, gelisah, TD· Temuan-temuan ini
di bawah rentang menandakan
normal, urine gelap hipovolemia dan
atau encer gelap. perlunya
· Konsultasi dokter bila peningkatan cairan.
manifestasi kelebihan
cairan terjadi. · Mencegah pasien
· Pantau: cairan masuk jatuh ke dalam
dan cairan keluar kondisi kelebihan
setiap 8 jam. cairan yang beresiko
terjadinya oedem
paru.
· Mengidentifikasi
keseimbangan cairan
pasien secara
adekuat dan teratur.

Gangguan Setelah dilakukan · Kaji toleransi pasien · Parameter


pemenuhan askep selama …x 24 terhadap aktifitas menunjukkan respon
ADL b/d jam, ADL dan menggunakan fisiologis pasien
immobilisasi; kebutuhan parameter berikut: terhadap stres
kelemahan. beraktifitas pasien nadi 20/mnt di atas aktifitas dan
terpenuhi secara frek nadi istirahat, indikator derajat
adekuat. catat peningaktan TD, penagruh kelebihan
Kriteria hasil: dispnea, nyeri dada, kerja jnatung.
- Menunjukkan kelelahan berat,
peningkatan dalam kelemahan,
beraktifitas. berkeringat, pusing · Menurunkan kerja
- Kelemahan dan atau pinsan. miokard/komsumsi
kelelahan berkurang. · Tingkatkan istirahat, oksigen ,
- Kebutuhan ADL batasi aktifitas pada menurunkan resiko
terpenuhi secara dasar nyeri/respon komplikasi.
mandiri atau dengan hemodinamik, berikan
bantuan. aktifitas senggang · Stabilitas fisiologis
- frekuensi yang tidak berat. pada istirahat
jantung/irama dan · Kaji kesiapan untuk penting untuk
Td dalam batas meningkatkan aktifitas menunjukkan tingkat
normal. contoh: penurunan aktifitas individu.
- kulit hangat, merah kelemahan/kelelahan,
muda dan kering TD stabil/frek nadi,
peningaktan perhatian · Komsumsi oksigen
pada aktifitas dan miokardia selama
perawatan diri. berbagai aktifitas
· Dorong memajukan dapat meningkatkan
aktifitas/toleransi jumlah oksigen yang
perawatan diri. ada. Kemajuan
aktifitas bertahap
· Anjurkan keluarga mencegah
untuk membantu peningkatan tiba-tiba
pemenuhan kebutuhan pada kerja jantung.
ADL pasien. · Teknik
· Jelaskan pola penghematan energi
peningkatan bertahap menurunkan
dari aktifitas, contoh: penggunaan energi
posisi duduk ditempat dan membantu
tidur bila tidak pusing keseimbangan suplai
dan tidak ada nyeri, dan kebutuhan
bangun dari tempat oksigen.
tidur, belajar berdiri · Aktifitas yang maju
dst. memberikan kontrol
jantung,
meningaktkan
regangan dan
mencegah aktifitas
berlebihan.

Resiko infeksi Setelah dilakukan · Pantau: vital sign, · Mengidentifikasi


b/d trauma jalan askep selama …x 24 tanda infeksi. penyimpangan dan
lahir. jam, Infeksi tidak kemajuan sesuai
terjadi. · Kaji pengeluaran intervensi yang
Kriteria hasil: tanda lochea, warna, bau dan dilakukan.
infeksi tidak ada, jumlah. · Mengidentifikasi
luka episiotomi · Kaji luka perineum, kelainan pengeluaran
kering dan bersih, keadaan jahitan. lochea secara dini.
takut berkemih dan · Keadaan luka
BAB tidak ada. perineum berdekatan
· Anjurkan pasien dengan daerah basah
membasuh vulva mengakibatkan
setiap habis berkemih kecenderunagn luka
dengan cara yang untuk selalu kotor
benar dan mengganti dan mudah terkena
PAD setiap 3 kali infeksi.
perhari atau setiap kali · Mencegah infeksi
pengeluaran lochea secara dini.
banyak. Mencegah
· Pertahnakan teknik kontaminasi silang
septik aseptik dalam terhadap infeksi.
merawat pasien
(merawat luka
perineum, merawat
payudara, merawat
bayi).

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Evaluasi disusun dengan mengunakan SOAP yang operasional
dengan pengertian :
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh
klien dan keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat,menggunakan
pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan.
A : adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif klien yang dibandingkan dengan criteria dan standar yang
telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan klien.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Adapun evaluasi dari semua tindakan keperawatan mengenai Asuhan
Keperawatan Post Partum Normal (episiotomi) yaitu :
1. Rasa nyeri teratasi
2. Pemenuhan ADL terpenuhi.
3. Resiko cidera tidak terjadi
4. Infeksi tidak terjadi.
Daftar Pustaka

Doenges, M. D. (2017). Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman Untuk Perencanaan


Dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta: EGC.

Hadijono, S. (2018). Paket Ilmu Kandungan Dan Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Mitayani. (2009).

Neonatal, P. K. (2002).

Nurarif, A. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &


NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.

Anda mungkin juga menyukai