Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

I DENGAN GAGAL GINJAL


KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUANGAN PENYAKIT
DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG DAN EVIDENCE BASED
NURSING PEMBERIAN VCO (VIRGIN COCONUT OIL) UNTUK
MENGURANGI DERAJAT PRURITUS

KARYA ILMIAH NERS


PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners (Ns)

OLEH :
ANGGRAINI SANTIKA, S.Kep
1913907
PROFESI NERS
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2020
 BAB I. PENDAHULUAN
GAGAL GINJAL PREVALENSI GGK
HEMODIALISA
KRONIK DENGAN HEMODIALISA

Gangguan fungsi Terapi penggantian


ginjal yang digunakan World Health Organization
ginjal yang kadar
untuk tindakan GGK. (WHO) menyebutkan bahwa
filtrasi glomerulus
Indonesian Renal jumlah penderita gagal
(GFR) <15
Registry (IRR) pada ginjal pada tahun 2013
ML/menit atau 1,73
tahun 2015 mencatat telah meningkat 50% dari
m2 selama lebih
sebanyak 30.554 pasien tahun sebelumnya. Di
dari 3 bulan.
PGK stadium V aktif Amerika Serikat, kejadian
menjalani dialisis. dan prevalensi gagal ginjal
kronik meningkat 50% di
tahun 2014 (Widyastuti,
Menurut Rahman et al (2016) hemodialisis biasanya 2014).
dilakukan selama 2 atau 3 kali setiap minggunya dan
dilakukan selama selama 4 atau 5 jam setiap harinya,
lamanya hemodialisis dipengaruhi oleh tingkat uremia
akibat memburuknya fungsi ginjal serta faktor-faktor yang
mempengaruhi dialisis seperti kecepatan aliran darah dan
kecepatan aliran dialisat.
Tanda gejala GGK yang
Angka kejadian penyakit ginjal menjalani HD:
kronik di Indonesia berdasarkan Pruritus
data dari Riskesdas pada tahun
2013, prevalensi penyakit ginjal
Pruritus merupakan sensasi
kronik 0,2% dari penduduk
kulit yang tidak
Indonesia. Sedangkan, menurut
menyenangkan yang
data dari Riskesdas 2018
menyebabkan keinginan untuk
prevalensi penyakit ginjal kronik
menggaruk (Harlim & Paulus,
di Indonesia terjadi peningkatan
2012).
dari tahun 2013 yaitu sebanyak
0,38% (Riskesdas, 2018).

Pruritus pada kulit yang kasar terjadi pada 50-75%


pasien yang menjalani hemodialisis. Prediksi
tersering adalah di ekstremitas, tetapi juga dapat
ditemukan di batang tubuh dan wajah. Sebagai
respon terhadap gatal, pasien melakukan garukan
yang dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi
sekunder, ulserasi, dan luka kronik (Haroun, 2003).
Antihistamin, emollient, capsaicin topikal,
Penatalaksanaan antagonis opioid, pemberian gabapentin,
farmakologis imunodulator dan imunosupresif, salep tacrolimus
dan oral actived charcoal

VCO bisa disebut sebagai


emiollient mempunyai fungsi Penatalaksanaan non farmakologis
yaitu dengan mengisi celah
antara korneosit untuk
menghasilkan permukaan kulit
yang halus, lembut dan
menyejukkan. Virgin coconut
Pemberian VCO
oil saat digunakan untuk
(Virgin Coconut Oil)
topikal, akan berfungsi untuk
melindungi kulit dari infeksi
dan radikal bebas serta dapat
melembutkan kulit. Virgin
Coconut oil mengandung
phytosterol sebagai anti
inflamasi dan juga dapat
memperbaiki kulit yang rusak
atau sakit (Wijaya dkk, 2012).
 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Gagal Ginjal Kronik
KONSEP PENYAKIT GGK adalah gangguan fungsi ginjal yang irreversibel dan
TEORITIS  progresif dengan kadar filtrasi glomerulus (GFR) <15
ML/menit atau 1,73 m2 selama lebih dari 3 bulan.

2. hemodialisa
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan
pada pasien dalam keadaan sakit akut dan
memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberpa
hari hingan beberapa minggu) atau pasien dengan
penyakit ginjal stadium terminal (end stage renal
disease) yang membutuhkan terpai jangka panjang
atau terapi permanen (Smeltzer & Bare, 2008).
 ASKEP TEORITIS
Identitas Pasien
Keluhan Utama
Keluhan yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari urine output sedikit tidak
dapat BAB, anoreksia, dyspnea, nausea, nafas berbau (ureum), dan gatal pada
kulit.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Secara ringkas perawat menanyakan keluhan yang pasien rasakan saat ini, seperti
berapa lama penurunan jumlah output urine dan apakan penuruna jumlah urine
ada hubungannya dengan predisposisi.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Kaji apakah ada riwayat penyakit infeksi sistem perkemihan, diabetes militus,
hipertensi dan batu ginjal.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji apakah ada riwayat penyakit ginjal dari keluarga.
 ASKEP TEORITIS
• Diagnosa Keperawatan
• Hipervolemia berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya napas
• Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan preload dan afterload
• Defesit nutrisi berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolisme
• Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan
dengan perubahan sirkulasi.
 BAB III. Laporan Kasus Kelolaan Utama
• Ringkasan Kasus Kelolaan
Pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD) stage V di rawat diruangan rawat inap
penyakit dalam pria RSUP Dr. M. Djamil Padang, identitas pasien bernama Tn. I umur
24 tahun dengan nomor MR 01.06.39.46, pasien masuk melalui IGD RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada tanggal 7 Oktober 2019 pukul 21.10 WIB dirujuk dari RSUD M.
Zein Painan dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu.

Pada saat pengkajian pada tanggal 7 Oktober 2019 pukul 22.00 WIB pasien tampak lemah,
pasien mengeluhkan sesak napas meningkat saat beraktivitas, sakit kepala, pusing, mual dan
kadang-kadang sampai muntah setiap kali makan, nafsu makan menurun sejak 1 minggu
yang lalu, penurunan berat badan lebih kurang 7 kg dalam 6 bulan, pasien batuk lebih
kurang 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan sedikit berdahak, pasien sudah menjalani
hemodialisa 1 tahun sebanyak 96 kali, kaki pasien oedema. Keluarga pasien mengatakan
porsi makan yang dihabiskan hanya ½ porsi. Riwayat sebelumnya pasien mengalami penyakit
hipertensi dan diabetes melitus, pasien mengatakan sudah pernah dirawat dirumah sakit
sebanyak 3 kali dengan penyakit yang sama, pasien mengatakan keluarga keluarga ada yang
mengalami penyakit hipertensi sama seperti yang diderita pasien.
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Keluhan Utama
Nama : Tn. I
Pasien datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang
Umur : 24 tahun
pada tanggal 7 Oktober 2019 dengan keluhan
Pekerjaan : wiraswasta
sesak napas sesak 3 hari yang lalu, sesak
Alamat : Psisir Selatan
meningkat saat beraktivitas, pasien mengeluh
No. MR : 01.06.XX.XX
bengkak pada ekstremitas bawah.
Tgl masuk: 7 Oktober 2020
Tgl Pengkajian: 7 Oktober 2020

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Oktober 2019 jam 22.00 wib, pasien
mengatakan sesak napas, napas meningkat apabila beraktivitas, mengeluhkan sakit kepala,
pusing, mual dan sampai kadang-kadang muntah setiap kali makan, nafsu makan menurun
sejak 1 minggu yang lalu, pasien batuk lebih kurang 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan
sedikit berdahak, pasien mengatakan badannya terasa lemah. Pasien mengatakan selama
dirawat dirumah sakit pasien sudah menjalani hemodialisa sebanyak 96 kali, dan pasien
mengatakan merasa gatal-gatal pada kulit dengan kondisinya sekarang yang harus
menjalankan hemodialisa 2 kali seminggu (Senin dan Kamis) dan pasien merasa sangat
terkekang dengan peraturan yang diberikan dokter untuk keselamatannya.
• Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya memiliki penyakit diabetes melitus sejak 5 tahun yang
lalu tapi tidak pernah kontrol ataupun minum obat, hipertensi sejak 1 tahun yang lalu
dan pasien rutin mengkonsumsi obat dari dokter Amblodipin 1x5 g, CAP sejak 6 bulan
yang lalu, dan mengalami penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) stage V sejak 1 tahun
yang lalu dan sudah menjalani hemodialisa 96 kali.

• Riwayat kesehatan keluarga


Saat pengkajian pasien dan keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami CKD yang sama dengan diderita pasien, ada keluarga yang mengalami
hipertensi sama seperti pasien yaitu ayah kandung dan tidak ada yang mengalami
penyakit DM dalam keluarga.

Pola persepsi dan penanganan kesehatan


Persepsi terhadap pemyakit: pasien mengatakan pasien tidak tahu penykit ini
sebelumnya dan akibat lanjut sehungga mengalami CKD stage V, pasien mengatakan
memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan pada saat waktu Hemodialisa
sebanyak 2 kali seminggu.
Pola nutrisi :
Tn. I mengatakan sebelum sakit makannnya baik, 3 kali sehari. Namun setelah
pasien sakit dan mengalami GGK dan menjalani HD klien mengatakan nafsu makan
menurun dan terkadang merasa mual dan muntah.

Pola eliminasi :
Tn. I mengatakan selama di rumah sakit belum ada BAB, dan untuk BAK klien
terdapat sebanyak 400 ml dalam 24 jam, klien menggunakan kateter.

Perubahan pada kulit:


Tn.I mengatakan kulit kering dan pucat dan kadang-kadang gatal dan penilaian
resiko luka tekan adalah 15 yaitu resiko sedang.
Pemeriksaan fisik

• Suhu : 36,7 0C, Lokasi : axilla


• Nadi : 92 x/menit, Irama : teratur, Pulsasi: Lemah
• TD : 170/80 mmHg, Lokasi : lengan atas
• RR : 28 x/menit, Irama : cepat
• BB: 62 kg
• TB: 172 cm
• Kepala
- Rambut : Rambut berwarna hitam, rambut bersih,
berminyak, rambut tampak kuat, rambut sedikit kusam,
rambut sedikit berbau karena tidak keramas di rumah
sakit

- Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, pupil


isokor, adanya reflek cahaya, tidak ada lesi dan luka

- Hidung : Lubang hidung simetris kiri dan kanan, septum


terletak di tengah, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada edema, tidak ada polip, tidak ada lesi, serta
tidak ada sekret
- Mulut : Simetris kiri dan kanan, mukosa bibir kering
dan terlihat pucat, mulut bersih adanya sedikit
caries gigi dan tidak adanya sianosis

- Telinga : Telinga simetris kiri dan kanan, adanya


sedikit serumen dan pendengaran baik dan tidak
ada benjolan.

• Leher
- Trakea :Dalam keadaan normal : lurus

- JVP : 5+3 cmH2O


- Tiroid : Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjer
tiroid

- Nodus limfe : Tidak ditemukan adanya pembesaran


kelenjer limfe

• Dada
- Paru
• I : pernafasan sesak, irama pernafasan teratur,
pernafasan cepat, Penggunaan otot bantu nafas
• P : Fremitus kiri dan kanan menurun
• P : Redup Hemitoraks
• A : Ronchi +/+
• Jantung
• I : Iktus cordis tidak tampak
• P : Iktus cordis teraba 1 jari lateral linea mid klavikula sinistra RIC
VI
• P : Kanan atas SIC II Linea para sternalis dextra, kanan bawah SIC
IV linea para sternalis dextra, kiri atas SIC II linea para sternalis
sinistra, kiri bawah SIC VI linea media klavikularis sinistra.
• A : Irama jantung reguler, tidak ada bunyi tambahan
• Abdomen
• I : Perut pasien terlihat tidak acites dan tidak ditemukan adanya
jaringan parut
• A : Bising usus normal (18x/menit)
• P : Tidak ditemukan adanya pembesaran pada hepar
(hepatomegali)
• P : timpani
• Kekuatan otot :
• 555 555
• 555 555
• Pada anggota gerak atas kanan, kiri dan juga anggota
gerak bawah kanan, kiri Tn.I bebas bergerak dan
mampu melawan tahanan yang diberikan oleh
perawat
• Inspeksi : Tangan kiri terpasang IVFD Easperimer,
tidak tampak ada luka pada ektremitas pasien,
terdapat oedema derajat 2 pada ekstremitas bawah.
• Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit jelek,
akral teraba dingin.
• Vaskular Perifer : CRT 5 detik
• Integumen
• Inspeksi : kulit kering, gata-gatal, kulit berwarna hitam
pada ekstremitas bawah, kulit tampak licin dan mengkilat
dan sedikit pucat pada ekstremitas bawah, kulit sekitar
punggung tampak kemerahan.
• Palpasi : turgor kulit jTidak dilakukan pemeriksaan
• elek, kulit terasa sedikit kering dan tidak lembab, oedema
derajat 2
• Neurologi
• Status mental/GCS : Kesadaran pasien komposmentis
(GCS : 15)/ E4V5M6
• Sarag cranial : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Refleks fisiologi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Refleks patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Payudara: Tidak ditemukan adanya masalah dalam
payudara pasien
• Genitalia: Terpasang kateter dan dilakukan
pemeriksaan
• Rectal: Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal

7 Oktober 2019 Hemoglobin 8,7 g/dl 12-14 g/dl

7 Oktober 2019 Leukosit 9.060 /mm3 5.000 –


10.000 /mm 3

7 Oktober 2019 Eritrosit 3,2 juta 4,0 – 4,5 juta

7 Oktober 2019 Trombosit 339.000 150.000 –


/mm3 400.000
/mm3
7 Oktober 2019 Hematokrit 24% 37 – 43 %

7 Oktober 2019 Retikulosit 0,4% 0,5 – 2 %


7 Oktober 2019 Ureum darah 57 mg/dl 8-20 mg/dl

7 Oktober 2019 Natrium 140 Mmol/L 135-145


Mmol/L

7 Oktober 2019 Kreatinin darah 4,2 mg/dl 0,6-1,2


mg/dl

7 Oktober 2019 Hematokrit 25% 40-48%


Terapi obat-obatan:
Tanggal Terapi yang Didapat Orderan

7 Oktober IVFD NaCl 0,9% 500 cc / 24jam


2019
7 Oktober Meylon 1 kolf / 8 jam
2019
7 Oktober Ceftriaxon 2x1 gr
2019
7 Oktober Amlodpin 1x10 mg
2019
7 Oktober Asam folat 1x5 mg
2019
7 Oktober Nebu farbivent 1 kofl / 8 jam
2019
ANALISA DATA
 BAB IV. PEMBAHASAN
PENGKAJIAN
Pada tahap pengkajian yang dikaji biasanya dimulai dari identitas pasien,
identitas pasien yang paling penting disini adalah nama, No MR, umur,
pekerjaan, agama, status perkawinan, alamat, penanggung jawab, alamat,
tanggal masuk rumah sakit, yang mengirim, cara masuk RS. Menurut teori usia
lebih dari 60 tahun berisiko terjadinya CKD. Tetapi sekarang bukan saja usia
lanjut yang mengalami penyakit CKD usia anak- anak, remaja, dan dewasa ada
juga yang mengalami CKD.

Menurut teori usia 15 tahun keatas di Indonesia sudah mengalmi gagal ginjal
kronis berdasarkan jumlah kasus yang didiagnosis oleh doketr sebanyak 0,2%,
dan jumlah kasus gagal ginjal kronik bertambah seiring meningkatnya usia pada
kelompok umur 25-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), umur 55-
74 tahun (0,5%), dan tertinggi pada kelompok umur ≥ 75 tahun (0,6%) (BaPelKes,
2013). Pada kasus ditemukan terjadi persamaan antara teori dan kasus yaitu
umur pasien 24 tahun dan sudah mengalami CKD, karena pasien juga mengalami
DM Tipe I yaitu Diabetes Melitus genetik atau keturunan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut SDKI (2017), diagnosa keperawatan yang muncul adalah hipervolemia b.d
gangguan mekanisme regulasi , Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas,
Penurunan curah jantung b.d perubahan preload dan afterload, Perfusi jaringan perifer
tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin, Nyeri akut b.d agen pencedera fisik,
Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme, dan Gangguan integritas
kulit/jaringan b.d perubahan sirkulasi. Berdasarkan laporan yang telah di paparkan, bahwa
pada Asuhan Keperawatan Teoritis terdapat 5 diagnosa keperawatan, hipervolemia b.d
gangguan mekanisme regulasi , Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas,
Penurunan curah jantung b.d perubahan preload dan afterload, Defisit nutrisi b.d
peningkatan kebutuhan metabolisme, dan Gangguan integritas kulit/jaringan b.d
perubahan sirkulasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuh diagnosa keperawatan yang ditegakkan beserta intervensi yang


disusun berdasarkan keluhan pasien tersebut adalah :
Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi dengan intervensi
dilakukan pembatasan cairan intake dan output dibatasi setiap harinya.
Pola napas tidak efektif tidak efektif b.d hambatan upaya napas dengan
intervensi terapi oksigen
Penurunan curah jantung b.d perubahan preload dan afterload dengan
intervensi dilakukan pemantauan tanda-tanda vital setiap hari
Perfusi jaringan perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi
hemoglobin dengan intervensi diberikan makan sedikit tapi sering
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik dengan intervensi diberikan terapi
analgesik
Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme dengan intervensi
diberikan makan sedikit tapi sering tapi sering dan sajikan makanan yang
hangat dan cair.
Gangguan integritas kulit/jaringan b.d perubahan sirkulasi dengan
intervensi diberikan perawatan dengan pemberian Virgin Coconut Oil
(VCO) untuk menurunkan derajat pruritus.
 BAB V. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari seluruh uraian penulis tentang asuhan keperawatan pada Tn. I dengan CKD
Stage V dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penulis mampu melakukan pengkajian pada kondisi yang ditemukan pasien
adalah keadaan umumnya baik, kesadaran secara kualitatif CMC (compos
mentis cooperatif) dan kesadaran dengan kualitatif GCS (Glaskow Coma Scle)
adalah 15 (E= 4 membuka mata dengan spontan, M = 6 mengikuti perintah, V
= 5 orientasi baik). Pasien berusia 24 tahun mengeluh ekstremitas bawah
oedema, sesak napas, batuk berdahak, pasien mengeluh badan terasa lemah
dan lesu, BAB berwarna kuning, penurunan nafsu makan, dan merasa gatal-
gatal terhadap kulitnya dan TTV pasien TD : 170/80 mmHg, N : 92 x/menit, RR
: 28 x/i, S : 37,6 0C.
2. Diagnosa yang muncul pada kasus berdasarkan kondisi dan respon pasien.
Adapun tujuh diagnosa yang muncul pada pasien sebagai berikut:
- Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
- Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
- Penurunan curah jantung b.d perubahan preload dan afterload
- Perfusi jaringan perifer tidak efektf b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
- Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme
- Gangguan integritas kulit/jaringan b.d perubahan sirkulasi

3. Pada tahap perencanaan dan implementasi dapat diberikan


sesuai dengan tujuh diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai