Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian
Persalinan kasep (partus kasep) adalah persalinan lama yang disertai komplikasi
ibu maupun janin (Manuaba, 1998).
Menurut Saifuddin (2001) persalinan lama adalah persalin yang berlangsung 12
jam atau lebih, bayi belum lahir.
Ahli lain berpendapat bahwa persalinan lama merupakan persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam, biasanya kala I lebih lama, fase aktif dan laten
menjadi lebih lama dan terjadi kegagalan dilatasi serviks dalam waktu yang dapat
diterima (Hamilton, 1995).

2. Etiologi
Menurut Rustam Mochtar (Sinopsis Obstetri, 2000) pada dasarnya fase laten
memanjang dapat disebabkan oleh :

2.1 His tidak Etiologi efisien (adekuat)


2.2 Tali pusat pendek
2.3 Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor).
2.4 Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah
masuk dalam persalinan (inpartu) atau belum
Faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.
Menurut Wiknjosastro (2006), pada penilaian klinik bahwa prinsipnya persalinan
lama dapat disebabkan oleh :

2.1 His tidak efisien (adekuat)


2.2 Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)
2.3 Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina,
tumor).
Faktor-faktor ini sering saling berhubungan
Menurut Manuaba (1998), faktor-faktor penyebab partus lama antara lain kelainan
letak janin, kelainan-kelainan panggul, kelainan mengedan dan his, pimpinan partus
yang salah, terjadi ketidakseimbangan sefalopelvik, dan primitua.

3. Patofisiologi
Partus lama partus yang berlangsung lebih dari 18 jam, partus berlangsung lebih
dari 24 jam atau kala I 20 jam atau kala II 2 jam. Pada partus lama pada umumnya
ibu dalam keadaan lelah, demikian juga keadaan janin dan uterus. Bila partus lama
dibiarkan tanpa pertolongan aktif, tidak dapat diharapkan persalinan akan berakhir
sendiri tanpa membahayakan jiwa ibu maupun janin. Kadang – kadang sulit
memastikan partus lama dari segi waktu karena kesulitan menentukan saat mulai
inpartu. Untuk ini perlu diperhatikan adanya tanda – tanda partus lama :

3.1 Keadaan umum lemah kelelahan


3.2 Nadi cepat, RR cepat
3.3 Dehidrasi
3.4 Perut kembung

4. Manifestasi Klinis
Menurut Manuaba (1998), gejala utama yang perlu diperhatikan pada persalinan
kasep antara lain :
4.1 Dehidrasi
4.2 Tanda infeksi antara lain temperatur tinggi, nadi dan pernafasan
meningkat dan abdomen meteorismus
4.3 Pemeriksaan abdomen antara lain meteorismus, lingkaran bandl tinggi serta
nyeri segmen bawah rahim.
4.4 Pemeriksaan lokal vulva vagina meliputi edema vulva, cairan ketuban berbau
serta cairan ketuban bercampur mekoneum
4.5 Pemeriksaan dalam meliputi edema servik, bagian terendah sulit didorong
keatas, terdapat kapur pada bagian terendah.Keadaan janin dalam rahim terjadi
asfiksia sampai terjadi kematian. Akhir dipersalinan kasep adalah ruptur uteri
imminen sampai ruptura uteri dan kematian karena perdarahan dan atau
infeksi.

5. Penatalaksanaan
Menurut Saifuddin (2001), penanganan khusus persalinan lama yaitu :
5.1 Persalinan palsu atau belum inpartu (False Labor)
Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecahapabila
didapatkan adanya infeksi, obati secara adekuat dan jika tidak ada, pasien
boleh rawat jalan.
5.2 Fase laten memanjang (Prolonged Laten Phase)
Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Jika his berhenti,
pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan
pembukaan makin bertambah lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda
kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap serviks.
Penilaian serviks tersebut antara lain :
5.2.1 Jika tidak ada perubahan pada pendataan atau pembukaan serviks dan
tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum inpartu
5.2.2 Jika ada kemajuan dalam pendataan dan pembukaan serviks, lakukan
amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
1. Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam
2. Jika pasien tidak masuk fase laten setelah dilakukan pemberian
oksitoksin selama 8 jam, lakukan sectio cecarea
5.2.3 Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
1. Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitoksin
2. Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan
a. Ampicillin 2 gram intravena setiap 6 jam
b. Ditambah Gentamicin 5 mg/kg berat badan intravena setiap 24
jam
3. Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca persalinan
4. Jika dilakukan sectio cecarea, lanjutkan antibiotika dan
Metronidazol 500 mg intravena setiap 8 jam sampai ibu bebas
demam selama 48 jam
5.3 Fase aktif memanjang
Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban
masih utuh, pecahkan ketuban.
Nilai his :
a. Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya
kurang dari 40 detik), pertimbangkan adanya inersia uteri
b. Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik),
pertimbangkan adanya disproporsi obstruksi, malposisi atau malpresentasi.
Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat
kemajuan persalinan.

6. Diagnosis
Menurut Saifuddin (2002), diagnosis kelainan partus lama antara lain :
Tabel 2.1. Diagnosis Persalinan Lama
Tanda dan gejala klinik Diagnosis
a. Pembentukan serviks tidak membuka (kurang Belum inpartu atau
dari 3 cm). Tidak didapatkan his atau his tidak persalinan palsu
teratur
b. Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8 Fase laten yang
jam inpartu dengan his yang teratur memanjang
c. Pembukaan serviks melewati garis waspada
partograf :
1) Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari Fase aktif
kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 detik memanjang
2) Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin Insersia uteri
yang dipresentasi tidak maju, sedangkan his
baik
3) Pembukaan seviks dan turunnya bagian janin Disporposi
yang dipresentasi tidak maju dengan kaput, Sepalopelvik
terdapat maulage hebat, edema serviks, tanda
ruptura uteri imminen, gawat janin
4) Kelainan presentasi (selain verteks dengan Obstruksi kepala
oksiput anterior)
5) Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin Malpresentasi atau
mengedan tetapi tidak ada Pengertian Nyeri malposisi
Persalinan
d. Sistem saraf otonom menunjukkan bahwa baik Kala II lama
komponen simpatis kemajuan penurunan

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan .2x 24 jam, diharapkan nyeri
dapat teratasi.
Kriteria hasil :
NOC :
a. skala nyeri berkurang
b. Wajah tampak rileks
c. Tdk menunjukan nyeri baik verbal dan non verbal
d. TTV dalam batas normal
NIC :
Pain Management :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprensif
b. Observasi reaksi no verbal
c. Kurangi faktor presipitasi nyeri
d. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
e. Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri

2. Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan.
Tujuan : Setelah dilakukan pengkajian keperawatan 2 x 24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
NOC
Risk Control :
1) Tidak terdapat adanya tanda- tanda resiko infeksi
2) Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh pasien
NIC
Infection control :

a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain


b. Pertahankan teknik isolasi
c. Batasi pengunjung bila perlu
d. Instruksikan pada pengunjung untuk cuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung.
e. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
f. Pertahankan lingkungan aseptik selama tindakan keperawatan.

3. Defisit perawatan diri: Mandi/Kebersihan diri, makan, toileting b.d.Kelelahan


postpartum.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, diharapkan klien
dapat melakukan perawatan diri.
Kriteria hasil :
NOC
a. Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri meliputi makan,
berpakaian, ambulasi, toileting, dsb.
NIC
Self care Asisstance : ADL
a. Pantau kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri secara
mandiri
b. Pantau kebutuhan klien untuk penggunaan penyesuaian alat untuk
personal hygine
c. Sediakan barang-barang yang diperlukan klien
d. Bantu klien untuk mandiri dan berikan bantuan seminimal mungkin
e. Menentukan aktivitas perawatan diri yang sesuai

4. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d Kurangnya


pegetahuan tentang kebutuhan nutrisi postpartum.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, diharapak
pasien dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kriteria Hasil
NOC
a. Berat badan sesuai yang diharapkan
b. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda malnutrisi
NIC
Nutritional Mangement :
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan zat besi
d. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
e. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.

5. Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses


menyusui.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatn 2 x 24 diharapkan klien
dapat menyusui secara efektif.
Kriteria Hasil
NOC :
a. Kolostrum sudah keluar
b. Asi lancar
c. Tdk terjadi pembengkakn payudara
NIC
a. Berikan breast care post natal
b. Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
c. Beriakan dukungan ibu untuk segera menyusui
d. Motivasi keluarga untuk memberikan dukungan pada klien

6. Kurang pengetahuan: Proses persalinan b.d. Kurangnya informasi


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan
pengetahuan meningkat.
Kriteria Hasil
NOC
a. Familiar dengan proses persalinan
b. Mendeskripsikan proses persalinan
c. Mendeskripsikan gambaran persalinan
NIC
Teaching : Disease Process
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
b. Jelaskan proses persalinan
c. Gambarkan proses persalinan
d. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
e. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan.
Daftar Pustaka
Ardhiyanti, Y. 2016. Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 3, No. 2,
Mei 2016 . P 83-87.

Manuaba, IBG. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta:
EGC. Hlm: 384-386.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan . Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hlm. M-47 sd M-58.

Soviyati, E. 2016. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Lama Persalinan Di


RSUD 45 Kuningan Jawa Barat Tahun 2015. Jurnal. Jurnal Bidan “Midwife Jounal,
Volume 2, No. 1 Januari 2016. P 33-43.

Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina. Pustaka Sarwono.


WHO. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. Hlm: 137-139.

Anda mungkin juga menyukai