Disusun Oleh:
Kelompok 8A
B. Menurut suyanto (2008) perhitungan Tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan
a. Factor klien, meliputi : tingkat kompeksitas perawat, kondisi pasien sesuai
dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan
social ekonomi dan harapan pasien dan keluarga
b. Factor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personaliam tingkat
Pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis
professional
c. Factor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, lay out keperawatan,
fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau
diagnostic, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang
dilaksanakan
d. Factor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan
2. Rumusan perhitungan tenaga perawat
a. Peraturan Men.Kes.RI No.262/Men.Kes./Per/VII/1979 menetapkan bahwa
perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit disbanding dengan jumlah
perawat sebagai berikut :
Jumlah temoat tidur : Jumlah perawat = 3-4 tidur : 2 perawat
b. hasil work shop perawatan oleh dep. Kes RI di ciloto tahun 1971 menyebutkan
bahwa :
Jumlah tenaga Keperawan : Pasien = 5 : 9 tiap shift
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit
yang meninggalkan car aini karena adanya alternatif perhitungan yang lain yang
lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan professional.
2. Metode Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang
diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh
kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis pelayanan
yang diberikan kepada klien selama di rumah sakit. Misalnya saja untuk klien
yang berobat jalan, ia akan melalui/ mendapatkan pelayanan antara pembelian
karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium,
apotik dan sebagainya.
3. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per shift nya,
yaitu sebagai berikut :