OLEH :
A. LATAR BELAKANG
Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem kesehatan
suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan membutuhkan
masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan sumber daya yang lain dan tergantung
yang menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan.
Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia telah menyusun modul dasar susunan personalia (DSP) yang memuat tentang
metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Dalam metode ini tiap-tiap
pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan fungsinya.
Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator keberhasilan
rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya manusia yang cukup dengan
kualitas yang tinggi professional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap pegawai. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dirumah sakit, begitu
pentingnya pelayanan dirumah sakit, bahkan Huber (cit. Nurdjanah, 1999)melaporkan bahwa
70% tenaga kesehatan dirumah sakit adalah perawat.Sedang Gillies (1994) memperkirakan
bahwa sekitar 75% tenaga keperawatan dirumah sakit adalah perawat, dan 60-70% dari total
anggaran digunakan untuk menggaji perawat.Kualitas asuhan keperawatan dapat dapat
mencapai hasil ayng optimal apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang ada
memiliki proporsi yang seimbang. Berdasarkan penelitian WHO (1997),beberapa Negara di
Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemikan fakta bahwa perawat yang bekerja dirumah
sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan perawat. Hal ini
disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik, dan perawt yang lain
masih banyak yang tidak mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bahwa
perawat merupakan kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan
rumahsakit adlh merupakan citra dari kelompok perawat sebagai jasa pemberian pelayanan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga dan jenis
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai target
pelayanan kesehatan yang telah ditentukan dan mencapai tujuan kesehatan. Perencanaan
ini mencakup persiapan: siapa yang berbuat apa, kapan, dimana, bagaimana, dengan
sumber daya apa dan untuk populasi mana. Perencanaan tenaga rumah sakit adalah
sebagai perencanaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pelayanan rumah sakit yang
dibutuhkan yang akan membantu pencapaian target kesehatan. Langkah-langkah
perencanaan tenaga rumah sakit secara garis besar sama dengan langkah-langkah
perencanaan tenaga pada umumnya. Memang ada beberapa kekhususan-kekhususan
sesuai dengan fungsi rumah sakit (Junaidi, 1988 dalam Analisis Kebutuhan Tenaga
Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD Karimun oleh Liza Sri, 2011).
Menurut Ilyas (2004) dalam menentukan kebutuhan SDM rumah sakit harus
memperhatikan beberapa faktor seperti ukuran dan tipe rumah sakit; fasilitas dan tipe
pelayanan yang ditawarkan; jenis dan jumlah peralatan dan frekuensi pemakaiannya;
kompleksitas penyakit; usia pasien dan lamanya waktu tinggal di rumah sakit; pemberian
cuti, seperti melahirkan, liburan, sakit, dan tugas belajar; keterbatasan anggaran; turn over
(mengundurkan diri) personel dan tingkat ketidak hadiran; pelayanan dan perawatan
kesehatan 24 jam dan lain-lain
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal,
sebagai berikut :
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout keperawatan,
fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau
diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang
dilaksanakan.
Keterangan :
A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari 52 minggu = 365
hari dalam setahun : 7
TT = Tempat Tidur
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
=(365 – (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
=41 minggu
b) Waktu keperawatan tidak langsung menurut Wolf & Young, (1965) adalah 60
jam/pasien/hari
Dalam teori Gillies ini bisa untuk mengetahui kebutuhan jumlah perawat tiap hari,
tiap shif atau jumlah keseluruhan atau suatu unit ruangan. Dasar pemenuhan
kebutuhan perawat menurut Gillies adalah jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan
tiap tahun dibagi dengan jumlah jam keperawatan yang diberikan oleh perawat tiap
tahun.
Jmlh jam Kep. Pasien/hr x rata-rata sensus pasien/hr x jumlah hari dalam setahun
4. Gawat darurat/IGD
5. Kamar bersalin
6. Kamar operasi
7. Rawat jalan
1. Rawat inap
Contoh penghitungan kebutuhan tenaga dalam satu ruangan /pavilyun dengan berbagai
macam bagian/jenis penyakit :
Keterangan :
286
100
13+3,5 x 25 = 4,1
100
Keterangan :
Berdasarkan penelitian diluar negeri
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan factor koreksi
yaitu :
Juml.hari mggu dlm 1 tahun + cuti +hari besar x juml perwat yg diperlukan
286
100 100
Jadi tenaga yang dibutuhkan dalam contoh kasus kadalah 20 orang 2. Kamar
operasi
a. Kamar operasi
Contoh kasus:
7 jam
Penghitungan diatas dengan kondisi :alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh
CSSD
3. Gawat darurat
Jumlah jam perawatan efektif perawat /hari = 7 jam Jadi kebutuhan tenaga
perawat diUGD
50 x 4 = 28,57 dibulatkan 29
7
Keterangan :
= {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3⁄4}
= 255 hari
5 Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat
yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana
masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang
dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Diketahui rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 40 jam seperti pada tabel, BOR rata-
rata 70 %, dan jumlah tempat tidur 100 buah. Hitung berapa kebutuhan perawat di rumah
sakit tersebut. Tabel rata-rata perawatan selama 24 jam
Jawab :
= (2080) x 7 (70)
+ 25%
1640
= 1019200
+ 25%
1640
Tentukan :
c. Berapa jumlah perawat di ruang rawat inap di Rumah Sakit Prof. DR. H. Aloei Saboe?
Jawab :
24 x 40 960 jam
Angka 24 atau 24 jam adalah menunjukkan jumlah jam dalam satu hari, sedangkan 40
atau 40 jam adalah jumlah jam kerja perawat dalam satu minggu. Nilai ini merupakan
nilai baku.
Diketahui ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit DR.. Mintohardjo memiliki
jumlah tempat tidur (TT) 30 buah. Rata-rata BOR/tahun adalah 75%. Rata-rata jam
keperawatan/hari adalah 8 jam atau 40 jam/minggu. Jumlah hari libur satu tahun yaitu
cuti 12 hari, hari libur nasional 12 hari. Berapa jumlah perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit DR. mintohardjo tersebut?
Jawab :
255 x 8
= 6 x 22,5 x 365
2040
= 49275
= = 24,15 = 224 orang.
2040
Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan ialah 224 orang.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit adalah
tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Untuk hal
ini dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama tentang
ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar-benar diperhitungkan sehingga
tidak menimbukan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga memungkinkan
kualitas pelayanan akan menurun. Bila hal ini dibiarkan akan menyebabkan angka
kunjungan klien ketempat pelayanan kesehatan akan menurun sehingga pendapatan
rumah sakit juga akan menurun.
B. SARAN
Bagi Mahasiwa
Bagi Perawat
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby -
year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia :
WB Saunders.
Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diunduh 1 Maret 2017 Pukul 22.30 WITA.
Dari hasil observasi dan sensus harian selama 6 bulan disebuah rumah sakit dengan kapasitas
tempat tidur 20tt dan didapatkan jumlah rata-rata klien yang dirawat 15orang/hari. Kriteria
pasien dirawat 5orang perawatan mandiri, 5orang perawatan sebagian dan 5orang total care.
Tingkat pendidikan perawat yaitu spk dan d3 keperawatan. Hari kerja efektif 8jam/minggu.
Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat diruangan
tersebut.
Jawaban :