Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN

PERHITUNGAN TENAGA KERJA

OLEH :

KELOMPOK 7 :
1. CHAIRUNNISA AHMAD
2. DESRIAN ADAM
3. SRI ELKAWATY PIYO
4. WAHYU PRATAMA TIMUMUN

2C DIV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
2016-2017
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu fungsi utama
pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan organisasi dalam
merencanakan perawat ditentukan oleh kualitas SDM (Arwani & Suprianto, 2006).

Perencanaan tenaga kesehatan adalah proses memperkirakan jumlah tenaga dan jenis
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai target pelayanan
kesehatan yang telah ditentukan dan mencapai tujuan kesehatan. Perencanaan ini mencakup
persiapan: siapa yang berbuat apa, kapan, dimana, bagaimana, dengan sumber daya apa dan
untuk populasi mana. Perencanaan tenaga rumah sakit adalah sebagai perencanaan tenaga
kesehatan untuk mencapai target pelayanan rumah sakit yang dibutuhkan yang akan
membantu pencapaian target kesehatan. Langkah-langkah perencanaan tenaga rumah sakit
secara garis besar sama dengan langkah-langkah perencanaan tenaga pada umumnya.
Memang ada beberapa kekhususan-kekhususan sesuai dengan fungsi rumah sakit (Junaidi,
1988 dalam Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD Karimun
oleh Liza Sri, 2011).

Menurut Ilyas (2004) dalam menentukan kebutuhan SDM rumah sakit harus
memperhatikan beberapa faktor seperti ukuran dan tipe rumah sakit; fasilitas dan tipe
pelayanan yang ditawarkan; jenis dan jumlah peralatan dan frekuensi pemakaiannya;
kompleksitas penyakit; usia pasien dan lamanya waktu tinggal di rumah sakit; pemberian
cuti, seperti melahirkan, liburan, sakit, dan tugas belajar; keterbatasan anggaran; turn over
(mengundurkan diri) personel dan tingkat ketidak hadiran; pelayanan dan perawatan
kesehatan 24 jam dan lain-lain

Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal,
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai dengan
jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi
dan harapan pasien dan keluarga.
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout keperawatan,
fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau
diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang
dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan.

B. METODE PERHITUNGAN PERENCANAAN TENAGA KEPERAWATAN


1. Metode Lokakarya PPNI
Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI dengan mengubah
satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif dihitung dalam
minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama 40 jam per minggu.
PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia:

( ) ( )
Tenaga Perawat = + 25%

Keterangan :
A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien perhari
52 minggu = 365 hari dalam setahun : 7
TT = Tempat Tidur
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase rata-rata jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tertentu (satu semester/tahun)
Hari kerja efektif yang dihitung sebagai berikut :
= (365 (52 hari minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti tahunan)
= 289 hari : 7 hari/minggu
= 41 minggu
Total jam kerja perminggu = 40 jam
Komponen 25% yaitu tingkat penyesuaian terhadap produktivitas

2. Metode Gillies
Metode ini membuat perhitungan tenaga perawat berdasarkan jumlah tindakan
keperawatan. Untuk itu gillies membagi tindakan keperawatan menjadi 3 jenis yaitu
tindakan keperawatan langsung, tindakan keperawatan tidak langsung dan pendidikan
kesehatan.
a) Waktu keperawatan langsung menurut Mineti Hurchinsun (1975), yaitu:
Pasien mandiri = 2 jam/hari
Pasien partial = 3 jam/hari
Pasien total = 6 jam/hari
b) Waktu keperawatan tidak langsung menurut Wolf & Young, (1965) adalah 60
jam/pasien/hari
c) Waktu keperawatan untuk pendidikan kesehatan adalah 15 menit.

Dalam teori Gillies ini bisa untuk mengetahui kebutuhan jumlah perawat tiap hari,
tiap shif atau jumlah keseluruhan atau suatu unit ruangan. Dasar pemenuhan
kebutuhan perawat menurut Gillies adalah jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan
tiap tahun dibagi dengan jumlah jam keperawatan yang diberikan oleh perawat tiap
tahun.

Rumus jumlah keperawatan menurut Gillies adalah sebagai berikut :

Jmlh jam Kep. Pasien/hr x rata-rata sensus pasien/hr x jumlah hari dalam setahun

(jumlah hari/tahun jumlah hari libur/cuti/th) x jumlah jam kerja perawat/hari


3. Metode Depkes (2002)
a. Pengelompokan unit kerja dirumah sakit
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit krja yang
ada di Rumah sakit. Secara, garis besar terdapat pengelompokan sebagai berikut :
1. Rawat inap dewasa
2. Rawat inap anak/perinatal
3. Rawat inap intensif
4. Gawat darurat/IGD
5. Kamar bersalin
6. Kamar operasi
7. Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
1. Rawat inap
a. Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara penghitungan berdasarkan :
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
Rata-rata pasien perhari
Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
Jam perawatan yang diperlukan /ruangan /hari
Jam kerja efektif setiap perawat/7jam perhari
Contoh penghitungan kebutuhan tenaga dalam satu ruangan /pavilyun dengan berbagai
macam bagian/jenis penyakit :
No Rata-rata jam Jumlah
Jenis kategori Rata-rata pasien perawatan perawatan /hari
/hari pasien/hari
A B C D E
1. Pasien penyakit dalam 10 3,5 35
2. Pasien bedah 8 4 32
3. Pasien gawat 1 10 10
4. Pasien anak 3 4,5 13,5
5. Pasien kebidanan 1 2,5 2,5
23 93,0
Jumlah

Keterangan :
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Jumlah jam perawatan /hari 93 = 13 orang

Jam kerja efektif per/shift 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan koreksi


yang meliputi :
(1) Hari libur/cuti/hari besar (loos day)
Jumlah hr minggu dlm 1tahun+cuti+hari besar x jml.perawat yg tersedia
Jumlah hari kerja efektif
52+12+14=78 hari x 13 = 3,5 orang
286
(2) Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan seperti :
membuat perincian biaya pasien pulang ,kebersihan ruangan ,kebersihan alat-alat makan
dll. Bila diperkirakan 25 % dari jam perawatan maka diperoleh tambahan :
Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25
100
13+3,5 x 25 = 4,1
100
Jumlah tenaga :tenaga yang tersedia+ factor koreksi
13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan menjadi 21 orang perawat)
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibulatkan untuk contoh diatas adalah 21 orang
2). Tingkat ketergantungan pasien
Pasien diklasikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan
terhadap asuhan keperawatan meliputi :
a. Asuhan keperawatan minimal
b. Asuhan keperawatan sedang
c. Asuhan keperawatan agak berat
d. Asuhan keperawatan maksimal

Contoh kasus
No Kategori Rata- rata Jurn jam Juml jam
juml pasien perawatan perawatan X
/hari /hari rata-rata
pasien
/hari(cxd)
A B C D E
1 Askep minimal 7 2 14
2 Askep sedang 7 3,o8 21,56
3 Askep agak berat 11 4,15 45,65
4 Askep maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
Keterangan :
Berdasarkan penelitian diluar negeri
Jumlah jam perawatan di ruangan /hari = 87,37=12,5
Jam efektif perawat 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah dengan factor koreksi
yaitu :
(1) Hari libur /cuti/hari besar(loos day)

Juml.hari mggu dlm 1 tahun + cuti +hari besar x juml perwat yg diperlukan
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
52+12+14=78 hari x 12,5=3,4 orang perawat
286
(2) Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan bila
diperlukan 25% dari jam pelayanan perawatan maka ;
Jumlah tenaga perawat + loos day x 25 = 12,5 +3,4 x 25 =3,9
100 100
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + factor koreksi
12,5 +3,4 +3,9 = 19,8(dibulatkan 20 orang perawat)
Jadi tenaga yang dibutuhkan dalam contoh kasus kadalah 20 orang
2. Kamar operasi
a. Kamar operasi
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi
a) Jumlah dan jenis operasi
b) Jumlah kamr operasi
c) Pemakaian kmar operasi
d) Tugas perawat di kmar operasi,insrtumentor,perawat sirkulasi (2 orang
/tim)
e) Ketergantungan pasien
Operasi besar : 5 jam /1 operasi
Operasi sedang: 2 jam /1 operasi
Operasi kecil : 1 jam / 1 operasi

Jumlah jam perawatan /hari x juml.operasi x juml.perawat dlm tim


Jam kerja efektif/hari

Contoh kasus:
Dalam suatu RS terdapat 30 operasi perhari dengan perincian :operasi
besar :6 orang .operasi sedang :15 oramg,operasi kecil : 9 orang.
Penghitungan kebutuhan tenaga perawat adalah sebagai berikut :
(6x5 jam ) + (15 x 2 jam ) + ( 9 jam x 1 ) X 2 = 19,71 + 1 (perawat
cadangan inti )
7 jam
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah di kamar
operasi untuk contoh kasus diatas adalah 20 orang + 1 (perawat
cadangan inti )
b) Di ruang penerimaan dan Recovery Room
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan pasien di Recovery Room : 1 jam
1,25 x 30 = 5,4 orang (dibulatkan menjadi 5 orang )
7
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruangan
penerimaan dan RR adalah 5 orang
Penghitungan diatas dengan kondisi :alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh
CSSD
3. Gawat darurat
Dasar penghitungan di unit gawat darurat adalah
Rata-rata jumlah pasien perhari
Jumlah jam perawatan perhari
Jam efektif perawat /hari
Contoh :
Rata rata jumlah pasien / hari = 50 pasien
Jumlah jam perawatan efektif perawat /hari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat diUGD
50 x 4 = 28,57 dibulatkan 29
7
29 orang + loos day (78 x 29) = 29 orang + 7,9 = 36,9 ( dibulatkan 37 )
286
4. Metode Ilyas Yaslis.
Teori ilyas yaslis memuat BOR (Bed Occupancy Rate) yang dihitung tiap
tahun dan angka 255 hari yang berasal dari jumlah hari satu tahun dikurangi
12 hari libur nasional dan ditambah 12 hari cuti tahunan dikalikan dengan
jenis shift yang dipakai. Jenis shift ada yang yaitu masuk kerja selama 3
hari berturut-turut kemudian hari keempat libur atau 4/5 yaitu masuk kerja
selama 4 hari berturut-turut kemudian hari kelima libur.
Rumus Teori Ilyas Yaslis:

Tenaga Perawat =
( /)
Keterangan :
A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
B = sensus harian (BOR x jumlah tempat tidur)
365 = jumlah hari selama setahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
= {365 - (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 34}
= 255 hari
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

I. Contoh Kasus 1 : Perhitungan menggunakan metode PPNI


Diketahui rata-rata perawatan selama 24 jam adalah 40 jam seperti pada tabel, BOR rata-rata
70 %, dan jumlah tempat tidur 100 buah. Hitung berapa kebutuhan perawat di rumah sakit
tersebut. Tabel rata-rata perawatan selama 24 jam

Rata-rata jam Jumlah jam


Rata-rata
No. Jenis/Kategori perawatan perawatan
pasien/hari
pasien/hari /hari
1. Pasien Bedah 10 4 40

Jawab :
( ) ( )
Tenaga Perawat = + 25%

(40 52 minggu ) 7 hari (100 0,7)
= 41 minggu 40 jam
+ 25%
(2080) 7 (70)
= + 25%
1640
1019200
= + 25%
1640

= 621,46 + 0,25 = 621,71 = 622.


Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan ialah 622 orang.

II. Contoh Kasus 2 : Perhitungan menggunakan metode Gillies


Ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Prof. DR. H. Aloei Saboe memiliki jumlah
rata-rata pasien harian 25 orang. Rincian derajat ketergantungan adalah pasien mandiri 10
orang, pasien partial 8 orang dan pasien total 7 orang. Rata-rata jam keperawatan/hari adalah
8 jam atau 40 jam/minggu. Jumlah hari libur satu tahun yaitu cuti 20 hari, hari libur nasional
120 hari. Perhitungan jam keperawatan menurut Minneti Hurchinson, keperawatan tidak
langsung menurut Wolf&Young, Dan pendidikan kesehatan adalah 15 menit/ pasien serta
pembagian dinas pagi/sore/malam menurut Abdullah & Levine.
Tentukan :
a. Berapa jumlah perawat untuk dinas pagi, sore dan malam?
b. Berapa jumlah komposisi perawat ahli dan tidak ahli?
c. Berapa jumlah perawat di ruang rawat inap di Rumah Sakit Prof. DR. H. Aloei Saboe?
Jawab :
Jumlah keperawatan langsung adalah:
Mandiri : 10 x 2 jam = 20 jam
Partial : 8 x 3 jam = 24 jam
Total : 7 x 6 jam = 42 jam
Jumlah total = 86 jam
Jumlah keperawatan tidak langsung adalah:
25 pasien x 60 menit = 25 jam
Jumlah keperawatan pendidikan kesehatan adalah:
25 pasien x 15 menit = 375 menit atau 6,25 jam

Jumlah tenaga perawat harian di unit adalah:


86 x 25 jam x 6,25 jam = 13437,5 jam = 13,90 orang atau 14 orang
24 x 40 960 jam
Angka 24 atau 24 jam adalah menunjukkan jumlah jam dalam satu hari, sedangkan 40
atau 40 jam adalah jumlah jam kerja perawat dalam satu minggu. Nilai ini merupakan
nilai baku.

Jadi jawabannya adalah


a) Dinas pagi : 14 x 47% = 7 orang
Dinas sore : 14 x 36 % = 5 orang
Dinas malam : 14x 17% = 2 orang
b) Komposisi perawat ahli : 14 x 55% = 7,7 atau 8 orang
Komposisi perawat tidak ahli : 14 x 54% = 6,3 atau 6 orang
c) Jumlah perawat di ruang rawat inap 14 orang
III. Contoh Kasus 4 : Perhitungan menggunakan metode Ilyas
Diketahui ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit DR.. Mintohardjo memiliki jumlah
tempat tidur (TT) 30 buah. Rata-rata BOR/tahun adalah 75%. Rata-rata jam
keperawatan/hari adalah 8 jam atau 40 jam/minggu. Jumlah hari libur satu tahun yaitu cuti
12 hari, hari libur nasional 12 hari. Berapa jumlah perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit
DR. mintohardjo tersebut?
Jawab :

Tenaga Perawat =
( /)

6 (75% 30) 365


=
255 8
6 22.5 365
=
2040
49275
=
2040

= 24,15 = 224 orang.


Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan ialah 224 orang.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit adalah
tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Untuk hal ini
dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama tentang
ketenagaan. Perencanaan ketenagaan ini harus benar-benar diperhitungkan sehingga tidak
menimbukan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga memungkinkan kualitas
pelayanan akan menurun. Bila hal ini dibiarkan akan menyebabkan angka kunjungan
klien ketempat pelayanan kesehatan akan menurun sehingga pendapatan rumah sakit juga
akan menurun.

Seorang menajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan ketenagaan


dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang didasarkan pada data-
data kepegawaian sesuai dengan yang ada di rumah sakit tersebut. Dalam melakukan
penghitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, kita dapat menggunakan
beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada prinsipnya hampir sama akan
tetapi memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi tertentu dari sistem pemberian layanan
asuhan keperawatan kepada klien.

B. SARAN
Bagi Mahasiwa
Berdasarkan kekurangan yang sudah disampaikan oleh penulis, diharapkan
mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang
manajemen keperawatan, bahkan mengembangkan metode perhitungan dalam
perencanaan tenaga keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di
Indonesia.
Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar tidak hanya meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan (care giver), tetapi juga meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam hal manajerial (koordinator) baik dalam
manajemen kasus atau mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal.

Bagi Dunia Keperawatan


Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, manajemen keperawatan dalam
perencanaan tenaga keperawatan dapat terus ditingkatkan sehingga dapat menambah
pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan untuk
mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yaslis. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diunduh 1 Maret 2017 Pukul 22.30 WITA.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional,


Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai