Anda di halaman 1dari 8

KLASIFIKASI PASIEN

A. Definisi
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan kompleksitas
persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai
dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk
memberikan perawatan.
B. Tujuan Sistem klasifikasi Pasien
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah
usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut
Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang
dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas
sehari-hari, kesehatan umum, dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan)
dipakai untuk menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat yang dibutuhkan pasien di dalam
klasifikasi tersebut. Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga. Hal ini
dilakukan untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori yang dibutuhkan
untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit.
C. Sistem klasifikasi Pasien
Kategori keperawatan klien menurut Swanburg (1999) terdiri dari :
1. Self-care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan pengobatan. Klien
melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri.Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan
waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
2. Minimal care
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan pengobatan tertentu,
misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi.Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan
waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
3. Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
4. Mothfied intensive care
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.
5. Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.
Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut Donglas
(1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tigakategori, yaitu perawatan
miniaml, perawatan intermediate, dan perawatan maksimal atau total.
1. Perawatan minamal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah
klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian, termasuk minum.
Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain
pada klien dengan klasifikasi ini adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan
minimal, status psikologis stabil, dan persiapan pprosedur memerlukan pengobatan.
2. Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah
klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan minum. Ambulasi serta
perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan
pengobatan lebih dan sekali. Kateter Foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien
dengan pemasangan infus serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
3. Perawatan maksimal atau total
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah
klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur, observasi tanda vital setiap 2 jam,
makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik Tube), menggunakan terapi intravena,
pemakaian alat penghisap (suction), dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi.
II PERHITUNGAN TENAGA
C. Perhitungan Tenaga Perawat.
Didalam penerapan kebutuhan ketenagakerjaan harus diperhatikan adanya faktor yang terkait
beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut :
a. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit
b. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
c. Rata-rata hari perawatan klien
d. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
e. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan
f. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung
g. Pemberian cuti
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-
hal, sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai dengan jenis
penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan harapan pasien
dan keluarga.
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman
kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, lay out keperawatan, fasilitas dan
jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau diagnostik, pelayanan
penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan.
2. Rumusan perhitungan tenaga perawat
a. Peraturan Men.Kes.R.I. No.262/Men.Kes./Per/VII/1979 menetapkan bahwa perbandingan
jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah perawat adalah sebagai berikut :
Jumlah tempat tidur : Jumlah perawat = 3-4 tempat tidur : 2 perawat.
b. Hasil Work Shop Perawatan oleh Dep.Kes RI di Ciloto Tahun 1971 menyebutkan bahwa :
Jumlah tenaga keperawatan : pasien = 5 : 9 tiap shift.
c. Menggunakan sistem klasifikasi pasien berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga.
Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg &
Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan
menggunakan standar sebagai berikut :
a) Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari
 kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
 makanan dan minum dilakukan sendiri
 ambulasi dengan pengawasan
 observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
 minimal dengan status psikologi stabil
 perawatan luka sederhana.
b) Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari
 kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
 observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
 ambulasi dibantu
 pengobatan dengan injeksi
 klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
 klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.
c) Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari
 semua kebutuhan klien dibantu
 perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
 observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
 makan dan minum melalui selang lambung
 pengobatan intravena “perdrip”
 dilakukan suction
 gelisah / disorientasi
 perawatan luka kompleks
D. Metode – metode Cara Perhitungan Ketenagakerjaan
Tingkat ketergantungan perhitungan tenaga perawat ada beberapa metode, antara lain
yaitu
 Metode Douglas
 Metode Sistem Akuitas
 Metode Gillies
 Metode Swanburg
Penjelasan dari metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan adalah sebagai
berikut :
1) Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan
dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai
nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Jumlah Pasien Klasifikasi Klien Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan
ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total. Maka jumlah perawat yang
dibutuhkan:
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11Orang
2) Metode Sistem Akuitas
Kelas I : 2 jam/hari
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Kelas IV : 6 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift ¨ Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%
Contoh :
Rata rata jumlah klien
1. kelas I = 3 orang x 2 jam/hari = 6 jam
2. kelas II = 8 orang x 3 jam/hari = 24 jam
3. kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam
4. kelas IV = 2 orang x 6 jam/hari = 12 jam
Jumlah jam : 60 jam
- pagi/sore = 60 jam x 35% = 2.625 orang (3 orang)
8 jam
- Malam = 60 jam x 30% = 2.25 orang (2 orang )
8 jam
jadi jumlah perawat dinas 1 hari = 3+3+2 = 8 orang.
3) Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan
adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari x hari/tahun
Jumlah hari/tahun - hari libur xjmlh jam kerja
Masing-maasing tiap perawat
Perawat
jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun
= jumlah jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun
= jumlah perawat di satu unit
Prinsip perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
1. waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi
pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam , keperawatan partial (partial care
) = ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif
(intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
2. Waktu keperawatan tidak langsung
∙ menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
∙ menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari
3. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien
4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan
rata - rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari
5. Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.
6. Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur = 52 hari
( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka
harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8
hari).
7. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari maka
40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8jam per hari)
8. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi
kekurangan /cadangan ).
9. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
Contoh
1. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
2. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan
ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
3. Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam
kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
4. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)
 Jumlah jam keperawatan langsung
- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah jam = 63 jam
 Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
 Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam
Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :
63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari
17 orang
Jadi,,
1. Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )
(365 – 73) x 7 2044
2. Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang
4) Metode Swansburg
Contoh:
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari.
1) total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam jumlah perawat yang dibutuhkan : 85 /
7 = 12,143 ( 12 orang) perawat/hari
2) Total jam kerja /minggu = 40 jam jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84 shift/minggu
jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang (jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6
hari kerja perminggu dan 7 jam/shift)
Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan untuk pembagian
proporsi dinas dalam satu hari ¨ pagi : siang : malam = 47 % : 36 % : 17%
Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang
 Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang
 Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
 Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang
Cara Swansburg (1999)

Jumlah rata-rata pasien/ hari x jumlah perawat/ pasien/ hari


Jam kerja/ hari

Contoh: Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah, rata-rata pasien perhari 15
orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja 7 jam/hari
Cara menghitung
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah shift dalam seminggu: 11 x 7 = 77 shift
Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/ minggu dan 7 jam/ hari maka jumlah
perawaty yang dibuthkan = 77 : 6 = 12,83 atau 13 orang.

DAFTAR PUSTAKA
DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,.
Mosby -
year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition.
Philadelphia :
WB Saunders.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses
(3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000). Leaderships Roles and Management
Functions in
Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and
leadership for
nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers

Anda mungkin juga menyukai