A. Definisi
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai
untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang
dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien
adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan
menentukan nilai produktivitas.
1. Self-care
2. Minimal care
3. Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5
jam/24 jam.
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5
jam/24 jam.
5. Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24
jam.
Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut
Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga
kategori, yaitu perawatan miniaml, perawatan intermediate, dan perawatan
maksimal atau total.
1. Perawatan minamal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti
pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika
melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini
adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status
psikologis stabil, dan persiapan pprosedur memerlukan pengobatan.
2. Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan
minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu
klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter Foley
atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta
persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur, observasi
tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik Tube),
menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan kadang
klien dalam kondisi gelisah/disorientasi.
D. Faktor Pendukung
1. Penjadwalan
2. catatan personal.
3. Laporan bertahap
4. Pengembangan anggaran
Dalam tahun anggaran hanya dapat terealisasi sekitar 16% dari anggaran yang
diusulkan, pendidikan perawat dengan latar belakang spk 31%. Perawat yang
mempunyai pendidikan profesi satu orang, oleh sebab itu, RS belum
mempunyai perencanaan untuk pelatihan bagi tenaga perawat yang
berkesinambungan dan proaktif.
7. Pengendalian mutu
Agar tenaga kerja kesehatan terus diupdate dengan teknologi terkini dan untuk
memastikan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, tenaga kerja
kesehatan membutuhkan pelatihan jangka pendek yang diselenggarakan secara
reguler.
Sebagian besar sistem klasifikasi pasien yang efektif adalah salah satu
yang secara spesifik ditimbulkan dari situasi klinik diamana sistem ini akan
digunakan . Apabila keahlian dan waktunya mengijinkan , wakil pimpinan
keperawatan dari menyusun atau mengambil sistem klasifikasi pasien
kantor perwakilan , Para perawat eksekutif harus mengijinkan para personal
keperawatan perwakilan kantor untuk memutuskan tipe pandangan
klasifikasi yang mana digunakan , mengembangkan standar-standar waktu
tertentu kantor perwakilannya sendiri , menjelaskan kondisi-kondisi pasien
tertentu dan elemen-elemen perawatan , serta melakukan validasi kriteria
klasifikasi sebelum melaksanakan sistem. Tidak hany sistem klasifiksai
pasien yang harus diinduvidualisasi untuk penggunaan kantor perwakilan,
tetapi juga sistem tersebut juga harus disesuaikan agar sesuai dengan tipe-
tipe kebutuhan para pasien yang bebeda dalm unit-unit keperawatan yang
tidak sama. Ketika sistem klasifikasi pasien GRASP digunakan dalam suatu
komunitas rumah sakit timur, para perawat dalam unit psikiatrik merasa
perlu untuk membuat sistem meningkatkan ketepatannya akan psikiatrik
para pasien ( Ehrman, 1987).
2. Rata-rata sejarah. Manajer membagi jumlah jam kerja yang dimiliki oleh
staf keperawatan dalam suatu klinik khusus tahun sebelumnya dari
jumlah perawatan pasien perhari selama tahun yang sama. Metode ini
murah dan mudah tetapi dilarang, karena banyak waktu staf yang masuk
kedalam perhitungan.
Pada waktu yang sama dengan jam-jam keperawatan pasien per hari
diperhitungkan, parapeneliti harus memutuskan tugas-tugas keperawatan
yang mana yang harus diberikan oleh para perawat profesional dan tugas
yang mana ynag dapat dilakukan dengan aman oleh para personal
tambahan. Informasi yang lain akan berguna dalam menentukan suatu
gabungan karyawan yang profesional dan bukan profesional secara
optimal.
2. Tingkatan penyakit
Tidak ada satupun dari kunci penemuan-penemuan yang hadir: nilaii 0-4
1. Keragaman penyakit.
2. Ketergantungan pasien.
3. Kekomplekan keperawatan.
4. Waktu
PENDAHULUAN
HAKEKAT KETENAGAAN
Dari pandangan dasar tersebut akan terbentuk pola ketenagaan yang sesuai
dengan gambaran pimpinan.
b. Program rekruting
c. Metode rekruting
e. Prosedur penerimaan
- proses seleksi
n Prosedur lamaran
a. Data biografi
c. Wawancara .
1) Orientasi :
* Orientasi institusi :
n Kebijakan personalia
* Orientasi pekerjaan :
n Menjelaskan job deskripsi yang ada sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.
2). Pengembangan :
3). Penghargaan :
-Senioritas
Manfaat :
n memotivasi
Tujuan:
n Pengembangan
n Mengurangi kejenuhan
n Reorganisasi
n Kondisi kesehatan.
a. kemangkiran/absen
Prosentase absen:
---------------------------------------- X 100
n sakit
Pola absensi :
n sering pendek-pendek
n jarang panjang
n sistem pencatatan
n kunjungan rumah
n kesejahteraan karyawan
n swasana kerja
n sistem penghargaan
Perhitungan :
------------------------------------- X 100
Mengurangi turn-over :
n peningkatan penugasan
n pengembangan
Sebab :
n merasa terisolasi
3.Pengembangan Staf
Tujuan :
Macam pengembangan :
n Orientasi
Pengaturan :
n Di rumah Sakit yang besar mempunyai bagian tersendiri yang mengkait pada
bagian personalia .
4 Penjadwalan
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal / unit
tertentu.
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti
tahunan
10. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.
2. Penjadwalan siklus harus mencakup hari kerja yang mengenakan dan yang tidak
mengenakan serta jam kerja yang adil antara karyawan
5. Metode ini harus dikenal sebelum diterapkan dan jumlah tenaga serta komposisi
cukup untuk setiap unit dan shift
1. Frekwensi dan fariasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya pada sensus
pasien
4. Delegasi untuk diagnostik dan terapi yang seharusnya merupakan beban dokter
Penanggulangan tenaga :
1. Perawat dapat menyusun pola hidup dalam keluarga, dapat terlibat pada aktifitas
sosial atau melanjutkan/ meningkatkan pengetahuan, sekolah formal, non formal.
2. Kepala ruang akan lebih mudah mengewaluasi, karena waktu cocok dan
dipilihnya sendiri dan diharapkan dapat bekerja lebih baik.
Rotasi dalam grup / shift tetap bermanfaat agar staf dapat memahami
ruang lingkup kerja dalam shift yang berbeda-beda sehingga dapat menghargai
setiap shift.
5. Perencanaan tenaga
Menurut Hanson :
12 jam / 24 jam.
12 jam / 24 jam.
a) Segalanya diberikan/dibantu.
d) Pemakaian suction.
e) Gelisah, disorientasi.
Depkes (2002):
d) Terpasang infuse.
4) Perawatan maksimal :
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi
Anak-anak 4 jam
40 % non-profesional
60 % profesional.
n tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik
n kebijakan personalia
n mutu pelayanan
Rumusan Perhitungan :
(365-C) x jam
kerja /hari
Keterangan :
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan.
Untuk
penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.
Formula berdasarkan
Intermediate
CONTOH ;
Diketahui jam efektif Ruang rawat inap sebesar 3,5. BOR Jan. Des.2005
sebesar 69,5%, libur minggu 52 hr,cuti 12 hr,libur nasional 18 hr, kapasitas tempat
tidur 25.
Jumlah jam kerja perawatan per tahun x jam kerja perawat per hari
( 365 82) x 7
283 x 7
1981
Jadi kebutuhan tenaga menurut Gillies = 11orang + 1 Ka ruang = 12 orang.
1 Minimal 6 2 12
Jumlah 18 55,18
Faktor koreksi :
P S M
a. Jumlah pasien rata-rata per hari kali rata-rata jam perawatan dalam 24
jam (jam efektif) dikalikan jumlah hari dalam 1 tahun adalah merupakan
b. Hari kerja efektif dikalikan jam kerja sehari merupakan jumlah jam
c. Tenaga yang dibutuhkan adalah jumlah jam perawatan dalam 1 tahun dibagi
jumlah jam kerja perawat dalam 1 tahun ( a : b).
1. Melakukan survey untuk tiap pasien dibangsal untuk 10 - 15 hari tetapi tidak
dilakukan dengan hari yang berurutan untuk mencegah pengulangan pada pasien
yang sama. Tujuan untuk menentukan jumlah pasien yang memerlukan :
berapa lamanya waktu yang digunakan dalam tiap kegiatan, yang bertujuan
untuk mengetahui macam perawatan apa yang dibutuhkan oleh pasien apakah
perawatan maksimal, partial atau minimal.
3. Membuat kumpulan data dari kategori perawat yang melaksanakan kegiatan itu
dengan jumlah waktunya.
4. Hitung jumlah jam yang dipakai untuk tiap aktivitas dalam tiap waktu dinas
( pagi, sore, malam ) menurut kualifikasi pasien.
6. Setelah menghitung tenaga yang dibutuhkan maka perlu tambahan waktu untuk
pengembangan.
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
3. Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit Jen Yanmed,
cetakan 1,