Anda di halaman 1dari 7

1.

Metode Formulasi Nina

Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.


Contoh :
Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatkan jumlah rata-
rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam
perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat
di ruang tersebut adalah :

-  Tahap I
A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari

-  Tahap II
B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari.
B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200

-  Tahap III
C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam

-  Tahap IV
D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun.
D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500
Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah
nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.

-  Tahap V
E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.
E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang)
Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan
dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)

2. Metode Hasil Lokakarya Keperawatan

Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan
untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut :

Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) + 25%


Hari kerja efektif x 40 jam
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi
ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian (sedangkan angka 7 pada
rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).

Standar ketenagaan Perawat di Rumah Sakit


Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan menurut direktorat
pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja
yang ada pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a.    Rawat inap
Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan :
-   tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
-   rata-rata pasien per hari
-   jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
-   jam perawatan yang diperlukan/ ruanagan / hari
-   jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari
b.     Jumlah tenaga untuk kamar operasi
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi :
-   jumlah dan jenis operasi
-   jumlah kamar operasi
-   Pemakain kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerja
-   Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/ im)
Tingkat ketergantungan pasien:
-   Operasi besar: 5 jam/ operasi
-   Operasi sedang: 2 jam/ operasi
-   Operasi kecil: 1 jam / operasi
( Jml. Jam perawatan/ hari x jml. Operasi) x jml perawat dlm tim x 2
jam kerja efektif/ hari

Contoh kasus:
Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian:
operasi besar: 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang
cara penghitungan:
{(6 x 5 jam) + (15 x 2) + (9 x 1)} x 2 = 19,71 + 1 (perawat cadangan inti)
7 jam
c.    Di Ruang Penerimaan
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan di RR : 1 jam
1,15 x 30 = 4,92 orang (dibulatkan 5 orang)
Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD.
d.   Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat
Dasar perhitungan di gawat darurat adalah :
-       rata-rata jumlah pasien perhari
-       Jumlah jam perawatan perhari
-       Jam efektif perhari
Contoh kasus:
rata-rata jumlah pasien perhari = 50
jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:
50 x 4 = 28,6 = 29 orang + loss day ( 78 x 29) = 29 orang + 8 orang = 37 orang
e.    Critical Care
rata-rata jumlah pasien perhari = 10
jumlah jam perawatan perhari = 12
jadi jumlah kebutuhan tenaga perawat di Critical Care:
10 x 12 = 17,14 = 17 orang +loss day ( 78 x 17) = 17 + 5 orang = 22 orang
f.     Rawat Jalan
Jumlah pasien perhari = 100
Jumlah jam perawatan perhari = 15
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan:
100 x 15 = 4 orang + koreksi 15% ( 4 x 15%) = 4 orang + 0,6 = 5 orang

3. Menghitung Tenaga Perawat Berdasar Full Time Equivalent (FTE)


FTE adalah jumlah jam kerja pegawai dalam periode waktu tertentu, seperti satu bulan
atau satu tahun (Nursalam, 2011). FTE menganalisis, mengambil keputusan dan
mengimplementasikan proses yang menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan,
menentukan keterampilan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan keterampilan tersebut. Beberapa hal penting dalam menghitung kebutuhan pegawai
dengan metode FTE adalah spesifikasi proses kinerja, standar dan beban kerja. untuk suatu
proses atau aktivitas, jumlah jam kerja pada suatu posisi pekerjaan. Penentuan jumlah dan
jenis perawat menggunakan metode FTE didasarkan pada konsep bahwa seorang perawat
bekerja selama 40jam/minggu atau 2080 jam dalam periode 52 minggu. Jumlah waktu
tersebut meliputi waktu produktif dan non produktif, sedangkan yang dipertimbangkan hanya
waktu produktif yang digunakan untuk perawatan pasien. Metode perhitungan ini juga
mempertimbangkan hari perawatan dan klasifikasi pasien berdasarkan tingkat
ketergantungannya karena akan mempengaruhi jumlah jam perawatan yang dibutuhkan
(Nursalam, 2011). Tidak semua waktu digunakan sepenuhnya oleh seorang perawat untuk
bekerja. Ada waktu yang dihabiskan untuk libur, sakit, melanjutkan pendidikan dan
sebagainya, oleh sebab itu waktu produktif seorang perawat dalam satu tahun diperkirakan
sebesar 85% yaitu 1768 jam/tahun (Hendrich, et. al., 2008).
Jumlah perawat sesuai metode FTE dihitung dengan mengalikan jam perawatan per 24
jam dengan hari rawat inap, Jam perawatan pasien per 24 jam merupakan penjumlahan
semua waktu yang digunakan perawat untuk melakukan perawatan langsung maupun tidak
langsung (Erlin K, et. al., 2011). Metode FTE yang digunakan di rumah sakit
mempertimbangkan hari rawat inap dan klasifikasi tingkat ketergantungan karena klasifikasi
tersebut mempengaruhi jumlah jam perawatan yang diperlukan. Penentuan kebutuhan tenaga
perawat harus memperhatikan beberapa faktor yang terkait dengan beban kerja perawat,
diantaranya adalah jumlah pasien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit rawat inap,
kondisi atau tingkat ketergantungan pasien, rata-rata hari perawatan pasien, pengukuran
perawatan langsung dan tidak langsung, frekwensi tindakan yang dibutuhkan, rata-rata waktu
keperawatan langsung dan tidak langsung, pemberian cuti/pelatihan/sakit.
Metode FTE W = 3 (PDi x ACHi) ∑
Keterangan:
W = Beban kerja,
Pdi = Proyeksi jumlah hari perawatan pasien,
∑ = Jumlah tingkat klasifi kasi pasien,
ACHi = Rerata jumlah jam kerja perawat,
3 = Konstanta sesuai tingkat klasifi kasi pasien (minimal, parsial dan total)

Rimbara Susilo. 2015. Calculation of Nursing Staff Using Full Time Equivalent in Adi
Husada Undaan Wetan Hospital Surabaya

4. Berdasarkan pengelompokan unit kerja di Rumah Sakit (Depkes,2011)

Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja yang
ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit
sebagai berikut.
a.      Rawat inap
Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan:
·         tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus;
·         jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien;
·         jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari;
·         jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam per hari.
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi dengan hari
libur/cuti/hari besar (loss day).
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non-nursing
jobs), seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihanruangan kebersihan alat-alat
makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) × 25%
Jumlah tenaga: tenaga yang tersedia + faktor koreksi
·         Tingkat ketergantungan pasien:
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap
asuhan keperawatan/kebidanan.
1)   Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:
a)    kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;
b)   makan dan minum dilakukan sendiri;
c)    ambulasi dengan pengawasan;
d)   observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;
e)    pengobatan minimal, status psikologis stabil.
2)      Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
a)      kebersihan diri dibantu makan minum dibantu;
b)      observasi tanda-tanda vital setiap empat jam;
c)      ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
3)      Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
a)      sebagian besar aktivitas dibantu;
b)      observasi tanda-tanda vital setiap 2–4 jam sekali;
c)      terpasang kateter Foley, intake dan output dicatat;
terpasang infus;
d)     pengobatan lebih dari sekali;
e)      persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
4)      Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
a)      segala aktivitas dibantu oleh perawat;
b)      posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap dua jam;
c)      makan memerlukan NGT dan menggunakan suction;
d)     gelisah/disorientasi.
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non-nursing


jobs) seperti contohnya: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan
alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day) × 25%
b.      Jumlah tenaga untuk kamar operasi
Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi:
·      jumlah dan jenis operasi;
·      jumlah kamar operasi;
·      Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja;
·      Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim);
·      Tingkat ketergantungan pasien:
1)      Operasi besar: 5 jam/ operasi;
2)      Operasi sedang: 2 jam/operasi;
3)      Operasi kecil: 1 jam /operasi.
Rumus:

c.       Jumlah tenaga di ruang penerimaan


1) Ketergantungan pasien di ruang penerimaan: 15 menit
2) Ketergantungan di RR: 1 jam

 
Perhitungan di atas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD
d.      Jumlah tenaga di instalasi gawat darurat
Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
1.      Rata-rata jumlah pasien per hari
2.      Jumlah jam perawatan per hari
3.      Jam efektif per hari

Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan

e.       Critical Care
1.      Rata-rata jumlah pasien/hari = 10
2.      Jumlah jam perawatan/hari = 12

Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan


f.       Rawat Jalan
1.      Jumlah pasien/hari = 100 orang
2.      Jumlah jam perawatan/hari = 15 menit

Ditambah koreksi 15%


g.      Kamar Bersalin
1.      Waktu pertolongan kala I−IV = 4 jam/pasien
2.      Jam kerja efektif = 7 jam/hari
3.      Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang

Ditambah lost day.

Anda mungkin juga menyukai