FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2020 1. Metode Formulasi Nina Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga. Contoh pengitungannya: Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata- rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb: - Tahap I Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari - Tahap II Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200 - Tahap III Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun. C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam - Tahap IV Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500 Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan. - Tahap V Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang) Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)
2. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan
Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut : Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) + 25% Hari kerja efektif x 40 jam Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian (sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu). a. Rawat inap Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan : - tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus - rata-rata pasien per hari b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi : - jumlah dan jenis operasi - jumlah kamar operasi Tingkat ketergantungan pasien: - Operasi besar: 5 jam/ operasi - Operasi sedang: 2 jam/ operasi ( Jml. Jam perawatan/ hari x jml. Operasi) x jml perawat dlm tim x 2 jam kerja efektif/ hari Contoh kasus: Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian: operasi besar: 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang cara penghitungan: {(6 x 5 jam) + (15 x 2) + (9 x 1)} x 2 = 19,71 + 1 (perawat cadangan inti) 7 jam c. Di Ruang Penerimaan Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit Ketergantungan di RR : 1 jam 1,15 x 30 = 4,92 orang (dibulatkan 5 orang) Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD. d. Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat Dasar perhitungan di gawat darurat adalah : - rata-rata jumlah pasien perhari - Jumlah jam perawatan perhari - Jam efektif perhari Contoh kasus: rata-rata jumlah pasien perhari = 50 jumlah jam perawatan perhari = 4 jam Jam efektif perhari = 7 jam Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD: 50 x 4 = 28,6 = 29 orang + loss day ( 78 x 29) = 29 orang + 8 orang = 37 orang e. Critical Care rata-rata jumlah pasien perhari = 10 jumlah jam perawatan perhari = 12 jadi jumlah kebutuhan tenaga perawat di Critical Care: 10 x 12 = 17,14 = 17 orang +loss day ( 78 x 17) = 17 + 5 orang = 22 orang f. Rawat Jalan Jumlah pasien perhari = 100 Jumlah jam perawatan perhari = 15 Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan: 100 x 15 = 4 orang + koreksi 15% ( 4 x 15%) = 4 orang + 0,6 = 5 orang g. Kamar Bersalin Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s.d. kala IV = 4 jam/ pasien Jam efektif kerja bidan = 7 jam/ hari Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang Contoh : jumlah bidan yang diperlukan adalah: 10 x 4 jam = 40 = 5,7 = 6 orang + loss day ( 78 x 1,6 ) = 6 + 2 = 8 orang Penetapan jumlah klien Petunjuk penetapan jumlah klien berdasarkan derajad ketergantungan : a. dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama 22 hari b. Setiap klien dinilai berdasarkan criteria klasifikasi klien (minimal mmemenuhi tiga kriteria) c. Kelompok klien sesuai dengan klasifikasi dengan memberi tanda tally (I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah klien yang ada dalam klasifikasi minimal, parsial dan total d. Bila klien hanya mempunyai satu criteria dari klasifikasi tersebut maka klien dikelompokkan pada klasifikasi di atasnya.
3. Menghitung tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE).
Konsep FTE didasarkan bahwa seorang perawat bekerja penuh waktu dalam setahun, artinya bekerja selama 40 jam/minggu atau 2.080 jam dalam periode 52 minggu. Jumlah waktu tersebut meliputi waktu produktif maupun nonproduktif, sedangkan yang dipertimbangkan hanya waktu produktif yang digunakan untuk perawatan pasien. Cara ini juga mempertimbangkan hari perawatan dan klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungannya karena akan memengaruhi jumlah jam perawatan yang dibutuhkan. Contoh penghitungan FTE dan tenaga perawat: Total beban kerja unit (W) atau jumlah jam kerja perawat dapat ditentukan berdasarkan jumlah rerata jam perawatan dalam 24 jam (ACH) dan hari perawatan pasien (PD) menggunakan rumus berikut. Keterangan: W = Beban Kerja (Workload) PD = Hari perawatan pasien ( Patient Days) ACH= Rerata jumlah jam kerja perawat (Average Care Hours per 24 hours) ∑ = jumlah tingkat klasifikasi pasien 5 = konstanta sesuai tingkat klasifikasi pasien Rerata jam perawatan dan hari rawat pasien Tingkat klasifikasi pasien Rerata jam perawatan dalam 24 Proyeksi jumlah hari rawat jam pasien 1 3,5 1500 2 5,0 2500 3 9,0 3000 4 13,0 2100 5 17,5 1100 Berdasarkan tabel hasil di atas dapat dihitung bahwa total beban kerja unit adalah 91.300 jam. Informasi tambahan yang didapatkan adalah: a. 1 FTE = 2.080 jam b. Persentase jam produktif perawat adalah 85% (jadi rerata jam produktif adalah 1.768/FTE) c. Tenaga perawat di unit ini dijadwalkan untuk bekerja sesuai standar yaitu 55% untuk sif siang dan 45% untuk sif malam d. Kualifikasi tenaga perawat adalah 75% Registered Nurse (RN), 15% Licensed Practical Nurse (LPN), 10% Nurse Assistants (NA). Tenaga perawat keseluruhan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut. = 51.64 FTE tenaga perawat yang dibutuhkan dalam satu tahun Jumlah perawat yang dibutuhkan pada sif siang dan malam dihitung dengan cara berikut. a. Siang: 51,64 FTE × 55% = 28,4 FTE b. Malam: 51,64 FTE × 45% = 23,2 FTE.
Jenis tenaga perawat yang dibutuhkan ditentukan dengan cara berikut:
4. Berdasarkan pengelompokan unit kerja dirumah sakit (Depkes, 2011).
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai berikut. a. Rawat inap Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan: • tingkat ketergantunganpasien berdasarkan jenis kasus; • jumlah perawatanyang diperlukan/hari/pasien; • jamperawatanyang diperlukan/ruangan/hari; • jamkerja efektif tiap perawatatau bidan7 jam perhari. Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah: Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi dengan hari libur/cuti/hari besar ( loss day). Loss day = Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan ( non-nursing jobs ), seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan kebersihan alat-alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan. (Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) × 25% Jumlah tenaga: tenaga yang tersedia + faktor koreksi • Tingkat ketergantungan pasien: Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan. 1) Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria: a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri; b) Makan dan minum dilakukan sendiri; c) Ambulasi dengan pengawasan; d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif; e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil. 2) Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria: a) Kebersihan diri dibantu makan minum dibantu; b) Observasi tanda-tanda vital setiap empat jam; c) ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali. 3) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria: a) Sebagian besar aktivitas dibantu; b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2–4 jam sekali; c) terpasang kateter foley, intake dan output dicatat; d) Terpasang infus; e) pengobatan lebih dari sekali; f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur. 4) Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria: a) segala aktivitas dibantu oleh perawat; b) posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap dua jam; c) makan memerlukan NGT dan menggunakan suction ; d) gelisah/disorientasi. Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah: Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor koreksi) dengan: Hari libur/cuti/hari besar (loss day) Loss day = + jumlah perawat yang diperlukan Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non-nursing jobs) seperti contohnya: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan. (Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) × 25% b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi 1) Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi: a) jumlah dan jenis operasi; b) jumlah kamar operasi; c) Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja; d) Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2 orang/tim); e) Tingkat ketergantungan pasien: • Operasi besar: 5 jam/ operasi; • Operasi sedang: 2 jam/operasi • Operasi kecil: 1 jam /operasi. Rumus: c. Jumlah tenaga di ruang penerimaan 1) Ketergantungan pasien di ruang penerimaan: 15 menit 2) Ketergantungan di RR: 1 jam Perhitungan di atas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD d. Jumlah tenaga di instalasi gawat darurat Dasar perhitungan di gawat darurat adalah: 1. Rata-rata jumlah pasien per hari 2. Jumlah jam perawatan per hari 3. Jam efektif per hari Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan e. Critical Care Rata-rata jumlah pasien/hari = 10 Jumlah jam perawatan/hari = 12 Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan f. Rawat Jalan Jumlah pasien/hari = 100 orang Jumlah jam perawatan/hari = 15 menit Ditambah koreksi 15% g. Kamar Bersalin Waktu pertolongan kala I−IV = 4 jam/pasien Jam kerja efektif = 7 jam/hari Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang Ditambah lost day.