Anda di halaman 1dari 7

I.

Perhitungan tenaga perawat

Metode Douglas

Untuk pasien rawat inap , Douglas (1984)menyampaikan standar waktu pelaynan pasien rawat inap
sebagai berikut:

1. Perawatan minimal (mandiri)/self care memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam


2. Perawatan intermediet care/parsial memerlukan waktu : 3-4 jam/24 jam
3. Perawatan maksimal/total care memerlukan waktu : 5-6 jam/24 jam
Pengelompokan pasien di ruang penyakit dalam RS X sebagai berikut :
A. Total care
1. Tn. A, Thypoid perorasi pasca rawat hari ke 2, terpasang NGT, oksigen, kateter, IV line.
2. Tn B, Sirosis Hepatis hari rawat ke 7 dengan ascites abdomen, terpasang NGT, IV line.
B. Parsial care
1. Tn D, DHF hari rawat pertama, observasi febris terpasang IV line.
2. Tn. E, DHF hari ke 4, suhu 37 C, masih terpasang IV line.
3. Tn F, TBC hari ke 3, suhu 38 Cmasih terpasang IV line.
4. tn. I, DM, Ganggren grade 3 diarea ekstremitas kaki kiri, insulin reguler.
5. Tn. K, CRF hari perawatan ke 7, edema ektremitas kaki kiri, insulin reguler.
6. Tn. L, batu ginjal pasca operasi hari ke 3, perawatan luka.
7. Tn. N, batu ginjal, kolik, pasien baru.
8. Tn. O, DHF baru masuk, terpasang IV line, suhu 39 C.
C. Minimal Care
1. Tn. C, Thypoid hari rawat ke 7, pasien pulang.
2. Tn. G, TBC persiapan pulang.
3. Tn. H, Bronchopneumoni hari rawat ke 2, batuk efektif.
4. Tn .J, DM, Insulin reguler.
5. Tn. M, Batu ginjal pre op.

Menurut Perhitungan Douglas


NO MINIMAL CARE PARSIAL CARE TOTAL CARE
PAGI SIANG MALAM PAGI SIANG MALAM PAGI SIANG MALAM
1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3. 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Jumlah perawat yang dibutuhkan


N MINIMAL CARE PARSIAL CARE TOTAL CARE
O PAGI SIANG MALAM PAGI SIANG MALAM PAGI SIANG MALAM
1. 0,17x5=0,85 0,14x5=0,7 0,07x5=0,35 0,27x8=2,16 0,15x8=1,2 0,10x8=0,8 0,36x2=0,72 0,30x2=0,6 0,20x2=0,4
Dibulatkan 1 Dibulatkan Dibulatkan 0 Dibulatkan 2 Dibulatkan Dibulatkan Dibulatkan 1 Dibulatkan Dibulatkan
orang 1 orang orang orang 1 orang 1 orang orang 1 orang 1 orang
Metode Gillies
Dari hasil observasi sesus harian selama 6 bulan disebuah ruangan RS X yang berkapasitas 18 tempat
tidur . didapat jumlah rata-rta klien yang dirawat (BOR) 15 orang per hari. Kroteria klien yang dirawat
tersebut 5 orang dapat melakukan perawatan mandiri, 8 orang perlu diberikan perawatan sebagian
dan 2 orang harus diberikan perawatan total.
Tingkat pendidikan perawat yaitu 3 orang Ners, dan 5 orang D3 Keperawatan. Hari kerja efektif
adalah 5 hari per minggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan
tenaga perawat diruang tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan per hari yaitu:
- Keperawatan mandiri 5 orang klien : 5 x 2 jam = 10 jam
- Keperawatan parsial 8 orang klien : 8 x 3 jam = 24 jam
- Keperawatan total 2 orang klien : 2 x 6 jam = 12 jam
- Keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 15 x 1 jam = 15 jam
- Penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam = 3,75 jam
- Total jam keperawatan keseluruhan 10+24+12+15+3,75= 64,75 jam
b. Menentukan jumlah jam keperawatan per klien per hari
Total jam keperawatan keseluruhan : jumlah klien
64,75 : 15 = 4,31 jam
c. Menentukan jumlah kenutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut dengan
mnggunakan rumus Gillies :
1. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan:
4,31 x 15 x 365 = 23,59 (24 orang)
2. Untuk cadangan 20 %
20% x 24 orang = 4,8 (5 orang)
3. Jadi jumlah tenaga secara keseluruhan 24 = 5 = 29 0rang

Metode Depkes
Diketahui :
1) Jumlah pasien 15 dengan kriteria :
 Pasien gawat : 2 orang
 Pasien bedah : 3 orang
 Pasien penyakit dalam : 10 orang
Jawab :
a) Perhitungan sesuai kategori pasien

RATA-RATA JAM
KATEGORI JUMLAH JAM
NO PASIEN/HARI PERAWATAN
PASIEN PERAWATAN
/HARI
1 GAWAT 2 10 20
PENYAKIT
2 DALAM 10 3,5 35
3 BEDAH 3 4 12
JUMLAH 15 67

Jumlah tenaga perawat yang diperlukan :

Jumlah jam perawatan


Jam kerja efektif per shift

67 = 9,57 perawat
7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan :
Hari libur/cuti/hari besar (los day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti+hari besar X jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

52 + 12 + 14 = 78 X 9,57 = 746,5714 = 2,61


286 286 286

Jumlah tenaga perawatan yang mengerjakan tugas non keperawatan diperkirakan 25


% dari jam pelayanan keperawatan :

Jumlah tenaga keperawatan + Los Day X 25 = 9,57 + 2,61 X 25


100 100

304,5455 = 3,05
100

Jadi jumlah tenaga :

Jumlah tenaga yang tersedia + faktor koreksi : (9,57 + 2,61) + 3,05 = 15,23

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan dibulatkan menjadi 16 perawat


b) Perhitungan sesuai tingkat ketergantungan pasien

RATA-RATA JAM
KATEGORI JUMLAH JAM
NO PASIEN/HARI PERAWATAN
PASIEN PERAWATAN
/HARI

1 Minimal care 5 2 10
2 Parsial care 8 3,08 24,64
3 Total Care 2 6,16 12,32
JUMLAH 15 46,96

Jumlah tenaga perawat yang diperlukan :

Jumlah jam perawatan


Jam kerja efektif per shift

46,96 = 6,709 perawat


7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan :
Hari libur/cuti/hari besar (los day)

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti+hari besar X jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif

52 + 12 + 14 = 78 X 6,709 = 523,30 = 1,829


286 286 286

Jumlah tenaga perawatan yang mengerjakan tugas non keperawatan diperkirakan 25


% dari jam pelayanan keperawatan :

Jumlah tenaga keperawatan + Los Day X 25 = 6,709 + 1,829 X 25


100 100

213,45 = 2,14
100

Jadi jumlah tenaga :

Jumlah tenaga yang tersedia + faktor koreksi : (6,709 + 1,828) + 2,14 = 10,678
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan dibulatkan menjadi 11 perawat

II. Upaya yang harus dilaksanakan oleh manajemen agar mencapai staffing effectiveness:
1. Perekrutan
Manajer harus menyadari kendala perekrutan dan perekrut harus menyadari kebutuhan
deparemen individu dan budaya kedua belah pihak harus memahami filosofi organisasi ,
program befit , skla gaji dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi retensi pegawai. Setelah
terjadi perekrutan , tahap selanjutnya yang digunakan untuk kelanjutan perekrutan adalah
adanya proses wawancara.
2. Seleksi
Seleksi adalah proses pemilihan dari semua pelamar yang berkualitas terbaik untuk
mpekerjaan atau posisi tertentu . Kriteria dari penyeleksian calon pekerja meliputi :
a. Persyaratan pendidikan dan bukti kredensial (misalnya posisi tertentu memerlukan gelar
sarjana)
b. Cek kelengkapan berkas ( riwayat pekerjaan diverifikasi)
c. Test pra kerja (berkaitn dengan kemampuan untuk melakukn pekerjaan tertentu)
d. Pemeriksaan fisik/medis/pada keperawatan pemeriksaan ini sangant diperlukan.
e. Pemutusan hasil seleksi(didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan , bukan pada
pertimbangan nilai dan preferensi pribadi).

III. Pengendalian mutu kualitas keperawatan yang harus dilaksanakan oleh perawat sesuai
dengan kasus pasien

Pengendalian mutu kualitas keperawatan yang harus dilaksankan oleh perawat yang dikaitkan
dengan pengendalian asuhan keperawatan :

- Pendokumentasian asuhan keperawatan


- Adanya sistem standar asuhan keperawatan
- Adanya standart operating procedur (SOP)
- Adanya discharge planning
Uraian perencanaan pulang pasien setelah dirawat di rumah sakit.
- Laporan implementasi
- Laporan statistik
- Adanya resume perawatan
- Mengetahui jasa perawat
- Monitoring tidakan perawat
- Monitoring aktifitas perawat laporan tiap shift
Kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan dapat dibuat berdasarkan konsep
keperawatan dan berfokus pada pasien untuk mengetahui proses dan evaluasi pelayanan yang
diberikan.

Tujuan :

- Meningkatkan asuhan keperawatan.


- Menurunkan biaya , efisien dan efektif.
- Menjaga tindakan tanpa tujuan atau tindakan yang tidak penting.
- Menentukan tingkat kelalaian perawat.

IV. Diskripsi pengarahan yang harus dilaksanakan agar tercipta peningkatan asuhan keperawatan

Pengarahanya itu memberi petunjuk dan menjelaskan tugas secara rinci agar dapat
terselesaikan dengan baik. (KBBI). Pengarahan (direction) merupakan keinginan untuk
membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi/
kekuatan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang
perusahaan.

Pengarahan yang baik dapat menciptakan kerjasama yang efektif dan efisien antara staf.
Pengarahan juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
menimbulkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan, mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja sehingga menjamin keselamatan
pasien dan perawat (Munandar, 2006).

Tenaga professional kesehatan dalam suatu rumah sakit termasuk didalamnya tenaga
keperawatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan dengan pemberian layanan kesehatan
yang profesional, demikian juga dengan pemberian asuhan keperawatan harus dilaksanakan
dengan praktik keperawatan yang professional, salah satu model pelayanan kesehatan yang
professional yaitu dengan menerapkan model asuhan keperawatan profesional.

Asuhan keperawatan professional telah dilaksanakan dibeberapa negara, termasuk rumah


sakit di Indonesia. Hal ini sebagai salah satu upaya rumah sakit tuntuk meningkatkan mutu
asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan keperawatan
professional dan sistematik.
Sistem asuhan keperawatan profesional adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4
unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan asuhan keperawatan
professional (Mark.,Salyer;Wan, 2003 &Nursalam, 2011). Pemberian layanan kesehatan
yang optimal dapat di pengaruhi oleh fungsi manajemen kepala ruangan salah satunya
adalah fungs ipengarahan, karena fungsi pengarahan merupakan suatu proses penerapan
perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan perawatan (Swansburg, 1999).

Pengarahan yang harus dilakukan agar terciptanya peningkatan asuhan keperawatan :

1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim


2. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik
3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
4. Menginformasikan hal- hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep
pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain

Anda mungkin juga menyukai