Metode Douglas
Untuk pasien rawat inap , Douglas (1984)menyampaikan standar waktu pelaynan pasien rawat inap
sebagai berikut:
Metode Depkes
Diketahui :
1) Jumlah pasien 15 dengan kriteria :
Pasien gawat : 2 orang
Pasien bedah : 3 orang
Pasien penyakit dalam : 10 orang
Jawab :
a) Perhitungan sesuai kategori pasien
RATA-RATA JAM
KATEGORI JUMLAH JAM
NO PASIEN/HARI PERAWATAN
PASIEN PERAWATAN
/HARI
1 GAWAT 2 10 20
PENYAKIT
2 DALAM 10 3,5 35
3 BEDAH 3 4 12
JUMLAH 15 67
67 = 9,57 perawat
7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan :
Hari libur/cuti/hari besar (los day)
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti+hari besar X jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
304,5455 = 3,05
100
Jumlah tenaga yang tersedia + faktor koreksi : (9,57 + 2,61) + 3,05 = 15,23
RATA-RATA JAM
KATEGORI JUMLAH JAM
NO PASIEN/HARI PERAWATAN
PASIEN PERAWATAN
/HARI
1 Minimal care 5 2 10
2 Parsial care 8 3,08 24,64
3 Total Care 2 6,16 12,32
JUMLAH 15 46,96
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi dengan :
Hari libur/cuti/hari besar (los day)
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti+hari besar X jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
213,45 = 2,14
100
Jumlah tenaga yang tersedia + faktor koreksi : (6,709 + 1,828) + 2,14 = 10,678
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan dibulatkan menjadi 11 perawat
II. Upaya yang harus dilaksanakan oleh manajemen agar mencapai staffing effectiveness:
1. Perekrutan
Manajer harus menyadari kendala perekrutan dan perekrut harus menyadari kebutuhan
deparemen individu dan budaya kedua belah pihak harus memahami filosofi organisasi ,
program befit , skla gaji dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi retensi pegawai. Setelah
terjadi perekrutan , tahap selanjutnya yang digunakan untuk kelanjutan perekrutan adalah
adanya proses wawancara.
2. Seleksi
Seleksi adalah proses pemilihan dari semua pelamar yang berkualitas terbaik untuk
mpekerjaan atau posisi tertentu . Kriteria dari penyeleksian calon pekerja meliputi :
a. Persyaratan pendidikan dan bukti kredensial (misalnya posisi tertentu memerlukan gelar
sarjana)
b. Cek kelengkapan berkas ( riwayat pekerjaan diverifikasi)
c. Test pra kerja (berkaitn dengan kemampuan untuk melakukn pekerjaan tertentu)
d. Pemeriksaan fisik/medis/pada keperawatan pemeriksaan ini sangant diperlukan.
e. Pemutusan hasil seleksi(didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan , bukan pada
pertimbangan nilai dan preferensi pribadi).
III. Pengendalian mutu kualitas keperawatan yang harus dilaksanakan oleh perawat sesuai
dengan kasus pasien
Pengendalian mutu kualitas keperawatan yang harus dilaksankan oleh perawat yang dikaitkan
dengan pengendalian asuhan keperawatan :
Tujuan :
IV. Diskripsi pengarahan yang harus dilaksanakan agar tercipta peningkatan asuhan keperawatan
Pengarahanya itu memberi petunjuk dan menjelaskan tugas secara rinci agar dapat
terselesaikan dengan baik. (KBBI). Pengarahan (direction) merupakan keinginan untuk
membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi/
kekuatan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang
perusahaan.
Pengarahan yang baik dapat menciptakan kerjasama yang efektif dan efisien antara staf.
Pengarahan juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
menimbulkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan, mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja sehingga menjamin keselamatan
pasien dan perawat (Munandar, 2006).
Tenaga professional kesehatan dalam suatu rumah sakit termasuk didalamnya tenaga
keperawatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan dengan pemberian layanan kesehatan
yang profesional, demikian juga dengan pemberian asuhan keperawatan harus dilaksanakan
dengan praktik keperawatan yang professional, salah satu model pelayanan kesehatan yang
professional yaitu dengan menerapkan model asuhan keperawatan profesional.