Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan

LAPORAN STUDI KASUS


MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh Kelompok 9:

Andreas Walintukan, S.Kep 19062075

Lidya Sondakh, S.Kep 19062091

Meylani Sarulan, S.Kep 19062008

Dessy Pulala, S.Kep 19062107

Sherly Baker, S.Kep 19062011

Jullya Salawati, S.Kep 19062010

Sofia Kelmanutu, S.Kep 19062111

Emirina, S.Kep 19062005

CT:

Grace B. Polii, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

MANADO
2020
JAWABAN TUGAS STUDI KASUS
1. Hitung Berapa Kebutuhan Tenaga Perawat
Jawab :
Data yang diperoleh:
 Rumah Sakit Lasallian mempunyai 275 TT
 Rumah Sakit Lasallian merupakan RS Type C
 Rawat Jalan dengan 14 poliklinik, Kunjungan 255 Pasien/hari
 Perawatan Kelas-3 112 TT, kelas -2 70 TT, Kelas-1 40 TT dan VIP 30 TT, ICU 20
TT Perawatan Obgyn 23 TT
 OK Central 5 Km Operasi
 HD- 5 TT
 CSSD –Laundry
 IGD – Kunjungan rata-rata 98/Hari
 Kamar Bersalin kunjungan 3 persalinan/hari
 Jumlah ketenagaan:
a. Dokter spesialis:
1. Obgyn 2 Org
2. Interna 4 Org
3. Bedah 3 Org
4. Anastesi 2 Org
5. Anak 3 Org
6. Neuro 1 Org
7. Kulit Kelamin 1 Org
8. THT 1 org
9. Radiologi 1 Org
10. PK 1 Orang
11. Mata 1 Org
b. Tenaga Perawatan 195 Org
c. Bidan 10 Org

Penghitungan kebutuhan tenaga yang digunakan yaitu:


1) Metode Rasio (SK Menkes RI No. 262 Tahun 1979).
Menurut Nursalam (2014), metode perhitungan rasio merupakan metode yang
menggunakan tempat tidur dan juga tipe rumah sakit sebagai pembanding untuk
menentukan kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan. Metode rasio ini kami
gunakan untuk menghitung jumlah tenaga keperawatan di ruang rawat inap RS
Lasallian yang terdiri atas ruangan kelas 1, ruangan kelas 2, ruangan kelas 3, VIP dan
ruang Obsgyn
Tabel 2.1 Penghitungan Metode Rasio
No Tipe Rumah Sakit Perbandingan
1 Kelas A dan B TT: Tenaga Medis = (4-7):1
TT: Tenaga Keperawatan = 1:1
TT: Nonkeperawatan = 3:1
TT: Tenaga Nonmedis = 1:1
2 Kelas C TT: Tenaga Medis = 9:1
TT: Tenaga Keperawatan = (3-4): 2
TT: Nonkeperawatan = 5:1
TT:Tenaga Nonmedis = 3:4
3 Kelas D TT: Tenaga Medis = 15:1
TT: Tenaga Keperawatan = 2:1
TT: Tenaga Nonmedis = 6 :1
4 Khusus Disesuaikan

Berdasarkan tabel tersebut, maka jumlah kebutuhan tenaga keperawatan adalah:


Diketahui: Kelas 1 : 40 TT
Kelas 2 : 70 TT
Kelas 3 : 112 TT
VIP : 30 TT
Obgyn : 23 TT
ICU. : 20 TT
Total : 295 TT
RS Lasallian merupakan RSTipe C, maka perbandingan yang digunakan:
TT: Tenaga keperawatan = (3-4): 2
= 3/2 x 295 = 196.6 = 197
= 4/2 x 295 = 147.5 =148
Jadi, jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk ruang rawat inap di RS
Lasallian adalah 183 s/d 138 Orang.
2) Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan pengelompokan unit kerja
dirumah sakit (Depkes, 2011 dalam Nursalam, 2014)
a) Jumlah tenaga untuk kamar operasi
Menurut Nursalam (2014), penghitungan tenaga dikamar operasi didasarkan pada
5 hal yang meliputi
 Jumlah dan jenis operasi
 Jumlah kamar operasi
 Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja
 Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat sirkulasi (2
orang/tim);
 Tingkat ketergantungan pasien
Rumus yang digunakan yaitu:
(Jumlah jam perawatan perhari x jumlah operasi)x jumlah perawat dalam tim
jam kerja efektif perhari
Diketahui:
Jumlah jam perawatan per hari : 6 jam/5x2:7=8,57 = 9.
Jumlah OP :5
Jumlah Perawat dalam tim :2
Jumlah jam kerja efektif : 7 jam
Penyelesaian:
( 6 x 5 ) x 2 30 x 2 60
= = =8,5=dibulatkan menjadi 9
7 7 7
Jadi, jumlah tenaga untuk kamar operasi adalah 9 orang.

b) Rawat Jalan
Penghitungan yang digunakan yaitu:
Rata−rata jumlah pasien perhari x jumlah jam perawatan perhari
+ Koreksi 15 %
Jamkerja efektif perhari ( 7 jam ) x 60 menit
Diketahui:
Rata-rata Jumlah pasien/hari : 255 org x 15: 7x 60 = 28.9= 29. + hasil koreksi
15x100.( cari bagaimana caranya)
Jumlah jam perawatan/hari : 15 menit
Penyelesaian:
255 x 15 3825
+15 %= +15 %
7 x 60 420
¿ 9,10+15 %=9.25 dibulatkan menjadi 9
Jadi, jumlah tenaga untuk rawat jalan adalah 9 orang
c) Kamar Bersalin
Penghitungan ini didasarkan pada data:
 Waktu pertolongan kala I−IV = 4 jam/pasien
 Jam kerja efektif = 7 jam/hari
Rumus yang digunakan:
Rata−rata jumlah pasien perhari x 4 jam
+ Lost day
7 jam
Diketahui:
Rata-rata jumlah pasien/hari : 3 pasien
Lost day : 86/279
3 x 4 86 12 86
Penyelesaian: + = + =1.71+0.30=2
7 279 7 279
86/279 x 2( jumlah perawat di ruangan)
Jadi, jumlah tenaga keperawatan untuk kamar bersalin adalah 2 orang
d) ICU
Hal yang perlu dipe rhatikan:
 Rata-rata jumlah pasien/hari = 10
 Jumlah jam perawatan/hari = 12
Rumus yang digunakan:
Rata−rata jumlah pasien perhari x jumlah jam perawatan perhari
Jam kerja efektif perhari(7 jam)
Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan
Diketahui:
Rata-rata jumlah pasien/hari : 10 pasien
Jumlah jam perawatan/hari : 12 jam
Lost day : 86/279
Penyelesaian:
10 x 12 120
= =17,1
7 7
86
17,1+ X 17,1=22.3
279

Hapuss
Jadi, jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di ruangan ICU adalah 22
orang.
e) Jumlah tenaga di instalasi gawat darurat
Rumus penghitungan:
Jumlah jam perawatan x 52 x 7 x jumlah kunjungan perhari
Jumlah minggu efektif x 40 jam
Diketahui:
Jumlah jam perawatan : 1 jam
Jumlah kunjungan/hari : 98 pasien x1:7 =14 x lost day : 4 orang.
Jumlah minggu efektif : 41 minggu
Penyelesaian:
1 x 52 x 7 x 98 35672
= =21,75
41 x 40 1640
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan diruangan IGD adalah 22 orang.
( metode themend) .
Untuk ruangan hd, tidak dapat dihitung karena data kurang lengkap

2. Hitung Berapa Kekurangan Tenaga Perawat & Bidan


Jawab :
Jumlah Kekurangan Tenaga Keperawatan (perawat dan bidan)
Dari hasil penghitungan kebutuhan tenaga yang sudah dilakukan sebelumnya didapatkan
bahwa jumlah tenaga yang dibutuhkan yaitu:
a) Ruang Rawat Inap : 412-550 orang
b) Kamar Operasi : 9 orang
c) Rawat jalan : 9 orang
d) Kamar bersalin : 2 orang
e) ICU : 22 orang
f) IGD : 22 orang
Total tenaga yang dibutuhkan : 476-614 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang tersedia adalah 195 orang + 10 bidan = 205 orang
Jumlah kekurangan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) adalah 476-205 = 271
orang atau 614-205 = 409 orang.

3. Buat Rencana Rekrutmen Tenaga Perawat & Bidan


Jawab :
PERENCANAAN REKTRUTMEN TENAGA PERAWAT DAN BIDAN

RS LASALLIAN TAHUN 2020

Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga perawat dan bidan di RS Lasallian, maka
kami membuka rektrumen dan seleksi bagi tenaga perawat dan bidan dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Persyaratan
a) Pria/wanita berusia minimal 22 tahun dan maksimal 35 tahun.
b) Pendidikan terakhir:
- Perawat: D3 Keperawatan dan Profesi Ners
- Bidan: minimal D4 Kebidanan
c) Memiliki STR yang berlaku
d) Pengalaman kerja > 2 tahun terhitung dari tanggal terbit STR
e) Berpenampilan menarik
2. Berkas yang dikumpulkan:
a) Curicullum Vitae
b) Ijazah pendidikan terakhir
c) Foto copy STR yang berlaku
d) Foto copy KTP
e) Pas foto 3x4 2 lembar
f) Sertifikat keahlian atau keterampilan khusus (jika ada)

Proses rekrutmen dibuka Jumat, 8 Mei s/d Sabtu 6 Juni 2020

Berkas dapat dikumpulkan langsung di RS Lasallian Jl. Kairagi 1 Kombos Manado


atau bisa secara online di Website https://ppb.rslasallian.com
TAHAPAN SELEKSI REKTRUMEN TENAGA PERAWAT DAN BIDAN

DI RS LASALLIAN TAHUN 2020

1. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi dilakukan dengan tujuan mengecek kelengkapan berkas yang
sudah dikumpulkan oleh pelamar. Pada tahapan ini dilakukan pengecekan mulai dari
CV, STR, serta ijazah pendidikan terakhir. Untuk STR dilakukan pengecekan tahun
terbit dan waktu berlaku sedangkan untuk ijazah dilakukan pengecekan keaslian
ijazah. Pengumpulan sertifikat keahlian atau keterampilan merupakan berkas
tambahan untuk mempermudah institusi menempatkan pelamar dibagian yang sesuai
dengan keterampilan jika nanti memenuhi syarat dan diterima bekerja di RS Lasallian.
2. Wawancara
Pelamar yang sudah memenuhi syarat dan lulus dalam seleksi administrasi akan
dipanggil kembali untuk mengikuti wawancara bersama dengan pimpinan RS atau
kepala bagian SDM RS Lasallian. Sebelum proses wawancara dimulai, pelamar akan
diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan menandatangani formulir tersebut
diatas meterai 6000.
Dalam proses wawancara ini pelamar akan diberikan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan pengalamannya dalam dunia keperawatan maupun kebidanan.
3. Tes Tertulis
Pada hari yang bersamaan setelah wawancara dilaksanakan, pelamar akan
mengikuti tes tertulis selama 90 menit. Pelamar harus menjawab beberapa pertanyaan
mengenai pengetahuan umum dan pengetahuan dasar ilmu keperawatan atau ilmu
kebidanan. Dalam tahap ini juga, pelamar akan diberikan beberapa pertanyaan yang
mengambarkan kepribadian dan karakternya.
4. Tes Kesehatan
Pelamar yang dinyatakan lulus dalam tahap wawancara dan tes tertulis akan
menjalani tes kesehatan (medical checkup) di RS Lasallian. Tes kesehatan yang
dilakukan meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap, foto thoraks dan
EKG. Hasil pemeriksaan ini nantinya akan diumumkan dua hari setelah tes kesehatan
dilakukan.
5. Pelatihan
Pelamar yang dinyatakan lulus dalam seleksi administrasi, wawancara, tes tertulis,
dan tes kesehatan akan dipanggil untuk menerima pengarahan dan mempersiapkan
diri untuk mengikuti pelatihan sebelum bekerja secara langsung diunit kerja yang
ditentukan. Pelatihan ini dilakukan selama 3 hari dengan materi yang diberikan yaitu
tentang Profil RS, patient safety, BHD dan pelatihan penunjang lainnya. Setelah
pelatihan dilaksanakan, pelamar sudah bisa ditempatkan diunit kerja yang ditentukan
oleh pihak RS.
Selama 3 bulan, pelamar akan ditempatkan secara acak diunit kerja hal ini tidak
berlaku bagi pelamar yang memiliki sertifikat keterampilan khusus dan pelamar
bidan. Kemudian akan dilakukan rolling kebeberapa ruangan setiap satu bulan. Hal
ini dilakukan untuk menemukan unit kerja yang tepat bagi pegawai baru.

Proses rekrutmen ini, dapat digunakan sebagai solusi dari masalah yang ada
di rumah sakit lasalian.
4. Berdasarkan Masalah Pelayanan pada RS Lasallian tersebut (3 diatas). Buat
Analisa dan Penyelesaian Masalah
Jawab :
a. Masalah pasien mengeluh perilaku perawat kurang ramah dan kurang peduli
Menurut Nursalam, 2015 kepuasan merupakan perasaan senang pada seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk
yang sesuai dengan harapannya. Kepuasan pasien dapat berhubungan langsung
dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan mengetahui tingkat kepuasan dari pasien
maka manajemen rumah sakit dapat melakukan peningkatan pada mutu pelayanan
rumah sakit.

Menurut Wardhono (2012) Hubungan saling percaya antara perawat dank lien
adalah sangat kursial bagi transpersonal caring.Hubungan saling percaya akan
meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.Pengembangan
hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan
dalam keperawatan karakteristik factor ini adalah kongruen empati dan
ramah.Kongruen berarti perawat menanyakan apa adanya dalam berinteraksi dan
tidak menyembunyikan kesalahan.Perawat bertindak dengan cara yang lebih terbuka
dan jujur.Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan kllien.

Menurut Rangkuti (2014) dalam Nursalam, 2015. Ada enam faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pelanggan terhadap suatu produk, yaitu :

1. Tidak sesuai dengan harapan dan kenyataan;


2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan;
3. Perilaku personel kurang memuaskan;
4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang;
5. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang dan harga
tidak sesuai;
6. Promosi/iklan tidak sesuai dengan kenyataan.

Adapun beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan :

1. Sistem keluhan dan saran;


2. Survey kepuasan pelanggan;
3. Pembeli bayangan;
4. Analisis kehilangan pelanggan.

Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan memenuhi lima karakteristik


(Keandalan, Jaminan, Kenyataan, Empati dan Tanggung Jawab) yang akan dinilai
sendiri oleh pasien. Menurut Nursalam 2013 dalam Nursalam 2015 instrumen
kepuasan pasien dapat dinilai bersarkan lima karakteristik yang dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini :

No Skor Penilaian
Karakteristik
. 1 2 3 4
1 Reliability (Keandalan)
a. Perawat mampu menangani masalah perawatan
Anda dengan tepat dan professional
b. Perawat memberikan informasi tentang fasilitas
yang tersedia, cara penggunaannya dan tata tertib
yang berlaku di RS.
c. Perawat memberitahukan dengan jelas tentang hal-
hal yang harus dipatuhi dalam perawatan Anda.
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang dilarang dalam perawatan Anda.
e. Ketepatanwaktu perawat tiba di ruangan ketika
Anda membutuhkan.
2 Assurance (Jaminan)
a. Perawat memberi perhatian terhadap keluhan yang
Anda rasakan.
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada Anda.
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi tentang
keadaan Anda.
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum ketika
bertemu dengan Anda.
e. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan
tindakan keperawatan kepada Anda.
3 Tangibles (Kenyataan)
a. Perawat memberi informasi tentang administrasi
yang berlaku bagi pasien rawat inap di RS.
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan
ruangan yang Anda tempati.
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-alat
kesehatan yang digunakan.
d. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan
fasilitas kamar mandi dan toilet.
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya.
4 Empathy (Empati)
a. Perawat memberikan informasi kepada Anda
tentang segala tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan.
b. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila Anda
membutuhkan.
c. Perawat sering menengok dan memeriksa keadaan
Anda seperti mengukur tensi, suhu, nadi,
pernapasan dan cairan infus.
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat/status tapi berdasarkan
kondisi Anda.
e. Perawat perhatian dan memberi dukungan moril
terhadap keadaan Anda (menanyakan dan
berbincang-bincang tentang keadaan Anda).
5 Responsiveness (Tanggung Jawab)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada
Anda ketika mengalami kesulitan walau tanpa
diminta.
b. Perawat segera menangani Anda ketika sampai di
ruangan rawat inap.
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti posisi
tidur, dan lain-lain.
d. Perawat membantu Anda untuk memperoleh obat.
e. Perawat membantu Anda untuk pelaksaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.
Keterangan :
1 = Sangat Tidak Puas
2 = Tidak Puas
3 = Puas
4 = Sangat Puas

b. Masalah infeksi nosocomial


Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai peran
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat oleh sebab itu rumah sakit
dituntut memberikan pelayanan kesehatan yang efisien, bermutu dan efektif yang
menjamin keselamatan pasien sesuai dengan standar yang telah ditentukan menurut
(WHO, 2012 dalam Riani, 2019). Rumah sakit merupakan tempat untuk
menyembuhkan penyakit tetapi juga memiliki risiko tinggi menjadi tempat
penyebaran infeksi. Infeksi atau infeksi nosokomial yang didapatkan dari pelayanan
kesehatan yang sekarang dikenal dengan Health Care Associated Infection (HAIs)
merupakan infeksi yang berasal dari rumah sakit yang dapat membahayakan pasien,
dapat juga mengancam keselamatan dan kesehatan pasien (Hapsari, dkk. 2018).

Menurut (Madjid, 2017) Health Care Associated Infections atau infeksi


nosokomial adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan dirumah sakit
atau fasilitas lainnya. Infeksi tersebut tidak ditemukan atau tidak berinkubasi pada
saat pasien masuk tetapi bermanifestasi setelah pasien keluar. Persentasi HAIs
dirumah sakit dunia mencapai 9% atau kurang lebih 1,40 juta pasien rawat inap
terkena infeksi nosokomial menurut (WHO, 2012). Di negara Indonesia melalui
Departemen Kesehatan RI telah melakukan survey pada tahun 2013 terhadap 10
rumah sakit dan didapatkan angka cukup tinggi yaitu 6-16% angka infeksi
nosokomial dengan rata-rata 9,8% menurut (Depkes RI, 2013).

Kasus infeksi nosokomial dirumah sakit dapat meningkatkan angka kesakitan,


angka kematian, mempengaruhi kualitas hidup, ekonomi penderita dan dapar
merugikan rumah sakit. Resiko terpapar infeksi tidak hanya dialami oleh pasien tetapi
bisa juga petugas kesehatan, keluarga dan pengunjung. WHO mendeklarasikan
program keselamatan pasien dengan melakukan tindakan membersihkan tangan
menggunakan strategi 5 moment hand hygiene yaitu sebelum kontak dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah terpapar dengan cairan tubuh pasien,
setelah kontak dengan lingkungan disekitar pasien. Menurut (Riani, 2019) ada
beberapa upaya pencegahan infeksi nosokomial yaitu

1. Kebersihan Tangan. Kebersihan tangan memiliki 6 langkah yang dapat dilakukan


dengan menggunakan antiseptik atau sabun dibawah air mengalir dengan durasi
waktu 40-60 detik atau dengan menggunakan handscrub dengan durasi waktu
20-30 detik yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara
mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme. Kuku petugas harus selalu
bersih dan terpotong pendek, tidak memggunakan kuku palsu, tidak memakai
perhiasan.
2. Alat pelindung diri (APD). Merupakan pakaian khusus atau peralatan yang
dipakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan
infeksius. Tujuan menggunakan APD yaitu melindungi kulit dan membran
mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, kulit yang tidak utuh dan
selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya. Jenis-jenis APD antara lain :
- Sarung tangan terdapat 2 jenis yaitu sarung tangan bedah (steril) digunakan
pada saat melakukan tindakan invasif atau pembedahan sedangkan sarung
tangan sekali pakai (bersih) digunakan pada saat kontak dengan cairan tubuh
pasien, kontak dengan darah dan membran mukoa atau kulit yang terlepas.
Tidak dianjurkan untuk memakai sarung tangan yang telah digunakan sambil
menulis atau memegang status pasien.
- Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari
cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan udara
yang kotor dan melindungi pasien atau permukaan lingkungan udara dari
petugas pada saat batuk atau bersin. Masker yang di gunakan harus menutupi
hidung dan mulut serta melakukan Fit Test (penekanan dibagian hidung).
Tidak dianjurkan untuk menggantung masker dileher, memakai masker hanya
menutupi mulut.
- Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju petugas dari kemungkinan
paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi, ekskresi atau
melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan steril. Segera
ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontaminasi cairan tubuh pasien (darah).
- Goggle dan perisai wajah Harus terpasang dengan baik dan benar agar dapat
melindungi wajah dan mata. Tujuan pemakaian Goggle dan perisai wajah:
Melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan
eksresi
- Sepatu pelindung digunakan untuk melindung kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu tidak
boleh berlubang agar berfungsi optimal. Jenis sepatu pelindung seperti sepatu
boot atau sepatu yang menutup seluruh permukaan kaki
- Topi pelindung digunakan untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang
ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat/daerah steril atau
membran mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk melindungi
kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan tubuh dari pasien.

Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang memungkinkan


tubuh atau membran mukosa terkena atau terpecik darah atau cairan tubuh pasien.
Dianjurkan untuk melepaskan APD segera jika tindakan sudah selesai dilakukan.
Menurut (Syahrir, dkk. 2018) tidak semua APD harus dipakai tetapi tergantung pada
jenis tindakan yang akan dikerjakan.

Untuk mencegah agar infeksi nosokomial tidak terjadi di lingkungan rumah


sakit, tenaga kesahatan, pasien dan keluarga dapat menerapkan beberapa program
yang telah dijelaskan oleh teori diatas antara lain kebersihan tangan yaitu Program
yang dapat dilakukan yaitu menyediakan poster-poster tentang 6 langkah cara
mencuci tangan menurut standar WHO dan menyediakan handrub disetiap depan
ruangan/kamar pasien. Program yang dapat digunakan untuk penggunaan APD antara
lain menyediakan banner didepan ruang perawat tentang cara penggunaan masker
yang tepat dan saat yang tepat untuk memakai sarung tangan.

c. Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Nyaris Cedera


Berdasarkan masalah yang ditemukan yaitu tentang KTD dan KNC yang
tinggi atau masih sering terjadi di Rumah Sakit Lasallian.
Perencanaan tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut
adalah dengan meningkatkan pengetahuan perawat dalam mencegah sebelum terjadi
KTD dan KNC, dengan menggunakan instrumen pengkajian awal dan harus dikuasai
oleh perawat
1. Kejadian Dekubitus
Pada kejadian dekubitus, akan digunakan instrumen pengkajian tentang resiko
terjadinya dekubitus yaitu dengan menggunakan skala Norton.
2. Kesalahan Pemberian Obat Oleh Perawat
Pada kejadian kesalahan pemberian obat oleh perawat, akan lebih diperjelas lagi
tentang prinsip benar obat yang akan di print kemudian di tempelkan di dalam
rekam medik setiap pasien, agar perawat dapat dengan mudah membacanya.
3. Pasien Jatuh
Kemudian untuk kejadian pasien jatuh akan menggunakan instrumen pengkajian,
yaitu skala morse.
4. Flebitis
Untuk mengurangi angka kejadian flebitis akan di berikan instrumen pengkajian,
yaitu VIP atau Visual Infusion Phlebitis
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan adalah untuk
mengurangi angka KTD dan KNC di Rumah Sakit Lasallian maka akan diberikan
kembali penjelasan serta diberikan juga semacam leaflet yang akan dimasukan
kedalam setiap rekam medik pasien dengan tujuan perawat akan selalu membaca dan
melihat apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya KTD dan KNC
5. Buat Analisa SWOT dan Diagram Fish Bone terhadap situasi dan keadaan RS Lasallian
Jawab :
ANALISA SWOT
NO PENGUMPULAN STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITIES\ THREATS
DATA (kekuatan/Kelebihan) (Kelemahan/kekurangan) (Peluang/Kesempatan) (Ancaman)
1 M1(MAN) -rs tipe C - Jumlah tenaga - -
ketenagaan -rumah sakit ruangan keperawatan yang
lengkap tersedia adalah 195
orang perawat dan
10 orang bidan total
205 orang. Jumlah
tenaga keperawatan
yang dibutuhkan
sekitar 271 orang.
2 M2 (material) - Jumlah tempat - - -
Sarana dan prasarana tidur 275 TT
3 M3 ( metode) - - - -
1. Penerapan
MPKP
2. ronde
keperawatan
3. sentralisasi
obat
4. supervise
5. timbang
terima
6. penerimaan
pasien baru
7. discharge
planning
8. Dokumentasi
keperawatan
4 M4 (money) - - - -
5 M5 (mutu) - - Pasien mengeluh - Pasien mendapat - Perawat
1. Keselamatan perilaku perawat kesempatan mengeluh
pasien kurang ramah dan untuk jumlah
2. Kepuasan kurang peduli memberikan perawat tidak
3. Kecemasan - Infeksi nosokomial penilaian sesuai
4. Kenyamanan tinggi terhadap sikap dengan
5. Perawatan diri - Kejadian tidak dan perilaku jumlah
diharapkan dan perawat dalam kebutuhan
kejadian nyaris bentuk pasien
cidera tinggi kuesioner. - Ketersediaan
- Perawat APD yang
mendapat tidak
kesempatan memadai
untuk melakukan - Kurang
Kebersihan kesadaran
tangan (6 dari perawat
langkah 5 untuk
moment). mencuci
- Menggunakan tangan 6
APD yang sesuai langkah 5
moment
- Pembagian
tugas yang
tidak efektif
- Fasilitas yang
rusak atau
tidak
berfungsi
dengan baik
- Kurangnya
fasilitas yang
dibutuhkan.

DIAGRAM FISH BONE

M2 (MATERIAL)
SARANAN & M1 (MAN)
PRASARANAN SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah tenaga keperawatan kurang

MUTU
M3 (METHODE) PELAYANAN
BURUK

Perawat kurang peduli &


Infeksi nasokomnial kurang ramah
yang tinggi

M4 (MONEY) Kejadian tidak diharapkan &


kejadian nyaris cidera

M5 (MUTU)

Anda mungkin juga menyukai